dibawah pimpinan Baharruddin Harahap. Baharudin harahap adalah perdana menteri pada saat demokrasi liberal pada tahun 1956. Baharuddin harahap Mengirim perwakilan dari indonesia untuk mendatangi persetujuan finansial ekonomi Finek adalah kepanjangan dari Finansial
Ekonomi. Perjanjian Finek yang dilakukan
antara Belanda dengan Indonesia untuk
menyelesaikan masalah finansial ekonomi
antara kedua negara yaitu Belanda dan
Indonesia. Perjanjian Finek terjadi pada
masa pemerintahan Kabinet Burhanudin
Harahap dengan mengirimkan perwakilan
Indonesia yaitu Anak Agung Gde ke Jenewa
dan pada tanggal 7 Januari 1956.
Persetujuan Finek hasil KMB dibubarkan Hubungan Finek Indonesia dan Belanda didasarakan atas hubungan bilateral Hubungan Finek didasarkan pada undang-uandang nasional, yang tidak boleh diikat oleh perjanjian lain antara kedua belah pihak. Namun pada masa itu, pemerintah Belanda tidak mau menandatangani rencana persetujuan yang telah dibuat tersebut. Hal ini membuat pemerintah Republik Indonesia harus mengambil langkah sepihak. Pada tanggal 13 Februari 1956 Burhanuddin Harahap melakukan pembubaran Uni Indonesia-Belanda secra sepihak. Hal tersebut dimaksudkan untuk melepaskan ekonomi Indonesia dari keterkaitannya dengan pihak Belanda. Pada tanggal 3 Mei 1956 merupakan tindak lanjut dari pembubaran Uni Indonesia-Belanda sehingga Presiden Soekarno, menandatangani undang-undang pembatalan Konferensi Meja Bundar. Akibat dari pembubaran tersebut banyak pengusaha dari Belanda yang menjual perusahaannya, sedangkan pengusaha-pengusaha pribumi belum mampu mengambil alih perusahaan-perusahaan yang dimiliki