Anda di halaman 1dari 17

Kelompok 1

Asuhan Kebidanan Pada Ny. “S”


G5P20022Usia Kehamilan 10-11 Minggu
Dengan Hyperemesis Gravidarum
Tinjauan Teori
Pengertian Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis gravidarum merupakan muntah yang berlebihan pada ibu hamilyang
terjadi mulai dari minggu ke-6 kehamilan dan dapat berlangsung sampai minggu
ke-12 atau lebih (Lisnawati, 2012).

Etiologi Hiperemesis Gravidarum

Menurut Manuaba, 2014 beberapa faktor


predisposisi dapat dijabarkan sebagai berikut :
Faktor adaptasi dan hormonal.
Faktor psikologis
Faktor alergi
Diagnosis Hiperemesis Gravidarum
Menurut Manuaba (2014), hiperemesis
gravidarum harus dibedakan dengan
penyakit lain karena gejala dari hiperemesis
gravidarum juga terdapat pada penyakit lain
seperti ulserasi peptikum, hepatitis,
pankreatitis, penyakit tiroid obstruksi,
gastrointestinal, dan insifisiensi
adrenokartikol.
Patofisiologi Hiperemesis Gravidarum
Adapun penyebab atas gejala yang dapat menimbulkan terjadinya mual dan muntah belum diketahui
secara pasti, namun menurut Rahmawati, 2011 perkiraan beberapa penyebab antara lain sebagai
berikut:

Meningkatnya sensivitas terhadap


bau atau aroma tertentu.

Meningkatnya kadar sirkulasi


hormon estrogen dalam tubuh

Kadar gula dalam darah yang


rendah (hipoglikemia

Peningkatan kadar bilirubin yang


disebabkan karena meningkatya
kadar enzimdalam hati.
Tanda dan Gejala Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis gravidarum I Hiperemesis gravidarum II

Penderita tampak lebih lemah


Muntah berlangsung terus
Gejala dehidrasi makin tampak mata cekung,
Nafsu makan berkurang
turgor kulit makin kurang, lidah kering dan
Berat badan menurun
kotor.
Kulit dehidrasi-tonusnya lemah
Tekanan darah turun, nadi meningkat
Nyeri di daerah epigastrium
Berat badan makin menurun
Tekanandarah turun dan nadi
Mata ikterus
meningkat
Gejala hemokonsentrasi makin tampak: urine
Lidah kering
berkurang, badan aseton dalamurine
Mata tampak cekung
meningkat
Hiperemesis gravidarum tingkat Terjadinya gangguan buang air besar
ketiga Mulai tampak gejala gangguan kesadaran,
menjadi apatis
Muntah berkurang Napas berbau aseton
Keadaan umum wanita hamil
makin menurun
Pencegahan Hiperemesis Gravidarum
• Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan
gejala yang fisiologis pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4
bulan.
• Menganjurkan mengubah pola makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah
kecil tapi sering, ketika bangun pagi, jangan segera turun dari tempat tidur,
terlebih dahulu makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat

Komplikasi Hiperemesis Gravidarum


Menurut Wiknjosastro dalam Rukiyah, 2010 komplikasi hiperemesis gravidarum
akan sangat mempengaruhi kondisi ibu dan janin, misalnya :

Pada Ibu
.
Ibu akan kekurangan nutrisi dan cairan sehinga keadaan fisik ibu menjadi lemah dan
lelah dan Mengakibatkan peningkatan peluang retardasi pertumbuhan intrauterus jika
ibu mengalami penurunan berat badan sebanyak 5% dari berat badan sebelum
kehamilan.
Pada janin
• Komplikasi hiperemesis gravidarum menurur Rukiyah, 2012 dapat mempengaruhi
janin antara lain :
• Kemungkinan bayinya mengalami Berat Badan Lahir Rendah (BBLR),
• Intraunterine Growth Retardation (IUGR)
• Prematur
• Terjadi pertumbuhan janin terhambat sebagai akibat kurangnya pemasukan
oksigen dan makanan yang kurang adekuat dan hal ini mendorong terminasi
kehamilan lebih dini .
• Hingga terjadi abortus.
Penatalaksanaan Pada Kasus Hiperemesis Gravidarum
Menurut Taufan Nugroho, 2012 beberapa penatalaksanaan
medis yang dapat dilakukan antara lain :
Penatalaksanaan sesuai medis klinis pada saat dirawat di
Rumah Sakit yaitu :

1. Stop per oral 24-48 jam


2. Infus glukosa 10% atau 5% : RL = 2 : 1, 40 tetes per menit
3. Obat yang diberikan sesuai dengan advice dokter SpOG :
4. Vitamin B1, B2 dan B6 masing-masing 50-100 mg/hr/infus.
5. Vitamin B12 200 mcg/hr/infuse, vit. C 200 mg/hr/infuse
6. Pobarbital 30 mg IM 2-3 kali per hari atau chlorphenromazine
25-50 mg/hr IM atau diazepam 5 mg 2-3 kali per hari IM.
7. Antiemetic : prometazine (avopreg) 2-3 kali 25 mg per hari per
oral atau prochlorperazine (stimetil) 3 kali 3 mg per hari per oral
atau mediamer B6 3 kali 1 per hari per oral.
8. Antasida : acidrine 3 x 1 tab per hari per oral atau Mylanta 3 x 1
tab per hari per oral ataunmagnam 3 x 1 tab per hari per oral.
Macam-macam diet pada tingkatan kasus
Hiperemesis Gravidarum
1. Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III. Makanan hanya berupa
roti kering dan buah-buahan.Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1-2 jam
sesudahnya.Makanan ini kurang dalam zat-zat gizi kecuali vitamin C karena itu
hanya diberikan selama beberapa hari

2. Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang.Secara


berangsur mulai diberikan bhn makanan yang bernilai gizi tinggi.Minuman tidak
diberikan bersama makanan.Makanan ini rendah dalam semua zat-zat gizi kecuali
vitamin A dan D.

3. Diet hiperemesis III diberikan pada penderita dengan hiperemesis


ringan.Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama
makanan.Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali kalsium.
1.2 Konsep Asuhan Teori Kebidanan
1.1. 2 Pengkajian
1. Data Subyektif
a. Biodata
1) Umur
Kejadian hyperemeis tidak dipengaruhi oleh umur ibu, hyperemesis hanya
dipengaruhi oleh paritas, terjadi 60-80% pada primigravida dan 40-60% pada
multigravida (Fauziyah, 2012).
2) Pekerjaan
Kejadian hyperemesis ada hubungannya dengan faktor psikologis yaitu salah
satunya takut kehilangan pekerjaan. (Fauziyah, 2012).
3) Status marital
Kejadian hyperemesis sering ditemui pada wanita hamil yang belum menikah,
disebabkan faktor psikologis (malu, tertekan) (Manuaba, 2014)
Keluhan utama
- Mual lebih sering pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat seperti
malam hari (Manuaba, 2014).
- Mual muntah hebat sehingga badan menjadi lemas (Rahmawati, 2011).
Riwayat kesehatan.
Menurut Manuaba, 2014 riwayat kesehatan yang perlu dikaji antara lain :

1. Riwayat kesehatan yang lalu


Pada ibu dengan hyperemesis biasanya dijumpai penyakit menular seperti
penyakit kuning, anemia, gastritis, diabetes mellitus dan hiperemesis
gravidarum yang lalu.
2. Riwayat kesehatan sekarang
Pada ibu dengan hiperemesis gravidarum biasanya dijumpai dengan ibu
anemia (kurang darah), hamil ganda dan mola hidatidosa karena jumlah
hormone yang dikeluarkan terlalu tinggi, sehingga menyebabkan HEG, adanya
penyakit apendisitis, kolestisis, gastroenteritis, hepatitis, pangkreatitis, ibu
yang alergi terjadi invasi jaringan vilikorealis yang masuk ke dalam peredaran
darah ibu.
3.) Riwayat kebidanan
a) Haid
Sebagian besar pasien akan sadar dengan haid yang tidak datang dan
mengetahui bahwa mereka hamil, tapi kadang pasien tidak dapat memberikan
informasi penting. Dalam data haid juga dicantumkan pola haid untuk
menentukan kontrasepsi ibu (Manuaba, 2014).
b) Riwayat kehamilan
Hiperemesis gravidarum sering dijumpai pada primigravida 40-60% pada
multigravida (Rukiyah, 2012).
Pada wanita hamil kurang darah/anemia lebih sering hyperemesis gravidarum
(Manuaba, 2014).

4.Pola kebiasaan sehari-hari


a. Nutrisi
Pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum biasanya makan berkurang
atau tidak sama sekali. Pada HEG tingkat 1 biasanya segala yang dimakan dan
diminum akan dimuntahkan (Lisnawati, 2012).
b. Eliminasi
1. Urine Pada kasus ibu hamil yang hyperemesis gravidarum tingkat II
(derajat sedang) dapat terjadi oliguria (Lisnawati, 2012).
2. Alvi Biasanya didapatkan keluhan konstipasi pada hyperemesis
gravidarum derajat sedang (Lisnawati, 2012).

c. Aktivitas
Pada kasus Hiperemesis gravidarum aktivitasnya terganggu karena
biasanya badannya terasa lemah

d. Istirahat/tidur
Pada kehamilan trimester I, pemenuhan kebutuhan istirahat tidur
menjadi terganggu, disebabkan oleh mual muntah kadang pusing
e. Personal hygiene
Pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum, kebersihan gigi dan
mulut perlu dipertahankan karena bisa berbau amoniak atau bau mulut,
untuk sisa muntah juga harus sering diperhatikan dan dibersihkan
dengan baik, gosok gigi dapat merangsang muntah sehingga ibu harus
menjaganya.Biasanya pada ibu hamil dengan HEG dianjurkan untuk
bedrest dan harus sering menjaga personal hygiene dengan sibin serta
menjaga kebersihan mulut

f. Pola seksual
Frekuensi hubungan seksual berkurang karena adanya pengurangan
libido sehubungan dengan mual dan muntah

g. Ketergantungan
Biasanya HEG terjadi pada ibu yang minum jamu-jamuan, minuman
keras dapat menimbulkan bau aseton yang menyengat.
Adat istiadat

Adanya pantangan makanan selama kehamilan dan adanya adat istiadat selama
kehamilan yaitu tidak disarankan untuk mengonsumsi makanan tinggi lemak
(makanan yang digoreng) saat mual seperti makanan apapun yang digoreng, krim
keju, mentega dan margarin, mayones, keripik kentang dan keripik jagung, sosis
atau daging olahan lainnya, kacang-kacangan, susu cokelat, es krim (Fauziyah,
2012)..

2. Data Obyektif
a. Keadaan umum
Kesadaran umumnya lemah, stabil menurun dari composmentis sampai coma.
Pada pasien HEG tingkat 1 keadaan umum pasien lemah.
b. Tanda-tanda vital
Menurut (Lisnawati,2012) tanda-tanda vital meliputi :
Tekanan darah sistolik menurun <100 mmHg.
Nadi meningkat sekitar 100×/menit pada tingkat I.
Nadi kecil dan cepat pada tingkat II.
Suhu tubuh kadang-kadang meningkat pada hyperemesis tingkat II.
c. Berat badan
Pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum tingkat I didapatkan berat
badan menurun.
Pemeriksaan fisik
1.Muka
Pucat, sayu, didapatkan cloasma gravidarum pada pipi, hidung dan dahi.
2. Mata
Pada tingkat 1 biasanya mata cekung dan pada tingkat II biasanya sclera
tampak kuning, konjungtiva palpebra pucat.
3. Mulut
Pada ibu dengan hyperemesis gravidarum didapatkan bau mulut kurang sedap
sehubungan dengan personal hygiene kurang baik serta mual dan muntah
(Manuaba, 2014). Didapatkan bau mulut kurang sedap sehubungan dengan PH
ang kurang, biasanya bibir kering karena dehidrasi, lidah kotor dan kering
(Rukiyah, 2012).
4. Dada
Dada simetris, pernafasan (irama dan bunyi pernafasan teratur).Buah dada
tegang dan membesar, areola mammae menjadi hitam
Abdomen
Didapatkan hiperpigmentasi pada linea alba menjadi
linea nigra (garis tengah abdomen menjadi lebih
hitam). Perut teraba tegang dan teraba adanya
ballottement, biasanya pada usia kehamilan 12
minggu DJJ dapat didengarkan untuk membedakan
dengan kehamilan mola hidatidosa (Manuaba,
2014).

Genetalia
Vulva dan vagina tampak kebiruan (tanda
Chadwick) (Lisnawati, 2012).
Sistem integument
Turgor kulit menurun (Lisnawati, 2012).
Ekstremitas
Tidak ada oedema pada tangan maupun kaki dan
adanya penurunan turgor kulit yang mongering
(Lisnawati, 2012).

Anda mungkin juga menyukai