Anda di halaman 1dari 9

KONSEP ASKEP GANGGUAN SISTEM

INTEGUMEN LUKA BAKAR

KELOMPOK 3
-AYUDIA ARISMA
-HASRUL FAUZY
-LINDAWATI
-MAHESA BURMA
-SUDI LESTARI
-SYAHRI RAFIDA
LATAR BELAKANG

Data Riset Kesehatan Dasar


Kementerian Kesehatan yang dirilis
pada tahun 2013 mencatat, luka
bakar menempati urutan ke-6
penyebab cedera tidak disengaja
(unintentional injury) setelah jatuh
dari sepeda motor, benda
tajam/tumpul, transportasi darat
lainnya dengan tingkat prevalensi
0,7% dari jumlah penduduk
Indonesia. Badan Kesehatan Dunia
(WHO) mencatat, luka bakar
menyebabkan sekitar 195.000 jiwa
meninggal di Indonesia setiap
tahunnya
1 10
Data biografi Keamanan

2
Keluhan utama 9
Pernafasan

3 8
Aktivitas atau PENGKAJIAN Nyeri Atau
Istirahat Kenyamanan

7
4
Neurosensori
Sirkulasi

6
5
Makanan atau
Integritas Ego
Cairan
DX. 4
DX. 1
Resiko terhadap
Ketidakefektifan bersihan
infeksi b/d
jalan nafas b/d oedeme
hilangnya barler
dan efek inhalasi asap
kulit

DX. 2
DX. 5 Nyeri akut b/d
Kerusakan adanya saraf yang
DIAGNOSA
integritas kulit terbuka,
KEPERAWATAN
b/d luka bakar kesembuhan luka,
terbuka dan penanganan
luka bakar

DX.3
Kekurangan volume
DX. 6
cairan b/d peningkatan
Kurang
permeabilitas kapiler
pengetahuan b/d
dan kehilangan cairan
proses penanganan
lewat evaporasi dari
luka bakar
luka bakar
INTERVENSI
DX.1 : Ketidakefektif-an bersihan jalan nafas b/d oedeme dan
efek inhalasi asap

Tujuan:
Pemeliharan saluran
nafas yang paten dan
bersihan saluran
nafas adekuat
INTERVENSI
RASIONAL
1. Pertahankan kepatenan jalan 1. Jalan nafas yang
nafas melalui pemberian paten sangat krusial
posisi yang nyaman untuk untuk fungsi
pasien, pembuangan sekresi, respirasi
dan jalan nafas artifisial bila 2. Kelembaban akan
diperlukan. mengencerkan
2. Berikan oksigen yang telah sekret dan
dilembabkan. mempermudah
3. Dorong pasien agar mau ekspektorasi
membalikkan tubuhnya, 3. Aktivitas ini akan
batuk dan nafas dalam serta meningkatkan
anjurkan agar pasien mobilisasi dan
menggunakan spirometri pembuangan
insentif dan anjurkan sekresi.
tindakan pengisapan bila
diperlukan
IMPLEMENTASI
1. Mempertahankan kepatenan jalan nafas melalui
pemberian posisi yang nyaman untuk pasien,
pembuangan sekresi, dan jalan nafas artifisial bila
diperlukan.
2. Memberikan oksigen yang telah dilembabkan.
3. Mendorong pasien agar mau membalikkan
tubuhnya, batuk dan nafas dalam serta
menganjurkan agar pasien menggunakan
spirometri insentif dan menganjurkan tindakan
pengisapan bila diperlukan
EVALUASI
Evaluasi awal pada pasien dengan luka bakar sama dengan semua
korban cedera traumatis lainnya, yaitu dengan prinsip ABC
(Airway, Breating, Circulation) yang diikuti dengan pendekatan
khusus pada komponen spesifik luka bakar pada survey
sekunder
Meskipun perdarahan dan trauma intrakavitas merupakan
prioritas utama dibandingkan luka bakarnya, akan tetapi perlu
dipikirkan juga untuk meningkatkan jumlah cairan pengganti.
Anamnesis secara singkat dan cepat harus dilakukan pertama
kali untuk menentukan mekanisme dan waktu terjadinya
trauma.

Anda mungkin juga menyukai