Anda di halaman 1dari 90

Pemicu 1 Reproduksi

Elisa Hadiwijaya
405140057
LO 1

ANATOMI
Ovarium
• Terletak di dekat kedua dinding lateral pelvis dan berhubungan
dengan ligamentum latum uteri melalui mesovarium.

• Mempunyai 2 ujung :
– Atas-lateral di dekat fimbrae : extremitas tubalis ovarii
– Bawah-medial di dekat uterus : extremitas uterina ovarii

• Extremitas tubalis ovarii berhubungan langsung dengan


fimbrae ovarica.
• Dari extremitas tersebut terbentang ligamentum suspensorium
ovarii yang merupakan perluasan dari ligamentum latum uteri.
• Extremitas uterina ovarii berhubungan dengan bagian atas
uterus melalui ligamentum ovarii propium.
• Keseluruhan ovarium itu dibungkus oleh epithelium
germinativum.
• Mempunyai 2 permukaan :
– Facies medialis
– Facies lateralis
• Batas kedua permukaan tersebut :
– Margo mesovaricus ovarii, yang berhubungan dengan
mesovarium
– Margo liber ovarii, yang terletak bebas
• Gubernaculum akan menjadi ligamentum teres uteri dan
ligamentum ovarii propium.

• Pembuluh darah yang memperdarahi ovarium : a. ovarica


(cabang aorta abdominalis)

• Venanya membentuk anyaman: pleksus venosus


pampiniformis  v. ovarica.

• V. ovarica kanan  langsung ke v. cava inferior

• V. Ovarica kiri  v. renalis kiri  v. cava inferior


• Cairan limfe dari ovarium dialirkan bersama-sama cairan limfe
dari tuba uterina dan bagian atas uterus  nodi lymphoidei
aortici laterales.

• Ovarium dipersarafi  pleksus ovaricus (berasal dari pleksus


hypogastricus)

• Impuls afferen diteruskan ke SSP melalui rami dorsales nervi


thoracici X.
Tuba Uterina

• Merupakan saluran sepanjang 10 cm yang terbentang ke arah


lateral mulai dari batas fundus – corpus uteri, membuka ke
cavum peritonei  ostium abdominale tubae uterina.

• Pada ostium ini terdapar fimbrae tubae uterinae.

• Fimbrae yang paling besar , meluas ke arah extremitas tubalis


ovarii  fimbrae ovarica.
• Pada fimbrae tubae uterinae sering ditemukan vesikel
kecil bertangkai  appendices vesiculosae.

• Ovum yang dilepaskan sewaktu ovulasi akan ditangkap


fimbrae tubae uterinae  ostium abdominale tubae
uterinae  infundibulum  ampulla  isthmus tubae
uterinae  pars uterina tubae uterinae  ostium
uterinum tubae uterinae.

• Ampulla  bag. paling lebar dan paling panjang.

• Tuba uterina tergantung pada lipatan peritoneum yang


disebut mesosalpinx.
• Pada mesosalpinx antara tuba uterina dan ovarium
terdapat sejumlah saluran kecil  epophoron.

• Pada mesosalpinx dekat uterus, juga terdapat beberapa


saluran kecil  parophoron (sisa ductus mesonephricus)
biasanya hanya dapat dilihat dengan mikroskop.

• Tuba uterina diperdarahi : cabang-cabang a. ovarica dan a.


uterina.

• Venanya v. ovarica dan v. uterina.


• Limfenya dialirkan bersama-sama cairan limfe dari
ovarium  nodi lymphoidei aortici laterales  nodi
lymphoidei lumbales.

• Persarafannya diurus oleh cabang-cabang plexus ovaricus


dan pleksus hypogastricus.

• Impuls afferen dihantarkan ke SSP melalui n. thoracicus


XI-XII dan n. Lumbalis I.
Uterus
• Terdiri dari 3 bagian :
– Fundus
– Corpus
– Cervix uteri

• Dalam corpus uteri, pada perbatasan antara cervix dan corpus


uteri, ada sedikit penyempitan disebut isthmus uteri.

• Di bawah isthmus terdapat canalis cervicis uteri.


• Lekukan antara rektum dan uterus : excavatio rectouterina
(cavum douglas).

• Lekukan antara vesica urinaria dan uterus : excavatio


vesicouterina.

• Rongga cavitas uteri terletak di dalam corpus uteri dan


berbentuk segitiga dari depan ke belakang. Alasnya
terletak di atas, pada fundus uteri, di kedua ujungnya
terdapat ostium uterinum tubae uterinae. Puncaknya
terletak di bawah : ostium anatomicum uteri internum
(ostium uteri internum).
• Cervix uteri terbagi 2 bagian :
– Portio vaginalis cervicis
– Portio supravaginalis cervicis

• Lubang keluar portio vaginalis cervisis  ostium uteri :


– Labium anterius ostii uteri
– Labium posterius ostii uteri

• Uterus mengarah ke depan : anteversio


• Uterus mengarah ke belakang : retroversio
• Uterus membungkuk ke depan : anteflexio
• Uterus membungkuk ke belakang : retroflexio

• Umumnya, uterus berada dalam posisi anteversio dan anteflexio


• Dinding uterus terdiri dari 3 lapisan :
– Perimetrium (tunica serosa)
• Berasal dari peritoneum yang membungkus dan melekat
erat pada fundus uteri, bagian depan corpus uteri, dan
seluruh bagian belakang uterus.
– Myometrium (tunica muscularis)
• Terdiri dari jaringan otot polos yang berlanjut dengan
lapisan otot vagina di bawahnya.
• Fundus uteri dan bagian tengah corpus uteri mempunyai
lapisan otot yang tebal, semantara daerah di sekitar
ostium uterinum tubae uterinae mengandung lapisan otot
yang tipis.
– Endometrium (tunica mucosa)
• Merupakan lapisan yang tipis yang permukaannya halus,
melekat erat pada dasarnya, dan mengandung sejumlah
kelenjar uterus yang aktivitasnya dipengaruhi oleh siklus
menstruasi.
• Uterus terutama didarahi oleh a. uterina (cabang a. illiaca
interna) .

• Darah dari uterus diangkut oleh v. uterinae dan dialirkan


menuju plexus venosus, kemudian ke v. illiaca interna.

• Persarafan uterus terutama berasal dari plexus


uterovaginalis.
Vagina
• Vagina merupakan saluran sepanjang kurang-lebih 9 cm.

• Karena cervix uteri menonjol ke dalam vagina, terbentuk celah di antara cervix
uteri dan dinding vagina. Celah tersebut dinamakan fornix vaginae.

• Bentuk hymen bervariasi, antara lain :


– Hymen annularis/circularis
– Hymen septus (jika septumnya lebar, dinamakan hymen
bifenestratus/biforis)
– Hymen cribiformis
– Hymen denticulatus
– Hymen imperforatus

– Sisanya hymen disebut carunculae hymenales.


• Perdarahan vagina :
– a. uterina (⅓ atas)
– a. vesicalis inferior (⅓ tengah)
– a. hemoroidalis media, a. pudenda interna (⅓ bawah)
– Darah kembali ke pleksus pampiniformis  v.
hipogastrika dan v. iliaka ke atas
• Limfe:
– ⅔ bagian atas vagina : KGB di daerah vasa iliaka,
– ⅓ di regio inguinalis
Mammae
Mammae
• Pada payudara terdapat tiga bagian utama,
yaitu :
– Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar.
– Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah.
– Papilla atau puting, yaitu bagian yang menonjol di
puncak payudara
Mammae
• Korpus dari alveolus adalah sel Aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos
dan pembuluh darah.
– Alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian Lobulus, yaitu kumpulan dari
alveolus.
– Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap payudara. ASI
dsalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus), kemudian beberapa duktulus
bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus laktiferus).
• Kalang Payudara ( Areola Mammae )
– Letaknya mengelilingi putting susu dan berwarna kegelapan yang disebabkan oleh penipisan
dan penimbunan pigmen pada kulitnya. Perubahan warna ini tergantung dari corak kulit dan
adanya kehamilan. Pada wanita yang corak kulitnya kuning langsat akan berwarna jingga
kemerahan, bila kulitnya kehitaman maka warnanya lebih gelap. Selama kehamilan warna
akan menjadi lebih gelap dan wama ini akan menetap untuk selanjutnya, jadi tidak kembali
lagi seperti warna asli semula.
– Pada daerah ini akan didapatkan kelenjar keringat, kelenjar lemak dari montgomery yang
membentuk tuberkel dan akan membesar selama kehamilan. Kelenjar lemak ini akan
menghasilkan suatu bahan dan dapat melicinkan kalang payudara selama menyusui. Di kalang
payudara terdapat duktus laktiferus yang merupakan tempat penampungan air susu.
Mammae
• Papilla ( Putting Susu).
– Terletak setinggi interkosta IV, tetapi berhubung adanya variasi bentuk dan
ukuran payudara maka letaknya akan bervariasi.
– Pada tempat ini terdapat lubang – lubang kecil yang merupakan muara dari
duktus laktiferus, ujung – ujung serat saraf, pembuluh darah, pembuluh getah
bening, serat – serat otot polos yang tersusun secara sirkuler sehingga bila ada
kontraksi maka duktus laktiferus akan memadat dan menyebabkan putting
susu ereksi, sedangkan serat – serat otot yang longitudinal akan menarik
kembali putting susu tersebut.
– Payudara terdiri dari 15 – 25 lobus.
– Masing – masing lobulus terdiri dari 20 – 40 lobulus. Selanjutnya masing –
masing lobulus terdiri dari 10 – 100 alveoli dan masing – masing dihubungkan
dengan saluran air susu ( sistem duktus ) sehingga merupakan suatu pohon.
– Bentuk puting ada empat, yaitu bentuk yang normal, pendek/ datar, panjang
dan terbenam (inverted)
LO 2

HISTOLOGI
Ovarium
 Letak dalam rongga panggul

 Ovoid (3 x 1,5 x 1 cm)

 Diliputi epitel selapis kubis  Epitel


germinal

 Tn. Albugenia

 Dibawah Tn. Albugenia terdapat jaringan


ikat, vaskuler , serat & sel tersusun
paralel dgn permukaan (khas swirly
appearance)

 Parenkim dibagi menjadi korteks &


medula
Tuba Uterina Fallopi
1. Pars intramural/ interstisialis  menyatu & menembus
dinding rahim.

2. Ismus  bagian yang sempit

3. Ampula  bagian terlebar, banyak lipatan mukosa

4. Infundibulum  bentuk seperti corong, bibirnya menjulur


(fimbrae) menghadap ke arah ovarium
STRUKTUR DINDING TUBA UTERINA FALLOPI
T mukosa T muskularis T serosa
Infundibulum Mlipat2 (plica
tubaria), lipatan
Sir (dalam), long
sekunder, tertier, D
(luar), batas # jelas, Vakularisasi >>
Fimbriae lipatan > ampula,
fimbrae (-)
lamina propria 
jar ikat jarang
Plica tubaria
bkurang, lipatan
skunder & tertier
Ampula masih ada <, Sir-long-diskontinu
lamina propria
berupa jar ikat 
jarang
Lamina propria
kompak,
Isthmus Jelas (sir-long)
pcabangan (-)/ sgt
Tuba Uterina Fallopi
• Struktur dinding:

- Dinding tuba terdiri dari 3 lapis:


mukosa, muskularis, dan serosa.

- Tdk dpt dikenali dgn jelas lap.


Submukosanya

- Mukosa: ep. selapis torak bercilia


dan tdk bercilia.

- Lap. Muskularis, otot sirkular &


longitudinal
Uterus
• Endometrium

- Lapisan mukosa berupa epitel selapis silindris, sebagian

besar tak bercilia.

- Disokong oleh lamina propia  Stroma endometrium.

Mengandung banyak kelenjar uterina (tubulosa simpleks).

Menjulur dari lumen yg meluas ke bagian miometrium.


• Vaskularisasi diperoleh dari 2 sumber, sehingga dibagi
menjadi 2 lapisan:
– Stratum fungsional:
• 2/3 atas tebal endometrium
• Di bawah pengaruh hormon  menebal & mengelupas mengikuti
siklus haid
• Ada 2 lapisan: stratum kompakta (menghadap lumen) & stratum
spongiosa
• Stratum kompakta  mempunyai jaringan penyambung banyak
dan padat, lebih sedikit pembuluh darah dibandingkan stratum
spongiosa.
– Stratum basal:
• 1/3 tebal bawah endometrium
• Tidak ikut mengelupas pada saat haid
• Terdapat kelenjar  sumber regenerasi pasca haid

• Miometrium
– Lapisan paling tebal
– Terdiri dari 3 lapisan otot yang tidak jelas batasnya: longitudinal,
sirkuler, longitudinal
– Ukuran serat dipengaruhi estrogen
Serviks Uterus
• Terdiri atas 2 bagian:

– Portio supravaginalis  mukosa: epitel selapis silindris bersilia & tidak


bersilia

– Portio vaginalis  mukosa: epitel berlapis gepeng

• Dinding terdiri dari jaringan ikat padat dan sedikit otot polos.

• Mukosa serviks tidak mengelupas pada saat haid.

• Pelebaran serviks menjelang persalinan karena kerja kolagenase pada dinding


serviks.

• Terdapat glandula cervicis uteri (sekresi dipengaruhi estrogen).


Vagina
• Terdiri dari 3 lapisan:
- Tunica mukosa: epitel berlapis gepeng & lamina propria. Lamina
propria: Jaringan ikat padat fibrosa, banyak serat elastin, tak
ada kelenjar. Dekat tunica muskularis  Jaringan ikat jarang,
banyak pembuluh darah  submukosa

- Tunica muskularis: Sirk, Long. Tdpt serat otot lurik disekitar


introitus vagina  sphinchter

- Tunica adventitia: jaringan ikat padat fibrous bercampur


jaringan ikat jarang sekitarnya.
Vulva
• Terdiri dari klitoris, labia minora, labia mayora, kelenjar Bartolin dan
vestibule vagina.
• Klitoris terdiri dari 2 korpora kavernosa  membran mukosa vestibulus
vaginae dengan epitel berlapis gepeng
• Labia minora dilapisi epitel squamosa bertingkat, tidak terdapat rambut 
kelenjar sebasea besar
• Labia mayora  lapisan kulit tebal  jaringan adiposa subkutan, rambut
hanya permukaan luar
• Kel bartolini = glandular vestibularis majora  kelenjar tubuloalveolar ,
memproduksi mukus
Mammae
• Payudara terdiri dari 15 sampai 25 lobus kelenjar
tubuloalveolar yang dipisahkan oleh jaringan ikat
padat interlobaris. Setiap lobus akan bermuara ke
papila mammae melalui duktus laktiferus.
• Dalam lobus payudara terdapat lobulus–lobulus
yang terdiri dari duktus intralobularis yang dilapisi
oleh epitel kuboid atau kolumnar rendah dan
pada bagian dasar terdapat mioepitel kontraktil.
• Pada duktus intralobularis mengandung banyak
pembuluh darah, venula, dan arteriol
Mammae
LO 3

FISIOLOGI
Siklus Haid Normal
• Fase folikuler

– Beberapa folikel berkembang oleh pengaruh FSH yang


meningkat  kadar estrogen berangsur-angsur meningkat 
menekan sekresi FSH dan secara inkomplit menekan LH.

• Saat ovulasi

– Pada saat pengeluaran estrogen mencapai puncaknya (kadar


estrogen tinggi)  memicu lonjakan LH  ovulasi folikel yang
matang.
– LH yang meninggi itu menetap kira-kira 24 jam dan menurun
pada fase luteal.

• Fase luteal

– Setelah ovulasi  folikel mati  sekresi estrogen merosot.

– Sel-sel folikel lama  korpus luteum  mengeluarkan estrogen


& progesteron

– Progesteron menghambat LH & FSH  mencegah pematangan


folikel dan ovulasi baru selama fase luteal.
– Korpus luteum berfungsi selama dua minggu 
jika tidak ada pembuahan  degenerasi  kadar
estrogen dan progesteron ↓  sekresi LH dan
FSH kembali ↑  mulai fase folikel baru.
Mekanisme Haid
• Hormon steroid estrogen dan progesteron mempengaruhi
pertumbuhan endometrium.

• Di bawah pengaruh estrogen endometrium memasuki fase


proliferasi; sesudah ovulasi, endometrium memasuki fase
sekresi.

• Kadar estrogen dan progesteron ↓ pada akhir siklus haid 


regresi endometrium  perdarahan  Haid
Faktor-faktor yang mempengaruhi
mekanisme haid:
• Faktor-faktor enzim
– Fase proliferasi  estrogen mempengaruhi tersimpannya enzim-enzim
hidrolitik dalam endometrium, merangsang pembentukan glikogen & asam-
asam mukopolisakarida (untuk pembangunan endometrium: stroma).

– Fase luteal  sintesis mukopolisakarida terhenti  permeabilitas pembuluh


darah ↑  banyak zat-zat makanan mengalir ke stroma (persiapan implantasi
jika terjadi kehamilan).

– Tidak terjadi kehamilan  progesteron ↓  enzim-enzim hidrolitik


dilepaskan  merusak sel-sel yang berperan dalam sintesis protein 
gangguan metabolisme endometrium  regresi  perdarahan.
• Faktor-faktor vaskular

– Mulai fase proliferasi terjadi pembentukan sistem vaskularisasi


(arteri-arteri, vena-vena, dan hubungan antaranya) dalam lapisan
endometrium.

– Regresi endometrium  statis dalam vena dan saluran-saluran yang


menghubungkannya dengan arteri  nekrosis & perdarahan

• Faktor prostaglandin

– Endometrium banyak mengandung prostaglandin E2 dan F2.

– Disintegrasi endometrium  prostaglandin terlepas  miometrium


kontraksi  membatasi perdarahan haid.
LO 4

ANC
Gejala Kehamilan Tidak Pasti
• Amenore
• Nausea dengan atau tanpa vomitus, sering
disebut morning sickness.
• Mengidam
• Konstipasi/Obstipasi
• Sering kencing
• Pingsan dan mudah lelah
• Anoreksia
Tanda Kehamilan Tidak Pasti
• Pigmentasi kulit
• Leukore
• Epulis
• Perubahan payudara
• Pembesaran abdomen
• Suhu basal meningkat antara 37,2-37,8 oC
• Tes Kehamilan (hCG)
Tanda Pasti Kehamilan
• Palpasi dirasakan bagian janin dan balotemen
serta gerak janin.
• Auskultasi terdengar bunyi jantung janin (BBJ)
– Stetoskop Laennec terdengar usia 18-20 minggu
– Doppler terdengan usia 12 minggu
• Ultrasonografi (USG) atau scaning
• Pemeriksaan sinar X
Tujuan Asuhan Antenatal
• Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu
dan tumbuh kembang bayi
• Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan
sosial ibu dan bayi
• Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi
yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit
secara umum, kebidanan, dan pembedahan
• Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan
selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin
• Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan
pemberian ASI eksklusif
• Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal
Alasan Antenatal Care
• Membangun rasa saling percaya antara klien dan petugas
kesehatan
• Mengupayakan terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan
bayi yang dikandungnya
• Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan
kehamilannya
• Mengidentifikasi dan menatalaksana kehamilan resiko
tinggi
• Memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan dalam
menjaga kualitas kehamilan dan merawat bayi
• Menghindarkan gangguan kesehatan selama kehamilan
yang akan membahayakan keselamatan ibu hamil dan bayi
yang dikandungnya
Antenatal Care
• Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan
minimal 4x selama kehamilan:
– 1x pada trimester I (- 28 minggu)
– 1x pada trimester II (28-36 minggu)
– 2x pada trimester III (> 36 minggu)
Pemberian Vit Zat Besi
• 1 tab sehari sesegera mungkin setelah rasa
mual hilang
• Kandungan tab:
– FeSO4 320mg (zat besi 60 mg)
– Asam folat 500 μg
• Min diberikan 90 tab
• Tidak diminum bersama teh atau kopi 
ganggu absorbsi
Imunisasi TT
Antige Interval (selang Lama %
n waktu minimal) perlindungan perlindungan
TT1 Pada kunjungan - -
antenatal pertama
TT2 4 minggu setelah 3 tahun* 80
TT1
TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95
TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99
TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun / 99
seumur
hidup
* Apabila dalam waktu 3 tahun WUS tsb melahirkan,
maka bayi yang dilahirkan akan terlindung dari Tetanus
Neonatorum
Penilaian Klinik
• Merupakan proses berkelanjutan yang dimulai
pada kontak pertama antara petugas kesehatan
dengan ibu hamil dan secara optimal berakhir
pada pemeriksaan 6 minggu setelah persalinan
• Anamnesis
• Pemeriksaan
• Memantau tumbuh kembang janin (nilai normal)
• Diagnosis
• Rekam medik
Anamnesis
Riwayat Riwayat obstetri Riwayat Riwayat sosial
kehamilan ini lalu penyakit ekonomi
•Usia ibu hamil •Jumlah •Jantung •Status
•Hari pertama kehamilan •Tekanan darah perkawinan
haid terakhir, •Jumlah tinggi •Respon ibu dan
siklus haid persalinan •Diabetes keluarga
•Perdarahan per •Jumlah Mellitus terhadap
vaginam persalinan •TBC kehamilan
•Keputihan cukup bulan •Pernah operasi •Jumlah
•Mual dan •Jumlah keluarga di
•Alergi obat / rumah yang
muntah persalinan makanan
prematur membantu
•Masalah / •Ginjal
kelainan pada •Jumlah anak •Siapa pembuat
kehamilan hidup keputusan
sekarang •Jumlah dalam keluarga
keguguran
Riwayat Riwayat obstetri Riwayat Riwayat sosial
kehamilan ini lalu penyakit ekonomi
•Pemakaian •Jumlah aborsi •Asma •Kebiasaan makan
obat-obat •Perdarahan pada •Epilepsi dan minum
(termasuk jamu- kehamilan, •Penyakit hati •Kebiasaan
jamuan) persalinan, nifas merokok,
•Pernah
terdahulu kecelakaan menggunakan
•Adanya hipertensi obat-obat dan
dalam kehamilan alkohol
pada kehamilan •Kehidupan
terdahulu seksual
•Berat bayi > 2,5 kg •Pekerjaan dan
atau berat bayi > 4 aktivitas sehari-
kg hari
•Adanya masalah- •Pilihan tempat
masalah selama untuk melahirkan
kehamilan, •Pendidikan
persalinan, nifas •Penghasilan
terdahulu
Pemeriksaan
Fisik umum Pemeriksaan Pemeriksaan Laboratorium
luar dalam
Kunjungan pertama: Pada setiap Pada kunjungan Kunjungan
•Tekanan darah kunjungan: pertama: pertama:
•Suhu badan •Mengukur Pemeriksaan Darah:
•Nadi tinggi fundus Vulva / Perineum •Hemoglobin
uteri untuk: •Glukosa
•Pernafasan
•Palpasi untuk •Varises •VDRL
•Berat badan menentukan •Kondiloma
•Tinggi badan letak janin (atau •Edema Urin:
•Muka: edema, pucat lebih 28 minggu)
•Hemoroid •Warna, bau,
•Mulut & gigi: •Auskultasi
kebersihan, karies, detak jantung •Kelainan lain kejernihan
tonsil, paru janin •Protein
•Tiroid / gondok •Glukosa
•Tulang •Nitrit / LEA
belakang/punggung:
skoliosis
Fisik umum Pemeriksaan Pemeriksaan dalam Laboratorium
luar
•Payudara: puting Pemeriksaan dengan
susu, tumor spekulum untuk menilai:
•Abdomen: bekas •Serviks
operasi •Tanda-tanda infeksi
•Ekstremitas: edema, •Cairan dari ostium uteri
varises, refleks patella
•Costovertebral Angle Pemeriksaan untuk
Tenderness (CVAT) menilai:
•Kulit: kebersihan / •Serviks
penyakit kulit
•Uterus
•Adneksa
Kunjungan berikut:
•Bartholin
•Tekanan darah
•Skene
•Berat badan
•Uretra
•Edema
•Masalah dari
kunjungan pertama * Bila usia kehamilan <
12 minggu
Memantau Tumbuh Kembang Janin
(Nilai Normal)
Usia Tinggi Fundus
Kehamilan Dalam cm Menggunakan penunjuk-
penunjuk badan
12 minggu - Teraba di atas simfisis pubis
16 minggu - Di tengah, antara simfisis
pubis dan umbilikus
20 minggu 20 cm (± 2 cm) Pada umbilikus
22-27 minggu Usia kehamilan dalam -
minggu = cm (± 2 cm)
28 minggu 28 cm (± 2 cm) Di tengah, antara umbilikus
dan prosesus sifoideus
29-35 minggu Usia kehamilan dalam -
minggu = cm (± 2 cm)
36 minggu 36 cm (± 2 cm) Pada prosesus sifoideus
Perawatan Payudara
• Pengurutan payudara untuk mengeluarkan
sekresi dan membuka duktus dan sinus laktiferus
sebaiknya dilakukan hati-hati dan benar
• Basuhan lembut setiap hari pada aerola dan
putting susu  mengurangi retak dan lecet
• Untuk sekresi yang mengering pada putting susu
 pembersihan dengan campuran gliserin dan
alkohol
• Gunakan penopang payudara yang sesuai
(brassiere)
Perawatan Gigi
• Min 2x pemeriksaan gigi selama kehamilan 
trim I dan III
• Trim I  hiperemesis dan ptialisme
• Trim III  kebutuhan kalsium untuk
pertumbuhan janin sehingga perlu diketahui
apakah terdapat pengaruh merugikan pada
gigi ibu hamil
• Ibu hamil rentan terhadap karies dan gingivitis
Kebersihan Tubuh dan Pakaian
• Lipatan-lipatan kulit menjadi lebih lembab dan
mudah terinvestasi mikroorganisme
• Gunakan pancuran atau gayung saat mandi
• Tidak dianjurkan berendam dalam bathtub dan
melakukan vaginal douche
• Gunakan pakaian longgar, bersih dan nyaman,
hindarkan high heels dan alas kaki yang keras dan
tidak elastis, hindarkan penggunaan korset
penahan perut
• Lakukan gerak tubuh ringan terutama pada pagi
hari
Aktivitas
• Jangan melakukan pekerjaan rumah tangga
yang berat dan hindarkan kerja fisik yang
menimbulkan kelelahan berlebihan
• Istirahat cukup (8 jam pada malam hari dan 2
jam pada siang hari)
• Hindarkan merokok
Gizi Ibu Hamil
• Syarat makanan sehat bagi • Energi
ibu hamil
–  80.000 tambahan kalori
– Menyediakan energi yang
cukup (kalori) untuk (300 tambahan kalori / hari)
kebutuhan kesehatan tubuh – Fungsi :
anda dan pertumbuhan bayi • untuk pertumbuhan janin
– Menyediakan semua • pembentukan plasenta
kebutuhan ibu dan bayi • pembuluh darah
(meliputi protein, lemak,
vitamin, mineral) • jaringan yang baru.
– Mendukung metabolisme
tubuh ibu dalam memelihara
berat badan sehat, kadar gula
darah, dan tekanan darah.
– Dapat menghindarkan
pengaruh negatif bagi bayi
Gizi Ibu Hamil
• Trimester 1 (gizi untuk otak)
– Pada trimester pertama, janin sedang menjalani
proses pembentukan otak, sistem saraf, jantung,
dan organ-organ reproduksi
• Asam folat
– Salah satu jenis vitamin B ini, sangat besar peranannya dalam
proses pembentukan sistem saraf pusat, termasuk otak.
Sumber asam folat antara lain sayuran berdaun hijau tua,
jeruk, apel, hati sapi, kacang kedelai, tempe , serta serealia
yang sudah difortifikasi dengan asam folat.
Gizi Ibu Hamil
• Asam lemak tak jenuh
– Selain asam folat, proses tumbuh kembang sistem saraf pusat dan
otak janin juga butuh bantuan asam lemak tak jenuh. Sumbernya
antara lain, ikan tenggiri, ikan kembung, ikan tuna, dan ikan
tongkol.
• Vitamin B12
– Agar berbagai sel tubuh janin yang telah terbentuk berfungsi
normal, tubuhnya membutuhkan vitamin B12. Vitamin ini
terutama berfungsi menjaga kerja sel-sel sumsum tulang
belakang, sistem saraf, dan saluran pencernaan. Contoh makanan
sumber vitamin B12 adalah hasil ternak dan produk olahannya,
serta produk olahan kacang kedelai, misalnya tempe dan tahu.
• Vitamin D
– Vitamin ini dibutuhkan untuk memperbaiki penyerapan kalsium
(Ca) dan membantu keseimbangan mineral di dalam darah.
Sumber vitamin D, di antaranya adalah ikan salmon, ikan hering,
dan susu.
Gizi Ibu Hamil
• Trimester 2 (gizi untuk pertumbuhan)
– Selama trimester ke-2 ini, proses tumbuh kembang janin
berjalan lebih cepat dari trimester sebelumnya
• Vitamin A
– Proses metabolisme yang berkaitan dengan penglihatan, pembentukan
tulang, sistem kekebalan tubuh, serta pembentukan sistem saraf,
membutuhkan zat gizi berupa vitamin A. Anda dapat memenuhi
kebutuhan vitamin A dengan mengonsumsi daging ayam, telur itik,
kangkung, dan wortel.
• Kalsium (Ca)
– Zat gizi ini diperlukan untuk pembentukan tulang dan gigi janin, juga diri
Anda. Sumber makanan kalsium antara lain yoghurt, bayam rebus, jeruk,
dan roti gandum.
• Zat besi (Fe)
– Untuk membentuk sel darah merah sebagai “alat” mengedarkan oksigen
ke seluruh tubuh Anda dan janin, dibutuhkan zat besi (Fe). Sumber zat
besi yang baik, antara lain daging sapi, daging ayam, hati sapi, ikan bawal,
dan udang segar.
Gizi Ibu Hamil
• Trimester 3 (gizi untuk persalinan)
– Di trimester ini,harus menyiapkan cadangan energi yang
cukup. Selain untuk pertumbuhan janin yang cepat pada
trimester terakhir ini, juga untuk mempersiapkan diri
menghadapi proses persalinan dan produksi ASI.
• Kalori
– Penambahan kalori, dibutuhkan pada 20 minggu terakhir kehamilan.
Untuk memenuhi kebutuhan kalori yang meningkat, dapat memenuhinya
dengan mengonsumsi karbohidrat dalam bentuk padi-padian (nasi, roti),
umbi seperti kentang, gula, kacang-kacangan, biji-bijian, dan susu.
• Vitamin B6 (piridoksin)
– Tubuh membutuhkan vitamin B6 untuk pembentukan senyawa kimia
penghantar pesan antar-sel saraf (neurotransmitter). Beberapa makanan
sumber vitamin B6 adalah hati sapi, daging ayam tidak berlemak, daging
ayam panggang, nasi putih, dan pisang.
– Selain zat-zat gizi yang telah disebutkan, masih banyak zat-zat gizi lainnya
yang juga harus dicukupi kebutuhannya selama masa kehamilan. Antara
lain, vitamin C, serat, seng (Zn), dan yodium (I).
Tabel Kebutuhan Nutrisi
(CUNNINGHAM)
NUTRISI TIDAK HAMIL IBU HAMIL IBU MENYUSUI
(15-18 thn)
Makronutrisi
Kalori 2200 2500 2600
Protein (gr) 55 60 65
Mikronutrisi
Vitamin larut lemak:
A (µg RE) 800 800 1300
D (µg) 10 10 12
E (mg) 8 10 12
K (µg TE) 55 65 65
Vitamin larut air:
C (mg) 60 70 95
Folat (µg) 180 400 270
Niasin (mg) 15 17 20
Riboflavin (mg) 1,3 1,6 1,8
Tiamin (mg) 1,2 1,5 1,6
Piridoksin B6 (mg) 1,6 2,2 2,1
Kobalamin (µg) 2 2,2 2,6
Tabel Kebutuhan Nutrisi
(CUNNINGHAM)
NUTRISI TIDAK HAMIL IBU HAMIL IBU MENYUSUI
(15-18 thn)
Mineral
Kalsium (mg) 1200 1200 1200
Fosforus (mg) 1200 1200 1200
Iodin (µg) 150 175 200
Iron (mg Fe 15 30 15
Iron) 280 320 355
Magnesium 12 15 19
(mg)
Zinc (mg)
Farmakokinetik Obat Fetomaternal
Absorpsi :
• GIT
– Motilitas usus berkurang  memperlama obat di GIT
– pH gaster ↑  bufer asam basa terganggu => resorbsi
makanan dan obat terganggu => efek teratopoetik
obat ↓
– Mual/muntah  mempengaruhi dosis obat
• Paru-paru
– Progesteron  vasodilatasi kapiler alveoli  absorpsi
alveoli ↑  dosis obat inhalasi tidak boleh berlebih
Farmakokinetik Obat Fetomaternal
Distribusi :
• Sirkulasi plasma darah trimester II ↑ 50-60%
 curah jantung dan GFR↑  distribusi obat
dalam organ relatif tidak sama
• Sebagian protein terikat progesteron 
sebagian albumin terikat obat  obat bebas
dalam sirkulasi >
Farmakokinetik Obat Fetomaternal
Eliminasi :
• Hepar
– Hormon plasenta  fungsi hepar terganggu 
albumin, enzim hepar, protein hepar ↓ 
detoksikasi obat ↓
• Ginjal
– GFR meningkat 50%  beberapa jenis obat cepat
diekskresikan (penisilin, digokisin, dan golongan
makrolid)
Obat yang Melewati Sawar Plasenta
• Bersifat lipofilik  mudah menembus
• Bersifat basa lemah (pH tinggi)  mudah
menembus
• Berat molekul obat yang besar  sulit lewat,
hanya sebagian yang lewat
• Obat yang terionisasi akan mengalami
hambatan dalam menembus sawar
– Plasenta mengadakan detoksikasi obat, namun
masih banyak yang lolos
Obat Teratogenik
Obat Efek teratogenik
Aminopterin, metotreksat Malformasi SSP dan anggota gerak
ACE inhibitor Gagal ginjal bayi, penurunan osifikasi tempurung
kepala, disgenesis tubulus renalis
Obat-obat antikolinergik Ileus mekonium neonatus
Obat-obat antitiroid Gondok pada janin dan hipotiroidismus bayi
Kabarmapezin Defek neural tube
Siklofosfamid Malformasi SSP
Danazol dan obat Maskulinisasi pada janin perempuan
androgenik lainnya
Dietilstilbestrol Ca vagina dan defek sistem urogenital janin
Obat hipogligemik Hipoglikemik neonatal
Litium Ebstein’s anomali
Obat Efek teratogenik
Misoprostol Moebius sekuens
NSAIDs Konstriksi duktus arteriosus,
enterokolitis nekrotikans
Parametadion Defek wajah dan SSP
Fenitoin SSP
Obat-obat Defisit SSP neonatal, withdrawal
psikoaktif syndrome(kehamilan akhir)
Retinoid Defek SSP, kardiovaskuler, kraniofasial
sistemik
Tetrasiklin Anomali pada gigi dan tulang
Talidomid Fokomedia dan defek organ internal
Trimetadion Defek pada wajah dan SSP
Asam valproat Defek neural tube
Warfarin Defek skeletal dan SSP
Obat-obatan yang Dilarang Digunakan
Selama Kehamilan
• Obat anti-kanker  cacat bawaan
• Talidomif (obat influenza dan obat penenang)  cacat
bawaan
• Pengobatan kulit (Isotretinoin, Etretinat)  cacat
bawaan
• Obat anti-kejang (trimetadion (resiko sebesar 70%) dan
asam valproat (resiko sebesar 1%), Carbamazepine) 
cacat bawaan, keterbelakangan mental
• Vaksin  infeksi pada plasenta dan janin
• Obat tiroid (Yodium radioaktif, Propiltiourasil dan
metimazol)  hipotiroidisme pada janin
• Obat hipoglokemik oral  hipoglikemia pada bayi yg
baru lahir
Obat-obatan yang Dilarang Digunakan
Selama Kehamilan
• Narkotika & OAINS (aspirin)  memperlambat saat persalinan,
perdarahan pada ibu maupun bayinya, jaundice, dan kerusakan otak
• Obat anti-cemas & anti-depresi (litium)  cacat bawaan (terutama
pada jantung).
• Antibiotik  kelainan gigi (Tetracyclin), kerusakan pada telinga
bagian tengah janin dan kemungkinan menyebabkan ketulian
(Streptomycin atau Canamycin ), dan kerusakan otak. (golongan
sulfa).
• Obat antikoagulan (warfarin)  cacat bawaan, perdarahan
abnormal pada ibu maupun janin.
• Obat untuk penyakit jantung dan PD
• Obat sosialisasi & oba terlarang (merokok, alkohol aspartame,
cocain, marijuana)  keguguran, lahir prematur, kelahiran mati,
mikrosefalus, cacat bawaan, kelainan pada otak.
Pemeriksaan Pra-Kehamilan
• Pemeriksaan darah rutin : Hb, Ht, sel darah putih (leukosit) dan
faktor pembekuan darah (trombosit), untuk mengetahui adanya
anemia, infeksi, atau ganguan faktor pembekuan darah.
• Gambaran Darah Tepi. Untuk menunjukkan adanya proses
hemolitik berupa sterositosis, polikromasi maupun poikilositosis, sel
eritrosit berinti, retikulositopenia pada awal anemia.
• Tekanan Darah. Bila ibuhamil memiliki tekanan darah sistolik >140
mmHg  kemungkinan akan menderita preeklampsia atau
eklampsia.
• Golongan darah dan Rhesus.
• Hepatitis B (HBsAg). Jika HBsAg Anda (-)  vaksinasi 3x sebelum
hamil. Bila HBsAg Anda (+), bayi segara divaksinasi setelah lahir.
• TORCH.
• Pap Smear, untuk mengetahui adanya infeksi atau sel-sel tidak
normal yang dapat berubah menjadi sel kanker.
Pemeriksaan Pra-Kehamilan
• Gula darah, untuk mengetahui adanya diabetes mellitus,
atau intoleransi glukosa.
• VDRL (Veneral Diseases Research Laboratory), screening
untuk sifilis.
• Urinalisis lengkap. Untuk mengetahui infeksi saluran kemih
dan adanya darah, protein, dilirubin atau gula dana urin
yang menunjukkan adanya penyakit tententu.
• Analisa kromosom. Dilakukan terutama bila ada riwayat di
keluarga yang mengalami kecacatan secara genetika,
seperti down syndrome, thalassemia dan hemofilia.
• HIV. Untuk mengetahui adanya infeksi HIV.
Pemeriksaan Kehamilan
• Denyut jantung
• Pergerakan
• Pernapasan
• Produksi cairan amnion
LO 5

KELAINAN PADA MAMMAE

Anda mungkin juga menyukai