(4201017035) Tinjauan Teori Definisi Dispepsia atau sakit maag adalah sekumpulan gejala (sindrom) yang terdiri dari nyeri atau rasa tidak nyaman di epigastrium, mual, muntah, kembung, rasa penuh atau cepat kenyang, dan sering bersendawa. Biasanya berhubungan dengan pola makan yang tidak teratur, makanan yang pedas, asam, minuman bersoda, kopi, obat- obatan tertentu, ataupun kondisi emosional tertentu misalnya stress (Wibawa, 2006). Etiologi Beberapa perubahan dapat terjadi pada saluran cerna atas akibat proses penuaan, terutama pada ketahanan mukosa lambung (Wibawa, 2006). Kadar asam lambung lansia biasanya mengalami penuruna hingga 85%. Dispepsia dapat disebabkan oleh kelainan organik, yaitu : o Gangguan penyakit dalam lumen saluran cerna: tukak gaster atau duodenum, gastritis, tumor, infeksi bakteri Helicobacter pylori. o Obat-obatan: anti inflamasi non steroid (OAINS), aspirin, beberapa jenis antibiotik, digitalis, teofilin dan sebagainya. o Penyakit pada hati, pankreas, maupun pada sistem bilier seperti hepatitis, pankreatitis, kolesistitis kronik. o Penyakit sistemik seperti diabetes melitus, penyakit tiroid, penyakit jantung koroner. D. Patofisiologi Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak jelas, zat-zat seperti nikotin dan alkohol serta adanya kondisi kejiwaan stres, pemasukan makanan menjadi kurang sehingga lambung akan kosong, kekosongan lambung dapat mengakibatkan erosi pada lambung akibat gesekan antara dinding-dinding lambung, kondisi demikian dapat mengakibatkan peningkatan produksi HCL yang akan merangsang terjadinya kondisi asam pada lambung, sehingga rangsangan di medulla oblongata membawa impuls muntah sehingga intake tidak adekuat baik makanan maupun cairan (Corwin,2001) Manifestasi Klinis o Nyeri perut (abdominal discomfort), o Rasa perih di ulu hati, o Mual, kadang-kadang sampai muntah, o Nafsu makan berkurang, o Rasa lekas kenyang, o Perut kembung, o Rasa panas di dada dan perut, o Regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba) (Sujono, 2006) Komplikasi komplikasi dispepsia yaitu luka di dinding lambung yang dalam atau melebar tergantung berapa lama lambung terpapar oleh asam lambung. Bila keadaan dispepsia ini terus terjadi luka akan semakin dalam dan dapat menimbulkan komplikasi pendarahan saluran cerna yang ditandai dengan terjadinya muntah darah, di mana merupakan pertanda yang timbul belakangan. Penatalaksanaan Menurut Sujono (2006), penatalaksanaan yang tepat pada pasien dengan dispepsia, antara lain : o Edukasi kepada pasien untuk mengenali dan menghindari keadaan yang potensial mencetuskan serangan dispepsia o Modifikasi pola hidup o Menghindari jenis makanan yang dirasakan sebagai faktor pencetus. Pola makan porsi kecil tetapi sering dan makanan rendah lemak. o Obat-obatan o Obat-obatan yang dianjurkan adalah golongan antasida, anti sekresi dan prokinetik dapat digunakan untuk mengurangi keluhan. Study Kasus Pengkajian Identitas Klien o Nama Klien : Tn. “A” o Umur : 26 Tahun o Jenis Kelamin : Laki - Laki o Agama : Islam o Status Pernikahan : Kawin o Pekerjaan : Wiraswasta o Suku Bangsa : Bugis, Indonesia o No. RM : 26 26 56 Identitas Penanggung Jawab o Nama : Ny. “S” o Usia : 24 Tahun o Jenis Kelamin : Perempuan o Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga o Hubungan Dengan Klien : Istri Klien ANALISA DATA Nama Klien : Tn.”A” Diagnosa Medik : Dispepsia Umur : 26 Tahun Ruangan : Jenis Kelamin : Laki – Laki Tanggal : 09 - 08 - 2016
Data Etiologi Masalah
1 DS : Dispepsia Nyeri Akut
1. Klien mengatakan nyeri pada daerah ulu hati Peradangan Pada 2. Klien mengatakan nyerinya berada Epigastrium pada skala 7 (berat) 3. Klien mengatakan nyeri dirasakan Pelepasan Mediator seperti pedis di daerah ulu hati tembus kebelakang dan hilang timbul Nyeri Dipersepsikan DO : 1. Klien meringis Nyeri Akut 2. Tangan kanan kien memegang abdomen yang sakit 3. TD :110/70 mmHg 2 DS : Ketidak adekuatan Ketidakseimbangan 1. Klien mengatakan kurang kerja insulin dalam Nutrisi kurang dari nafsu makan tubuh kebutuhan tubuh 2. Klien mengatakan tidak mampu menelan dengan baik Metabolisme zat 3. Klien mengatakan mengeluh makanan tidak gangguan sensasi rasa sempurna DO : 1. Klien pucat 2. Porsi makan tidak dihabiskan hanya 3 sendok 3. Klien lemah 3 DS : Perubahan status Ansietas 1. Klien menanyakan apakah kesehatan penyakitnya dapat disembuhkan 2. Klien mengatakan khawatir terhadap Kurang pengetahuan penyakitnya tentang penyakitnya 3. Klien mengatakan tidak percaya diri dengan penyakitnya Stresor bertambah DO : 1. Klien cemas Koping individu 2. Klien gelisah inefektif 3. Wajah klien tegang Ansietas Diagnosa Keperawatan o Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera fisik o Ketidakseimbangan nurtisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient o Ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini Intervensi keperawatan No Diagnosa Keperawatan Tujuan (Noc) Intervensi ( Nic) 1 Nyeri akut berhubungan Setelah diberikan asuhan a. Nic label : dengan agens cedera fisik keperawatan 3x24 jam diharapkan manajemen nyeri DS : nyeri dapat teratasi dengan Definisi : pengurangan atau 1. Klien mengatakan kriteria hasil Noc Label : tingkat redukasi nyeri sampai pada nyeri pada daerah ulu hati nyeri tingkat kenyamanan yang dapat 2. Klien mengatakan Definisi : keparahan dari nyeri diterima oleh pasien nyerinya berada pada skala yang diamati atau dilaporkan Aktifitas : 7 (berat) Indikator Awal Target •Melakukan pengkajian nyeri 3. Klien mengatakan Ekspresi komprehensif y6ang meliputi nyeri dirasakan seperti nyeri wajah lokasi, karakteristik, durasi pedis di daerah ulu hati Mengeringit frekuensi, kualitas, intentitas tembus kebelakang dan atau beratnya nyeri hilang timbul •Mengajarkan prinsip-prinsip DO : manajemen nyeri 1. Klien meringis •Mendorong pasien untuk 2. Tangan kanan kien memonitor nyeri dan memegang abdomen yang menangani nyerinya dengan sakit tepat. TD :110/70 mmHg •Mendukung istrahat/tidur yang adekuat untuk membantu penuurunan nyeri 2 Ketidakseimbangan nutrisi Setelah diberikan asuhan Nic Label : manajemen kurang dari kebutuhan tubuh keperawatan 3x24 jam diharapkan nutrisi berhubungan dengan kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi definisi : menyediakan dan ketidakmampuan dengan kriteria hasil : meningkatkan intake nutrisi mengabsorpsi nutrient yang seimbang DS : Noc Label : status nutrisi Aktifitas : 1. Klien mengatakan asupan nutrisi o Tentukan status gizi kurang nafsu makan Definisi : asupan gizi untuk pasien dan kemampuan 2. Klien mengatakan tidak memenuhi kebutuhan metabolik (pasien) untuk mampu menelan dengan baik memenuhi kebutuhan 3. Klien mengatakan Indikator Awal Target gizi Asupan mengeluh gangguan sensasi kalori o Tentukan jumlah kalori rasa Asupan dan jumlah nutrisi yang DO : protein dibutuhkan untuk Asupan 1. Klien pucat nutrisi memenuhi persyaratan 2. Porsi makan tidak Asupan gizi dihabiskan hanya 3 sendok karbohidrat o Atur diet yang 3. Klien lemah Asupan diperlukan (yaitu : serat menyeridiakan makanan protein tinggi; 3 Ansietas berhubungan Setelah diberikan asuhan Nic label : peingkatan koping dengan ancaman pada kasus keperawatan selama 3x24 Definisi : fasilitasi usaha kognitif terkini jam diharapkan ansietas dan perilaku untuk mengelola DS : dapat teratasi dengan kriteria stessor yang dirasakan,perubahan 1. Klien menanyakan hasil : atau ancaman yang menggangu apakah penyakitnya dapat a. Noc label : tingkat dalam rangka memenuhi disembuhkan kecemasan kebutuhuan hidup dan peran. 2. Klien mengatakan Definisi : keparahan dari khawatir terhadap tanda-tanda ketakutan, Aktifitas : penyakitnya ketgegangan atau kegelisahan o .berikan penilaian penyesuaian 3. Klien mengatakan tidak yang berasal dari sumber pasien terhadap perubahan- percaya diri dengan yang tidak dapat perubahan dalam citra tubuh, penyakitnya teridentifikas sesuai dengan indikasi. DO : o Berikan penilaian mengenai Indikator Awal Target 1. Klien cemas Perasaan pemahaman pasien terhadap 2. Klien gelisah gelisah proses penyakitnya. 3. Wajah klien tegang Wajah o Bantu pasien untuk tegaang menyelesaikan masalah dengan Rasa cemas yang cara konstruktif disampaikan secara lisan Penutup Kesimpulan o Pengkajian pada klienTn. A dengan dispepsia jika dibandingkan dengan pengkajian pada tinjauan teoritis dan tinjauan kasus. o Diagnosa keperawatan yang muncul pada tinjauan kasus klien Ta. A dengan dispepsia terdapat satu diagnose pada tinjauan teori yang tidak ditegakkan pada tinjauan kasus klien Ta. A dengan dispepsia. o Intervensi yang penulis rencanakan kepada Ny. M dengan bronchitis berdasarkan prioritas masalah keperawatan, dimana masalah aktual lebih diprioritaskan dan berpedoman kepada tinjauan teoritis. Saran o Dengan klien dengan masalah kesehatan dispepsia hendaknya untuk meningkatkan perhatian terhadap kondisi kesehatannya. o Penulis hendaknya meningkatkan kualitas literatur Bab I dan Bab II dengan referensi buku terbaru. o Profesi perawat dan perawat pemberi asuhan keperawatan khususnya masalah kesehatan klien dengan dispepsia hendaknya sangat memperhatikan kondisi lingkungan klien, sterilisasi instrument dan tindakan untuk menghindari resiko terjadinya komplikasi yang serius.