Bahan Kuliah
Bahan Kuliah
INFEKSI
Penularan ke Janin :
Berasal dari transmisi vertikal waktu melahirkan dan melalui
ASI
Transplasenta sangat jarang ditemukan
Dengan imunisasi 3 x penularan selama pemberian ASI dapat
diturunkan (Hiil, dkk : 2004)
Infeksi akut pada kehamilan dapat menyebabkan hepatitis
fulminan yang dapat menyebabkan mortalitas pada ibu dan
bayi.
Pada Ibu dapat menyebabkan abortus dan perdarahan
pasca persalinan.
Pada Bayi pada masa bayi tidak terdapat gangguan serius.
Setelah dewasa bila terjadi penularan vertikal VHB 60 –
90% mengidap kronik VHB 30% kemungkinan
menderita kanker hati atau sirosis + 40 th kemudian.
Faktor predisposisi terjadinya penularan vertikal :
Titer DNA –VHB tinggi pada ibu.
Terjadinya infeksi akut pada kehamilan trimester III.
Persalinan lama.
Mutasi VHB.
Penatalaksanaan :
Pada ibu hamil lebih banyak bertujuan untuk menurunkan resiko
infeksi terhadap janin.
Diberikan : spiramisin 3 gr sehari selama 3 minggu, diulangi
dengan interval 2 minggu, hingga kehamilan aterm.
ASI dapat diberikan.
Pencegahan :
Jangan makan daging mentah.
Tinja, kencing dibersihkan atau diberi zat anti septik.
Mencegah kontaminasi makanan terhadap lalat atau kecoa.
Mencuci tangan sebelum makan.
Bila berkebun, sebaiknya memakai sarung tangan.
GONORE
Causa : Neisseria Gonorrhoeae merupakan kuman
diplokokus Gram negatif bersifat tahan asam.
Gejala klinik :
Pada GO akut adalah : perasaan nyeri saat kencing, sering
kencing, gatal pada vulva, sekret yang purulen dari urethra,
para urethra, bartholin dan sekresi mukopurulen dari
serviks. Penyebaran dapat ke uterus dan adexa salpingo
– ooforitis.
Pada GO menahun, kuman dapat bersarang pada serviks
uteri tanpa gejala apapun dan dapat menularkan kepada
partnernya.
Diagnosis :
Laboratorium dengan menemukan N gonorrhoeae secara
mikroskopis atau biakan.
Cara penularan
Kontak seksual.
Secara vertikal pada masa kehamilan.
Sifilis tersier :
Terjadi pada 1/3 pasien yang tidak diobati.
Dapat terjadi beberapa bulan hingga beberapa tahun setelah
fase latent dimulai.
Menimbulkan kerusakan pada sistem saraf pusat, sistem
kardiovaskuler, mata, kulit dan organ lain
Pada sistem kardiovaskuler dapat timbul aneurisma aorta dan
endokarditis.
Sifilis pada kehamilan :
Gejala klinik tidak banyak berbeda dengan saat tidak hamil.
Transmisi treponema dari ibu ke janin setelah plasenta
berbentuk utuh (+ 16 minggu).
Bila lesi primer / sekunder ditemukan setelah 16 minggu
kemungkinan timbul sifilis kongenital.
Efek sifilis pada kehamilan tergantung dari lamanya infeksi
terjadi dan pada pengobatan.
Dapat menyebabkan abortus, partus prematur, kematian janin
atau sifilis kongenital.
Diagnosis :
Menemukan T pallidum dalam spesimen.
Tes non treponemal (VDRL) (tes serologis) untuk sifilis kongenital
diperlukan pemeriksaan IgM pada bayi.
Pengobatan :
Penisilin benzatin 2,4 juta iu untuk sifilis primer, sekunder dan
latent dini.
Sifilis lanjut diberikan 3 dosis.
Eritromisin 4x500 mg /hari selama 30 hari.
Untuk bayi yang lahir dari ibu yang zero positif diberikan benzatin
penisilin 50.000 iu/kg.bb dosis tunggal i.m.
Etiologi :
1. Aktifasi hormonal
2. Inflamasi
3. Perdarahan desidua
4. Peregangan uterus patologik
5. Kelainan pada uterus dan serviks.
• Faktor Risiko :
– Faktor Janin dan Plasenta
o Perdarahan trimester awal
o Perdarahan ante partum
o Ketuban pecah dini
o Pertumbuhan janin terhambat
o Cacat bawaan janin
o Kehamilan ganda
o Polihidramnion
– Faktor Ibu
o Penyakit berat pada ibu
o Diabetes Millitus
o Pre eklampsia / hipertensi
o Infeksi saluran kemih / genital / intra uteri
o Penyakit infeksi dengan demam
o Stress psikologik
o Kelainan bentuk uterus / serviks
o Riwayat persalinan preterm / abortus berulang
o Inkompetensi serviks
o Pemakaian obat narkotik
o Trauma
o Perokok berat
o Kelainan immunologi / kelainan resus
o Sosial-ekonomi yang rendah
• Diagnosis :
– Usia kehamilan 22 – 37 minggu
– His @ 7 – 8 menit / 2 – 3 kali dalam 10 menit
– Nyeri punggung bawah
– Perdarahan bercak
– Ø 2 cm dan pnipisan 50 – 80%
– Penurunan sampai spina isiadika
– Selaput ketuban sering sudah pecah
Pencegahan :
Hindari kehamilan pada ibu terlalu muda ( <17 tahun).
Hindari jarak kehamilan terlalu dekat.
Pelayanan antenatal yang baik.
Tidak merokok atau mengkonsumsi narkotik.
Hindari bekerja berat, perlu cukup istirahat.
Obati penyakit yang dapat menyebabkan persalinan preterm.
Kenali dan obati infeksi genetal / saluran kemih.
Deteksi faktor resiko terhadap persalinan preterm.
• Pengelolaan :
Tergantung dari beberapa Faktor :
• Cara Persalinan :
Pervaginam
– Presentasi kepala
– Letak sungsang uk > 34 minggu
Seksio Sesarea
– Presentasi kepala / sungsang dengan indikasi obstetrik
– Letak sungsang uk 30 – 34 minggu
• Riwayat Antenatal:
– Test kehamilan
– Gerak janin
– Denyut jantung janin
• Pemeriksaan U S G :
– Keadaan air ketuban
– Keadaan plasenta
• Pemeriksaan Radiologi :
– Gambaran epifisis / pusat penulangan
• Pemeriksaan Laboratorium :
– Kadar Lesitin / spingomielin
– Aktivitas tromboplastin cairan amnion
– Sitologi cairan amnion, cairan vagina
• Permasalahan :
– Perubahan pada plasenta
– Pengaruh pada janin
– Pengaruh pada ibu
– Aspek Medikolegal
Perubahan pada Plasenta :
Penimbunan kalsium
Selaput vaskulosinsisial menjadi lebih tebal dan jumlahnya berkurang
Degenerasi jaringan plasenta
Perubahan biokimia
Perubahan pada Janin :
Berat Janin
Menurun (Vorkerr)
Naik (Zwerdluig)
Sindroma post maturitas
Stadium I : kulit kehilangan vernik kaseosa
kering, rapuh, mudah mengelupas.
Stadium II : gejala diatas, pewarnaan
mekonium.
Stadium III : kekuningan pada kuku, kulit dan
tali pusat
Gawat Janin
• Pengaruh pada Ibu :
– Morbiditas / Mortalitas oleh karena :
• Makrosomia
• Partus lama
– Aspek Emosi
• Cemas (belum lahir juga ? )
• Pengelolaan :
Aktif : persalinan anjuran pada usia 41 – 42
minggu untuk memperkecil risiko
pada janin.
Pasif : menunggu / ekspektatif : dilakukan
pengawasan sampai ada indikasi.
Sebelum mengambil langkah :
» Tentukan kepastian diagnosis
» Identifikasi kesejahteraan janin
» Periksa kematangan serviks
• Pengelolaan :
Aktif : persalinan anjuran pada usia 41 – 42
minggu untuk memperkecil risiko
pada janin.
Pasif : menunggu / ekspektatif : dilakukan
pengawasan sampai ada indikasi.
Sebelum mengambil langkah :
» Tentukan kepastian diagnosis
» Identifikasi kesejahteraan janin
» Periksa kematangan serviks
• Serviks sudah matang :
dilakukan induksi persalinan
• Serviks belum matang :
pantau keadaan janin dengan pemeriksaan NST dan USG,
dan kematangan serviks setiap kunjungan.
Pengelolaan selama persalinan :
Pemantauan yang baik terhadap ibu dan janin.
Hindari penggunaan obat penenang dan analgetika.
Awasi jalannya persalinan.
Persiapan oksigen.
Cegah terjadinya aspirasi, mekoneum, hipotermia, hipoglikemia.
Hati-hati kemungkinan terjadi distosia bahu.
PERTUMBUHAN JANIN TERHAMBAT
• BB janin kurang dari 10% dari BB yang harus dicapai pada
usia kehamilan tertentu
• Setelah 2 minggu pertumbuhan tidak ada
Dampak:
▫ Jangka pendek:
Resiko kematian janin 6-10 kali lebih tinggi
▫ Jangka panjang:
Hipertensi
Aterosklerosis
Stroke
Diabetes
• Penyebab:
▫ Hipertensi dalam kehamilan
▫ Gemeli
▫ Anomali janin
▫ Sindrom antipospolipid
▫ SLE
▫ Infeksi Rubela, sifilis, CMV
▫ Penyakit jantung
▫ Asma
▫ Merokok
▫ narkoba
▫ Kekurangan gizi
Pembagian
1. PJT asimetrik
Ok: kelainan sirkulasi uteroplasenta
2. PJT simetrik
Ok:
o genetik (faktor janin)
o Lingkungan uterus kronik (diabetes, hipertensi)
Diagnosis:
Klinik:
dikenal setelah 28 minggu
Tinggi fundus uteri lebih rendah 3cm dari sebelumnya
USG: biometri dan tafsiran berat janin tidak sesuai dengan usia
gestasi
Doppler: arus darah abnormal pada a. umbilikalis, a. uterina,
dan a. spinalis
Managemen PJT
Terminasi pada usia gestasi optimal 33-34 minggu setelah
dilakukan pematangan paru
Pervaginam (kesejahteraan janin baik)
Seksio Sesarea (kesejahteraan janin buruk)
ANEMIA DALAM KEHAMILAN
Kadar Hb < 11 g% pada trimester I dan III
Kadar Hb < 10,5 g% pada trimester II
Freq:
Indonesia 63,5%
Amerika 6%
WHO
Sebagian besar oleh karena defisiensi besi
40% kematian Ibu di negara berkembang
Gejala Klinis:
◦ Lemah, pucat, tensi masih dalam batas normal
◦ Malnutrisi
Diagnosis
◦ Kadar Hb
◦ Pemeriksaan darah tepi
◦ Hipokromik mikrositer
◦ DL
MCV <80 fL
MCHC < 31%
◦ 2 dari 3 parameter
a) besi serum < 50mg/dl
b) TIBC > 350 mg/dl
c) Saturasi transferin < 15%
◦ Feritin Serum < 20 μg/dl
◦ Pengecatan sumsum tulang: butir-butir hemosiderin (-)
◦ Dengan pemberian sulfas ferosus 3 x 200 mg /hari selama 4 minggu
kadar HB meningkat 2g/ dl
Terapi:
◦ Profilaksis: kombinasi 60mg besi dalam 50μg asam folat / hari
◦ Terapeutik:
Oral:
Ferosulfat
Ferogluconat
Na-fenobisitrat dosis: 60mg/hari (peningkatan Hb 1g per dl)
Parenteral:
Ferum dextran 1000mg (20ml) IV atau 2 x 10 ml/im pada gluteus
↑ Hb lebih cepat 2g%
Efek samping alergi (test dengan 0,5cc/im)
HIPEREMESIS
GRAVIDARUM
Mual muntah pada kehamilan muda (s/d UK 20 minggu)
Segala yang dimakan/ diminum dimuntahkan
Mengganggu aktivitas pekerjaan sehari-hari
Penyebab:
Secara pasti?
Berhubungan dengan endokrin, biokimiawi, psikologis
KLASIFIKASI
Tingkat I
Muntah terus-menerus
Intoleransi terhadap makanan atau minuman
BB menurun, nadi naik 100x/ menit
Tekanan darah turun
Mata cekung, lidah kering
Turgor berkurang
Tingkat II
Muntah lebih hebat
Tekanan darah Sistolik <80mmHg, nadi 100-140x/menit
Subfebril
Apatis, kadang ikterik
Aceton dalam urin
Tingkat III
Gangguan kesadaran
Ikterik
Materi dalam urin
Diagnosis
Anamnesa
Pemeriksaan fisik
Labolatorium
Resiko
Maternal
Defisiensi tiamin (B1)
Fetal
Gangguan pertumbuhan janin
Terapi
MRS
Stop intake oral 24-48 jam
Pemberian cairan glukosa 5-10% : RL 2:1 tetesan 40
tetes/menit
Obat-obatan:
Vitamin B1, B2, B6 50-100 mg/hari
Vitamin B12 200μg / h
Fenobarbital
Antiemetik
Antasid
Diet
Disesuaikan dengan derajat penyakit
Rehidrasi dan suplemen
NaCl 0,9%
Vitamin
Antiemesis
Antihistamin
Corticosteroid + antagonis 5 hidroksiplamin
(ondansentron)
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
KLASIFIKASI
1. Hipertensi kronik
2. Preeklampsia-eklampsia
3. Hipertensi kronik dengan Superimposed preeklampsia
4. Hipertensi gestasional
HIPERTENSI KRONIK
Timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu
Setelah UK 20 minggu dan menetap sampai 12 minggu pasca
persalinan
PREEKLAMPSIA RINGAN
Definisi
Sindroma spesifik kehamilan dengan menurunnya perfusi organ sehingga
terjadi vasospasme pembuluh darah dan aktifasi endotel
Diagnosis
Hipertensi sistolik/ diastolik ≥ 140/90 mmHg
Proteinuria ≥ 300 mg/ 24 jam atau 1+ dipstik
edema
Managemen
I. Rawat Jalan
Banyak istirahat berbaring/ tidur miring
Diet
Cukup protein
Rendah karbohidrat
Lemak, garam secukupnya
Roboransia pranatal
II. Rawat Inap
Bila tidak ada perbaikan selama 2 minggu
Adanya salah satu gejala PE berat
Terhadap kehamilannya:
Prematur – konservatif
Aterm - induksi persalinan
PREEKLAMPSIA BERAT
Definisi:
PE dengan sistolik ≥ 160 mmHg
Diastolik ≥ 110 mmHg
Proteinuria ≥ 5 g/ 24 jam
Diagnosis: ditemukan 1 / lebih gejala dibawah
1. TD sistolik ≥ 160 mmHg. Diastolik ≥110 mmHg
2. Proteinuria > 5 g / 24 jam atau 4+
3. Oligouria ( produksi urin < 500 cc / jam)
4. Kenaikan kadar kreatinin plasma
5. Gangguan visus dan serebral
6. Nyeri epigastrium
7. Edema paru dan sianosis
8. Hemolisis mikro angiopatik
9. Trombositopenia berat < 100.000 sel / mm3
10. Gangguan fungsi hepar
11. Pertumbuhan janin intra uterine terlambat
12. Sindrom HE
Pembagian PE Berat
1. PEB tanpa impending eklampsia
2. PEB dengan impending eklampsia:
Nyeri kepala hebat
Gangguan visus
Muntah-muntah
Nyeri epigastrium
Kenaikan progresif tekanan darah
Managemen
1. Pencegahan kejang
2. Pengobatan hipertensi
3. Pengelolaan cairan
4. Suportif terhadap penyulit
5. Saat yang tepat untuk terminasi kehamilan
Pemberian cairan
Ringer dextrose 5% / garam faali <125 cc / jam
Dextrose 5% : ringer laktat 60-125 cc / jam
Pasang Foley catheter
Obat anti kejang
MgSO4
a) Initial dose 4 g MgSO4 IV (40% dalam 10 cc) selama 15 menit
b) Maintenance dose:
6 g dalam larutan ringer / 6 jam atau,
4 g IM tiap 4-6 jam
Saat- saat pemberian MgSO4
1. Harus tersedia antidotum MgSO4 (kalsium glukonas 10% =
1 g (10% dalam 10 cc) diberikan IV 3 menit
2. Reflek patella +
3. Frekuensi pernafasan > 16 kali/ menit
Pemberian diuretikum bila:]
Edema paru
Payah jantung kongestif
Edema anasarka
Pemberian anti hipertensi
Bila sistolik ≥ 180 mmHg, diastolik ≥ 110 mmHg (Nifedipin 10-20
mg / anal diulang setelah 30 menit max 120 mg / 24 jam
Terhadap kehamilan:
Konservatif
umur kehamilan prematur
Aktif
UK Aterm
Adanya tanda-tanda impending eklampsia
Konservatif gagal
EKLAMPSIA
Klinis: gejala preeklampsia + kejang
Managemen:
Sama dengan PE berat
Terhadap kehamilan: semua di terminasi
Hipertensi kronik dengan superimposed preeklampsia
Hipertensi kronik dengan disertai tanda- tanda PE
Hipertensi Gestasional
- Hipertensi timbul pada kehamilan
- Tanpa proteinuri
- Hipertensi menghilang setelah 3 bulan pasca persalinan
KORIOAMNIONITIS
Definisi: korion, amnion, cairan ketuban terkena infeksi
bakteri
Komplikasi paling sering bagi ibu dan janin
Dapat berlanjut sepsis
Penyebab
Bakteri berasal dari traktus urogenitalis ibu (vagina, anus,
rektum uterus)
Diagnosis:
Anamnesa
Ketuban pecah
Klinis:
Demam, nadi cepat, berkeringat
Cairan berbau dari vagina
Perabaan uterus lembek
Penanganan: antibiotika spektrum luas
Kehamilan: Terminasi upayakan pervaginam
Pasca persalinan + uterotonika (antibiotika: kombinasi)
a) Ampisilin 3 x 1000mg
b) Gentamisin 5mg/kgBB/hari
c) Metronidazol 3 x 500mg