Pada Ibu
.
Ibu akan kekurangan nutrisi dan cairan sehinga keadaan fisik ibu menjadi lemah dan
lelah dan Mengakibatkan peningkatan peluang retardasi pertumbuhan intrauterus jika
ibu mengalami penurunan berat badan sebanyak 5% dari berat badan sebelum
kehamilan.
Pada janin
• Komplikasi hiperemesis gravidarum menurur Rukiyah, 2012 dapat mempengaruhi
janin antara lain :
• Kemungkinan bayinya mengalami Berat Badan Lahir Rendah (BBLR),
• Intraunterine Growth Retardation (IUGR)
• Prematur
• Terjadi pertumbuhan janin terhambat sebagai akibat kurangnya pemasukan
oksigen dan makanan yang kurang adekuat dan hal ini mendorong terminasi
kehamilan lebih dini .
• Hingga terjadi abortus.
Penatalaksanaan Pada Kasus Hiperemesis Gravidarum
Menurut Taufan Nugroho, 2012 beberapa penatalaksanaan
medis yang dapat dilakukan antara lain :
Penatalaksanaan sesuai medis klinis pada saat dirawat di
Rumah Sakit yaitu :
c. Aktivitas
Pada kasus Hiperemesis gravidarum aktivitasnya terganggu karena
biasanya badannya terasa lemah
d. Istirahat/tidur
Pada kehamilan trimester I, pemenuhan kebutuhan istirahat tidur
menjadi terganggu, disebabkan oleh mual muntah kadang pusing
e. Personal hygiene
Pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum, kebersihan gigi dan
mulut perlu dipertahankan karena bisa berbau amoniak atau bau mulut,
untuk sisa muntah juga harus sering diperhatikan dan dibersihkan
dengan baik, gosok gigi dapat merangsang muntah sehingga ibu harus
menjaganya.Biasanya pada ibu hamil dengan HEG dianjurkan untuk
bedrest dan harus sering menjaga personal hygiene dengan sibin serta
menjaga kebersihan mulut
f. Pola seksual
Frekuensi hubungan seksual berkurang karena adanya pengurangan
libido sehubungan dengan mual dan muntah
g. Ketergantungan
Biasanya HEG terjadi pada ibu yang minum jamu-jamuan, minuman
keras dapat menimbulkan bau aseton yang menyengat.
Adat istiadat
Adanya pantangan makanan selama kehamilan dan adanya adat istiadat selama
kehamilan yaitu tidak disarankan untuk mengonsumsi makanan tinggi lemak
(makanan yang digoreng) saat mual seperti makanan apapun yang digoreng, krim
keju, mentega dan margarin, mayones, keripik kentang dan keripik jagung, sosis
atau daging olahan lainnya, kacang-kacangan, susu cokelat, es krim (Fauziyah,
2012)..
2. Data Obyektif
a. Keadaan umum
Kesadaran umumnya lemah, stabil menurun dari composmentis sampai coma.
Pada pasien HEG tingkat 1 keadaan umum pasien lemah.
b. Tanda-tanda vital
Menurut (Lisnawati,2012) tanda-tanda vital meliputi :
Tekanan darah sistolik menurun <100 mmHg.
Nadi meningkat sekitar 100×/menit pada tingkat I.
Nadi kecil dan cepat pada tingkat II.
Suhu tubuh kadang-kadang meningkat pada hyperemesis tingkat II.
c. Berat badan
Pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum tingkat I didapatkan berat
badan menurun.
Pemeriksaan fisik
1.Muka
Pucat, sayu, didapatkan cloasma gravidarum pada pipi, hidung dan dahi.
2. Mata
Pada tingkat 1 biasanya mata cekung dan pada tingkat II biasanya sclera
tampak kuning, konjungtiva palpebra pucat.
3. Mulut
Pada ibu dengan hyperemesis gravidarum didapatkan bau mulut kurang sedap
sehubungan dengan personal hygiene kurang baik serta mual dan muntah
(Manuaba, 2014). Didapatkan bau mulut kurang sedap sehubungan dengan PH
ang kurang, biasanya bibir kering karena dehidrasi, lidah kotor dan kering
(Rukiyah, 2012).
4. Dada
Dada simetris, pernafasan (irama dan bunyi pernafasan teratur).Buah dada
tegang dan membesar, areola mammae menjadi hitam
Abdomen
Didapatkan hiperpigmentasi pada linea alba menjadi
linea nigra (garis tengah abdomen menjadi lebih
hitam). Perut teraba tegang dan teraba adanya
ballottement, biasanya pada usia kehamilan 12
minggu DJJ dapat didengarkan untuk membedakan
dengan kehamilan mola hidatidosa (Manuaba,
2014).
Genetalia
Vulva dan vagina tampak kebiruan (tanda
Chadwick) (Lisnawati, 2012).
Sistem integument
Turgor kulit menurun (Lisnawati, 2012).
Ekstremitas
Tidak ada oedema pada tangan maupun kaki dan
adanya penurunan turgor kulit yang mongering
(Lisnawati, 2012).