1. Regangan pada tulangan dan beton harus diasumsikan berbanding lurus dengan jarak dari sumbu netral. 2. Regangan maksimum yang dapat dimanfaatkan pada serat tekan beton terluar diasumsikan sama dengan 0,003. 3. Kekuatan tarik beton diabaikan, 4. Untuk perhitungan kuat rencana, bentuk dari distribusi tegangan tekan beton diasumsikan berupa segiempat. Sesuai dengan asumsi dalam SNI 2847:2013 (ps. 10.2) 5. Tegangan beton sebesar 0,85 f′c, terdistribusi merata pada daerah tekan ekuivalen. (SNI 2847:2013 ps. 10.2) Blok Tegangan ekivalen
Dari tegangan ekivalen didapat:
1. Distribusi tegangan rata-rata sebesar 0,85 f′c. 2. Besarnya blok tegangan ekivalen (stress block) pada beton adalah sebesar a= β1.c. 3. jarak dari serat dengan regangan maksimum ke sumbu netral. c harus diukur dalam arah tegak lurus terhadap sumbu netral. 4. Nilai β1 diambil sebagai berikut: • β1=0,85 untuk f′c antara 17 dan 28 MPa • β1=0,85-(0,05/7).(f′c-28) untuk f′c > 28 MPa. • β1 tidak < dari 0.65 5. Kekuatan lentur balok • C= 0,85 f′c.a.b • T= Asb . Fy Syarat kesetimbangan ANALISIS LENTUR PENAMPANG BALOK Ada 2 macam perhitungan yang biasa dilakukan dalam evaluasi penampang beton bertulang: 1. Analisis/pemeriksaan,suatu penampang dngan data-data yang sudah diketahui, antara lain Ukuran penampang (lebar, tinggi). Data tulangan (diameter dan jumlah tulangan. Mutu beton. Mutu baja. Pada perhitungan analisis diminta untuk mencari kapasitas kekuatan penampang untuk menerima beban, kekuatan ini selanjutnya disebut sebagai kekuatan nominal penampang (Mn). 2. Desain, pada perhitungan ini, dengan data-data gaya-gaya yang bekerja pada penampang akibat beban (beban yang sudah dikalikan faktor keamanan), setelah ditetapkan kekuatan/mutu beton dan baja yang akan digunakan, dicari ukuran penampang yang cocok serta tulangan yang diperluakan agar struktur dijamin mampu memikul beban-beban tersebut