Anda di halaman 1dari 20

NAMA KELOMPOK

ADIT YA ARIVAL K
ATTALAH BAGUS W
BENING SARI P
DYANA WIKASARI
HESICA AGNES
MUHAMMAD FAZRI
SEKAR ZALFA A
TRIA MULYA U.F
PENGERTIAN

Novel merupakan suatu bentu karya sastra yang


berbentuk prosa yang memiliki unsur intrinsik dan
ekstrinsik . Kata novel berasa dari bahasa Italia yaitu
“novella” yang berarti sebuah kisah atau cerita.

Penulis yang menulis sebuah novel disebut sebagai


novelis. Isi novel lebih panjang dan lebih kompleks dari isi
cerpen, serta tidak mempunyai batasan struktural adan
sajak
MENURUT PARA AHLI

 Pengertian Novel Menurut Drs. Jakob Sumardjo


Novel merupakan suatu bentuk sastra yang sangat
populer di dunia, Bentuk sastra yang satu ini paling banyak
beredar dan dicetak karena daya komunitasnya yang sangat
luas di dalam masyarakat.
 Pengertian Novel Menurut Drs, Rostamaji, M.Pd
Novel merupakan sebuah karya sastra yang mempunyai
dua unsur, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik yang
mana keduanya saling berkaitan dengan karena saling
berpengaruh dalam sebuah karya sastra.
 Pengertian Novel Menurut Paulus Tukam, S.Pd
Novel merupakan karya sastra yang berbentuk prosa
dan memiliki unsur-unsur intrinsik di dalamnya
CIRI-CIRI

 Novel memiliki jumlah kata lebih dari 35.000 kata.


 Novel terdiri dari setidaknya 100 halaman.
 Durasi utnuk membaca novel setidaknya 2 jam atau 120
menit.
 Ceritanya lebih dari satu impresi, efek, dan emosi.
 Alur cerita dalam novel cukup kompleks.
 Seleksi cerita dalam novel lebih luas.
 Cerita dalam novel lebih panjang, akan tetapi banyak
kalimat yang di ulang-ulang.
 Novel ditulis dengan narasi kemudian di dukung dengan
deskripsi untuk menggambarkan situasi dan kondisi yang
ada di dalamnya.
Ciri – Ciri Novel Angkatan 1980-1990
1. puisi yang dihasilkan bercorak spritual religius, seperti karya yang berjudul
“Kubakar Cintaku” karya Emba Ainun Najib;
2. sajak cenderung mengangkat tema tentang ketuhanan dan mistikisme;
3. sastrawan menggunakan konsep improvisasi;
4. karya sastra yang dihasilkan mengangkat masalah konsep kehidupan sosial
masyarakat yang memuat kritik sosial, politik, dan budaya;
5. menuntut hak asasi manusia, seperti kebebasan;
6. bahasa yang digunakan realistis, bahasa yang ada dimasyarakat dan romantis;
7. terdapat konsepsi pembebasan kata dari pengertian aslinya;
8. didominansi oleh roman percintaan;
JENIS-JENIS

Jenis Jenis Novel Berdasarkan Nyata atau Tidaknya


Kejadian:

 Novel Fiksi, merupakan novel yang tidak nyata atau tidak


terjadi dalam kehidupan nyata.

 Novel Non Fiksi, merupakan novel yang pernah terjadi dalam


kehidupan nyata
.
Jenis Jenis Novel Berdasarkan Genre Ceritanya :

 Novel Romantis, merupakan novel yang menceritakan kisah


atau cerita tentang kasih sayang atau cinta.

 Novel Horror, merupakan novel yang menceritakan kisah atau


cerita tentang hal yang sangat menyeramkan dan menakutkan.

 Novel Komedi, merupakan novel yang menceritakan kisah atau


cerita tentang hal yang lucu.
 Novel Inspiratif, merupakan sebuah novel yang menceritakan kisah atau
cerita inspiratif.

Jenis Jenis Novel Berdasarkan Isi dan Tokoh :

 Novel Teenlit, merupakan novel yang berisi tentang remaja.

 Novel Songlit, merupakan novel yang diambil dari sebuah lagu.

 Novel Chicklit, merupakan novel yang berisi tentang perempuan muda.

 Novel Dewasa, merupakan novel yang berisi tentang cerita orang dewasa.
UNSUR INTRINSIK

1 . Tema
Tema merupakan pokok-pokok permasalahan yang
terdapat dalam sebuah cerita dalam novel yang terlah dibuat
oleh pengarang.

2. Penokohan
Penokohan merupakan pemberian watak atau karakter
kepada setiap pelaku dalam sebuah cerita. Para tokoh bisa
diketahui karakternya dari ciri fisik, lingkungan tempat tinggal,
dan cara bertindaknya.

3. Alur
Alur merupakan rangkaian-rangkaian peristiwa yang
membentuk jalannya suatu cerita dalam novel. Alur dibedakan
menjadi dua bagian, yaitu alur maju dan alur mundur.
 Alur maju merupakan peristiwa yang bergerak secara bertahap
berdasarkan urutan kronologis menuju alur cerita.
 Alur mundur merupakan rangkaian peristiwa yang terjadi
karena ada kaitannya dengan peristiwa yang sedang
berlangsung.
4. Gaya Bahasa
Gaya bahasa merupakan alat utama pengarang untuk menjelaskan atau
menggambarkan serta menghidupkan cerita secara estetika. Jenis-jenis gaya bahasa antara
lainnya adalah :
 Personafikasi : Merupakan gaya bahasa yang medeskripsikan macam-macam benda
mati dengan cara memberikan berbagai macam sifat-sifat seperti manusia.
 Simile (Perumpamaan) : Merupakan suatu gaya bahasa yang mendeskripsikan sesuatu
dengan pengibaratan atau perumpamaan.
 Hiperbola : Merupakan suatu gaya bahasa yang mendeskripsikan sesuatu dengan cara
berlebihan dengan maksud memberikan efek yang berlebihan.
 Dll.

5. Latar atau Setting


Latar merupakan penggambaran terjadinya suatu peristiwa dalam sebuah cerita
meliputi waktu, tempat, dan suasananya.

6. Sudut Pandang
Sudut pandang merupakan penempatan diri pengarang dan juga cara pengarang
dalam melihat berbagai macam kejadian atau peristiwa dalam cerita yang di paparkannya
kepada para pembaca.

7. Amanat
Amanat merupakan pesan yang disampaikan, yang terdapat dalam cerita dalam
sebuah novel.
UNSUR EKSTRINSIK

1 . Sejarah atau Biografi Pengarang


Biasanya sejarah atau biografi pengarang sangat
berpengaruh pada jalan cerita yang terdapat dalam novel.

2. Situasi dan Kondisi


Situasi dan kondisi secara tidak langsung maupun langsung
akan berpengaruh kepada hasil kar ya novel.

3. Nilai-Nilai dalam Cerita


Dalam sebuah kar ya sastra mengandung nilai-nilai yang
dapat disisipkan oleh pengarangnya. Nilai-nilai itu antara lainnya
adalah :
 Nilai moral, yaitu nilai yang berkaitan dengan akhlak atau
kepribadian seseorang. Entah itu baik ataupun buruk .
 Nilai sosial, yaitu nilai yang berkaitan dengan norma-norma yang
terdapat dalam kehidupan bermasyarakat.
 Nilai budaya, yaitu konsep masalah dasar yang sangat penting
dan mempunyai nilai dalam kehidupan manusia.
 Nilai estetika, yaitu nilai yang berkaitan dengan seni dan estetika
dalam sebuah kar ya sastra
RONGGENG DUKUH PARUK

Judul : Ronggeng Dukuh Paruk


Penulis : Ahmad Tohari
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 1982
Kota Terbit : Jakar ta
Tebal Buku : 408 halaman
Harga Buku : Rp 65.000

Biografi Pengarang

Ahmad Tohari adalah sastrawan yang terkenal dengan novel


triloginya Ronggeng Dukuh Paruk yang ditulis pada tahun 1981 . Belum
lama ini beliau dianugerahi PWI Jateng Award 201 2 dari PWI Jawa
Tengah karena kar ya-kar ya sastranya yang dinilai mampu menggugah
dunia. Lahir di Tinggarjaya , Jatilawang, Bnayumas, Jawa Tengah pada
13 Juni 1948. Ahmad Tohari menamatkan SMA di Pur woker to.
Setelah itu beliau menimba ilmu di Fakultas Ilmu Kedokteran Ibnu Khaldun,
Jakarta (1967-1970), Fakultas Ekonomi Universitas Sudirman, Purwokerto (1974-
1975), dan Fakultas Sosial Politik Universitas Sudirman (1975-1976).
Ahmad Tohari sudah banyak menulis novel, cerpen, dan secara rutin
pernah mengisi kolom Resonansi di harian Republika. Karya-karya Ahmad Tohari
juga telah diterbitkan dalam berbagai bahasa seperti bahasa Jepang, Tionghoa,
Belanda dan Jerman.
Novel Ronggeng Dukuh Paruk bahkan pernah beliau terbitkan dalam
versi bahasa Banyumasan yang kemudian mendapat perhargaan Rancage dari
Yayasan Rancage, Bandung pada tahun 2007. Cerpennya berjudul “ Jasa-jasa buat
Sanwirya” pernah mendapat hadiah hiburan Sayembara Kincir Emas 1975 yang
diselenggarakan Radio Nederlands Wereldomroep. Sedangkan novelnya Kubah
yang diterbit pada tahun 1980 berhasil memenangkan hadiah Yayasan Buku
Utama pada tahun 1980.
Beberapa waktu lalu novel triloginya, Ronggeng Dukuh Paruk
diadaptasikan ke layar lebar dengan judul Sang Penari. Menurutnya di film ini sang
sutradara di beberapa bagian lebih berani menggambarkan apa yang ia sendiri
tidak berani menggambarkannya. Ia pun ikut larut dalam emosi film ini meski
endingnya tidak
JENIS NOVEL

Novel “Ronggeng Dukuh Paruk” ini termasuk jenis fisik.


Dalam novel ini menceritakan tentang seorang Ronggeng atau
Penari dari Dukuh Paruk yang bernama srintil. Dukuh Paruk
adalah sebuah desa kecil yang terpencil dan miskin. Namun,
segenap warganya memiliki suatu kebanggaan tersendiri
karena mewarisi kesenian ronggeng yang senantiasa
menggairahkan hidupnya.
UNSUR INTRINSIK

 Tema, yang terdapat dalam novel ini adalah kebudayaan. Sebuah


budaya Ronggeng yang dimiliki sebuah kampung bernama Dukuh
Paruk .

 Tokoh dan Penokohan


a. Tokoh Utama, Srintil adalah perempuan cantik berperawakan
menarik digambarkan sebagai simbol perempuan yang seumpama
fisiknya yang dianggap sebagai titisan dari Ki Secamanggala.

b. Tokoh Bawahan
 Nenek Rasus, memiliki sifat penyayang, sabar dan pikun.
 Sakar ya, (kakek srintil) sifat kolot, keras, dan penyayang.
 Nyai Sakar ya, (nenek srintil) yang mempunyai sifat penyayang,
penyabar dan peduli kepada orang lain (tetangga).
 Ki Kertareja, sifat kolot, keras, penyayang, dan licik.
 Nyai Kertareja, materialistis, pandai membujuk dan licik.
 Goder, anak angkat srintil.
 Tamir, laki-laki hidung belang
 Bajus, bujang tua yang baik kepada srintil namun licik.
 Darman, aparat kepolisian yang membantu maksud dan tujuan Marsuni
kepada Srintil demi satu truk kayu bakar.
 Pak Blengur, lelaki petualang cinta dari satu perempuan ke perempuan
lainnya
 Lurah Pecikalan (kepala desa), bijaksana dan peduli akan penduduknya.
 Kepala Bangsal Rumah Sakit Jiwa, orang yang menerima Srintil saat masuk
ke rumah sakit jiwa.
 Babah Gemuk, orang yang membagikan uang ganti rugi kepada masyarakat
Dukuh Paruk karena terkena gusuran pembuatan jalan.
 Latar Tempat

1. Dukuh Paruk. Hal ini dibuktikan dengan petikan berikut “Konon, moyang
semua orang Dukuh Paruk adalah Ki Secamenggala,…..”.
2. Pasar Dawuan terlihat dari petikan berikut “Akan terbukti nanti, pasar
Dawuan merupakan tempat melarikan diri yang tepat.

 Latar Waktu

1. Musim kemarau pada petikan berikut “ Namun kemarau belum usai.


Ribuan hektar sawah yang mengelilingi Dukuh Paruk telah tujuh bulan
kerontang.
2.Tahun 1946 terlihat pada petikan “ Seandainya ada seorang Dukuh
Paruk yang pernah bersekolah, dia dapat mengira-ira saat itu hampir pukul
dua belas tengah malam, tahun 1946,….”.
3.Tahun 1960 terlihat pada petikan “ Tahun 1960 wilayah Kecamatan
Dawuan tidak aman. Perampokan dengan kekerasan senjata sering
terjadi,….”.
 Alur
Alur yang digunakan dalah alur campuran. Ceritanya terkadang melaju ke masa
depan, namun juga mengulas masa lalu. Menurut saya alur dalam novel ini
meloncat-loncat.

 Sudut Pandang
Sudut pandang pengarang dalam novel ini adalah sebagai orang pertama serba
tahu, karena tokoh Rasus yang dibuat seolah tahu semua hal yang terjadi pada
semua tokoh lainnya yang terdapat dalam novel ini

 Amanat
1.Sebagai seorang wanita harus dapat menjaga kesuciannya atau
keperawanannya sebelum menikah.
2.Manusia hendaknya percaya akan adanya Tuhan dan jangan percaya pada hal-
hal yang negatif atau tahayul.
3.Keterbatasan hanya pada satu pemahaman tidak akan membuat kemajuan yang
lebih pada kehidupan.
4.Selalu tabah dalam menjalani hidup dengan ikhlas
PERBANDINGAN NOVEL

Novel “ Ronggeng Dukuh Paruk” dan Novel “ Bekisar


Merah” karya Ahmad Tohari memiliki persamaan.
Persamaannya yaitu kedua novel tersebut tokoh utamanya
adalah seorang wanita muslimah yang memiliki sifat baik hati,
pekerja keras, pantang menyerah, ikhlas, dan rela berkorban
demi keluarga. Novel-novel tersebut sama-sama membicarakan
mengenai wanita yang ikhlas demi keluarganya.
Namun, kedua novel ini memiliki perbedaan pada tokoh
utamanya, yaitu pada Novel “ Ronggeng Dukuh Paruk” tokoh
utamanya digambarkan sebagai sosok yang cantik, baik hati,
ikhlas, dan berasal dari keluarga yang miskin, sedangkan pada
Novel “ Bekisar Merah” tokoh utamanya digambarkan sebagai
sosok yang cantik, berasal dari keluarga yang sederhana, dan
keturunan Jepang dan Pribumi.
KELEBIHAN

a) Kisah novel ini tentang nilai kemanusiaan dan penghormatan


pada perempuan. Tokoh utama adalah Srintil merupakan simbol
tokoh yang dijadikan sebagai semangat keperempuanan yang
berjuang untuk keluar dari hitamnya zaman, diman perempuan
saat itu harus diperbudak oleh lelaki sebagai memenuhi hawa
nafsu dan selalu dikekang dalam memilih kehidupannya sendiri.
b) Sangat erat dengan HAM, terutama lebih menekankan hak
pribadi yang juga harus dimiliki seseorang (terutama
perempuan).
c) Novel ini juga mengajarkan kita untuk selalu sadar dan ingat
sejarah. Sejarah dikaji sebagai suatu pedoman arah agar
sejarah tak terulang di masa depan.
KEKURANGAN

a) Penceritaan yang tertele-tele dengan sisipan suasana desa


yang begitu detail namun keluar dari alur cerita, sehingga cerita
seolah menjadi tak konsisten dan terlalu jenuh untuk dibaca.

b) Yang paling kental adalah banyaknya kata-kata yang sangat


seronok dan kasar, seperti Asu Buntung, Bajul Buntung, dan
sebagainya. Kata-kata seperti itu seharusnya ditiadakan saja.

Anda mungkin juga menyukai