Lipur Riyantiningtyas
PENGERTIAN
VISUM ET REPERTUM
Keterangan tertulis yg dibuat Dr/Drg dalam
kapasitasnya sebagai ahli atas Permintaan
Tertulis (Resmi) Penyidik tentang
Pemeriksaan Medis terhadap Seseorang
baik Hidup ataupun Mati atau Bagian dari
tubuh manusia Berupa Temuan Dan
Interpretasinya, berdasarkan Keilmuan, di
bawah Sumpah ketika menerima jabatan,
dan untuk Kepentingan Peradilan
VISUM et REPERTUM
►Dibuatutk kepentingan peradilan
►Atas permintaan tertulis dari penegak
hukum yang berwenang, yaitu:
penyidik (Polri, Provost atau PM);
hakim (hakim ketua sidang).
►Digunakan sbg alat bukti dlm sidang
pengadilan.
►Harus memenuhi syarat materil dan
syarat formil sesuai KUHAP.
SYARAT VISUM et REPERTUM
►Syarat Materiil
Factual (factually correct)
Tidak bertentangan dgn ilmu kedokteran
yang telah teruji
►Syarat Formil
Dibuat degan sumpah/janji ; atau
Dibuat dengan mengingat sumpah/janji
ketka menerima jabatan
DASAR PENGADAAN
VISUM ET REPERTUM (masa penyidikan)
PASAL 133 KUHAP
► Dalam hal penyidik untuk kepentingan
peradilan menangani seorang korban baik
luka, keracunan ataupun mati yang
diduga karena peristiwa yang merupakan
tindak pidana, ia berwenang mengajukan
permintaan keterangan ahli kepada ahli
kedokteran kehakiman atau dokter dan
atau ahli lainnya
APAKAH AHLI KEDOKTERAN KEHAKIMAN SAMA TINGKATNYA DENGAN DOKTER ?
PERMINTAAN VISUM ET REPERTUM
menurut Ps 133 KUHAP
► Wewenang Penyidik
► Tertulis (RESMI)
► Terhadap korban, Bukan tersangka
► Ada dugaaan akibat tindak Pidana
► Bila Mayat :
Identitas pada Label
Jenis Pemeriksaan yg diminta
Ditujukan Kepada :
►Ahli Kedokteran Forensik/Dokter di RS
SANKSI HUKUM BILA MENOLAK
► PASAL 216 KUHP
Barangsiapa dengan sengaja tidak menuruti
perintah atau permintaan yang dilakukan
menurut undang-undang oleh pejabat yang
tugasnya mengawasi sesuatu, atau oleh
pejabat berdasar- kan tugasnya, demikian pula
yang diberi kuasa untuk mengusut atau
memeriksa tindak pidana; demikian pula
barangsiapa dengan sengaja mencegah,
menghalang-halangi atau mengga-galkan
tindakan guna menjalankan ketentuan,
diancam dengan pidana penjara paling lama
empat bulan dua minggu atau denda paling
banyak sembilan ribu rupiah.
ALAT BUKTI SAH
PENYIDIK POLISI
PENYIDIK PEMBANTU POLISI
PP NO 27 TAHUN 1983
►PASAL 2 PP No 27 TAHUN 1983
(2) Penyidik adalah :
Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia
tertentu yang sekurang-kurangnya
berpangkat Pembantu Letnan Dua polisi
(Ajun Inspektur Dua)
PP NO 27 TAHUN 1983
►PASAL 3 PP No 27 TAHUN 1983
(2) Penyidik pembantu adalah :
a. Pejabat Polisi Negara RI tertentu yg
sekurang-kurangnya berpangkat Sersan
Dua polisi.
b. Pejabat PNS tertentu yg sekurang-
kurangnya berpangkat Pengatur Muda
(golongan II/a) atau yang disamakan
dengan itu.
PP NO 27 TAHUN 1983
►PASAL 2 (2) PP No 27 TAHUN 1983
(2) Dalam hal di suatu Sektor Kepolisian
tidak ada pejabat penyidik sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) huruf a, maka
Komandan Kepolisian yang berpangkat
bintara di bawah Pembantu Letnan Dua
Polisi, karena jabatannya adalah
penyidik.
PP NO 27 TAHUN 1983
►ARTINYA :
Tidak semua Polisi Berpangkat Pelda
ke atas adalah PENYIDIK
Tidak semua Polisi Berpangkat
Sersan adalah Penyidik Pembantu
Setiap Kapolsek PASTI PENYIDIK
VISUM
et
REPERTUM
1. Pembukaan bertuliskan,
PROJUSTITIA
Ditulis di POJOK KIRI ATAS
2. PENDAHULUAN
Identitas Peminta Visum
Identitas Pemeriksa
Identitas Korban
Tempat & Waktu Pemeriksaan
3. PEMBERITAAN
PENUTUP
Demikian Visum et Repertum dibuat
dengan sejujur-jujurnya mengingat sumpah
pada waktu menerima jabatan
JENIS V et R
1. V et R Korban Hidup
seketika
# V et R Perlukaan
sementara
# V et R Psikiatrik
lanjutan
# V et R Kejahatan Susila
# Kesimpulan berisi :
-> Jenis luka
-> Jenis Kekerasan
-> Kualifikasi luka RINGAN/KUHP 352
V et R Sementara
# Korban dirawat
# Kesimpulan berisi :
-> Jenis luka
-> Jenis Kekerasan
V et R Lanjutan
Dibuat setelah korban selesai dirawat dgn
kualifikasi luka sudah dapat ditentukan
Kalau korban meninggal :
a. V et R Lanjutan tetap dibuat
b. Lapor polisi
c. SPV Jenazah
d. Autopsi
e. V et R Jenazah
Derajat Luka / Kualifikasi Luka
Luka Derajat I
Penganiayaan/Luka Ringan (Ps 352KUHP)
Tidak mengakibatkan penyakit maupun
halangan dlm melakukan pekerjaan/jabatan
Luka Derajat II
Penganiayaan / Luka Sedang
Mengakibatkan penyakit & halangan
sementara dlm melakukan pekerjaan/
jabatannya
Luka Derajat III
Penganiayaan/Luka Berat (Ps 90 KUHP)
1. Mengakibatkan jatuh sakit/mendapat luka yg tidak
memberi harapan akan sembuh sama sekali
2. Dapat mengakibatkan ancaman bahaya maut
3. Sebabkan seseorang terus menerus tdk mampu
utk jalankan tgs jabatan/ pekerjaan/pencaharian
4. Menyebabkan kehilangan salah satu pancaindera
5. Menimbulkan cacat berat, Lumpuh
6. Terganggunya daya pikir selama 4 minggu/lebih
7. Keguguran atau kematian janin dalam rahim
V et R Kejahatan Susila
V et R Perkosaan