Anda di halaman 1dari 16

KESEHATAN DAN

KESELAMATAN KERJA
PADA INDUSTRI TEKSTIL

RIAN NIEL 13202340


RIZKY A RAHMA 132023327
GUSTAMAN 132023327

INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN


PENDAHULUAN

Mengingat kegiatan sektor industri tidak terlepas dengan pengguna


an teknologi maju yang dapat berdampak terhadap keselamatan dan kesehatan
kerja terutama masalah penyakit akibat kerja. Selain itu masih banyak perusahaan
yang belum melaksanakan ketentuan-ketentuan yang mengarah kepencegahan
penyakit
akibat kerja, hal ini disebabkan karena kurangnya perhatian, waktu da
n memerlukan biaya yang tinggi. Dari pihak pekerja sendiri disamping pengertian
dan pengetahuan masih terbatas, ada sebagian dari mereka masih sega
n menggunakan alat pelindung atau mematuhi aturan yang sebenarnya. Oleh
karena itu masalah keselamatan dan kesehatan kerja tidak dapat dilakukan
sendiri-sendiri tetapi harus
dilakukan secara terpadu yang melibatkan berbagai pihak baik pemerin
tah, perusahaan, tenaga kerja serta organisasi lainnya (Perguruan Tinggi)
TUJUAN

Untuk mengetahui bahaya kecelakaan kerja


pada indudtri tekstil pemintalan benang

Untuk mengetahui dampak penyakit yang timbul dari


bahaya kecelakaan kerja pada industri pemintalan
benang

Untuk mengetahui cara pencegahan dan


penanggulangan dari bahaya dan dampak
penyakit terhadap tenaga kerja industri tekstil
pemintalan benang
02. APPRAISER

Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan


mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi
menjadi barang yang bermutu tinggi
dalam penggunaannya, termasuk kegiatan rancang ba
ngun dan perekayasaan
industri. Dengan demikian, industri merupakan bagian
dari proses produksi. Bahan-bahan industri diambil
secara langsung maupun tidak langsung, kemudian
diolah, sehingga menghasilkan barang yang bernilai l
Menurut Dainur
ebih bagi masyarakat. Kegiatan proses produksi dalam
kesehatan kerja adalah upaya perusa
industri itu disebut dengan perindustrian. Dari haan untuk mempersiapkan, memelihara
definisi tersebut, istilah industri sering disebut seba serta tindakan lainnya dalam rangka
gai kegiatan manufaktur (manufacturing). pengadaan serta penggunaan tenaga
kerja dengan kesehatan baik fisik, mental
maupun sosial yang maksimal, sehingga
dapat berproduksi secara maksimal pula
(Dainur,1992)
TEKSTIL
Tekstil adalah material fleksibel
yang terbuat dari tenunan benang.
Tekstil dibentuk dengan cara
penyulaman, penjahitan,
Proses pengikatan, dan cara pressing.

Pembuatan 1
Sebelum kapas diproses pada mesin blowin
g, terlebih dahulu kapas dikeluarkan dari
gudang, kemudian kapas yang masih dalam
keadaan terbungkus dan terikat, di bawa ke Bill
Store untuk dibuka dan dilepaskan ikatannya
agar kapas kembali ke dalam bentuk semula dan
dibiarkan untuk diangin-anginkan selama ±24
jam
Proses 2

Pembuatan Selanjutnya dikerjakan pada mesin lap former untuk dibuat


lap yaitu 8 sliver dimasukkan pada mesin ini. Dengan ditarik agar
seratnya searah panjang dan pendek terpisah maka lap dikerjakan
pada mesin lap pendek akan terkumpul menjadi kotoran, sedang
serat panjang dibuat silver yang terdiri serat panjang saja. Serat
silver yang dapat diproses kembali untuk dijadikan benang carded
dengan nomor 15 dan 35 atau sebagai campuran untuk membuat
benang-benang carded dengan No.30 S dan 40 S.
.

3
Sliver hasil combing selanjutnya dikerjakan pada mesin drawing (I
dan II) untuk dibuat sliver yang baik karena sliver hasil combing
merupakan bahan baku untuk pembuatan benang halus dan ini
diproses pada mesin speed frame. Dengan sedikit ditarik dan dipilin
akan menghasilkan sliver dengan ukuran lebih kecil yang disebut
roving. Roving ini hasil dari mesin speed frame dibuat benang
tunggal selanjutnya dapat diperdagangkan baik dalam bentuk cone
(pada mesin cone winder) atau benang double mesin quick traverse,
hant dan lain-lain.
Potensi Bahaya
Kecelakaan Kerja
Pada Industri Tekstil

Setiap industri memiliki potensi akan terjadinya bahaya dan kecelakaan kerja.
Namun demikian peraturan telah meminta agar setiap industri mengantisipasi dan
meminimalkan bahaya yang dapat menimbulkan kecelakaan atau terancamnya
keselamatan seseorang baik yang ada dalam lingkungan industry itu sendiri ataupun
bagi masyarakat di sekitar industri. Hal-hal yang menjadi permasalahan yang
berkaitan dengan potensi bahaya kecelakaan kerja pada industri busana
Gudang resiko bahaya pada Packing dan
Bahaya kebakaran
Pola/Potong, resiko bahaya adalah Jari tangan
terpotong dan tersengat arus singat

Jahit, resiko bahaya adalah Jari terkena jarum,


tersengat arus singkat, kebakaran

. Pasang kancing, resiko bahaya adalah Jari tergencet


mesin kancing, tersengat arus singkat.

Setrika, resiko bahaya adalah Tersengat arus


singkat, kebakaran serta Tergores dan bahaya
jatuhan

8
Faktor penyebab ;
Faktor Manusia
b. Tenaga kerja:
Permasalahan yang terjadi pada faktor manusia meliputi
 Tidak melaksanakan ketentuan-ketentuan K3
faktor manajerial, dan faktor tenaga kerja. Permasalahannya
 Tidak mengenakan alat proteksi yang telah
dapat merupakan:
disediakan
a. Manajemen:  Tidak memiliki naluri cara kerja sehat
 Pemahaman yang kurang tentang hiperkes dan  Tingkat pengetahuan terhadap
keselamaatan kerja perkembangan teknologi industri.
 Tidak melaksanakan teknik-teknik hiperkes dan 
keselamatan kerja
 Tidak menyediakan alat proteksi/pelindung diri

Faktor Lingkungan Kerja


di Perusahaan Industri Tekstil antara lain:
1) Penerangan yang kurang mengakibatkan kesalahan pewarnaan.
2) Iklim kerja mengakibatkan lelah kerja para pekerja.
3) Debu mengakibatkan gangguan pernafasan dan kerusakan mata.
4) Uap mengakibatkan suhu panas.
5) Formaldehyde mengakibatkan timbulnya limbah B3.
berbagai macam penyakit yang timbul karena hubungan kerja yaitu :
1) Pneumoconiosis yang disebabkan oleh debu mineral pembentuk jaringan
parut,yang silikonsnya merupakan factor utama penyebab cacat dan kematian
2) Penyakit paru dan saluran pernafasan (broncopulmoner) yang disebabkan
oleh debu logam keras.
3) Penyakit paru dan saluran pernafasan (broncopulmoner) yang disebabkan
oleh debu kapas vlas, henep, dan sisal (bissinosis).
4) Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyebab sensitivisasi dan
zat perangsang yang dikenal yang berada dalam proses pekerjaan
5) Aliveolitis alergika yang disebabkan oleh factor dari luar sebagai akibat
dari penghirupan debu organik.
6) Penyakit yang disebabkan oleh berilium atau persenyawaannya ya
ng beracun.
7) Penyakit yang disebabkan kadmium atau persenyawaannya yang beracun.
8) Penyakit yang disebabkan faktor atau persenyawaanya yang beracun
9) Penyakit yang disebabkan oleh krom atau persenyawaannya yang
beracun.
10) Penyakit yang disebabkan oleh: mangan, arsen, raksa, timbal,
fluor,benzena, derivat halogen,derivat nitro,dan amina dari benzena at
au homolognya yang beracun.
Pencegahan dari bahaya dan dampak terhadap tenaga kerja industri
tekstil pemintalan benang
 Upaya-upaya pencegahan dalam keselamatan kerja dengan menggunakan
APD

Adapun hirarki pengendalian bahaya di tempat kerja, termasuk di


pabrik kimia adalah sebagai berikut:
1. Elimination, merupakan upaya menghilangkan bahaya dari
sumbernya.
2. Reduction, mengupayakan agar tingkat bahaya bisa dikurangi.
3. Engineering control, artinya bahaya diisolasi agar tidak kont
ak dengan pekerja.
4. Administrative control, artinya bahaya dikendalikan dengan
menerapkan instruksi kerja atau penjadualan kerja untuk mengurangi
paparan terhadap bahaya.
5. Personal protective equipment, artinya pekerja dilindungi dari
bahaya dengan menggunakan alat pelindung diri.
Jenis-jenis Alat Pelindung Diri.
Alat pelindung diri diklasifikasikan berdasarkan target organ tubuh yang berpotensi terkena
resiko dari bahaya.
1. Mata
a. Sumber bahaya: cipratan bahan kimia atau logam cair, debu, katalis powder, proyektil, gas, uap dan
radiasi.
b. APD: safety spectacles, safety glasses, goggle, faceshield, welding shield.
2. Telinga
a. Sumber bahaya: suara dengan tingkat kebisingan lebih dari 85 dB.
b. APD: ear plug, ear muff, canal caps.
3. Kepala
a. Sumber bahaya: tertimpa benda jatuh, terbentur benda keras, rambut terlilit benda berputar.
b. APD: helmet, bump caps.
4. Pernapasan
a. Sumber bahaya: debu, uap, gas, kekurangan oksigen (oxygen defiency).
b. APD: respirator, breathing apparatus
5. Tubuh
a. Sumber bahaya: suara dengan tingkat kebisingan lebih dari 85 dB.
b. APD: ear plug, ear muff, canal caps.
6. Tangan dan Lengan.
a. Sumber bahaya: temperatur ekstrim, benda tajam, tertimpa benda berat, sengatan listrik, bahan kimia,
infeksi kulit.
b. APD: sarung tangan (gloves), armlets, mitts.
7. Kaki
a. Sumber bahaya: lantai licin, lantai basah, benda tajam, benda jatuh, cipratan bahan kimia dan logam
cair, aberasi.
b. APD: safety shoes, safety boots, legging, spat.
 Upaya-upaya untuk mencegah byssinosis adalah :
a. Pemeliharaan rumah tangga yang baik di perusahaan
tekstil sehingga debu kapas sangat sedikit di udara. Penanggulangan lain :
1.Perlu lebih ditingkatkan lagi kualitas kerja dalam
b. Pembersihan mesin carding sebaiknya dengan pompa
mengupayakan kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada.
hampa udara.
2. Penataan ruangan harus lebih diperhatikan menjadi lebih
c. Membersihkan lantai dengan sapu tidak baik.
baik, supaya para karyawan lebih leluasa dalam melakukan
d. Ventilasi umum dengan sistim hisap.
pekerjaannya. Bengkel kerja utama industri jika memungkinkan
e. Pemeriksaan kesehatan pekerja sebelum bekerja dan dipindahkan ke tempat yang khusus disediakan untuk kegiatan
pemeriksaan kesehatan secara berkala. industri, setidaknya diusahakan pembagian tempat pengolahan
f. Rotasi pekerja yang telah terpapar debu kapas ke khusus yang bersekat dan masing-masing disendirikan sehingga
tempat yang tidak berbahaya. ruang gerak menjadi luas.
3. Untuk menghindari sakit akibat kerja pekerja perlu
melakukan olahraga yang teratur, dan setidaknya banyak bergerak
4. Sebaiknya untuk pembuangan atau penimbunan sementara limbah dari pekerjaan yang biasa dilakukan, contoh apabila biasanya
disediakan lahan kosong tersendiri, atau setidaknya menempatkannya dalam duduk sesekali berdiri dan berjalan agar gerakan dan posisi kerja
karung, bak, atau lubang khusus sehingga tidak terjadi pencemaran para karyawan menjadi lebih bervariasi dan tidak monotonis
lingkungan dan dari segi tata ruang pun menjadi lebih luas dan enak untuk
dipandang.
5. Perusahaan (dalam hal ini industri kecil) yang belum mendapat tempat
di
organisasi Pukesmas maka hendaknya dimasukkan secara struktural
kedalam organisasi tersebut. Sehingga industri ini akan lebih terayomi dalam
hal pelayanan kesehatannya yang paripurna (promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif), yang dalam hal ini ditekankan pada ruang lingkup kedokteran
industrinya.
A. Kesimpulan
. Saran
Pada proses pemintalan. limbah debu kapas paling
1. Memutuskan jenis alat pelindung diri yang
banyak didapat pada proses blowing, carding dan. Limbah aktual pada
harus kita gunakan, lakukan terlebih dahulu
pekerjaan blowing dan carding masing-masing sebesar 3.5% dan
hazard identification (identifikasi bahaya).
2.5% sedangkan tingkat kebisingan speed frame sebesar > 85 dB.
2. Tinjau ulang setiap aspek dari pekerjaan,
Penyakit yang akan timbul adalah Byssinosis (penyakit t
agar potensi bahaya bisa kita identifikasi.
ergolong pneumoconiosis) yang berasal dari limbah debu kapas kepada
3. Perlu penegakan disiplin karyawan
pekerja-pekerja dalam industri tekstil. Pencengahan dengan
terhadap pemakaian alat pelindung diri
menggunakan APD (alat pelindung diri) seperti: memakai safety
terutama masker dan sumbat telinga.
glasses, ear plung, ear muff, respirator dan lain-lain.
4. Perlu adanya penyuluhan untuk menin
Pencegahan yang lain dapat di lakukan dengan pemeliharaan
gkatkan pengetahuan bidang kesehatan dan
rumah tangga yang baik di perusahaan tekstil sehingga debu kapas
keselamatan kerja, dan keterampilan para
sangat sedikit di
pekerja.
udara,pembersihan mesin carding sebaiknya dengan pompa ha
mpa udara, membersihkan lantai dengan sapu tidak baik, ventilasi
umum dengan sistim hisap,
pemeriksaan kesehatan pekerja sebelum bekerja dan pemeriksa
an kesehatan secara berkala, rotasi pekerja yang telah terpapar debu
kapas ke tempat yang tidak berbahaya.

Anda mungkin juga menyukai