Anda di halaman 1dari 20

Kepemilikan, Pengendalian, dan

Kelompok Bisnis; Implementasi


Corporate Governance di Indonesia

Kelompok : 11
1. Dwi Cahyani (14312395)
2. Fida Nurul Fathin (14312398)
3. Audy Rifchita Putri (14312401)
4. Wiendy Indriati (14312406)
TITIK TOLAK
• Struktur kepemilikan akan menentukan
karakteristik problem keagenan (the agency
problems) dan pada akhirnya akan
menentukan distribusi kekuasaan dan
pengendalian dalam suatu organisasi.
• Kepemilikan terkonsentrasi diharapkan dapat
mereduksi biaya keagenan (the agency
costs)
• Dampaknya, pengurangan biaya monitoring
diharapkan dapat meningkatkan kinerja
perusahaan menjadi lebih baik.

Page 2
TITIK TOLAK (Lanjutan)
• Pemilik mayoritas dengan porsi kepentingan
relatif besar dalam perusahaan, memiliki
insentif (high cash flow rights) dan kekuasaan
(high voting rights) untuk melakkan
pengendalian yang ketat serta menggunakan
pengaruhnya terhadap Direksi, sehingga
berpotensi meningkatkan kinerja perusahaan.
• Keberadaan perusahaan yang terafiliasi
dengan kelompok bisnis memiliki potensi
sebagai menjadi alternatif solusi masalah
sumber pembiayaan tersebut.

Page 3
STRUKTUR KEPEMILIKAN
KORPORASI
• Jansen dan Warner (1988) berpendapat bahwa
struktur kepemilikan suatu korporasi akan
menentukan karakteristik problem keagenan (the
agency problems)
• Lukviarman (2004) menemukan bahwa tidak
terdapat manfaat dan dampak positif kepemilikan
terkonsentrasi terhadap kinerja perusahaan pada
perusahaan terbuka di Indonesia.
• Dalam kasus perusahaan terbuka di Indonesia,
tidak terdapat keunggulan atau manfaat
perusahaan dengan kepemilikan terkonsentrasi
terhadap kinerja.

Page 4
STRUKTUR KEPEMILIKAN
KORPORASI (Lanjutan)
• Selain melalui kepemilikan, ekspropriasi oleh
pemegang saham pengendali biasanya diikuti
dengan penunjukan anggota dewan komisaris dan
atau direksi yang memiliki hubungan kekeluargaan
dengan pendiri atau keluarga pemilik perusahaan.
• Implikasinya adalah bahwa secara institusional
kepemilikan terkonsentrasi berbasis keluarga tidak
memberikan dampak terhadap kinerja
perusahaan, namun dapat menguntungkan
pemilik pengendali (private benefit), tetapi
berpotensi merugikan pihak berkepentingan
lainnya terutama pemegang saham minoritas.

Page 5
PENGENDALIAN KORPORASI
• Mekanisme pengawasan dan
pengendalian korporasi melalui
keterlibatan anggota keluarga pemilik
pengendali diharapkan dapat mengurangi
biaya keagenan.
• Keterlibatan pemilik dalam kepengurusan
korporasi dimaksudkan untuk mengurangi
munculnya asimetris informasi.

Page 6
PENGENDALIAN KORPORASI
(Lanjutan)
• Pada perusahaan terbuka di Indonesia, ditemukan
bahwa pemilik pengendali menempatkan anggota
keluarga mereka sebagai bagian dalam institusi
dewan komisaris. (Lukviarman: 2004)
• Di Indonesia, pemilik pengendali juga memiliki
kekuasaan untuk menetapkan anggota keluarga
mereka dalam posisi manajerial atau direksi
perusahaan. Hal tersebut terjadi karena kuatnya
nilai kebersamaan (collectivism) yang telah
diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat di
Indonesia sejak lama.

Page 7
PERUSAHAAN TERAFILIASI DAN
KELOMPOK BISNIS
• Keberadaan perusahaan yang terafiliasi dengan
perusahaan lainnya dalam suatu kelompok bisnis
merupakan salah satu alternatif sumber pembiayaan
bagi perusahaan di luar pasar modal.
• Perusahaan yang terafiliasi dengan kelompok bisnis di
Indonesia beroperasi layaknya perusahaan
independen dan tidak terafiliasi.
• Didukung oleh kenyataan belum adanya bukti yang
meyakinkan bahwa perusahaan yang terafiliasi
dengan kelompok bisnis memperoleh manfaat optimal
dari eksistensi pasar modal internal yang diciptakan
oleh kelompok bisnis mereka.

Page 8
PERUSAHAAN TERAFILIASI DAN
KELOMPOK BISNIS (Lanjutan)
• Dalam kaitan antara kepemilikan terkonsentrasi
dengan keberadaan kelompok bisnis, maka
kelompok bisnis memiliki peluang untuk
mentransfer sumber daya antar perusahaan untuk
kepentingan kelompok mereka.
• Penerapan transfer sumber daya antar
perusahaan dalam kelompok bisnis akan
menguntungkan pemilik yang terafiliasi dengan
kelompok tersebut, namun berpotensi merugikan
kepentingan pemegang saham/pemilik minoritas.

Page 9
IMPLIKASI TERHADAP IMPLEMENTASI
CORPORATE GOVERNANCE
• Kepemilikan yang terkonsentrasi pada umumnya
berbasiskan kepemilikan keluarga, diikuti dengan
penempatan anggota keluarga pemilik pengendali
dalam pengurusan perseroan untuk menjaga
kekayaan yang di miliki keluarga pemilik kelompok
bisnis.
• Menggunakan pendekatan law and finance
approach, La Porta dan kawan-kawan (1998)
menemukan bahwa terdapat hubungan yang erat
antara hak legal para investor di setiap negara
dengan struktur pasar modal dan pembiayaan
korporasi di negara tersebut.

Page 10
ASPEK LEGAL DAN PRAKTIKAL
CORPORATE GOVERNANCE
• Penelitian La Porte et al. (1998) menemukan bahwa karakteristik CG
yang diterapkan di Indonesia mengikuti pola tradisi hukum Perancis (The
French Law Tradition). Penelitian ini mengedintifikasi bahwa kelemahan
penerapan CG di Indonesia berasal dari sudut pandang hukum/legal dan
lingkungan regulasi, sehingga penguatan terhadap hal tersebut
merupakan hal penting dan krusial dalam meningkatkan kualitas praktik
CG di Indonesia.

• Keuntungan privat dan pengendalian memiliki nilai utama dan besar bagi
pemilik pengendali dalam melakukan berbagai tindakan yang
mengutnungkan kelompok mereka, namun dapat merugikan
kepentingan pihak lainnya dalam perusahaan. Peluang dalam
melakukan hal tersebut semakin besar, terutama jika peraturan dan
penegakan hukum yang melindungi kepentingan hak minoritas
cenderung lemah.
Page 11
ASPEK LEGAL DAN PRAKTIKAL
CORPORATE GOVERNANCE (Lanjutan)

Poin penting yang berhubungan dengan efektivitas sistem


hukum dan regulasi dalam upaya menuju implementasi CG
yang sehat di Indonesia. Pertama, Indonesia belum
memilik budaya kepatuhan terhadap aturan dengan
pengungkapan yang memadai, sehingga diperlakukan
aturan yang kuat dan mengikat untuk melakukan
pengungkapan sesuai prinsip transparansi dalam CG.
Kedua, pemegang saham pengendalian memiliki resiko
dan sanksi sosial yang terbatas, karena tidak terdapat
prosedur pengendalian yang memadai diikuti lemahnya
penegakan hukum dalam melindungi kepentingan saham
minoritas.

Page 12
SISTEM HUKUM, BUDAYA
HUKUM, DAN REGULASI
• Sistem legal terdiri dari serangkaian proses formal
yang dihasilkan melalui institusi formal, berfungsi
sebagai konstitusi dan akan bekerja secara bersama-
sama dengan seperangkat proses informal lainnya
yang berkaitan dengan sistem tersebut secara
menyeluruh. Di sisi lain, budaya hukum terdiri dari
seperangkat nilai legal-substantif yang akan berperan
sebagai basis kultural-budaya dari sistem hukum yang
di bangun.
• Masalah yang muncul adalah terjadi konflik antara
sistem legal formal yang di impor dari negara lain
dengan budaya lokal yang telah lama hidup dan
berkembang dalam masyarakat.

Page 13
SISTEM HUKUM, BUDAYA HUKUM
DAN REGULASI (Lanjutan)
• Pengaruh budaya sangat kuat terhadap perilaku
korporasi, terutama pada perusahaan yang
didominasi oleh kepemilikan keluarga dan
merupakan bagian dari kelompok bisnis keluarga
di Indonesia.
• kasus di Indonesia, problem keagenan signifikan
berhubungan dengan akuntabilitas pemilik
pengendali yang ‘kuat’ dan pemegang saham
minoritas yang ‘lemah’. Kondisi ini dapat
disebabkan oleh budaya hukum yang hidup dan
berkembang secara lokal dan minimnya
perlindungan terhadap kepentingan pemegang
saham minoritas.
Page 14
ASPEK BUDAYA KEPEMILIKAN
PERUSAHAAN OLEH KELUARGA
• Budaya terdiri dari seperangkat kepercayaan (beliefs),
nilai-nilai (values) dan praktik yang dianut secara
bersama oleh sebagian anggota organisasi atau bagi
mayoritas masyarakat dari suatu negara.
• Masyarakat di Indonesia dapat dikategorikan sebagai
pemilik highly collectivist cultural dimension yang
berperan penting dalam proses pengambilan keputusan
dalam berbagai kelompok sosial.
• Aspek budaya merupakan bagian penting dan krusial
dalam perkembangan konseptual maupun praktik CG di
Indonesia.

Page 15
KEPEMILIKAN KELUARGA DAN
KELOMPOK BISNIS
• Struktur dan praktik kelompok bisnis didasarkan pada 2 hal
utama yaitu; melindungi kepentingan keluarga serta tidak
percaya kepada pihak lain yang berasal dari luar keluarga.
• Melalui struktur kelompok bisnis keluarga memungkinkan
para pemilik untuk melakukan berbagai tindakan untuk
memupuk kekayaan keluarga sekaligus melindungi
kepentingan mereka.
• Berbagai tindakan yang memungkinkan untuk dilakukan
melalui kelompok bisnis keluarga diantaranya adalah; (a)
mengeksploitasi berbagai peluang bisnis baru, (b) melakukan
tindakan sebagai respons terhadap lingkungan bisnis yang
tidak menentu, (c) meningkatkan kekayaan keluarga, (d)
mengurangi eksposur risiko yang dihadapi perusahaan
keluarga yang terafiliasi dengan kelompok bisnis.

Page 16
KEPEMILIKAN KELUARGA DAN
KELOMPOK BISNIS (Lanjutan)
• 3 tahapan proses perkembangan perusahaan di
Indonesia, sesuai dengan karakteristik budaya lokal
yang dianut dan berkembang;
• Pada tahapan awal (the founders) mendirikan
perusahaan sebagai entrepreneurial firm dengan praktik
bisnis dikelola secara langsung oleh pemilik atau lazim
dikenal dengan privately owned-managed firms.
Perusahaan jenis ini melakukan bisnis pada satu lini
bisnis utama serta memperoleh pembiayaan melalui
keluarga atau kelompok sosial yang berhubungan dekat
dengan mereka.

Page 17
KEPEMILIKAN KELUARGA DAN
KELOMPOK BISNIS (Lanjutan)
• Pada tahapan kedua (the sibling partnership),
perusahaan sudah mulai berkembang dengan menjual
saham atau kepemilikan mereka melalui pasar modal.
Namun meskipun telah menjual sebagian saham,
keluarga pemilik tetap menjaga posisi mereka melalui
kepemilikan mayoritas sebagai upaya mengendalikan
sumber daya perusahaan, serta melindungi kekayaan
keluarga tersebut.
• Pada tahapan ketiga (the family dynasty) korporasi telah
berkembang dan menjadi perusahaan holding (holding
company) dari kelompok bisnis keluarga dan lini bisnis
telah terdiversifikasi kepada serangkaian bisnis lainnya.

Page 18
KEPEMILIKAN KELUARGA DAN
KELOMPOK BISNIS (Lanjutan)
• Dari perspektif teori keagenan, anggota dewan
komisaris merupakan representasi atau
perwakilan dari para pemegang saham yang
dipilih serta bertanggung jawab kepada
pemegang saham melalui Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS).
• Berdasarkan Undang-Undang No 40 Th 2007
tentang Perseroan Terbatas, dewan komisaris
dan direksi dipilih dan diberhentikan melalui
mekanisme RUPS.
Page 19
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai