Anda di halaman 1dari 38

Tantangan Institusi

Sumber Daya Air Saat Ini


Air
merupakan
zat yg
paling
esensial
dibutuhkan
dalam
setiap
aspek
kehidupan
MASA DEPAN SUMBER DAYA ALAM
Pertumbuhan jumlah
penduduk Indonesia
>1% per th Pangan,
Perumahan, AIR,
Energi, Sumber Air,
Lahan,
Produk
Udara,
Industri,
SDA lainnya.
Sanitasi,
Limbah

Memerlukan dukungan keandalan air dan


sumber air termasuk infrastruktur, serta
kinerja pengelolaan yg baik.
FAKTA KRISIS AIR TINGKAT DUNIA

 Saat ini lebih dari 2 milyar orang (30% penduduk dunia)


di 40 negara mengalami kekurangan air.
 Terdapat 263 DAS yg terletak dalam 2 atau lebih negara.
 Sekitar 2 juta ton/hari limbah dibuang ke perairan umum.
 Separo dari jumlah penduduk bumi sangat rawan
terhadap sumber air yang tercemar dan bisa memicu
kejadian wabah penyakit.
 90% dari peristiwa bencana alam pada tahun 90-an
berkaitan dengan air.
Kutipan dari: Global Water Partnership (IWRM Plan Training Manual and Operation Guide,
March 2005
Konsumsi air untuk keperluan hidup sehari-hari

Jenis kebutuhan Volume air


1. Kebutuhan pokok sehari-hari 60 lt/or/hr (di perdesaan)
(minum, mandi, masak, cuci, 200 lt/or/hr (di perkotaan)
peturasan dan peribadatan)
2. Menghasilkan 1 kg padi selama 4.000 lt
120 hari pertumbuhan.
3. Menghasilkan 1 kg daging sapi 44.000 lt

4. Menghasilkan 1 butir telur ayam 700 lt

Tingkat konsumsi beras di Indonesia saat ini


148 kg/kapita/tahun.
KETERSEDIAAN AIR DI BEBERAPA NEGARA
9 NEGARA TERKAYA AIR:
1. Brazil 5.670 km3/ th
2. Russia 3.904 10 NEGARA TERMISKIN AIR:
3. China 2.880 1. Malta 50 m3/ th/ jiwa
4. Canada 2.856 2. Qatar 62,5
5. Indonesia 2.530 3. Bahama 87
6. USA 2.478 4. Bahrain 119
7. India 1.550
5. Yaman 126
8. Colombia 1.112
6. Saudi Arabia 191
9. Zaire 1.020
Sumber: Water Resources Institute Washington 1991 7. Libya 194
8. UAE 231
Ketersediaan per kapita di dunia
Rata-rata 600 m3/kapita/th 9. Singapore 234

Min 50 m3/kapita/th 10. Jordan 313

Maks 20.000 m3/kapita/th


Potensi Air di Indonesia
dan Ketersediaan Air per Kapita/Tahun 2001

Total Indonesia
TP: 3221 PC: 16.8

Kalimantan
Sulawesi
TP: 1008 PC: 98.8 TP: 247 PC: 18.3
Papua & Maluku
TP: 981 PC: 251.5

Sumatera
TP: 738 PC: 18.4

Java
TP: 187 PC: 1.6 Sunda Kecil
TP = Total Potensi (milyar m3/ th) TP: 60 PC: 5.5
PC = Per Kapita (1.000 m3/capita/ th)
Persoalan yg sedang dihadapi oleh berbagai negara

1. Ketersediaan air per capita makin menipis


2. Kualitas air pada sumber air kian merosot
3. Peningkatan ketegangan:
- Perkotaan vs Perdesaan
- Hulu vs Hilir
- Antar Wil. Administrasi

- Fungsi sosial, nilai ekonomis, dan keberlanjutan

4. Beban pengelolaan SDA yang dialami


generasi y.a.d kian berat.
AKTIVITAS SETIAP ORANG BERPENGARUH THD
SUMBER DAYA AIR
Kependudukan DAS kritis

Banjir
Limbah Permukiman &
pencemaran

Kekeringan
Dampak kekeringan thd pangan

Trend tahunan
1200000
1000000
800000
Ha

600000
Kering
400000
Banjir
200000
0

993 994 995 996 997 998 999 000 001 002 003 004 005 006
1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2
Beberapa Potret DAS Kritis

DAS Seputih Sekampung DAS Grindulu Pacitan

Budidaya pertanian DAS K. Bogel, Blitar


di DAS Brantas
Kondisi Hutan
DAS Kali Brantas (Bagian Hulu)
DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) KRITIS

1010

1100

1120
1130

1180

5090

5150
4010
5160

1260 2010 2020


5170
2040
2050 2100
2080

2120
2130 2140
2090

1984 sebanyak 22 DAS Kritis


DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) KRITIS

1010

1090
1100

1120
1130

1180
4140
4080

4030
4020 5090
1210

1240
5150 7020
1290 4010 5100
5160

1260 2010 2020


5170
2040
2050 2100
2080

2120
2130 3010
2140
2070 2090
2110

1992 sebanyak 39 DAS Kritis


DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) KRITIS

2005 sebanyak 62 DAS Kritis


DAERAH SEBARAN BENCANA DI INDONESIA
Bencana Banjir di Banjarnegara

Pepohonan ikut
hanyut, menambah
daya rusak air thd
permukiman yang
dilewati di Sungai
Rano Wangko
POTRET KINERJA INFRASTRUKTUR SDA
2. Apa yang harus kita
lakukan?

Total Manajemen Sumber Daya Air


atau

Integrated Water Resources Management


Siklus Hydrologi
SIKLUS HIDROLOGI

Manaj. DAS

Manaj. JSA

Keterangan: DAS= Daerah Aliran Sungai, PA= Penggunaan Air, JSA= Jaringan Sumber Air
LINGKUP PENGELOLAAN S D A
MENYELURUH DAN TERPADU

PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN


D.A.S Jaringan Sumber Air PENGGUNAAN AIR
(Watershed Management ) (Water Sources Managmt ) (Water Use Management )

1. PERENCANAAN TATA 1. PENGELOLAAN AIR


RUANG WILAYAH RENDAH 1. PENGELOLAAN IRIGASI
2. PENGELOLAAN 2. PENGELOLAAN 2. PENGENDALIAN
KAWASAN HUTAN KUALITAS AIR PENCEMARAN AIR
3. PENGAWASAN 3. PENGELOLAAN BANJIR 3. PENGHEMATAN
PENGGUNAAN LAHAN 4. PENGELOLAAN PENGGUNAAN AIR
3. REHABILITASI LAHAN PRASARANA SUMBER 4. PENGELOLAAN LIMBAH
DAN KONSERVASI AIR CAIR DAN SANITASI
TANAH 5. PENGELOLAAN LINGKUNGAN
5. PELESTARIAN DAN LINGKUNG. DI SEKITAR
PENGELOLAAN DAERAH SUMBER AIR
RESAPAN AIR
Definisi dan Interpretasi I W R M
1. “A process which promotes the co-ordinated development
and management of water, land and related resources in
order to maximise the resultant economic and social welfare in
equitable manner without compromising the sustainability of
vital eco-system” (GWP, 2000)
2. “Co-ordinated management of resources in natural
environmental (water, land, flora, fauna) based on RIVER BASIN
as geographical unit, with objective of balancing man’s needs
with necessity of conserving resources to ensure their
sustainability”. IWRM is not dogmatic frameworks, but a
flexible, common-sense approach to water management and
development. (GWP-SEA, 2004).
3. Dengan interpretasi sederhana, IWRM dapat dimaknai sebagai:
”proses MEMBANGUN PERSEPSI DAN KOMITMEN untuk
MENYIKAPI SECARA KOLEKTIF yg dilandasi kesamaan
pemahaman darimana datangnya air, bagaimana
memanfaatkannya, dan kemana perginya air ”.
SISTEM ALAMI AIR & SUMBER AIR

Kab C
Kab D Batas DAS

Kota A

Kab B LAUT
APA YANG PERLU DIPADUKAN?

1. Daerah hulu dg Daerah hilir


2. Kuantitas dg kualitas air Keberhasilan
harus terukur
3. Air (hujan, permukaan, tanah) berdasarkan:

4. Land use dg water use KEADILAN

5. Antar sektor EFISIENSI


EKONOMI
6. Antar kelompok pengguna KEBERLANJUTAN
FUNGSI LH
7. Antar Daerah.
3. Bagaimana melaksanakan
Pengelolaan SDA?

Jalankan sesuai UU
No.7/2004 tentang S DA
3.1. Diperlukan Satu Bingkai
pengelolaan yang
mengikat semua pihak
ACUAN Pengelolaan SDA
KEBIJAKAN berbasis Wil Administrasi:
NASIONAL
PROPINSI
KABUPATEN/ KOTA

POLA Berbasis Wilayah Hidrografis


(Wilayah Sungai)
RENCANA
PROGRAM
Sektoral atau Daerah
KEGIATAN
WILAYAH SUNGAI sebagai Basis
Wilayah Pengelolaan S.D.Air
1. Sifat alami air yg mengalir
mengapa ? secara dinamis lintas wilayah.
2. Keterdapatan air mengikuti
siklus hidrologi, ada DAS/DPS
yg secara alami kaya air dan
ada pula DAS yg selalu
kekurangan air.
3. Air adalah karunia Tuhan,
sumber kehidupan, &
karenanya setiap orang berhak
mendapatkan air untuk
kelangsungan hidupnya.
4. Mencegah timbulnya konflik,
sekaligus menempatkan air
sebagai unsur pemersatu antar
wilayah.
5. Efisiensi & efektivitas pengelolaan.
Pembagian Wil. Sungai di Indonesia
Perlu diatur lagi dg Keppres Menurut: Permen PU No.39/ 1989

(SAAT INI )

Kalimantan
Sulawesi

Papua

Sumatera

Jawa

Terdiri atas 17,508 pulau 15 WS Lintas Prop

Jumlah penduduk: 206 juta 90 WS 73 WS dalam 1 Prop


65% tinggal di Jawa
2 WS dikelola
BUMN
DASAR PERTIMBANGAN PEMBENTUKAN UPT
DEP. PU BIDANG PENGELOLAAN SDA

PerMen PU No. 11A/PRT/M/2006 tanggal 26 Juni 2006


(mengacu amanat UU No. 7 tahun 2004)

1 WS Lintas Negara 5
2 WS Lintas Provinsi 27
3 WS Strategis Nasional 37
4 WS Lintas Kabupaten/ Kota, dalam Provinsi 51
5 WS Dalam Kabupaten / Kota 13
Jumlah 133
Sebelumnya wilayah daratan Indonesia terbagi kedalam 90 WS
yang ditetapkan melalui Permen PU No. 39 Tahun 1989 (merupakan
pelaksanaan amanat UU No.11 Tahun 1974 tentang Pengairan)
POLA PENGELOLAAN SDA sebagai BINGKAI yg mengikat
semua pihak yg dapat mempengaruhi SDA

POLA Kegiatan:
KERANGKA DASAR
dalam: KONSERVASI SDA
Pengelolaan
Merencanakan, PENDAYAGUNAAN SDA
Sumber Daya
Melaksanakan, Memantau, Pengendalian daya rusak air
Air dan Mengevaluasi

 Prinsip penyusunan Pola Pengelolaan SDA: (pasal 11)


1) Berdasarkan Wilayah Sungai
2) Keterpaduan pendayagunaan air permukaan dan air tanah
3) Keseimbangan antara upaya Konservasi dan Pendayagunaan
4) Penyusunannya melibatkan peran masyarakat.
Substansi yg termuat dalam
POLA PENGELOLAAN SDA
1. Deskripsi tentang tujuan pengelolaan SDA di WS
2. Dasar pertimbangan yg dipergunakan dalam
melakukan pengelolaan SDA
3. Beberapa skenario pengelolaan SDA
4. Alternatif pilihan strategi pengelolaan SDA (untuk
setiap skenario)
5. Langkah operasional untuk melaksanakan strategi
pengelolaan SDA
Catatan:
Time horizon perencanaan 20 tahun
Pola yg sudah ditetapkan dapat ditinjau Min. 5 th
Lingkup Pengelolaan SDA menurut UU
Upaya
Merencanakan Melaksanakan Memantau Mengevaluasi

Penyelenggaraan
Konservasi SDA: Pendayagunaan SDA: Pengendalian
1. Perlindungan dan 1. Penatagunaan Daya Rusak Air:
pelestarian SA 2. Penyediaan 1. Pencegahan
2. Pengawetan air 3. Penggunaan 2. Penanggulangan
3. Pengelolaan kualitas
4. Pengembangan 3. Pemulihan
air dan pengendalian
pencemaran air 5. Pengusahaan

Menjaga kelangsungan Memanfaatkan SDA secara Mencegah,


TUJUAN:

keberadaan daya dukung, berkelanjutan dg menanggulangi, dan


daya tampung, dan fungsi mengutamakan memulihkan akibat
SDA pemenuhan kebutuhan kerusakan kualitas lingk.
pokok kehidupan masy yg diakibatkan oleh daya
secara adil rusak air
Arahan Pengelolaan SDA menurut UU No.7/ 2004
VISI Terwujudnya kemanfaatan sumber daya air yg berkelanjutan
untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Psl. 3

1. Konservasi SDA
2. Pendayagunaan SDA ( Penatagunaan, Penyediaan,
Penggunaan, Pengembangan, dan Pengusahaan)
MISI 3. Pengendalian & penanggulangan daya rusak air
4. Pemberdayaan & peningkatan peran masyarakat,
dunia usaha, & pemerintah
5. Peningkatan ketersediaan & keterbukaan data dan
informasi SDA Bab III, IV, V, VIII, IX

1. Kelestarian;
2. Keseimbangan;
ASAS 3. Kemanfaatan umum;
4. Keterpaduan dan keserasian;
5. Keadilan;
6. Kemandirian; dan
7. Transparansi dan akuntabilitas. Psl. 2
PRINSIP PENGELOLAAN SDA SECARA
MENYELURUH DAN TERPADU

1. Satu wilayah sungai, satu rencana induk, diimplementasikan oleh


banyak lembaga dalam satu manajemen terkoordinasi.
2. Pendayagunaan sda harus diimbangi upaya konservasi yg
memadai .
3. Proses penetapan kebijakan dan rencana pengelolaan
diselenggarakan secara demokratis melalui pelibatan peran
seluas-luasnya semua pihak yg berkepentingan.
4. Implementasi kebijakan dilaksanakan oleh badan pengelola yg
professional, & akuntabel.
5. Masyarakat harus dilibatkan dalam keseluruhan proses
pelaksanaan pengelolaan.
6. Biaya pengelolaan menjadi tanggung jawab seluruh penerima
manfaat jasa pengelolaan sda.
Sumber : Helmi Haki, PPS
UNSRI, 2011

Anda mungkin juga menyukai