Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas tadi , maka dapat
diambil rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah penyebab terjadinya Illegal Fishing beserta dampak kegiatan IUU
Fishing bagi negara Indonesia?
2. Apa saja dasar-dasar hukum Indonesia dan Internasional yang mengatur
tentang illegal fishing?
3. Sejauh manakah peran aparatur negara/pemerintah dalam upaya
menindak
pelaku tindak pidana illegal fishing?
4. Apa saja Kendala PenangananAwak Kapal Pelaku Tindak Pidana
Perikanan?
Tujuan
LANDASAN TEORI:
HUKUM INTERNASIONAL
Hukum internasional dapat didefinisikan sebagai keseluruhan hukum
yang
untuk sebagian besar terdiri dari prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah
perilaku yang
terhadapnya negara-negara merasa dirinya terikat untuk menaati,
dan karenanya,
benar-benar ditaati secara umum dalam hubungan-hubungan
mereka satu sama
lain .
a. Hukum Perdata Internasional, yakni hukum yang mengatur hubungan hukum
antar warganegara-warganegara suatu negara dengan warganegara-negara dari
negara lain dalam hubungan internasional (hubungan antar-bangsa).
b. Hukum Publik Internasional (Hukum Antar Negara), ialah hukum yang
mengatur hubungan antara negara-negara yang lain dalam hubungan
internasional.
Indonesia
Plan Of Action-Illegal, Unreported and Unregulated Fishing (IPOA-IUU
Fishing) adalah kegiatan penangkapan ikan yang dilakukan oleh suatu negara
tertentu atau kapal asing di perairan yang bukan merupakan yurisdiksi atau
kegiatan penangkapan ikan tersebut bertentangan dengan hukum dan peraturan
negara itu.
Penyebab Illegal Fishing yang dilakukan pada umumnya adalah:
a. Meningkat dan tingginya permintaan ikan
b. Berkurang/Habisnya Sumber Daya Ikan di negara lain
c. Lemahnya armada perikanan sosial
d. Izin/dokumen pendukung dikeluarkan lebih dari satu instansi dsb.
Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia:
Definisi ZEE terdapat dalam ketentuan Pasal 55 dan 57 Konvensi Hukum
Laut tahun 1982 sebagai suatu wilayah di luar dan berdampingan
dengan laut
teritorial, yang tidak melebihi jarak 200 mil laut yang tidak diukur dari
batas laut
terluar dari laut teritorial. 9
Definisi mengenai Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia terdapat dalam
ketentuan pasal 2 UU No. 5 Tahun 1983 yaitu: 10
"Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia adalah jalur di luar dan
berbatasan dengan
laut wilayah Indonesia sebagaimana yang ditetapkan berasarkan
Undang-Undang
yang berlaku tentang perairan Indonesia yang meliputi dasar laut,
tanah di
bawahnya dan air di atasnya dengan batas terluar 200mil laut diukur
dari garis
B. Kasus Illegal Fishing dan
Penghalangan Penangkapan
1. Kasus Illegal Fishing di Kawasan Laut Natuna Utara oleh Vietnam
Insiden ditabraknya kapal perang KRI Tjiptadi-381 oleh kapal
Pengawas
Perikanan Vietnam yang tengah mengawal kapal pencari ikan ilegal
dengan
nomor lambung BD 979. Kapal tersebut terpergok sedang mencuri ikan
di
perairan Natuna di Laut Natuna Utara yang merupakan wilayah Zona
Ekonomi
Eksklusif (ZEE) Indonesia pada tanggal 27 April 2019.
C. Analisis Kasus
Aturan mengenai pelanggaran di wilayah laut Indonesia
sebenarnya sudah
tertulis secara tegas dalam Undang-Undang Perikanan
Indonesia namun dalam
penerapannya masih lemah dan tidak konsisten sehingga
sering dipermainkan
oleh negara-negara tetangga.
Hal ini sangat bertentangan dengan rencana aksi
nasional yang terdapat dalam Keputusan Menteri No.
KEP/50/MEN/2012 tentang rencana aksi nasional
pencegahan dan penanggulangan Illegal Unreported
And Unregulated Fishing (IUU Fishing). Dalam Kepmen
tersebut salah satunya menyebutkan bahwa Indonesia
akan meningkatkan konsistensi dalam menerapkan sanksi
bagi para pelaku IUU Fishing.
D. Dasar Hukum Nasional yang
Mengatur Kasus Illegal Fishing
1.UNDANG-UNDANG
1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Ekslusif
Indonesia;
2) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1985 tentang Pengesahan United
Nations Convention On The Law Of The Sea (UNCLOS);
3) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia
4) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 sebagaimana telah; diubah
dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan
5) Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
2. Peraturan Pemerintah