Anda di halaman 1dari 14

ANESTESI REGIONAL PADA TRAUMA

(REGIONAL ANESTHESIA FOR TRAUMA)


Monique Espinosa and Sripad Rao

Triana Amaliah Jayanti


Pertimbangan Umum
Anestesi Regional Pada Pasien
Trauma

1) Informed Consent
2) Ketidakstabilan hemodinamik
3) Status Koagulasi
4) Trauma cedera saraf
5) Resiko infeksi
6) Sindrom Kompartemen (Compartment Syndrome)
7) Resiko jatuh
Penggunaan Ultrasonografi
pada Anestesi Regional
O Penggunaan anestesi regional dengan ultrasonografi
(USG) telah memungkinkan operator untuk
mengidentifikasi target dan struktur yang
berdekatan, jarum dapat divisualisasikan menuju
saraf, penyebaran larutan anestesi lokal juga dapat
diamati.
O Rentang frekuensi yang digunakan dalam
ultrasonografi medis adalah 2,5 – 15 MHz.
O Sinar ultrasonografi memiliki lebar kurang dari 1,0
mm dan dapat diorientasikan dengan target untuk
memberikan short-axis atau transverse view, dan
long-axis atau sagittal view.
Teknik Insersi Jarum dengan USG
Berdasarkan hubungan ultrasonografi dengan struktur target, dan
hubungan jarum dengan probe ultrasonografi, ada 4 teknik:

Short axis – in-plane Short axis – out-of-plane

Long axis – in-plane Long axis – out-of-plane


Blok Ekstremitas Atas

Blok Interscalene
O Indikasi: prosedur bedah pada bahu, bagian
lateral klavikula, dan lengan atas.
O Teknik:
1) Posisi telentang (supine) kepala sedikit
mengarah ke sisi kontralateral.
2) Probe ditempatkan sejajar dengan
klavikula pada level kartilago krikoid
kedalaman 3 cm dan frekuensi 12-15
MHz.
3) Identitas rami saraf masing-masing dapat
dikonfirmasi dengan stimulasi saraf.
4) Volume anestetik lokal yang biasa adalah
antara 20 dan 30 mL.
O Efek samping dan komplikasi yang khas:
suara serak sindrom Horner, injeksi
intravaskular, dan pneumotoraks.
Blok Supraclavicular
O Indikasi: prosedur operasi pada lengan
atas, siku, dan lengan bawah.
O Teknik:
1) pasien terlentang (supine) dan kepala
mengarah ke sisi kontralateral.
2) Probe ditempatkan pada fossa
supraklavikula dengan pengaturan
kedalaman awal 4 cm dan frekuensi 12-
15 MHz .
3) Setelah mengidentifikasi arteri
subklavia, divisi pleksus brachialis
berada pada lateral arteri (Gambar 8.8).
4) Volume anestesi lokal yang biasa
digunakan adalah 20 - 30 mL.
O Efek samping dan komplikasi spesifik:
Pneumotoraks dan Injeksi intravascular
Blok Infraclavicular
O Indikasi: prosedur bedah pada distal
lengan atas, siku, lengan bawah, dan
tangan.
O Teknik: gambaran dengan potongan
melintang (short-axis) dari arteri dan
fasciculus diperoleh dengan menempatkan
transduser (probe) ultrasonografi dalam
bidang parasagital, Transduser 7-MHz lebih
disukai untuk blok yang lebih dalam. Jarum
diinsersikan in-plane dari ujung cephalad
probe yang menempatkan ujung jarum di
posterior arteri. Tujuannya adalah untuk
mendapatkan penyebaran berbentuk U di
sekitar arteri dan tiga fasciculus. Volume
anestesi lokal yang biasa digunakan
adalah 20 - 30 mL.
Blok Aksila
O Indikasi: prosedur bedah pada siku, lengan
bawah, dan tangan.
O Teknik: pasien dalam posisi telentang dan
lengan diabduksikan sampai 90 derajat,
probe ditempatkan tegak lurus terhadap
lengan setinggi mungkin di aksila. Gambaran
dengan potongan transversal (short-axis)
dapat diperoleh dengan frekuensi 12-15 MHz
dan kedalaman 3 cm (Gambar 8.9). Sebanyak
5-10 mL anestesi lokal di sekitar masing-
masing saraf.
O Efek samping dan komplikasi spesifik:
walaupun tidak ada komplikasi spesifik untuk
blok ini, pembentukan hematoma dan injeksi
intravaskular yang tidak disengaja dapat
terjadi.
Blok Ekstremitas Bawah

Blok Saraf Femoralis


O Indikasi: prosedur bedah di paha,
femur, dan lutut.
O Teknik:
1) Posisi pasien terlentang (supine) dan
anggota badan bagian bawah berada
dalam posisi netral.
2) Probe ditempatkan pada lipatan
femoralis, frekuensi 12-15 MHz dan
atur kedalaman 4 cm.
3) Nervus diblok dengan cara in-plane
4) Volume anestesi lokal yang biasa
digunakan untuk blok ini adalah 25 -
30 mL.
Blok Kanal Adductor
O Indikasi: prosedur operasi lutut dan
/ atau keterlibatan kutaneous pada
medial kaki atau pergelangan kaki.
O Teknik: Probe linier ultrasonografi
digunakan untuk menampilkan
gambaran dengan potongan
melintang (short-axis) dari arteri
femoralis di kanal. Anestesi lokal
disuntikkan jauh ke dalam otot
sartorius dan berdekatan dengan
arteri femoralis. Volume anestesi
lokal yang biasa digunakan untuk
blok ini adalah 15 - 30 mL.
Pemilihan Anestesi Lokal dan
Penempatan Kateter Blok Saraf Perifer
Anestesi lokal dengan onset cepat dan durasi tindakan
pendek sampai sedang, seperti lidokain 2% dan
mepivacaine 1,5%, sering dikombinasikan dengan
ropivacaine anestesi lokal yang long acting seperti
ropivacaine 0,2% atau 0,5% untuk anestesi bedah,
yang akan bekerja selama 5 - 6 jam. Ropivacaine 0,2
sampai 0,5% umumnya digunakan sebagai anestesi
tunggal untuk analgesia pasca operasi dan biasanya
bekerja selama 12 - 14 jam.
Indikasi penempatan kateter:
O Nyeri sedang sampai berat yang berlangsung lebih
dari 24 jam
O Fisioterapi postoperatif
O Simpatektomi untuk anggota badan yang iskemik
akibat vasospasme

Infus anestesi lokal dosis rendah sebesar 0,2%


ropivacaine, dianjurkan 6-8 mL / jam untuk kateter
pleksus brakhialis dan 10-12 mL / jam untuk kateter
anggota badan bagian bawah.
Toksisitas Anestetik Lokal
Tanda & gejala SSP toksisitas Tanda & gejala kardiovaskular
anestesi lokal meliputi: toksisitas anestesi lokal
O Parestesia sirkumoral, meliputi:
pusing, dan tinnitus O Bradikardi
O Gelisah dan agitasi O Hipotensi
O Ucapan tidak jelas, kantuk, O Kardiovaskular kolaps dan
dan tidak sadarkan diri asistol
O Menggigil, tremor, dan kejang
O Depresi pernapasan dan
henti nafas

Pengelolaan: menghentikan pemberian anestesi lokal, penanganan


jalan nafas, mengurangi kejang (jika diperlukan), dan advanced
cardiac life support (ACLS). Terapi emulsi lipid.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai