Rakorwas - Itjen - 2019 - Inspektur III Inspektorat Jenderal Kemendagri
Rakorwas - Itjen - 2019 - Inspektur III Inspektorat Jenderal Kemendagri
STRATEGI
PENGAWASAN
(PP 12/2017)
Disampaikan Oleh :
DR. ELFIN ELYAS, M.SI
INSPEKTUR III
SUBSTANSI PP NO. 12 TH 2017
(PENGGANTI PP 79/2005)
BAB Pasal Substansi Uraian Hal Penting
BAB II 3-9 Pembinaan Fasilitasi pemberdayaan; b. penguatan kapasitas; dan c.
bimbingan teknis
Konsultasi untuk mendapatkan petunjuk,
pertimbangan, yang belum diatur secara
tegas da
Diklat pengembangan kompetensi
Litbang meningkatkan kualitas kebijakan
Bab III 10 Pengawasan Umum Mendagri dan GWPP thd 10 aspek
Teknis Menteri teknis dan K/L thd urusan
Thd GWPP Mendagri dan menteri teknis
Bab IV 11 - 29 Tata cara Binwas Koordinasi aspek perencanaan, penganggaran,
pengorganisasian, pelaksanaan,
pelaporan, dan evaluasi secara nasional
olh Mendagri
Perencanaan Kebijakan binwas 5 tahunan RPJMN
Kebijakan binwas tahunan akhir April
Wajib mencantumkan program dlm RPJMD
Wajib menganggarkan dlm APBD
SUBSTANSI RPP BINWAS
(PENGGANTI P 79/2005)
BAB Pasal Substansi Uraian Hal Penting
Pelaksanaan Oleh APIP Kementerian
Oleh Kepala Daerah yang dibantu Inpektorat
Oleh DPRD
Oleh Masyarakat
Pelaporan Bersifat rahasia kecuali untuk penegakan hukum
4
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PEMDA
PEMERINTAH
Pembinaan Pengawasan
PROVINSI
04 Peraturan
Pelaksanaan Perda/Perkada
perundang-undangan
MASYARAKAT DPRD Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan LKPD
06 04
oleh BPK.
05
GWPP
Pengawasan Umum & teknis Kab/ Kota
serta sanksi
05 06
Sbg bentuk partisipasi dalam
pemerintahan
Pengawasan pelayanan publik
Bab I Ketentuan Umum
8
adalah usaha, tindakan, dan
kegiatan ditujukan untuk
--- BIN UMUM --- BIN mewujudkan tercapainya
tujuan penyelenggaraan
TEKNIS Pemerintahan Daerah
1. Pembagian urusan
pemerintahan; terhadap teknis penyelenggaraan FASILITASI, KONSULTASI,
2. Kelembagaan daerah; urusan pemerintahan yang PENDIDIKAN &
diserahkan ke daerah Provinsi
3. Kepegawaian pada perangkat
dan daerah Kabupaten/Kota
PELATIHAN SERTA
daerah; PENELITIAN &
4. Keuangan daerah; PENGEMBANGAN
5. Perencanaan pembangunan
daerah;
6. Pelayanan publik di daerah;
7. Kerja sama daerah; terhadap teknis pelaksanaan
8. Kebijakan daerah; substansi urusan pemerintahan REVIU, MONITORING,
9. Kepala daerah dan DPRD; yang diserahkan ke daerah EVALUASI,
dan Provinsi dan daerah PEMERIKSAAN, DAN
10. Bentuk pembinaan dan Kabupaten/Kota BENTUK PENGAWASAN
pengawasan lain LAINNYA
BELUM DILAKUKAN
TIDAK DILAKUKAN
TAHAPAN
• Perencanaan,
• Penganggaran,
• Pengorganisasian,
• Pelaksanaan,
• Pelaporan,
• Evaluasi, dan LINGKUP
• Pertanggungjawaban • Pemberdayaan
pemerintahan daerah;
• Penguatan kapasitas
pemerintahan daerah; dan
• Bimbingan teknis kepada
pemerintahan Daerah
BENTUK
TUJUAN
Mendapatkan petunjuk,
pertimbang-an, dan/atau
pendapat terhadap permasalah-
an mendesak dan/ atau
menyangkut kepentingan
masyarakat luas yang belum
diatur secara tegas dalam
ketentuan per-UU-an
Gubernur sebagai
Tidak langsung Surat jawaban Pemda Kab/Kota wakil pemerintah
pusat
Bentuk Pembinaan - Diklat -
TUJUAN
Pengembangan
kompetensi
penyelenggara
Pemerintahan
Daerah
TUJUAN
Meningkatkan
kualitas kebijakan
dan program
penyeleng-garaan
Pemerintahan
Daerah
“Hasil litbang dijadikan dasar perumusan kebijakan
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah”
Tidak Melaksanakan
Was Umum dan Teknis
Menteri dan menteri teknis/kepala LPNK
berdasarkan telaahan hasil pembinaan dan
pengawasan melakukan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kab/kota
sesuai dengan kewenangan masing-masing
Bab IV. Tata Cara Binwas
Perencanaan Binwas
Bentuk Isi Yang Menetapkan Keterangan
dan Acuannya
Perencanaan 1. Prioritas Binwas Mendagri mengacu Dapat dilakukan
Binwas 5 pada RPJMN perubahan
Tahunan 2. Sasaran dan Target berdasarkan
Binwas kebutuhan sesuai
dengan ketentuan
Perencanaan 1. Fokus Binwas yang Mendagri paling peraturan
Binwas disusun berbasis lambat akhir april, perundang-
Tahunan prioritas dan risiko; berdasarkan undangan.
masukan K/L dan
2. Sasaran binwas ; dan KDh. Program binwas
wajib dicantumkan
3. Jadwal pelaksanaan dlm dokumen
binwas perencanaan dan
anggaran setiap K/L
dan Pemda
Bab IV. Tata Cara Binwas
Pelaksanaan Binwas
Pengawasan umum Tidak diatur secara jelas, Diatur dgn jelas terdiri dari 10 Aspek Umum:
dijabarkan di Permendagri 23/2007 Pembagian Urusan, kelembagaan, Kepegawaian,
meliputi kebijakan, kelembagaan, keuangan daerah, pembangunan daerah,
keuangan, kepegawaian dan aset pelayanan publik di daerah, kerjasama daerah,
kebijakan daerah, KDH dan DPRD serta bentuk
was lain
Tidak diatur secara jelas, Pengawasan terhadap teknis substansi urusan
Pengawasan teknis pemerintahan dan penerapan teknis Standar
dijabarkan dalam PP 79/2005
Pelayanan Minimum (SPM) dan Norma
Standar Prosedur dan Kriteria
Pengawasan umum dan Tidak diatur secara jelas, Perangkat Gubernur sebagai wakil pemerintah
teknis ke kab/kota dijabarkan di PP 79/2005 oleh
APIP Provinsi
Koordinasi APIP dan APH Tidak diatur Sebelum melakukan penanganan pengaduan
masyarakat, APIP dan APH saling
berkoordinasi
Sanksi Tidak diatur APIP melakukan proses pengenaan sanksi
administrasi
Bab IV. Tata Cara Binwas
Pelapor Terlapor
Bupati/Walikota GWPP
Gubernur sebagai KDh dan Mendagri
GWPP
Menteri/Kepala LPNK Presiden melalui Mendagri
Mendagri Presiden dengan disertai Ikhtisar.
Bab IV. Tata Cara Binwas
TINJUT DUMAS
• Susun Indeks
Daerah • Memberikan
• Susun Peringkat penghargaan ke
• Unjuk kerja
Kinerja daerah dg peringkat
• Terpilih kinerja tertinggi
Penyelenggaraan
Pemda nasional.
Mendagri Presiden
Fasilitasi Khusus
Menteri, K/L
• Membina kab/kota • Dilakukan fasilitasi
yang berkinerja • Membina prov khusus
pelaks urusan yang berkinerja
konkuren rendah. pelaks urusan
konkuren rendah.
Tidak Ada
Gubernur
Perbaikan Kinerja ?
Fasilitasi Khusus
SUBJEK JENIS
SANKSI
OBYEK
PENGAWASAN APIP
TERHADAP LARANGAN UU 23/2014
PENYALAHGUNAAN 01
Subyek yang dikenakan sanksi KDH, WKDH dan
DPRD
WEWENANG YANG Terdapat 19 Jenis tindakan materil yang
dikenakan sanksi seperti Jenis pelanggaran antara
DILAKUKAN OLEH PEJABAT lain keterlambatan pengesahan APBD, pejabat
UU 30/2014
Subyek dikenakan sanksi seluruh pejabat
pemerintahan khususnya ASN
Terdapat 3 jenis sanksi yaitu ringan, sedang
02 dan berat
Penjatuhan sanksi oleh masing-masing
Menteri dan Kepala Daerah
Inspektorat Daerah melakukan pemeriksaan
sebelum penjatuhan sanksi yang menjadi
wewenang KDH
Prinsip Pengenaan Sanksi
Melakukan pungutan
13 X X 287
diluar UU
Tidak mengajukan
14 X X 311
Perda APBD
Tidak menyetujui
15 X X X 312
bersama RAPBD
Tidak
mengumumkan
16 X X X X 348
informasi pelayanan
publik
Tidak memberikan
17 X X X X 350
pelayanan peizinan
Tidak melaksanakan
18 X X 351
rekomOmbudsman
Tidak
mengumumkan
19 X X X X 394
informasi bangda
dan keuda
39
Jenis Sanksi
Mengikuti
Program
Tidak
Pembinaan
Teguran Dibayarkan Hak
Pengambilalihan Khusus
Tertulis Keuangan
Kewenangan Pendalaman
Selama 6 Perizinan Bidang Pemberhentian
Bulan Pemerintahan
01 Teguran
Tertulis.
02 Teguran Tertulis
Kedua
03 Pemberhentian Sementara
Selama 3 (Tiga) Bulan;
dan/atau
04
Pemberhentian
Bab VII. Pendanaan
BINWAS PUSAT
APBN
BINWAS DAERAH
APBD
Permendagri Tindak Lanjut
Perencanaan dan penganggaran Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan
PP 12/2017
Daerah yang bersumber dari APBD;
Tata cara pembinaan dan pengawasan umum
(termasuk PAMJAB)
Tata cara fasilitasi khusus dan tata cara
pengambilalihan pelaksanaan urusan pemerintahan
tertentu yang menjadi kewenangan daerah provinsi
dan kabupaten/kota.
Pelaksanaan program pembinaan khusus
pendalaman bidang pemerintahan.
Tata cara pengambilalihan kewenangan perizinan
Peraturan Teknis
Tata cara pembinaan dan
pengawasan teknis
Standarisasi dan sertifikasi
program diklat
Nota Kesepahaman APIP dan
APH dalam Penanganan
Pengaduan Masyarakat
ISU AKTUAL
ISU1 ISU 3 ISU 5
Koordinasi Kemendagri dan Kesiapan Perangkat Gubernur Monitoring Daerah yang
Kementerian Teknis: Sebagai Wakil Pemerintah Pusat mencantumkan Program Binwas
Penyusunan Tatacara Binwas Teknis Dalam Binwas Umum Dan Teknis Ke Penyelenggaraan Pemda dalam
Jakbinwas 5 tahunan dan tahunan Kabupaten/Kota RPJMD dan APBD 2018
ISU 2 ISU 4
Kesiapan Perangkat (termasuk Implikasi Putusan MK terkait
kompetensi) Dalam Penjatuhan Pencabutan wewenang Pembatalan
Sanksi Administratif Kepada KHD, Perda terhadap penerapan sanksi
WKDH DAN DPRD administrasi
INVENTARISASI MASALAH
Besaran Organisasi
Dalam UU 23/2014 kompetensi pengawasan GWPP adalah
APIP, shg perlu dilakukan perhitungan kebutuhan APIP untuk
melakukan pengawasan ke kabupaten/kota. Hal ini sejalan
dengan inpssing nasional sesuai Permenpan 26 tahun 2016
Akuntabilitas Keuangan
Karena bersumber dari APBN, perlu didorong peningkatan
kompetensi pengelolaan dan pertanggungjawaban APBN
APA PERAN APIP DALAM PENGAWASAN ?
BELANJA
HIBAH PNBP
400 M 378,3 T
1634 T (PUSAT)
826,8 T (TRANSFER
KE DAERAH)
POTRET PERILAKU KORUPSI DI INDONESIA
Sebagian besar (44%) terpidana kasus korupsi berasal dari PNS. Terpidana terbanyak kedua adalah dari swasta (26%)
Sebagian kecil terpidana berasal dari lembaga independen (2%) dan kepala daerah (3%).
RESIKO YANG MEMPENGARUHI INRTEGRITAS
KEBIJAKAN PENGAWAS
AN
Identifikasi permasalahan dan solusi
Bab IV. Tata Cara Binwas
Perencanaan Binwas
Bentuk Isi Yang Menetapkan Keterangan
dan Acuannya
Perencanaan 1. Prioritas Binwas Mendagri mengacu Dapat dilakukan
Binwas 5 pada RPJMN perubahan
Tahunan 2. Sasaran dan Target berdasarkan
Binwas kebutuhan sesuai
dengan ketentuan
Perencanaan 1. Fokus Binwas yang Mendagri paling peraturan
Binwas disusun berbasis lambat akhir april, perundang-
Tahunan prioritas dan risiko; berdasarkan undangan.
masukan K/L dan
2. Sasaran binwas ; dan KDh. Program binwas
wajib dicantumkan
3. Jadwal pelaksanaan dlm dokumen
binwas perencanaan dan
anggaran setiap K/L
dan Pemda
INSPEKTORAT JENDERAL
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
PERMENDAGRI NO 35
TAHUN 2018
Pasal 1 Pasal 5 Pasal 7
Pasal 3
Defenisi Operasional Pendanaan Penutup
Tema “APIP Bekerj
APBN
Pasal 2 a Mencegah Korup Pasal 6
APBD
Ruang Lingkup si” Peralihan GWPP bel
Pasal 4 um terbentuk oleh
Lampiran perangkat daerah
3. Reviu
INSPEKTORAT JENDERAL
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
UU NO 23 TAHUN 2014
TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH
69
PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KESEHATAN
3
UPAYA SEDIAAN FARMASI, ALAT
4
SUMBER DAYA MANUSIA PEMBERDAYAAN
Perlindungan a. Pengelolaan upaya kesehatan perorangan a. Pengelolaan UKP rujukan tingkat a. Pengelolaan UKP Daerah
Perempuan (UKP) rujukan nasional/lintas Daerah Daerah provinsi/lintas Daerah kabupaten/kota dan rujukan
provinsi. kabupaten/kota. tingkat Daerah kabupaten/kota.
b. Pengelolaan upaya kesehatan masyarakat b. Pengelolaan UKM Daerah provinsi dan b. Pengelolaan UKM Daerah
(UKM) nasional dan rujukan nasional/lintas rujukan tingkat Daerah kabupaten/kota dan rujukan
Daerah provinsi. provinsi/lintas Daerah tingkat Daerah kabupaten/kota.
c. Penyelenggaraan registrasi, akreditasi, dan kabupaten/kota. c. Penerbitan izin rumah sakit kelas
standardisasi fasilitas pelayanan kesehatan c. Penerbitan izin rumah sakit kelas B C dan D dan fasilitas pelayanan
publik dan swasta. dan fasilitas pelayanan kesehatan kesehatan tingkat Daerah
d. Penerbitan izin rumah sakit kelas A dan tingkat Daerah provinsi. kabupaten/kota
fasilitas pelayanan kesehatan penanaman
modal asing (PMA) serta fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat nasional
Sumber Daya Manusia a. Penetapan standardisasi dan registrasi Perencanaan dan pengembangan SDM a. Penerbitan izin praktik dan izin
(SDM) Kesehatan tenaga kesehatan Indonesia, tenaga kesehatan untuk UKM dan UKP Daerah kerja tenaga kesehatan.
kesehatan warga negara asing (TK-WNA), provinsi. b. Perencanaan dan pengembangan
serta penerbitan rekomendasi pengesahan SDM kesehatan untuk UKM dan
rencana penggunaan tenaga kerja asing UKP Daerah kabupaten/kota.
(RPTKA) dan izin mempekerjakan tenaga
asing (IMTA)
b. Penetapan penempatan dokter spesialis dan
dokter gigi spesialis bagi Daerah yang tidak
mampu dan tidak diminati.
c. Penetapan standar kompetensi teknis dan
sertifikasi pelaksana Urusan Pemerintahan
bidang kesehatan
d. Penetapan standar pengembangan
kapasitas SDM kesehatan.
e. Perencanaan dan pengembangan SDM
kesehatan untuk UKM dan UKP Nasional
PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KESEHATAN
SUB URUSAN PEMERINTAH PUSAT DAERAH PROVINSI DAERAH KABUPATEN/KOTA
Sediaan Farmasi, Alat a. Penyediaan obat, vaksin, alat kesehatan, a. Penerbitan pengakuan pedagang a. Penerbitan izin apotek, toko obat,
Kesehatan, dan Makanan dan suplemen kesehatan program nasional. besar farmasi (PBF) cabang dan toko alat kesehatan dan optikal. b.
Minuman b. Pengawasan ketersediaan pemerataan, dan cabang penyalur alat kesehatan (PAK) Penerbitan izin usaha mikro obat
keterjangkauan obat dan alat kesehatan. b. Penerbitan izin usaha kecil obat tradisional (UMOT). c. Penerbitan
c. Pembinaan dan pengawasan industri, tradisional (UKOT). sertifikat produksi alat kesehatan
sarana produksi dan sarana distribusi kelas 1 (satu) tertentu dan PKRT
sediaan farmasi, obat tradisional, alat kelas 1 (satu) tertentu perusahaan
kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga. d. Penerbitan izin
rumah tangga (PKRT), bahan obat, bahan produksi makanan dan minuman
baku alam yang terkait dengan kesehatan. pada industri rumah tangga. e.
d. Pengawasan pre-market obat, obat Pengawasan post-market produk
tradisional, kosmetika, alat kesehatan, makanan-
PKRT, dan makanan minuman.
e. Pengawasan post-market obat, obat
tradisional, kosmetika, alat kesehatan,
PKRT, dan makanan minuman.
Sumber Daya Manusia a. Penetapan standardisasi dan registrasi Perencanaan dan pengembangan SDM a. Penerbitan izin praktik dan izin
(SDM) Kesehatan tenaga kesehatan Indonesia, tenaga kesehatan untuk UKM dan UKP Daerah kerja tenaga kesehatan.
kesehatan warga negara asing (TK-WNA), provinsi. b. Perencanaan dan pengembangan
serta penerbitan rekomendasi pengesahan SDM kesehatan untuk UKM dan
rencana penggunaan tenaga kerja asing UKP Daerah kabupaten/kota.
(RPTKA) dan izin mempekerjakan tenaga
asing (IMTA)
b. Penetapan penempatan dokter spesialis dan
dokter gigi spesialis bagi Daerah yang tidak
mampu dan tidak diminati.
c. Penetapan standar kompetensi teknis dan
sertifikasi pelaksana Urusan Pemerintahan
bidang kesehatan
d. Penetapan standar pengembangan
kapasitas SDM kesehatan.
e. Perencanaan dan pengembangan SDM
kesehatan untuk UKM dan UKP Nasional
PRIORITAS PENGAWASAN TEKNIS URUSAN KESEHATAN
TAHUN 2019
Permendagri Nomor 35 Tahun 2018
tentang Kebijakan Pengawasan Penyelenggaraan
Was Teknis Thd Daerah Pemerintahan Daerah Tahun 2019: Was Teknis Thd Daerah
Provinsi Kabupaten/Kota
Lampiran B. Nomor 2 huruf
Lampiran B. Nomor 1 huruf b. b.
Rujukan sesuai Pasal 118 dan 124 ayat (2) PMK No.50/PMK.07/2016 tentang Pengelolaan Transfer Daerah dan Dana Desa.
75
TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA TA 2018-2019 DALAM RAPBN TA
2019
Miliar Rupiah
1. Anggaran Transfer ke Daerah d
alam RAPBN Tahun 2019 direnca
nakan sebesar Rp759.347,5 M at
au meningkat Rp55.725,2 M (7,9
persen) dibandingkan Tahun 201
8
2. Peningkatan disebabkan:
a. Peningkatan pagu DBH dan DAU
akibat kenaikan Pendapatan Neg
ara;
b. Peningkatan pagu DAK Fisik terk
ait pelaksanaan percepatan pemb
angunan bidang pendidikan; dan
c. Peningkatan pagu DAK Nonfisik t
erkait penambahan jenis DAK No
nfisik baru dan pengalokasian BO
S afirmasi berbasis kinerja.
• Dana Transfer Khusus diarahkan untuk mendanai kegiatan tertentu yang menjadi kewenangan daerah, sesuai dengan priorit
as daerah dan nasional;
• Dana Transfer Khusus terdiri dari DAK Fisik dan DAK Nonfisik
• Dalam RAPBN Tahun 2019, anggaran Dana Transfer Khusus direncanakan sebesar 208.391,9 Miliar atau meningkat sebe
sar Rp31.695,9 miliar (17,9 persen) apabila dibandingkan dengan outlook tahun 2019.
76
Pokok-pokok kebijakan DAK Fisik Pada TA 2019
1 Pengalokasian DAK Fisik dilaksanakan berdasarka 2 Percepatan penyediaan infrastruktur di daerah yang terkait deng
n usulan daerah dengan memperhatikan: prioritas an pelayanan dasar untuk pemenuhan Standar Pelayanan Mini
nasional, kemampuan keuangan negara, dan/ata mal (SPM), penambahan subbidang Gelanggang Olahraga d
u tata kelola keuangan negara yang baik; an Perpustakaan Daerah di bawah bidang pendidikan serta p
engembangan industri, perdagangan, pariwisata, dan sektor
perekonomian lainnya;
3 Penguatan proses sinkronisasi dengan menginte Pengalokasian memperhatikan kinerja pelaksanaan tahun-tah
4
grasikan aplikasi perencanaan DAK Fisik dalam a un sebelumnya;
plikasi KRISNA (Kolaborasi Perencanaan dan Infor
masi Kinerja Anggaran); dan
5 Mempertajam sinkronisasi antara kegiatan yang did 6 Penyempurnaan proses penyaluran yang dilakukan melalui:
anai DAK Fisik dengan belanja K/L, untuk menghin
dari duplikasi pendanaan untuk kegiatan yang sa a. Penyaluran per bidang, dengan pembatasan waktu peny
ma dan tumpang tindih antarjenis pendanaan; ampaian laporan per tahap;
77
Kebijakan DAK Fisik TA 2019
Jalan IKM
78
PENGUMPULAN DATA DAN INFORMASI
TAHAPAN PROGRAM KERJA REVIU
REVIU DAK FISIK TAHUN ANGGARAN SE
BELUMNYA
REVIU DAK FISIK TAHAP I
REVIU DAK FISIK TAHAP II
TERIMA KASIH