Terdiri dari
• Ginjal
• Ureter
• Vesika urinaria
• Urethra
Foto polos Abdomen
Ultrasonography
Dengan kontras
•Urethrography.
•Urethrocystography.
•Bipoler Uretrocystography.
•Micturating cystourethrography.
•Retrograde pyelography
•Antegrad pyelography
•Cystography
•Histerosalphingography.
Computer tomography
MRI
Renal scintigraphy
RPG/APG
Retrograde Pyelography/ Antrograde Pyelography
Retrograde Pyelography/Retrograde
Pyeloureterography
Definisi: untuk melihat bagian atas dari sistem kandung kemih
Indikasi:
• untuk menilai obstruksi ureteral
• Menilai pengisisian untuk melihat defek seperti batu atau tumor
• Mengevulasi hematuri
• Mengevulasi trauma
Prosedur:
• Kateter terpasang bagian distal ureter
• Kontras yang larut dalam air yang sesuai untuk sistem urin ditanamkan secara perlahan untuk dengan lembut mengubah
sistem pungumpulan atas.
• Distensi dari sistem sangat menyakitkan sehingga overdistensi dihindari. Overdistention juga menghasilkan pyelosinus dan
aliran balik pyelovenous
PERSIAPAN PASIEN
• Pada umunya tidak ada persiapan khusus, karena pasien yang akan diperiksa adalah dari bagian urologi.
• Pasien diharuskan unutuk mengosongkan kandung kencing
RPG
Retrograde Pyelography/Retrograde
Pyeloureterography
KONTRAS MEDIA
• Larutan Ionik (sodium atau meglumine diatrizoat)
• Larutan non-ionic
KONTRAS YANG DIGUNAKAN
• Kontras yang akan dimasukkan melalui cateter suprapubis yaitu Urografin
sebanyak 20 cc dicampur aquabides sebanyak 160 cc (dengan perbandingan 1:8)
• Kontras yang akan dimasukkan melalui urethra yaitu Urografin sebanyak 20 cc
dicampur aquabides sebanyak 20 cc (dengan perbandingan 1:1)
TEKNIK PEMASUKKAN BAHAN KONTRAS
• Sebelum pemasukkan bahan kontras, dilakukan plan foto (BNO polos)
• Cara biasa, dilakukan bila tidak terjadi obtruksi total pada urethra
• Pasien diposisikan supine, dengan kedua lutut diangkat dan sedikit fleksi
• Cateter dimasukkan ke dalam urethra. Setelah cateter dirasa sudah cukup
masuk, lalu ujung urethra difixasi dengan plester. Ujung cateter yang lain
dihubungkan dengan spuit yang berisi kontras media
• Penyuntikkan bahan kontras dilakukan secara perlahan
• Pasien sebelumnya diinstruksikan untuk memberikan isyarat bila kandung
kencingnya terasa penuh (ada keinginan untuk mixie)
• Pasien diinstruksikan untuk menahan sebentar rasa ingin mixie kemudian
di eksposi
Komplikasi
• Injuri Uretra penggunaani Bladder Injuri bladder injuri ini sangat
jarang terjadi.
• Stricture Uretra tidak digunakannya lubricant (jelly) yang cukup dapat
menyebabkan luka dan stricture kemudian Cystitis jika tidak dilakukan
aseptic maka terjadi peradangan
Antegrade Pylografi
• merupakan teknik pemerikasaan khusus radiografi dari tactus
urinarius dengan cara memasukkan kontras media melalui kateter
yang telah di pasang oleh ahli urologi dengan cara nefrostomy
percutan (pembedahan langsung)
• Teknik Pemeriksaan APG
• APG merupakan teknik pemeriksaan kontras dimasukkan kedalam
system pengumpulan (system urinaria) melalui selang (kateter) yang
sudah di lakukan nefrostomy (pembedaan nefron) atau bisa dapat
dilakukan dengan menyuntikan kontras melalui perkutan secara
tunggal.
Tujuan Pemerikasaan APG
• Seperti juga pada RPG, teknik APG ini dapat memperlihatkan anatomi,
fungsi dan lesi-lesi tractus urinari pada bagian atas.
• Bertujuan untuk mengevaluasi gambaran ureter dan ginjal.
• Dilakukan setelah pemeriksaan IVP gagal menghasilkan suatu
diagnosa yang informatif atau diagnosa yang di hasilkan kurang akurat
dan metode RPG tidak mungkin dilakukan.
• Untuk memperlihatkan tractus urinarus, terutama pada bagian pelvic
renal sampai dengan ureter.
• Memperlihatkan adanya obstruksi pada ureter yang disebabkan oleh
batu.
Indikasi Pemerikasaan
• Neprolithiasis (adanya batu ginjal)
• Uretrolothiasis (adanya batu ureter)
• Nephritis
• Trauma akut tractus urinari
• Hydronephrosis
Proyeksi Pemeriksaan
• Plan foto AP abdomen
• Untuk melihat persiapan pasien apakah bagus atau tidak)
• Posisi pasien : Supine di atas meja pemeriksaan
Posisi Objek Pasien
• MSP (Mid Sagital Plane) tubuh berada pada
MLT (Mid Line Table)
• Kedua lengan berada disamping tubuh
Posisi Objek Pasien
Teknik pemeriksaan
colon in loop adalah suatu teknik pemeriksaan
secara radiologis dari usus besar dengan
menggunakan media kontras
secara retrograde.
Tujuan :
COLON MANUSIA
1.Sekum
2.Colon Asenden
3.ColonTransversum
4.Colon Desenden
5.Colon Sigmoid
Indikasi :
1.Tumor
2.Hemoroid interna
3.Ileus
4.Colitis
5.Divertikel
6.Polip
7.Volvulus
8.Enteritis
Kontra Indikasi :
Kontra indikasi dari pemeriksaan colon in loop
adalah : jika pasien terindikasi curiga perforasi
dan curiga obstruksi.
Pasien tidak boleh diperiksa menggunakan
media kontras barium sulfat.
Sebagai alternative media kontras yang bersifat
water-soluablebisa digunakan.
Persiapan pasien:
Persiapan pasien yang perlu dilakukan
sebelum pemeriksaan adalah:
a.48 jam sebelum pemeriksaan pasien
makan makanan lunak rendah serat.
b.18 jam sebelum pemeriksaan pasien
minum tablet pencahar.
c.4 jam sebelum pemeriksaan pasien
diberi pencahar capsul per anus
selanjutnya dilavement.
d.Kemudian pasien puasa sampai dilakukan
pemeriksaan
e.30 menit sebelum pemeriksaan pasien diberi
sulfas atrofin 0,25-1mg/oral untuk mengurangi
pembentukan lender. 15 menit sebelum
pemeriksaan pasien diberi suntikan buscopan
untuk mengurangi peristaltic usus.
f.Kemudian dilakukan foto pendahuluan (plain
foto)
Persiapan Bahan
- Media kontras BaSO4= 12-25 %weight/volume
untuk single kontras dan 75-95% weight/volume
untuk double kontras,
banyaknya menyesuaikan panjang pendeknya
colon sekitar 600-
800 ml dengan perbandingan 1:8
- Air hangat untuk membuat larutan Barium
- Vaselin atau jelly, yang digunakan untuk
menghilangi rasa sakit saat kanula dimasukkan
kedalam anus
Prosedur pemeriksaan
Tahap Pengisian
Pada tahap ini dilakukan pengisian larutan BaSO4 ke dalam lumen kolon, sampai mencapai pertengahan
kolon transversum. Bagian yang belum terisi dapat diisi dengan mengubah posisi penderita.
Tahap Pelapisan
Setelah diyakini mukosa terlapisi maka larutan perlu dibuang sebanyak yang dapat
dikeluarkan kembali.
Tahap Pengembangan
Pada tahap ini dilakukan pemompaan udara ke lumen kolon. Pemompaan udara tidak boleh berlebihan (1800- 2000
ml) karena dapat menimbulkan kompikasi lain, misalnya refleks vagal yang ditandai dengan wajah pucat,
mengembang sempurna.
Pemeriksaan Radiografi
Proyeksi AP
Tujuan : untuk memperlihatkan fleksura linealis dan fleksura hepatika.
Kriteria Radiograf : seluruh kolon nampak, termasuk splenic flexure dan rectum
Single contras
Double contas
Proyeksi PA
Tujuan
Kriteria :Radiograf
untuk memperlihatkan
: menampakan fleksura
flexures, linealis dan fleksura
colon ascending, colonhepatika
Double contras
Single contras
Proyeksi PA
Tujuan : untuk Axial
melihat rectum
Kriteria Radiograf : rectosigmoid tidak superposisi dibandingkan
Double contras
Single contras
Proyeksi LAO
Double contras
Proyeksi LLD
Tujuan : untuk memperlihatkan air fluid level
Kriteria Radiograf : Menunjukkan bagian atas sisi lateral dari kolon asenden naik dan bagian tengah
rectum