GC Skizofrenia Hebefrenik
GC Skizofrenia Hebefrenik
1 Skizofrenia Hebefrenik
Oleh : Pembimbing :
Rania Ulfah (P2661B) dr. Nadjmir, Sp.KJ
Rasyida Rumaisya (P2666B)
B A B 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Skizofrenia Insiden
Sebuah gangguan psikotik kronik yang
Di Indonesia, penyakit gangguan jiwa
hilang timbul dan merupakan sebuah
merupakan penyakit yang merata dan
sindrom dengan variasi penyebab dan
hampir selalu ada di setiap wilayah
perjalanan penyakit yang luas, serta
dengan prevalensi 1,7 per mil.
jumlah akibat yang tergantung pada
Gangguan jiwa terbanyak ditemukan
perimbangan pengaruh genetik, fisik,
di DI Yogyakarta (2,7 per mil).
dan budaya
Tujuan Penulisan
Manfaat Penulisan
Metode Penulisan
Indonesia
Prevalensi gangguan jiwa berat Prevalensi lebih tinggi pada
pada penduduk Indonesia 1,7 per laki-laki dikelompok usia
mil. Gangguan jiwa berat muda (18-29 tahun) dan
terbanyak di DI Yogyakarta (2,7 per prevalensi lebih tinggi pada
mil), Aceh (2,7 per mil), Sulawesi wanita dikelompok usia
Selatan (2,6 per mil), Bali (2,3 per yang lebih tua (40 tahun
mil), dan Jawa Tengah 2,3 per mil) atau lebih).
Etiologi
Model diatesis-stress
Faktor psikososial
seseorang mungkin memiliki suatu
kerentanan spesifik (diatesis) yang jika
Teori Psikoanalitik dan Psikodinamik
dipapar oleh pengaruh lingkungan
Teori belajar
yang menimbulkan stres akan
Teori tentang keluarga
memungkinkan perkembangan gejala
Teori sosial
skizofrenia
Etiologi
Neurobiologi
e) halusinasi yang menetap dari pancaindera apa saja, apabila disertai baik oleh
waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan
afektif yang jelas, ataupun disertai ole hide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang
menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-
bulan terus menerus;
PPDGJ III f) arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation),
yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan, atau neologisme;
h) gejala-gejala negatif, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan respon
emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya mengakibatkan penarikan diri
dari pergaulan dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal
tersebut tidak disebabkan oleh depresi aatau medikasi neuroleptika
• Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu
satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodromal)
• Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan (overall) quality dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal
behaviour), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tidak bertujuan, tidak
berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self absorbed attitude), dan
penarikan diri secara sosial
Skizofrenia Hebefrenik
• Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia
• Diagnosis hebefrenia pertama kali hanya ditegakkan pada usia
remaja atau dewasa muda (onset biasanya mulai 15-25 tahun)
• Kepribadian premorbid menunjukkan ciri khas: pemalu dan
senang menyendiri (solitary), namun tidak harus demikian untuk
menentukan diagnosis
Skizofrenia Hebefrenik
• Untuk diagnosis hebefrenia yang meyakinkan umumnya diperlukan pengamatan
kontinu selama 2 atau 3 bulan lamanya, untuk memastikan bahwa gambaran yang
khas berikut ini memang benar bertahan:
a) perilaku yang tidak bertanggung jawab dan tidak dapat dirmalkan, serta mannerism;
ada kecenderungan untuk selalu menyendiri (solitary), dan perilaku menunjukkan
hampa tujuan dan hampa perasaan;
b) afek pasien dangkal (shallow) dan tidak wajar (inappropriate), sering disertai
cekikikan (giggling) atau perasaan puas diri (self-satisfied), senyum sendiri (self-
absorbed smiling), atau oleh sikap tinggi hati (lofty manner), tertawa menyeringai
(grimaces), mannerism, mengibuli secara bersenda gurau (pranks), keluhan
hipokondriakal, dan ungkapan kata yang diulang-ulang (reiterated phrases);
c) proses piker mengalami disorganisasi dan pembicaraan tak menentu (rambling)
serta inkoheren
• Gangguan afektif dan dorongan kehendak, serta gangguan proses pikiri umumnya
menonjol. Halusinasi dan waham mungkin ada tetapi biasanya tidak menonjol
(fleeting and fragmentary delusions and hallucinations). Dorongan kehendak (drive)
dan yang bertujuan (determination)hilang serta sasaran ditinggalkan, sehingga
perilaku penderita memperlihatkan ciri khas, yaitu perilaku tanpa tujuan (aimless) dan
tanpa maksud (empty of purpose). Adanya preokupasi yang dangkal dan bersifat
dibuat-buat terhadap agama, filsafat dan tema abstrak lainnya, makin mempersukar
orang memahami jalan pikiran pasien.
Farmakologi
Keluhan Utama
Pasien mendengar suara-suara
Riwayat Perjalana Penyakit Sekarang
Pasien datang diantar keluarga karena pasien bicara ngawur dan
ketawa sendiri sejak 2 minggu sebelum masuk Rumah Sakit. Selama 2
minggu terakhir, pasien nampak lebih sering menyendiri. Pasien sering
mondar-mandir tidak jelas di dalam rumah. Pasien sering tertawa
cekikikan dan senyum-senyum sendiri. Pasien sering mendengar suara-
suara yang tidak tahu darimana sumbernya, pasien sering mendengar
suara berupa suara perempuan. Biasanya pasien mendengar suara
tersebut saat pasien dalam keadaan sendiri dan akan tidur malam.
Diketahui bahwa 5 bulan terakhir pasien berada di Jawa dan tidak rutin
minum obat, padahal ibu pasien selalu mengirimkan obat setiap
bulannya. Pasien mengatakan bahwa ia merasa selalu mengantuk
setelah meminum obat tersebut sehingga tidak teratur meminumnya.
18
Riwayat Penyakit Sebelumnya
• Riwayat Gangguan Psikiatri
2018
2015
2017 Pada bulan
- Dibawa ke September
RSJ Prof HB - Dirujuk oleh pasien menetap
Saanin RSJ Prof HB di Jawa untuk
karena Saanin Padang bekerja dengan
marah dan ke RSUP DR. M. kakk, pasien
mengamuk, 2016 Djamil Padang tidak teratur lagi
tidak mau - Berobat ke orang - Dirawat di minum obat
diobati. pintar di Jawa RSUP Dr M.
- Berobat ke - Masuk yayasan Djamil Padang
orang pintar di Tasikmalaya (3 selama 15 hari
di bulan) - Kontrol rutin
Batunsangka setiap bulannya
r - Masuk yayasan
di Surabaya (1 ke poliklinik
- Riwayat bulan) dewasa RSJK
konsumsi Prof HB Saanin
ganja sejak Padang
tahun 2013
hingga 2016
19
Riwayat Penyakit Sebelumnya cont..
• Riwayat Gangguan Medis
Pasien tidak ada menderita hipertensi, DM, trauma, tumor,
kejang, gangguan kesadaran, HIV.
20
Riwayat Keluarga
• Identitas Orang Tua
Orang tua
IDENTITAS Keterangan
Bapak Ibu
Kewarganegaraan Indonesia Indonesia Ayah dan Ibu
Suku bangsa Minangkabau Minangkabau pasien sudah
Agama Islam Islam bercerai.
Pendidikan SMP SD
Pekerjaan Petani Ibu Rumah Tangga
Umur 56 tahun 63 tahun
Alamat Jalan Gunung Medan Limau Manis
Akrab
Hubungan pasien* Biasa Akrab
Kurang Biasa
Tak peduli Kurang
- Tak peduli
Dan lain-lain -
21
Riwayat Keluarga cont..
• Sifat orang tua kandung :
- Bapak : pemalas, pemarah
- Ibu : pemarah, banyak teman, perhatian
• Saudara : Jumlah bersaudara 8 orang dan pasien anak ke 7.
• Urutan bersaudara
1. Lk/ Pr (46 tahun) 2. Lk/ Pr (43 tahun) 3.Lk/Pr (41 tahun)
4. Lk/Pr (38 tahun) 5. Lk/Pr (36 tahun) 6.Lk/Pr (30 tahun)
7. Lk/Pr (25 tahun) 8. Lk/Pr (20 tahun)
22
Skema Pedegree
23
Gambaran seluruh faktor-faktor dan mental yang
bersangkut paut dengan perkembangan kejiwaan
pasien selama masa sebelum sakit (premorbid)
• Riwayat sewaktu dalam kandungan
- Keadaan ibu saat hamil : baik (sehat dan mental)
- Keadaan saat melahirkan : aterm, partus spontan
• Riwayat masa bayi dan anak
• Gejala-gejala sehubungan dengan problem perilaku yang dijumpai
pada masa kanak-kanak
• Toilet training
• Kesehatan fisik masa kanak-kanak
• Temperan sewaktu ank-anak : Pemalu, suka bergaul
24
Gambaran seluruh faktor-faktor dan mental yang
bersangkut paut dengan perkembangan kejiwaan pasien
selama masa sebelum sakit (premorbid) Cont..
Perihal SD SMP SMA PT
Umur 6 tahun - - -
Prestasi* Baik Baik Baik Baik
• Masa sekolah Sedang Sedang Sedang Sedang
Kurang Kurang Kurang Kurang
Aktifitas Sekolah* Baik Baik Baik Baik
Sedang Sedang Sedang Sedang
Kurang Kurang Kurang Kurang
Sikap Terhadap Teman * Baik Baik Baik Baik
Kurang Kurang Kurang Kurang
Sikap Terhadap Guru Baik Baik Baik Baik
Kurang Kurang Kurang Kurang
Kemampuan Khusus (Bakat) ( - ) ( - ) ( - ) ( - )
25
Tingkah Laku ( baik ) ( baik ) ( - ) ( - )
Gambaran seluruh faktor-faktor dan mental yang
bersangkut paut dengan perkembangan kejiwaan pasien
selama masa sebelum sakit (premorbid) Cont..
26
Gambaran seluruh faktor-faktor dan mental yang
bersangkut paut dengan perkembangan kejiwaan pasien
selama masa sebelum sakit (premorbid) Cont..
27
Stressor Psikososial (Axis IV)
- Persoalan dengan orang tua
- Sikap orang tua yang kasar dan keras terhadap anak
Pernah suicide
(-)
28
• Riwayat pelanggaran hukum
Tidak pernah ada riwayat pelanggaran hukum
• Riwayat agama
Pasien beragama Islam, pendidiakn terakhir SMP, pasien
jarang melakukan aktivitas mengaji dan sholat
• Persepsi Dan Harapan Keluarga
Keluarga berharap agar pasien dapat sehat kembali dan
dapat beraktivitas seperti biasa.
• Persepsi Dan Harapan Pasien
Pasien ingin segera sembuh
29
Grafik Perjalanan
Penyakit
30
Status Internus
• Keadaan umum : Tidak tampak sakit
• Kesadaran : Komposmentis kooperatif
• Tekanan Darah : 110/70 mmHg
• Nadi : Teraba kuat, teratur, frekuensi 80x / menit
• Nafas : Pernafasan teratur, frekuensi 19x permenit, jenis
pernafasan abdominotorakal
• Suhu : 36,50C
• Tinggi Badan : 165 cm
• Berat badan : 70 kg
• Bentuk badan : Gemuk
• Status gizi : overweight
• Sistem Respiratorik :dalam batas normal
• Sistem Kardiovaskular : Bunyi jantung normal, bising tidak ada
• Sistem Gastrointestinal : Hepar dan Lien tidak teraba, bising usus (+) normal
• Kelainan khusus : Tidak ditemukan kelainan khusus 31
Status Neurologikus
• GCS : E4M6V5
• Tanda ransangan Meningeal : tidak ada
• Tanda-tanda efek samping piramidal :
• Tremor tangan : tidak ada
• Akatisia : tidak ada
• Bradikinesia : tidak ada
• Cara berjalan : biasa
• Keseimbangan : seimbang
• Rigiditas : tidak ada
• Kekuatan motorik : baik
• Sensorik : baik
• Refleks :
• Fisiologis : bisep (+/+), trisep(+/+), achiles(+/+), patella (+/+)
• Patologis : Regresi (-), Babinsky group (-/-)
32
Status Mental (pemeriksaan 15022019)
A. Keadaan Umum
• Kesadaran/sensorium : Compos menti
• Penampilan :
- Sikap tubuh : biasa, kelihatan seperti muda, berpakaian sesuai gender
- Cara berpakaian : biasa, kesan : dapat mengurus diri
- Kesahatan fisik : sehat
• Kontak psikis : dapat dilakukan
• Sikap : kooperatif
33
Status Mental Cont..
• Tingkah laku dan aktivitas Psikomotor
• Cara berjalan : biasa
• Lain-lain (-)
34
Status Mental Cont..
B. Verbalisasi dan cara bicara
• Arus pembicaraan* : biasa
• Produktivitas pembicaraan* : biasa
• Perbendaharaan* : biasa
• Nada pembicaraan* : biasa
• Volume pembicaraan* : biasa,
• Isi pembicaraan* : sesuai
• Penekanan pada pembicaraan* : tidak
• Spontanitas pembicaraan * : spontan
35
Status Mental Cont..
C. Emosi
• Hidup emosi : stabilitas (stabil), pengendalian (adekuat), echt,
dalam, skala diferensiasi (luas), arus emosi (biasa)
• Afek : terbatas
• Mood : eutimik
• Emosi lainnya : (-)
• Gangguan fisiologis yang berhubungan dengan mood
36
Status Mental Cont..
D. Pikiran/Proses Pikir
- Kecepatan proses pikir : biasa
- Mutu proses pikir : jelas
• Gangguan utama dalam bentuk pikiran (-)
• Gangguan spesifik dalam bentuk pikiran (-)
• Gangguan spesifik dalam isi pikiran (-)
E. Persepsi
Halusinasi auditorik : berupa suara perempuan
37
Status Mental Cont..
F. Mimpi dan Fantasi (-)
G. Fungsi Kognitif dan Fungsi Intelektual
• Orientasi : baik
• Perhatian : baik
• Konsentrasi : baik
• Memori : baik
• Luas pengetahuan umum : terganggu
• Pikiran konkrit : baik
• Pikiran abstrak : terganggu
• Kemunduran intelek : ada
38
Status Mental Cont..
H. Discriminative insight
Derajat IV (sadar, tidak mengetahui penyebab)
I. Discriminative Judgment
Baik
39
Pemeriksaan Lain
• Pemeriksaan Laboratium dan diagnostik khusus lainnya (-)
• Pemeriksaan olleh Psikolog/petugas sosial lainnya (-)
40
Ikhtisar Penemuan Bermakna
Status mental :
Sikap infantil,
Pendidikan terakhir Pernah bekerja di Tinggal sendirian di Pernah konsumsi
halusinasi auditorik,
SMP jawa dengan kakak kontrakan ganja (2013-2016)
gangguan fungsi
pikiran abstrak
41
Formulasi Diagnosis
PPDGJ III
Axis I : Axis II :
F.20.1 tidk ada
Skizofrenia diagnosa Axis III : Axis IV :
Hebefrenik Axis V :
Ciri Tidak ada Masalah GAF 80-71
- Halusinasi kepribadian diagnosa keluarga
- Gejala skizoid dan
negatif siklotimik
42
Formulasi
Diagnosis Cont..
Eugene Bleulere
- Afek (V)
- Autisme
- Asosisasi
- Ambivalensi
- Halusinasi (V)
- Delusi
43
Formulasi Diagnosis Cont..
• Gejala Positif • Gejala Negatif
• Delusi • Afek tumpul (V)
• Pikiran yang kacau • Penarikan emosional
• Halusinasi (V) • Hubungan yang buruk
• Gaduh Gelisah • Penarikan sosial yang pasif dan
• Merasa hebat apatis
• Curiga • Sulit dalam berfikir abstrak (V)
• Permusuhan • Kurangnya spontanitas dan arus
pembicaraan
• Berpikir stereotipik
44
Diagnosis Multiaksial
• Axis I : F20.1 Skizofrenia Hebefrenik
• Axis II : Tidak ada diagnosis
• Axis III : Tidak ada diagnosis
• Axis IV : Masalah keluarga
• Axis V : GAF 80-71
Diagnosis Banding
F20.0 Skizofrenia Paranoid
45
Penatalaksanaan
• Farmakoterapi
- Risperidon 2 mg 2x1/2
- Aripiprazole 5 mg 1x1
- Chlorpromazine 100 mg 1x1
- Haloperidol 5 mg 2x1/2
- THP 2 mg 2x1
• Psikoterapi
- Pasien
- Keluarga
• ECT/Elektro Convulsive Therapy
46
Prognosis
• Quo et vitam : bonam
• Quo et fungsionam : dubia ad malam
• Quo et sanctionam : dubia ad malam
47
B A B 4
D I S K U S I
Halusinasi
Wawancara Gangguan afek Skizofrenia
Psikiatri Gangguan berfikir abstrak Hebefrenik
Disorganised behaviour
Tidak teratur
Farmakoterapi
minum obat 5 Psikoterapi
bulan terakhir
49
50
Lampiran :
Tulisan pasien
51
Lampiran :
Gambar Pasien
52
TERIMA KASIH