Anda di halaman 1dari 121

Apa yang dimaksud dengan

tujuan belajar - pembelajaran ?

Tujuan belajar-pembelajaran
merupakan perilaku yang diharapkan
dapat dicapai siswa sehubungan
dengan aktivitas belajar –
pembelajaran dilakukan
Apa urgensi penetapkan dan perumusan
tujuan belajar-pembelajaran ?
Penetapan dan perumusan tujuan belajar -
pembelajaran sangat penting, karena
sebagai dasar dalam :
1. Menyusun alat/instrumen evaluasi
2. Menentukan materi yang diperlukan
3. Memilih dan menentukan sarana (alat
pelajaran, alat peraga, media) yang
diperlukan
4. Memilih dan menetukan metode belajar –
pembelajaran yang diperlukan
Jenis tujuan dalam belajar
pembelajaran meliputi apa saja ?

1. Tujuan kurikuler ( standart kompetensi)


Menggambarkan perilaku internal dalam lingkup yang
luas
2. Tujuan pembelajaran umum
(kompetensi dasar) Menggambarkan perilaku
internal dalam lingkup yang relatif terbatas

3. Tujuan pembelajaran khusus (indikator)


Menggambarkan perilaku eksternal dalam lingkup
yang spesifik
Jenis-jenis perilaku yang menjadi
dasar dalam penentuan dan
perumusan tujuan belajar-
pembelajaran meliputi apa saja ?

1. Perilaku ranah kognitif


2. Perilaku ranah afektif
3. Perilaku ranah psikomotor
PERILAKU RANAH
KOGNITIF

Jenis perilaku yang berkaitan


dengan kemampuan mengingat dan
berfikir (memecahkan masalah)
TERDIRI DARI 6 PERILAKU

1. Pengetahuan (kemampuan mengingat


dan mengenal suatu obyek)
Perilaku internal : mengetahui ...........
Perilaku eksternal a.l : menyebutkan,
menunjukkan,
mengidentifikasi
2. Pemahaman (kemampuan menangkap
makna suatu obyek)
Perilaku internal a.l : memahami ..........,
menginterpretasikan
Perilaku eksternal a.l : menjelaskan,
menerangkan, memberi
contoh
3. Penerapan (kemampuan menerapkan … dalam
situasi yang baru/konkrit)
Perilaku internal a.l : menggunakan..,membuat…..,
Perilaku eksternal a.l : mendemonstrasikan,
menghitung, membuktikan

4. Analisis (kemampuan menguraikan suatu kesatuan


kedalam bagian-bagian)
Perilaku internal a.l : menganalisis, merinci
Perilaku eksternal a.l : membandingkan, membagi,
memilih
5. Sintesis (kemampuan mengintegrasikan bagian-
bagian ke dalam satu kesatuan)
Perilaku internal a. l : menyususun..,Menghasilkan
Perilaku eksternal a. l : merangkaikan, menyimpulkan

6. Evaluasi (kemampuan melakukan penilaian


terhadap suatu obyek tertentu)
Perilaku internal a.l : mempertimbangkan, menilai
Perilaku eksternal a. l : membedakan, mengkritik
PERILAKU RANAH
AFEKTIF

Jenis perilaku yang berkaitan dg


nilai, norma, sikap, perasaan,
kemauan
TERDIRI DARI 5 PRILAKU

1. Penerimaan (adanya kesadaran dan perhatian terhadap stimulan


yang datang )
Perilaku internal : menunjukkan ..........
Perilaku eksternal : mengikuti, menyatakan, menjawab,

2. Partisipasi ( memberikan tanggapan secara verbal ataupun


tindakan)
Perilaku internal : mematuhi......., berperan secara aktif ...
Perilaku eksternal : melaksanakan, menyumbangkan,
melaporkan
3. Penilaian/Penetuan sikap ( penyesuaian diri sesuai dengan
penilaian yang telah dilakukannya)
Perilaku internal : mengakui, menyepakati, menyukai, menghargai
Perilaku eksternal : mengajak, menolak, melaksanakan, membela,
ikut serta
4. Organisasi (menghubungkan antar nilai menjadi suatu
sistem nilai)
Perilaku internal : membentuk sistem nilai
Perilaku eksternal : merumuskan, mengatur,
5. Pembentukan pola hidup (menjadikan sistem nilai sebagai bagian
yang tidak terpisahkan dalam kehidupannya)

Perilaku internal : menunjukkan ......melibatkan diri ........


Perilaku eksternal : memperlihatkan, Bertahan, membuktikan
PERILAKU RANAH
PSIKOMOTOR

merupakan perilaku yang


menyangkut aspek
ketrampilan/gerakan
TERDIRI DARI 7 PERILAKU
1. Persepsi (kemampuan mengenal obyek motorik dengan
panca indera)
Perilaku internal : membedakan, menafsirkan,
Perilaku eksternal : mengidentifikasi, membedakan,
memilih

2. Kesiapan (kemampuan mempersiapkan diri untuk


melakukan suatu gerakan)
Perilaku internal : berkonsentrasi, menyiapkan diri
Perilaku eksternal : menunjukkan, mengawali,
mempersiapkan

3. Gerakan terbimbing (kemampuan melakukan gerakan


dengan mengikuti contoh)
Perilaku internal : meniru contoh
Perilaku eksternal : mengikuti, memasang, mencoba,
membuat
4. Gerakan terbiasa (kemampuan melakukan
gerakan tanpa melihat contoh)
Perilaku internal : terampil
Perilaku eksternal : memainkan,
mendemonstrasikan,
mengatur

5. Gerakan kompleks ( kemampuan melakukan


serangkaian gerakan secara tepat, lancar, luwes)
Perilaku internal : terampil ..............
Perilaku eksternal : memasang, membongkar,
mendemonstrasikan
. Penyesuaian pola gerakan (kemampuan menyesuaikan
gerakan dengan situasi dan kondisi yang dihadapinya)
Perilaku internal : menyesuaikan diri, bervariasi
Perilaku eksternal : mengubah, mengatur, membuat variasI

Penciptaan pola gerakan (kemampuan membuat pola


gerakan baru)
Perilaku internal : menciptakan sesuatu yang baru
Perilaku eksternal : merancang, menciptakan, mendesain
A. Behavioristik
Thorndike
Pembelajaran dengan memberi stimulus kepada siswa
agar menimbulkan respon yang tepat seperti yang kita
inginkan. Hubungan stimulus dan respons ini bila diulang
kan menjadi sebuah kebiasaan.selanjutnya, bila siswa
menemukan kesulitan atau msalah, guru menyuruhnya
untuk mencoba dan mencoba lagi (trial and error)
sehingga akhirnya diperoleh hasil.
B. Kognitivisme
Piaget
Pembelajaran adalah dengan mengaktifkan indera siswa
agar memperoleh pemahaman/insigh sedangkan
pengaktifan indera dapat dilaksanakan dengan jalan
menggunakan media/alat Bantu. Disamping itu
penyampaian pengajaran dengan berbagai variasi artinya
menggunakan banyak metode.
C. Humanistic
Eggen & Kauchak
Dalam pembelajaran ini guru sebagai pembimbing memberi
pengarahan agar siswa dapat mengaktualisasikan dirinya
sendiri sebagai manusia yang unik untuk mewujudkan
potensi-potensi yang ada dalam dirinya sendiri. Dan siswa
perlu melakukan sendiri berdasarkan inisiatif sendiri yang
melibatkan pribadinya secara utuh (perasaan maupun
intelektual) dalam proses belajar, agar dapat memperoleh
hasil.
D. Social learning/Permodelan
Albert Bandura
Proses pembelajaran melalui proses pemerhatian dan pemodelan
Bandura (1986) mengenal pasti empat unsure utama dalam proses
pembelajaran melalui pemerhatian atau pemodelan, iaitu pemerhatian
(attention), mengingat (retention), reproduksi (reproduction), dan
penangguhan (reinforcement) motivasi (motivion). Implikasi daripada
kaedah ini berpendapat pembelajaran dan pengajaran dapat dicapai
melalui beberapa cara yang berikut:
• Penyampaian harus interktif dan menarik
• Demonstasi guru hendaklah jelas, menarik, mudah dan tepat
• Hasilan guru atau contoh-contoh seperti ditunjukkan hendaklah
mempunyai mutu yang tinggi
E. Kontruktivis

proses individu menghubungkan dan


mengasimilasikan
pengetahuan/kecakapan/
pengalaman yang telah dimilikinya dengan
pengetahuan/kecakapan/pengalaman
baru sehingga terjadi rubahan/perkem-
bangan
1. ALIRAN BEHAVIORISTIK
A. ASUMSI
Manusia dipandang sebagai organisme yang pasif. Prilaku
manusia dikuasai oleh stimulus yang ada di lingkungannya.
Oleh karena itu perilaku manusia dapat dikontrol/ dikendalikan
melalui pemanipulasian lingkungan

B. CIRI-CIRI
1. Mementingkan pengaruh lingkungan
2. Mementingkan bagian-bagian
3. Mementingkan peranan reaksi
4. Mementingkan mekanisme terbentuknya hasil belajar
5. Mementingkan sebab-sebab pada waktu yang lalu
6. Mementingkan pembentukan kebiasaan
7. Dalam pemecahan masalah ciri khasnya adalah “trial and error”
 Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori tentang
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman
 Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar
yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan
praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai
aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada
terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
 Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-
responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai
individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan
menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata.
Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan
penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
 Tokoh-tokoh aliran behavioristik di antaranya
adalah Thorndike, Watson, Clark Hull, Edwin
Guthrie, dan Skinner. Berikut akan dibahas
karya-karya para tokoh aliran behavioristik
dan analisis serta peranannya dalam
pembelajaran.
A. TEORI KONEKSIONISME
Thorndike
Belajar berlangsung melalui Pembiasaan/pembentukan
koneksi (asosiasi, bond) antara stimulus dengan respon (
“learning by selecting and connecting” atau “trial and error
learning” ) berdasarkan hukum tertentu a.l :
a. hukum kesiapan
b. hukum latihan/pengulangan
c. hukum efek/akibat

S R

Stimulus bond Respon


B. TEORI KLASIKAL KONDISIONING
Ivan Pavlov
Proses pembentukan tingkah laku melalui pemanipulasian lingkungan, yaitu secara
berulangkali tingkah laku “dipancing” dengan sesuatu yang memang secara alami
menimbulkan tingkah laku tersebut
CS 1 + US 1 R 1 (UR)
CS 2 + US 2 R 2 (UR)
-----------------------------------------------------
CS 15 + US 15 R 15 (UR + CR)
CS 16 + US 16 R 16 (UR + CR)
-----------------------------------------------------
CS n Rn ( CR)

1. Ada makanan, keluar air liur


2. Dibunyikan lonceng, tdk keluar air liur
3. Dibunyikan lonceng dan makanan, keluar air liur
4. Dibunyikan lonceng, keluar air liur
C. TEORI OPERAN CONDITIONING
Skinner
Tingkah laku yang muncul karena stimulus tertentu
akan lebih kuat jika diikuti dengan adanya stimulan
penguat (reinforcing stimuli)

ES RR RS OR

Eliciting Respondent Reinforcing Operan


Stimuli Response Stimuli Response

Operan = Bertindak ke atas


1. Anjing akan mengangkat kedua kaki depan bila tahu akan diberi makan
2. Anak mengemas buku dgn rapi jika tahu akan diberi hadiah
Analisis teori Behavioristik
 Pandangan teori behavioristik telah cukup lama dianut oleh para
pendidik. Namun dari semua teori yang ada, teori Skinnerlah yang
paling besar pengaruhnya terhadap perkembangan teori belajar
behavioristik. Program-program pembelajaran seperti Teaching
Machine, Pembelajaran berprogram, modul dan program-program
pembelajaran lain yang berpijak pada konsep hubungan stimulus-
respons serta mementingkan faktor-faktor penguat (reinforcement),
merupakan program pembelajaran yang menerapkan teori belajar yang
dikemukakan Skiner.
 Teori behavioristik banyak dikritik Teori ini tidak mampu menjelaskan
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam hubungan stimulus
dan respon.
 Pandangan behavioristik juga kurang dapat menjelaskan adanya variasi
tingkat emosi siswa, Mereka tidak memperhatikan adanya pengaruh
pikiran atau perasaan.
 Teori behavioristik juga cenderung mengarahkan pebelajar untuk berfikir
linier, konvergen, tidak kreatif dan tidak produktif. Pandangan teori ini
bahwa belajar merupakan proses pembentukan atau shaping, yaitu
membawa pebelajar menuju atau mencapai target tertentu, sehingga
menjadikan peserta didik tidak bebas berkreasi dan berimajinasi.
2. TEORI BELAJAR ALIRAN KOGNITIF
Jean Piaget
A. ASUMSI
Manusia sebagai organisme yang aktif yang menjadi sumber dari semua
aktivitas. Tingkah laku manusia merupakan ekspresi dan akibat dari
eksistensi internal manusia yang dapat diamati

B. CIRI-CIRI
1. Mementingkan apa yang ada pada diri individu
2. Mementingkan keseluruhan
3. Mementingkan perenan fungsi kognitif
4. Mementingkan keseimbangan dalam diri individu
5. Mementingkan kondisi saat ini
6. Mementingkan pembentukan struktur kognitif
7. Dalam memecahkan masalah ciri khasnya adalah “insight”
 Menurut Piaget pengetahuan (knowledge) adalah interksi yangterus menerus
antara individu dengan lingkungan. Fokus perkembangan kognitif Piaget adalah
perkembangan secara alami fikiran pembelajar mulai anak-anak sampai
dewasa. Konsepsi perkembangan kognitif Piaget, duturunkan dari analisa
perkembangan biologi organisme tertentu. Menurut Piaget, intelegen
(IQ=kecerdasan) adalah seperti system kehidupan lainnya, yaitu proses
adaptasi.
 Ada empat faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif yaitu :
 1) lingkungan fisik
 2) kematangan
 3) pengaruh social
 4) proses pengendalian diri (equilibration) (Piaget, 1977)
 Tahap perkembangan kognitif :
 1) Periode Sensori motor (sejak lahir – 1,5 – 2 tahun)
 2) Periode Pra Operasional (2-3 tahun sampai 7-8 tahun)
 3) Periode operasi yang nyata (7-8 tahun sampai 12-14 tahun)
 4) Periode operasi formal
 Kunci dari keberhasilan pembelajaran adalah instruktur/guru/dosen/guru harus
memfasilitasi agar pembelajar dapat mengembangkan berpikir logis.
A. Teori Gestalt
Sumber utama dalam belajar adalah dimengertinya
hal-hal yang dipelajari. Pemahaman(insight )

Insight dipengaruhi oleh :


1. Kemampuan dasar yang dimiliki
2. Pengalaman yang relevan
3. Situasi yang dihadapi

Proses insight dapat terjadi melalui periode mencari dan mencoba-coba.


Simpance dimasukan ke kandang yang didlmnya terdapt 3 balok kayu
dan di atas kandang diberikan pisang. Simpanse mencoba meraih
pisang dan tdk terjangkau . Dr proses itu simpance memahami hub dia,
balok dan pisang. Simpance menyusun balok agar bisa meraih pisang
B. Teori Pemrosesan
Informasi. Gagne
Teori pemrosesan informasi merupakan teori
kognitif tentang belajar yang menjelaskan
bagaimana informasi diterima, disimpan, dan
dipanggil kembali dari otak, bahwa dalam
pembelajaran terjadi proses penerimaan
informasi, untuk kemudian diolah sehingga
menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil
belajar

Teori ini menggunakan analogi komputer yang digambarkan sebagai


manusia. Komputer memproses, menyimpan dan mengingat
SKEMA PEMROSESAN INFORMASI

Memori jangka
panjang
Register Pemrosesan
Stimulus pengindraan awal recall
pengulangan
1. Perhatian
Melihat
2. Perlu waktu
Mendengar
Meraba Memori jangka
Membau
Mencecap pendek
Lupa/hilang

Lupa/hilang pengulangan
REGISTER PENGINDRAAN

Pemrosesan
Register
Stimulus pengindraan awal
Melihat
Mendengar
1. Perhatian
Meraba
2. Perlu waktu
Membau Lupa/hilang
mencecap

Sesaat setelah stimulus diterima oleh indra, otak segera memproses


stimulus tsb. Gambaran yang ada dalam otak (persepsi) tdk persis sama
dengan yang diterima oleh indra. persepsi merupakan interpretasi
seseorang thd stimulus yang telah dipengaruhi oleh status mental,
pengalaman masa lalu, pengetahuan yang telah dimiliki, motivasi, dll.
Lanjutan teori pemrosesan
informasi

stimulus Register Proses


pengindraan awal

lupa/hilang

Persepsi masuk dan berada dalam register penginderaan


dalam waktu yang relatif singkat (tidak lebih dari 2 detik).
Jika tidak ada pemrosesan lebih lanjut atau terdesak
informasi baru, maka informasi akan hilang/lupa, tetapi
jika ada pemrosesan lebih lanjut maka informasi akan
masuk dan tersimpan dalam memori jangka pendek.
SIFAT REGISTER PENGINDERAAN

1. KAPASITAS TERBATAS
2. WAKTU SANGAT SINGKAT (TDK LEBIH
DARI 2 DETIK)
PROSES AWAL
Pemrosesan
awal
MEMORI jangka panjang

1. Perlu perhatian
a. Pemusatan energi psikis terhadap obyek
tertentu
b. kadar kesadaran yang menyertai aktivitas yang
sedang dilakukan
2. Perlu waktu untuk sampai dalam kesadaran
HAL-HAL YANG MENARIK
PERHATIAN

1. Sesuatu yang lain dari yang lain


2. Sesuatu yang mendadak datang atau yang
mendadak hilang
3. Sesuatu yang menyangkut diri si subyek
Implikasi dalam pembelajaran
Agar informasi tidak hilang/lupa dilakukan
pemrosesan dengan membangkitkan perhatian,
antara lain :
A. untuk komunikasi lisan
1.Mengulang
2.Mengeraskan suara
3.Memperlemah suara
4.Melambatkan suara
5.Pernyataan : “mohon diperhatikan !”, “ini penting !” dll
B. Untuk komunikasi tulis
1. pewarnaan
2. cetak tebal
3. cetak miring, dll
MEMORI JANGKA PENDEK
Short Term Memory

Memori
Jangka pendek

pengulangan
lupa
 Persepsi yang telah diproses ditransfer ke memori jangka
pendek
 Memori jangka pendek kapasitasnya terbatas ( 5 – 9 bits (hal
yang berbeda dlm satuan waktu tertentu/ 10-20 menit)
 Informasi yang masuk ke memori jangka pendek dapat berasal
dari register pengindraan atau dari memori jangka panjang
dan sering terjadi secara bersamaan
LANJUTAN MEMORI JANGKA PENDEK

penyimpanan dilakukan dengan rehearsal (mengucapkan secara


berulangkali)

Jika dalam waktu 30 detik tidak ada pengulangan maka


informasi akan hilang/dilupakan

Semakin lama informasi berada dalam memori jangka pendek


semakin besar kesempatan untuk masuk ke dalam memori
jangka panjang
Implikasi dalam
pembelajaran
1. Tidak terlalu cepat dalam penyampaian
informasi satu ke yang lain (kesempatan
rehearsal, dan tidak terdesak informasi
berikutnya)
2. Tidak terlalu banyak ide dalam satu kali
penyampaian, kecuali telah ada informasi
pengait dalam memori jangka panjang
3. Memberikan waktu/kesempatan berfikir
ketika harus menjawab pertanyaan
Memori jangka panjang

memori
Jangka panjang

Pengulangan recall
& pengkodean
Lanjutan

1. Memori jangka panjang merupakan bagian


dari sistem memori untuk meyimpan
informasi dalam kurun waktu yang panjang
dengan kapasitas yang besar

2. informasi yang telah tersimpan dalam


memori jangka panjang tidak pernah akan
terlupakan. Kemungkinan yang terjadi
adalah kehilangan kemampuan untuk
menemukan kembali (recall)
Mengapa lupa ?

1. Persepsi tidak diproses lebih lanjut


2. Informasi dalam memori jangka pendek
tidak ditranfer ke dalam memori jangka
panjang
3. Distorsi recall
4. Interferensi ( tercampur atau terdesak oleh
informasi lain)
Mengapa ingat ?

1. Efek pertama (perhatian masih penuh)


dan efek terakhir (tidak terinferensi
informasi lain)
2. Belajar informasi baru lebih mudah bila
sebelumnya telah mempelajari hal
serupa
C. TEORI KONSTRUKTIVISTIK
Dasar pandangan
Perubahan kognitif hanya terjadi jika konsepsi- konsepsi yang
telah dimiliki sebelumnya diolah melalui suatu proses
ketidakseimbangan dalam upaya memahami informasi baru

Menurut teori ini proses individu menghubungkan dan mengasimilasikan


pengetahuan/kecakapan/pengalaman yang telah dimilikinya dengan
pengetahuan/kecakapan/pengalaman baru sehingga terjadi rubahan/perkem-
bangan
Prinsip teori kostruktivistik
1. pembelajaran sosial, siswa belajar melalui interaksi
dengan orang dewasa dan teman sebaya yang
lebih mampu
2. zona perkembangan terdekat, siswa belajar
konsep paling baik apa bila konsep itu berada pada
zona perkembangan terdekat mereka
3. pemagangan kognitif, siswa secara bertahap
memperoleh keahlian melalui interaksinya dengan
mereka yang telah menguasai bidangnya
4. scaffolding, siswa diberikan tugas-tugas kompleks,
sulit dan realistik untuk kemudian diberikan
bantuan secukupnya untuk menyelesaikan tugas-
tugas tersebut
IMPLIKASI DALAM
PEMBELAJARAN

1. Dasar pembelajaran adalah bahwa dalam diri


siswa sudah ada pengetahuan, pemahaman,
kecakapan, pengalaman tertentu
2. Melalui proses pembelajaran siswa menambah,
merevisi, atau memodivikasi pengetahuan,
pemahaman, kecakapan, pengalaman lama
menjadi pengetauan,pemahaman, kecakapan,
pengalaman yang baru ( proses konstruksi)
3. Guru berperan memvasilitasi terjadinya proses
konstruksi
Ciri-ciri pembelajaran
konstruktivisme
 Menekankan pada proses belajar bukan mengajar
 Berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses,
bukan menekankan hasil
 Mendorong berkembangnya rasa ingin tahu secara alami
pada siswa
 Mendorong siswa untuk melakukan penyeledikan
 Penilaian belajar lebih menekankan pada kinerja dan
pemahaman siswa
 Memberi kesempatan pada siswa untuk membangun
pengetahuan dan pemahaman baru yang didasarkan pada
pengalaman yang nyata
Skema Pembelajaran Berdasar
Teori Konstruktivistik
. Siswa
dengan pengetahuan, struktur kognitif lama
pemahaman,
kecakapan, pengalaman peran guru :
menvalitasi terjadinya
proses pembelajaran proses kontruksi siswa

Siswa menambah
merevisi, memodivikasi
pengetahuan, pemahaman, proses konstruksi
kecakapan, pengalaman,

struktur kognitif
baru
MOTIVASI BELAJAR DAN
IMPLIKASINYA DALAM
PEMBELAJARAN
Pengertian motivasi
Perkataan MOTIVASI adalah berasal daripada
perkataan Bahasa Inggeris - "MOTIVATION".
Perkataan asalnya ialah "MOTIVE" yang juga telah
dipinjam oleh Bahasa Melayu / Bahasa Malaysia
kepada MOTIF, yakni bermaksud TUJUAN. Di
dalam surat khabar, kerap pemberita menulis ayat
"motif pembunuhan". Perkataan motif di sini boleh
kita fahami sebagai sebab atau tujuan yang
mendorong sesuatu pembunuhan itu dilakukan.
KASUS
1. Beberapa siswa tetap bersemangat mengikuti
pelajaran, sementara yang lain ingin pelajaran
segera berakhir
2. Sebagian siswa bekerja keras mengerjakan
tugas, sementara yang lainnya asyik bermain
3. Terdapat siswa tidak puas dengan nilai B
sementara yang lainnya cukup puas dengan
nilai C
Apa yang dimaksud motivasi
belajar ?
Motivasi belajar merupakan proses internal
yang mengaktifkan, membimbing, dan
mempertahankan perilaku belajar dalam
rentang waktu tertentu

Motivasi belajar adalah kekuatan yang


mendorong seseorang untuk melakukan
aktivitas belajar
Motivasi :

Apa yang ..............?


membuat orang berbuat
membuat orang tetap berbuat
menetukan arah perbuatan
APA URGENSI MOTIVASI
BAGI KEPENTINGAN
BELAJAR ?
1. Motivasi menentukan arah tindakan
seseorang dalam belajar ( analogi
seperti kemudi mobil)
2. Motivasi menentukan
intensitas/kadar tindakan seseorang
dalam belajar ( analogi seperti mesin
mobil)
Jenis motivasi meliputi apa
saja ?
1. Dari segi sifat
a. motivasi dasar ( dorongan untuk memenuhi
kebutuhan dasar hidup manusia yang bersifat
biologis/jasmaniah)
b. motivasi sosial ( dorongan untuk memenuhi
kebutuhan sosial manusia )
c. motivasi religius ( dorongan untuk memenuhi
kebutuhan religi )
2. Dari segi sumber
a. Motivasi internal, berfungsinya
motivasi karena bersumber dari
dalam diri individu
b. Motivasi eksternal, berfungsinya
motivasi karena bersumber dari
luar diri individu
Faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi motivasi
belajar ?
1. Faktor internal
a. kepribadian siswa
b. kemampuan
2. Faktor eksternal
a. karakteristik tugas
b. insentif
c. perilaku guru
d. setting pembelajaran
APA TUGAS GURU TERKAIT
DENGAN MOTIVASI BELAJAR ?

MEMBANGKITKAN MOTIVASI BELAJAR


MENGEMBANGKAN SISWA
MEMELIHARA
MENINGKATKAN
BAGAIMANA CARANYA ?
1. Mengemukakan arti pentingnya hal yang
dipelajari
2. Mengkaitkan materi dengan latar belakang
kehidupan siswa
3. Menimbulkan perasaan ingin tahu
(penasaran)
4. penggunaan multi metode/media
5. mengemukakan tujuan ( jelas, penting,
memungkinkan untuk dicapai)
PRINSIP BELAJAR DAN
IMPLIKASINYA DALAM
PEMBELAJARAN
PENDEKATAN PEMBELAJARAN
(CBSA)

A. SIFAT CBSA
CBSA bersifat NON dikotomis
tetapi bersifat kontinum
lanjutan sifat CBSA

tinggi

diskusi
Aktifitas
siswa

ceramah
tinggi
rendah aktivitas guru
B. Rasional
1. Aktivitas dalam diri pelajar merupakan salah satu
unsur dari hakekat belajar
2. Ragam pengalaman memperkuat efektivitas
belajar
3. Keterlibatan dalam persoalan yang dipelajari
merupakan sumber motivasi belajar siswa
4. Mengkonkritkan konsep abstrak sehingga
mempermudah untuk dipelajari
5. Hasil belajar optimal memerlukan pengalaman
langsung dan motivasi internal
C. Ciri – ciri

1. Pembelajaran lebih berpusat pada siswa


2. Guru berperan sebagai pembimbing dalam
mewujudkan terjadinya pengalaman belajar
siswa
3. Guru aktif melakukan tindakan pembelajaran
4. Siswa aktif melakukan tindakan belajar
D. Idikator Kadar CBSA ( Mc.
Keachie)

1. Keterlibatan siswa dalam menentukan tujuan belajar –


pembelajaran
2. Kadar afektif dalam belajar –pembelajaran
3. Partisipasi siswa dalam belajar – pembelajaran
4. Kohesivitas kelas
5. Perbuatan siswa yang salah/kurang relevan
6. Keterlibatan siswa dalam pengambilan keputusan
7. Jumlah waktu yang digunakan untuk menanggulangi
masalah siswa
E. Saran
HINDARI PENGGUNAAN GUNAKAN

AKTIFITAS NON PRODUKTIF AKTIFITAS PRODUKTIF

1. Menulis 1. Membuat laporan


2. Membaca 2. Meringkas
3. Mengamati grafik 3. Menafsirkan
grafik
Pendekatan Ketrampilan
Proses (PKP)

1. Arti Ketrampilan proses


Yang dimaksud ketrampilan
proses adalah ketrampilan
proses kerja ilmiah yang
diperlukan siswa untuk
mengelola hasil belajarnya
Lanjutan PKP

2. Macam Ketrampilan Proses

a. Ketrampilan dasar

b. ketrampilan lanjut (integratif)


KETRAMPILAN PROSES
DASAR
1) Mengamati (melihat, mendengar,
meraba, membau,mencecap)

2) mengklasifikasi (mengelompokkan,
mengkontraskan, mencari :
persamaan, perbedaan )

3) Mengenterpretasikan ( menaksir,
menyimpulkan)
Lanjutan ketrampilan proses dasar

4) Memprediksi ( emperkirakan
kecenderungan)

5) menerapkan ( menggunakan ....)

6) mengkomunikasikan ( mempresentasikan,
melaporkan, memperagakan,
mendiskusikan)
KETRAMPILAN PROSES LANJUT
(Ketrampilan melakukan penelitian)

1) mencari, menemukan, mengidentifikasi


masalah, merumuskan masalah
2) mengidentifikasi variabel
3) merumuskan hipotesis
4) membuat instrumen
5) pengumpulan data
6) menganalisa data 7)
menyimpulkan
PENGERTIAN
PEMBELAJARAN DENGAN
PKP
Suatu bentuk pembelajaran
yang didalamnya memberi
pengalaman pada siswa dalam
proses kerja ilmiah
SKEMA PKP DALAM
PEMBELAJARAN

PENGETAHUAN
SIKAP, NILAI,
KETRAMPILAN

INPUT PROSES OUT PUT

MELAKUKAN KETRAMPILAN
PROSES KERJA PROSES KERJA
ILMIAH ILMIAH
RASIONAL

1. Iptek berkembang pesat, siswa tidak


cukup hanya mengandalkan apa yang
diberikan di sekolah, siswa perlu belajar
diluar sekolah. Oleh karenanya
pembelajaran disekolah harus
mengembangkan kemauan dan
kemampuan untuk belajar. Siswa tidak
hanaya bersifat konsumtif tetapi juga
produktif dalam bidang iptek
Lanjutan rasional

2. Kebenaran ilmu pengetahuan


bersifat relatif, oleh
karenanya perlu senantiasa untuk
dipertanyaakan dan diperbaharui
3. Hasil belajar optimal memelukan
pengaalaman langsung dan
motivasi internal
CIRI – CIRI PKP

1. Pembelajaran tidak hanya berorientasi


pada hasil tetapi juga berorientasi
pada proses (keterlibatan siswa
dalam proses kerja ilmiah)
2. Menampakkan aktivitas siswa dalam
bentuk ketrampilan kerja ilmiah
3. Materi pembelajaran berupa “bahan
mentah” untuk selanjutnya diproses
dalam pembelajaran
PENDEKATAN “LIFE SKILL”

1. Arti “life skill”


Yang dimaksud life skill adalah
kecakapan siswa dalam menghadapi
persoalan hidup secara wajar tanpa
tertekan, dan secara proaktif dan kreatif
dapat mencari dan menemukan
solusinya
Macam Life Skills
Self Awareness

Personal Skills

General Life Skills Thinking Skills

Social Skills

Life Skills

Academic Skills

Specific Life Skills

Vocational Skills
Self Awareness

Kesadaran :
• Sbg. makhluk Tuhan
• Akan eksistensi diri
• Akan potensi diri
Thinking Skill
Kecakapan :
• Menggali informasi
• Mengolah informasi
• Mengambil keputusan
• Memecahkan masalah
SOSIAL SKILLS

• KECAKAPAN KOMUNIKASI LISAN

• KECAKAPAN KOMUNIKASI TULIS

• KECAKAPAN BEKERJASAMA
Academic Skills

• kecakapan :
• mengidentifikasi variabel
• menghubungkan variabel
• merumuskan hipotesis
• melaksanakan penelitian
Lanjutan macam life skills

VOCATIONAL SKILLS

Kecakapan dalam bidang pekerjaan


tertentu
Life Skills dalam Jenjang
Pendidikan

SMK

VOCATIONAL
SMU ACADEMIC LIFE SKILLS
LIFE SKILLS

GENERAL
LIFE SKILLS

TK/SD/SMP
Contoh pengintegrasian komponen
life skills dalam silabus

Standar kompetensi :

siswa mampu menulis berbagai


jenis wacana, surat, dan isi ringkas
suatu bacaan
Lanjutan contoh pengintegrasian komponen life
skills dalam silabus

Kompetensi dasar :
Siswa mampu:
menggunakan EYD
menggunakan kalimat efektif
membuat berbagai surat resmi
Lanjutan contoh pengintegrasian komponen life
skills dalam silabus

Materi Pokok :
macam dan karakteristik surat :
surat undangan
surat penawaran
surat perijinan
surat permohonan
Lanjutan contoh pengintegrasian komponen life
skills dalam silabus

Pengalaman belajar :
1. Masing-masing siswa mengumpulkan
sedikitnya 4 macam surat

ketrampilan :
menggali informasi, sadar akan
eksistensi diri, dan sadar akan potensi
diri
Lanjutan contoh pengintegrasian komponen life
skills dalam silabus

2. siswa berdiskusi kelompok untuk


menentukan karakteristik setiap
macam surat

Ketrampilan :
mengolah informasi, bekerjasama,
berkomunikasi lisan, berkomunikasi
tulis, mengambil keputusan
Lanjutan contoh pengintegrasian komponen life
skills dalam silabus

3. siswa presentasi hasil diskusi


kelompok

ketrampilan :
berkomunikasi lisan
Lanjutan contoh pengintegrasian komponen life
skills dalam silabus

4. Siswa menyimpulkan tentang


karakteristik setiap macam surat

ketrampilan :
mengambil keputusan
Lanjutan contoh pengintegrasian komponen life
skills dalam silabus

5. Masing-masing siswa mempraktekkan


membuat salah satu macam surat

Ketrampilan :
Komunikasi lisan, kesadaran akan
eksistensi diri, kesadaran akan potensi
diri
KESULITAN BELAJAR
1. ARTI KESULITAN
BELAJAR

Kesulitan belajar adalah suatu kondisi yang


ditandai oleh adanya hambatan-hambatan
dalam mencapai tujuan belajar; baik yang
disadari, tidak disadari, bersifat fisiologis,
psikologis, maupun sosiologis.
2. CIRI-CIRI KESULITAN
BELAJAR
1. hasil belajar dibawah “passing grade”
2. hasil belajar dibawah potensi yang
dimilikinya
3. hasil belajar tidak sebanding dengan
usahanya
4. lambat dalam melakukan tugas belajar
Lanjutan ciri-ciri kesulitan belajar

5. menunjukkan sikap yang kurang/tidak wajar


(misalnya : acuh tak acuh, menentang, berpura-
pura )
6. Menunjukkan prilaku yang kurang/tidak wajar (
misalnya : membolos, sering datang terlambat,
tidak mengerjakan tugas
7. Menunjukkan gejala emosional yang tidak/kurang
wajar ( misalnya : mudah marah, mudah
tersinggung, murung )
3. LATAR BELAKANG KESULITAN
BELAJAR

a. Faktor intern
1) Kelemahan fisik
a) Kurang berfungsinya panca indera
b) Sakit
c) Cacat tubuh/pertumbuhan yang
kurang sempurna
Lanjutan latar belakang kesulitan
belajar

2) Kelemahan mental baik bawaan maupun


pengalaman (misal : IQ rendah, gangguan
mental)
3) Kelemahan emosional (misalnya : immaturity,
pobia)
4) Kebiasaan dan sikap yang salah ( misalnya
bamyak melakukan tindakan yang tidak relefan,
sering bolos, sering tidak masuk)
5) Tidak memiliki pengetahuan dan ketrampilan dasar
yang diperlukan
Lanjutan latar belakang kesulitan
belajar

b. Faktor eksternal
1) kurikulum yang tidak sesuai dengan
karakteristik siswa
2) kelemahan dalam sistem instruksional
3) terlampau berat beban belajar
4) sering pindah sekolah
5) kelemahan dalam lingkungan keluarga
6) terlampau banyak kegiatan di luar kelas
PENDEKATAN THD KESULITAN
BELAJAR

Kesulitan belajar bukan hanya masalah


instruksional-paedagogis tetapi juga
masalah psikologis, karena kesulitan
belajar berakar dari aspek psikologis
terutama gangguan kepribadian dan
penyesuaian diri oleh karena itu bantuan
yang diberikan disamping bersifat
instruksional-paedagogis juga diperlukan
bantuan psikologis yang bersifat terapiutik.
TEKNIK PENGUNGKAPAN
KESULITAN BELAJAR

1. Observasi
2. Tes hasil belajar
3. Tes diagnostik
4. Tes bakat/minat
5. Angket/kuesioner
UPAYA PENANGANAN KESULITAN
BELAJAR

1. Penanganan secara instruksional


paedagogis
a. pembelajaran ulang
b. program pengayaan
c. pembelajaran individual
d. penyediaan pelajaran pilihan
2. Penangan secara psikologis melalui
layanan BP yang bersifat terapiutik
Kurikulum Pembelajaran
A. Pengertian Kurikulum
1. Secara etimologis
a. kurikulum berasal dari kata “curere” (bhs.
Latin)
yang berarti jarak yang harus ditempuh oleh
pelari

b. kurikulum berasal dari kata “chariot” (bhs.


Yunani) yang berarti kereta pacu yang
membawa seseorang dari “start”
sampai “finish”
Lanjutan pengertian
kurikulum

2. Secara terminologis
a. Kurikulum dalam arti sempit
kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang
harus ditempuh untuk mencapai program/tingkat
pendidikan tertentu

* kurikulum dalam arti sempit memunculkan


istilah kegiatan kurikuler, ko-
kurikuler, dan ekstra kurikuler
Lanjutan pengertian
kurikulum
b. kurikulum dalam arti luas
kurikulum adalah seperangkat pengalaman yang
diperlukan untuk mencapai suatu tujuan pendidikan
tertentu
* Menurut UU No 20 Th 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu.
B. KOMPONEN KURIKULUM
1. Tujuan
Tujuan sebagai komponen dari kurikulum berupa
kemampuan/kompetensi yang diharapkan dikuasai siswa
setelah mengikuti kegiatan pembelajaran

* kejelasan rumusan tujuan penting karena


digunakan sebagai dasar dalam menentukan materi,
bentuk kegiatan, sarana, organisasi, dan evaluasi
Lanjutan komponen
kurikulum
2. Komponen isi/materi
isi/materi berupa bahan yang harus diajarkan oleh guru/
dipelajari oleh siswa
*Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah terkait dengan:
a. kedudukan : umum, akademik, profesi/vokasi
b. sifat materi : kognitif, afektif, psikomotorik
c. urutan : mudah-sukar, kronologis, deduktif
– induktif
d. sumber materi : benda, tempat, orang, barang
cetakan
Lanjutan komponen
kurikulum

3. Komponen strategi
Komponen strategi berupa bentuk kegiatan/ pe
ngalaman yang diperlukan ( tanya jawab,
diskusi, eksperimen, observasi, simulasi dll.)

4. Komponen organisasi
Komponen organisasi berupa model
penyusunan
dan penyajian isi/materi
Lanjutan komponen
kurikulum

a. Terpisah (subject centered curiculum)


materi disusun dan disampaikan dalam
bentuk mata pelajaran-mata pelajaran yang
terpisah antara satu dengan yang lain

b. Gabungan (broad field curiculum)


materi disusun dan disampaikan dalam
bentuk bidang studi yang merupakan
gabungan dari materi yang serumpun/sejenis
Lanjutan komponen
kurikulum
c. Terpadu (integrated curiculum)
materi disusun dan disampaikan dalam
bentuk kegiatan yang bersifat “wholistik”

4. Komponen evaluasi
Komponen evaluasi berupa kegiatan mengetahui
proses dan hasil pembelajaran yang menyangkut :
efektifitas, efisiensi, relevansi, dan produktifitas
C. ASAS KURIKULUM

1. asas filosofis
2. asas sosio-kultural-religius
3. asas psikologis
4. asas perkembangan IPTEK
D. PRINSIP KURIKULUM
1. Prinsip relefansi
kesesuaian antara kurikulum dengan:
dunia kerja, perkembangan masyarakat,
lingkungan kehidupan siswa, serta
kesesuaian antara tujuan – isi–
pengalaman - evaluasi
Lanjutan prinsip
kurikulum
2. Prinsip efektifitas
kesesuaian antara hasil yang dicapai dengan
targetnya.

dalam rangka mencapai efektifitas dapat


dilakukan dengan :
penataran, pemilihan dan penggunaan
media yang tepat.
Lanjutan komponen
kurikulum

3. Prinsip efisiensi
kesesuaian antara hasil yang dicapai
dengan
tenaga, biaya, waktu yang digunakan

4. Prinsip kesinambungan
kesinambungan antar tingkat pendidikan
(vertikal), antar materi (horisontal)
Lanjutan komponen
kurikulum

5. Prinsip fleksibelitas

memungkinkan untuk dapat disesuaikan


dengan sikon pada saat pelaksanaannya
E. TUGAS GURU DALAM BIDANG
KURIKULUM

1. Merencanakan kegiatan
belajar-pembelajaran ( tujuan –
materi –
pengalaman/strategi – evaluasi)
2. Melaksanakan kegiatan belajar -
pembelajaran
3. Melakukan evaluasi kegiatan belajar -
pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai