Oleh:
Sri Devii
406162039
*
ANATOMI
Secara anatomi sendi bahu sendi peluru (ball and socket joint) terdiri
atas bonggol sendi dan mangkuk sendi
- Sendi bahu tulang scapula (shoulder blade), clavicula (collar
bone),humerus (upper arm bone), dan sternum
- Daerah sendi sendi sternoclavicular, sendi glenohumeral, sendi
acromioclavicular, sendi scapulothoraca bekerja sama secara
sinkron
Sendi dan Fungsinya
1. Sendi glenohumeralis
2. Sendi Sternoclaviculare
3. Sendi Acromioclaviculare Osteokinematika
4. Sendi Scapulothoracicus
A. Gerakan dan luas gerak sendi B. Pengukuran ROM (Luas Gerak Sendi) Bahu
bahu Alatnya disebut Goniometer. Untuk
mengukur LGS dibutuhkan 3 titik atau
- Gerakan scapula elevasi -
minimal 2 titik. Titik pertama terletak
depresi, abduksi- adduksi,
diatas sendi yang akan diukur, titik kedua
Upward rotation dan downward
terletak pada sendi itu sendiri sedangkan
rotation, Upward tilt dan
titik ketiga berada dibawah sendi yang
reduction of upward tilt.
akan diukur.
- Gerakan humerus fleksii-
ekstensi, abduksi-adduksi, fleksi
– ekstensi horizontal, rotasi 2 macam sistem pengukuran LGS :
- ISOM ( International standart Orthopaedic
measurement)
- AAOOS (American Academy of Orthopaedic
Surgeon)
* Patofisiologi
- Jatuh bertumpu pada tangan dan bahu. Humerus terdorong
kedepan merobek kapsul /menyebabkan tepi glenoid teravulsi,
kadang bagian posterolateral kaput hancur
- Pada dislokasi berulang, labrum dan kapsul sering terlepas dari
lingkar anterior glenoid.
* Etiologi
- Cedera olah raga : ski,senam, volley, sepak bola, basket
- Trauma : kecelakaan
- Terjatuh : lantai licin
- Patologis : Terjadinya ‘tear’ ligament dan kapsul
articuler yang merupakan kompenen vital penghubung
tulang
Klasifikasi
Dislokasi Congenital kesalahan pertumbuhan.
Dislokasi Patologik penyakit sendi / jaringan sekitar sendi (tumor, infeksi,
osteoporosis )
Dislokasi Traumatik Kedaruratan ortopedi (pasokan darah, susunan saraf
rusak dan mengalami stress berat, kematian jaringan akibat anoksia) akibat
oedema (karena mengalami pengerasan).
Berdasarkan tipe kliniknya dislokasi traumatik dibagi :
* Dislokasi Akut pada shoulder, elbow, dan hip.disertai nyeri akut
dan pembengkakan di sekitar sendi.
* Dislokasi Kronik
* Dislokasi Berulang pada shoulder joint dan patello femoral joint,
sering dikaitkan dengan patah tulang / fraktur yang disebabkan oleh
berpindahnya ujung tulang yang patah oleh karena kuatnya trauma,
tonus atau kontraksi otot dan tarikan.
Klasifikasi Dislokasi Bahu (shoulder
dislocation)
A. Dislokasi Anterior
Dislokasi preglenoid, subcoracoid,
subclaviculer
Manifestasi :
* Khas : penderita biasanya
menyangga lengan yang cedera
pada bagian siku dengan
menggunakan tangan sebelahnya.
* Lengan dalam posisi abduksi
ringan
* Kontur terlihat ‘squared off’
* Nyeri yang sangat.
X ray : AP dan axial atau “Y” Scapular view akan membantu
membedakan dislokasi anterior dengan posterior, dan menyingkirkan
fraktur lain.
Terapi :
* Isolated anterior dislocation : Manipulasi dan reduksi (dengan
bermacam-macam teknik) dibawah conscious sedation.
* Dislokasi anterior dengan fraktur tuberositas humerus mayor atau
minor : Manipulasi dan reduksi dibawah conscious sedation.
* Dislokasi anterior dengan fraktur proksimal shaft humeral :
Manipulasi dan reduksi dibawah general anestesi, pertimbangkan
ORIF.
Teknik manipulasi dan reduksi
Teknik kocher
Teknik Countertraction
Manifestasi klinis :
* Abduksi lengan atas dengan posisi
‘hand over head’
* Hilangnya kontur bulat dari bahu.
X ray : foto AP cukup untuk
mendiagnosa.
‘light bulb sign’ karena rotasi
internal bahu
overlap antara head humerus dan
glenoid labrum
Prognosis
Prognosis baik selama perbaikan dilakukan dengan segera dan jika
tidak timbul komplikasi.
*