Anda di halaman 1dari 50

UNIVERSITAS INDONESIA

Shear Behavior of Ultra-High-Performance Concrete Beams


Reinforced with High-Strength Steel Bars

Kelompok 5
Budiman 1806154500
Ryan Nathaniel 1606878852
Introduction
2 1. Ultra-high-performance concrete (UHPC)

Ultra-high-performance concrete (UHPC) adalah material beton baru yang


digunakan sebagai material balok beton bertulang maupun sebagai balok
prestressed. UHPC terdiri dari material yang sangat halus dan steel fibers, yang
mempunyai kekuatan yang tinggi, toughness, daktilitas yang baik and durabiliti yang
bagus [1].

Jenis beton ini juga disebut sebagai ultra-high-performance fiber reinforced


concrete (UHPFRC). Alasannya, Adanya fibers didalam ultra-high-strength
performance material merupakan penting untuk toughness dan post-crack ductility.
Introduction
3 2. Penelitian Terdahulu

No. Author Title Uraian


1. Son, J.; Beak, B.; and Experimental Study on Penelitian eksperimental kuat geser balok UHPC tanpa
Choi, C. Shear Strength for Ultra- stirrups menunjukkan bahwa kapasitas gesernya
High Performance meningkat dengan meningkatnya kuat tekan dan
Proceedings of the 18th Concrete Beam. rasio volume steel fibers, sedangkan mode keruntuhan
International Conference berubah dari shear tension ke shear compression [2].
on Composites Materials
(ICCM-18), Jeju Island,
Korea, 2011.
Introduction
4 2. Penelitian Terdahulu

No. Author Title Uraian


2. Gustafsson, J., and Steel Fibers as Shear Penelitian penggunaan steel fibers sebagai shear
Noghabai, K. Reinforcement in High reinforcement pada balok high-strength concrete (HSC)
Strength Concrete Beams. menunjukkan bahwa kuat geser balok HSC
Nordic Concrete Research meningkat dengan menambahkan steel fibers
Publications, V. 22, 1999. kedalam campuran HSC. Peningkatan 42% pada kuat
geser ultimate balok HSC diperoleh dengan
menambahkan 1.0% steel fibers, dibandingkan dengan
peningkatan kuat geser ultimate yang hanya 12% yang
diperoleh dengan penggunaan shear stirrup [3].
Introduction
5 2. Penelitian Terdahulu

No. Author Title Uraian


3. Voo, Y. L.; Poon, W. K.; Shear Strength of Steel Kapasitas geser ultimate balok UHPC meningkat
and Foster, S. J., Fiber-Reinforced Ultra- dengan meningkatnya rasio volume steel fibers,
high-Performance meningkatnya rasio tulangan longitudinal, dan
Journal of Structural Concrete Beams without berkurangnya a/d [12].
Engineering, ASCE, V. Stirrups.
136, No. 11, 2010.
Introduction
6 3. Problem

Penelitian yang sudah ada banyak dilakukan oleh banyak peneliti berupa prilaku
geser balok UHPC didasarkan pada key factors individually yang memberi efek pada
prilaku geser balok. Informasi tentang prilaku geser balok UHPC yang diperkuat
dengan tulangan pasif high-strength langka di literature.
Introduction
7 4. Objective and Goal

The objective dari penelitian ini merupakan penelitian kombinasi dari key
variables, seperti Vf, a/d, ρ, and s, pada prilaku geser balok UHPC yang diperkuat
dengan tulangan pasif high-strength.

The goal dari penelitian ini adalah mengajukan rumus empiris untuk kapasitas geser
ultimate balok UHPC dengan stirrups, Vu.
Research Significance
8

Dalam upaya untuk menfasilitasi desain geser balok UHPC yang direinforced
secara pasif, penelitian ini telah mempertimbangkan efek interaktif dari key
variables—a/d, V f, ρ, and s menggunakan tulangan baja mutu tinggi dengan fy= 206
ksi (1420 MPa) sebagai perkuatan pasif untuk UHPC.
Experimental Investigation
9 1. Experimental Variables

Dua jenis dari setiap empat


variabel dipertimbangkan, a/d (1.8
dan 2.6); V (1.0 dan 2.0%); ρ (1.935
dan 3.226%); dan s (8 to 15 in.[200
dan 370 mm]).
Experimental Investigation
10 1. Experimental Variables

The shear span-depth ratio a/d terutama yang mengontrol mode failure flexure-
shear balok. Secara umum bahwa mode failure dari deep beams (dengan a/d =1) dan
short beams (dengan 1 < a/d < = 2.5) selau gagal di geser, meskipun kegagalan geser
yang terakhir dapat dimulai dengan kerusakan lentur. Hasil dari bentuk retak flexure-
shear, yang pada akhirnya mengarah mode failure shear-compression atau shear-
tension [17], [18].
Experimental Investigation
11 2. Material

Material yang digunakan pada penelitian ini berupa:


1. Semen portland (type I sesuai ASTM C150)
2. Polycarboxylic-based ether hyperplasticizer
3. Microsilica
4. Fine dune sand
5. Potable laboratory water
6. Plain high-strength steel fibers dengan diameter 0.0087 in. (0.22 mm), panjang
0.5118 in. (13 mm), dan kuat tarik minimum 36,260 psi (2500 MPa). Jenis dan
spesifikasi dari fibers tersebut sudah terbukti optimum untuk digunakan pada
campuran UHPC [5], [19]. Proposi campuran balok UHPC dengan dua volume
fraksi steel fibers (1.0% dan 2.0%) dan dengan Density steel fibers sebesar 490 lb/ft3
(7850 kg/m3).
Experimental Investigation
12 2. UHPC Beam Specimens

Semua specimens balok berbentuk kotak dengan penampang lebar 5.91 in. (150
mm), 8.86 in. (225 mm), dan panjangnya 6.562 ft (2000 mm). ACI 318-14 tidak
mempertimbangkan the size effect pada kuat geser balok beton bertulang dengan
tinggi efektif dibawah 15.75 in. (400 mm), the size effect terhadap kuat tekan beton
bertulang tanpa stirrups banyak ditenukan di literature.
Penurunan kapasitas geser beton bertulang dinyatakan dengan meningkatnya
tinggi efektif balok [17], [18]. Kapasitas geser balok UHPC berkurang signifikan dengan
bertambahnya tinggi balok dari 7.09 to 9.45 in. (180 to 240 mm) [18]. Tidak terjadi
pengurangan yang signifikan terhadap kapasitas geser balok UHPC yang mempunyai
tinggi lebih dari 9.45 in. (240 mm). Pada penelitian ini, tinggi efektif balok yang
digunakan sebesar 7.09 in. (180 mm).
Experimental Investigation
13 2. UHPC Beam Specimens

Semua specimens balok menggunakan tulangan baja PSB1080 diameter 0.59 in. (15
mm) sesuai ASTM A722/A722M sebagai tulangan pasif longitudinal. Stirrups dua kaki
menggunakan tulangan baja Grade 60 diameter 0.40 in. (10 mm) sesuai ASTM A615
sebagai tulangan geser untuk semua specimens balok. Fy dan Fu dari tulangan
PSB1080 yaitu 206.0 and 232.1 ksi (1420 and 1600 MPa), sedangkan Fy dan Fu tulangan
baja Grade 60 yaitu 60.9 and 72.5 ksi (420 and 500 MPa).
Experimental Investigation
14 3. UHPC Beam Specimens

Details dari specimens balok yang terbagi dalam lima jenis dapat dilihat pada
gambar 1.

Gambar 1. Details specimens


balok
Experimental Investigation
15 4. Preparation and curing of beam specimens

Untuk casting balok UHPC, tulangan longitudinal diikat dengan shear stirrups dan
strain gauges dilekatkan ke tulangan, dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2. Details dari strain


gauges yang dilekatkan ke
tulangan longitudinal dan shear
stirrups.
Experimental Investigation
16 4. Preparation and curing of beam specimens

Urutan Casting balok UHPC sebagai berikut:


1. Bahan-bahan UHPC diaduk di dalam twin-shaft batch mixer
2. Semen dan microsilica diaduk selama 5 menit
3. Hyperplasticizer diencerkan dengan air dan fine dune sand ditambahkan secara
bertahap ke campuran
4. Setelah konsistensi dicapai, steel fibers ditambahkan secara bertahap hingga
campuran yang homogen dicapai.
5. Setelah diaduk, campuran beton dituang kedalam buckets plastik dan ditutup
dengan lembaran plastik untuk menghindari mengering dari permukaan.
Experimental Investigation
17 4. Preparation and curing of beam specimens

Metode penuangan beton UHPC segar kedalam molds mempengaruhi


orientation and dispersion steel fibers. Walaupun orientation dari fibers tidak
memberikan efek first cracking strength, hal tersebut memberikan efek pada kuat
tarik ultimate terhadap lentur, karena fiber reinforcements cenderung sejajar
dengan arah aliran selama pengecoran. Karena itu, casting beton tuntuk setiap
specimen balok dilakukan dengan menuang beton segar hanya pada satu ujung
ekstrim dari cetakan dan memungkinkan beton mengalir dan mengisi the rest of
the form under its own weight, mengadopsi praktik yang di rekomendasikan.
Setelah penuangan beton selesai, getaran eksternal dilakukan sekitar 5 detik
untuk membuang udara yang terperangkap di beton karena getaran internal
menggangu orientasi dan dispersi dari steel fibers.
Experimental Investigation
18 4. Preparation and curing of beam specimens

Tes tekan dan tes lentur beton UHPC dilakukan pada 6 specimens kubus dengan
ukuran seriap sisi 2 in. (50 mm), silinder ukuran 2.95 x 5.91 in. (75 x 150 mm), dan prisms
ukuran 1.57 x 1.57 x 6.30 in. (40 x 40 x 160 mm), sesuai ASTM C39 dan ASTM C1018.

Setelah 24 jam casting, balok demolded dan dimasukan kedalam the curing tank
untuk moist curing dengan temperatur 71.6°F (22°C) untuk 28 hari. Setelah curing
selesai, strain gauges dilekatkan di permukaan balok di lokasi yang berbeda. Untuk
mengetahui regangan beton selama pengujian specimens balok, seperti gambar 3:
Experimental Investigation
19 4. Preparation and curing of beam specimens

Gambar 3. Details dari strain gauges yang dilekatkan pada permukaan balok UHPC.
Experimental Investigation
20 5. Test setup and procedure

Satu LVDT ditempatkan di bawah balok pada tengah bentang untuk mengukur
defleksi balok di tengah, dua LVDTs ditempatkan di bagian atas balok di lokasi
kedua tumpuan untuk mengetahui support settlements dalam proses pembebanan.
Seperti gambar 4.

Gambar 4. Lokasi penempatan


LVDTs.
Experimental Investigation
21 5. Test setup and procedure

Specimens balok dilakukan four-point loading, seperti gambar 5. Jarak antara dua
titik beban diubah untuk mempertahankan nilai shear span ratio (a/d). Beban
diaplikasikan dengan defleksi tengah bentang 0.002 in. (0.05 mm) per detik.
Selama proses pembebanan, defleksi dan regangan dicatat, crack di amati dan
ditandai pada permukaan balok seperti yang muncul saat pembebanan.

Gambar 5. Four-point load test setup.


Experimental Results and Discussion Investigation
22 1. Mechanical properties of UHPC Mixture

Data tegangan dan regangan di peroleh melalui tes tekan yang dilakukan pada
specimens silinder yang terdiri dari campuran UHPC dengan 1% dan 2% stell fibers,
seperti gambar 6.

Gambar 6. Kurva
stress-strain pada
specimens silinder.
Experimental Results and Discussion Investigation
23 1. Mechanical properties of UHPC Mixture

Regangan pada beban puncak


sebesar 0.0033 dan 0.0035 untuk
campuran UHPC dengan 1% ada 2% steel
fibers. Namun, modulus elastisitas untuk
fiber 1% and 2% didapat nilai yang sama
yaitu 6818 ksi (47 GPa). Kuat tekan rata-
ata kubus dari campuran UHPC dengan

Dari gambar 6, kuat tekan ultimate fiber 1% dan 2% didapat 21,900 dan
silinder sebesar 20,305 dan 21,756 psi (140 22,900 psi (151 dan 158 MPa),
dan 150 MPa) untuk campuran UHPC
dengan 1% and 2% steel fibers.
Experimental Results and Discussion Investigation
24 1. Mechanical properties of UHPC Mixture

Data stress-midspan deflection diperoleh melalui test lentur dilakukan pada prism
specimens UHPC dengan 1% dan 2% steel fibers, seperti gambar 7.

Kekuatan lentur ultimate equivalent


didapat 4351 dan 5076 psi (30 dan 35
MPa) untuk campuran UHPC dengan 1%
and 2% steel fibers
Experimental Results and Discussion Investigation
25 2. Strains in steel and concrete in beams during load testing

Regangan beton bagian atas


balok sebesar 0.0023 pada saat
failure, yaitu kurang dari crushing
strain (0,0033) dari campuran
UHPC yang didapat dari prilaku
stress-strain tekan.

Gambar 8. Strains pada beton pada lokasi yang


berbeda pada permukaan Beam A-1.
Experimental Results and Discussion Investigation
26 2. Strains in steel and concrete in beams during load testing

Bagian atas dan bawah tulangan


mempunyai regangan 0.003 dan
0.0046. Regangan di tulangan
longitudinal jauh lebih kecil dari
reganga leleh 0.0089 (untuk tulangan
PSB1080),

Gambar 9. Regangan pada tulangan longitudinal dan Shear


Stirrups bagian atas dan bawah balok Beam A-1.
Experimental Results and Discussion Investigation
27 3. Shear Load-midspan deflection and cracking behavior

Pada the four-point loading test


specimens balok diberikan gaya
geser V, yang diambil sebsar P/2,

Gambar 10. Mode of failure for beams A-1 & A-2

Gambar 11. Mode of failure for beams C-1 & C-2


Experimental Results and Discussion Investigation
28 3. Shear Load-midspan deflection and cracking behavior

Gambar 12. Mode of failure for beams B-1 & B-2 Gambar 14. Mode of failure for beams E-1 & E-2

Gambar 13. Mode of failure for beams D-1 & D-2


Experimental Results and Discussion Investigation
29 3. Shear Load-midspan deflection and cracking behavior

Gambar 15. Shear Load midspan deflection Gambar 16. Shear Load midspan deflection
curve for Beams A-1 & A-2 curve for Beams B-1 & B-2
Experimental Results and Discussion Investigation
30 3. Shear Load-midspan deflection and cracking behavior

Gambar 17. Shear Load midspan deflection Gambar 18. Shear Load midspan deflection
curve for Beams C-1 & C-2 curve for Beams D-1 & D-2
Experimental Results and Discussion Investigation
31 3. Shear Load-midspan deflection and cracking behavior

Gambar 19. Shear Load midspan deflection


curve for Beams E-1 & E-2
Experimental Results and Discussion Investigation
32 3. Shear Load-midspan deflection and cracking behavior

Efek dari stirrup spacing dapat dilihat dari fig 10 – 14 yaitu spacing antara retakan
yang terjadi pada balok A-1 dan A-2 lebih kecil dibandingkan dengan balok
dengan stirrup spacing yang lebih tinggi. Hal tersebut mengindikasikan jarak antara
diagonal crack meningkat dengan meningkatnya jarak antara stirrups.

Efek dari fraksi volume steel fibers bahwa persentase steel fibers yang lebih besar
berguna terhadap crack akibat lentur. . Beam A-1 dan C-1 dengan 1% fibers
memiliki lebih banyak retak lentur daripada Beam A-2 dan C-2 dengan serat 2%
(Gambar 10 dan 11).
Experimental Results and Discussion Investigation
33 3. Shear Load-midspan deflection and cracking behavior

Efek dari shear span to effective depth ratio specimens balok Seri D dan E,
dengan a/d lebih tinggi dari balok Seri A, B, dan C, memiliki Fcr, Vcr, Vu, dan lendutan
tengah tengah Δu (Tabel 3) yang jauh lebih rendah. Ini menunjukkan pengurangan
yang sangat signifikan dalam kapasitas geser balok dengan peningkatan a/d.
Pengurangan dalam kapasitas geser balok dengan kenaikan a/d dapat dikaitkan
dengan fakta bahwa dengan meningkatnya shear span, a, pada tinggi efektif
yang sama, d, momen lentur meningkat pada gaya geser tetap sama pada beban
yang diberikan.
Experimental Results and Discussion Investigation
34 3. Shear Load-midspan deflection and cracking behavior

Efek dari rasio tulangan longitudinal (ρ) menunjukkan bahwa meningkatnya


kapasitas gaya geser dan defleksi tengah bentang dengan meningkatnya rasio
tulangan longitudinal. Contohnya pada balok E-2 dengan ρ yang lebih tinggi
dibanding balok E-1 mempunyai kapasitas geser yang sedikit lebih tinggi.
Experimental Results and Discussion Investigation
35 3. Shear Load-midspan deflection and cracking behavior

Table 3. Results of four-point loading test on beam specimens


Proposed Equation for Shear Capacity of UHPC Beams
36 1. Analysis of Variance

Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa yang paling menentukan Vu adalah a/d yang
tingkat kepercayaan nya 100%. Vf dan s selanjutnya yang memberikan efek signifikan
terhadap kapasitas geser balok dengan tingkat kepercayaan sebesar 99.6% dan
98.2%. Namun, tidak ada statistical justification yang menyatakan bahwa ρ
mempunyai efek signifikan terhadap kapasitas geser balok.
Proposed Equation for Shear Capacity of UHPC Beams
37 2. Best Fitting of Proposed Shear Capacity Equation

Kapasitas geser ultimate balok beton bertulang dengan shear stirrups,

Vu = Vs + Vc (1)

Vs adalah kuat geser nominal yang disumbangkan oleh baja tulangan dan Vc
merupakan kuat geser nominal yang disumbangkan oleh beton.
Persamaan kuat geser tulangan baja,

Vs = As fy d/s (2)

As = luas dari strirrups, fy = kuat leleh baja, d = tinggi efektif balok, dan s = jarak
stirrups.
Proposed Equation for Shear Capacity of UHPC Beams
38 2. Best Fitting of Proposed Shear Capacity Equation

Kapasitas geser beton normal tanpa steel fibers,

𝑉𝑢 𝑑
𝑉𝑐 = 0.16 𝑓′𝑐 + 17𝜌𝑤 𝑏𝑤 . 𝑑 (3)
𝑀𝑢

fc’ = kuat tekan beton (Mpa), λ = factor modifikasi, bw = lebar balok, dan ρw =
rasio tulangan longitudinal, dan Mu = kapasitas momen ultimate (Mu/Vu merupakan
shear span).
Proposed Equation for Shear Capacity of UHPC Beams
39 2. Best Fitting of Proposed Shear Capacity Equation

Persamaan 3, Vc untuk beton normal dimodifikasi agar sesuai dengan Vc untuk


UHPC yang mempunyai steel fibers.

𝑑 𝐸
𝐷 𝑑
𝑉𝑐 = 𝐴. 𝑓′𝑐 + 𝐵. 𝜌 + 𝐶. 𝐹1 𝑏. ℎ (4)
𝑎 𝑎

F1 = (lf/df) . vf . α, lf = panjang stell fibers, df = diameter steel fibers, Vf = volume


fraksi steel fibers dalam persen, α = bond factor (untuk steel fibers yang lurus
merupakan 0.5), a = shear span, ρ = rasio tulangan longitudinal, b = lebar balok, dan h
= tinggi balok.
Proposed Equation for Shear Capacity of UHPC Beams
40 2. Best Fitting of Proposed Shear Capacity Equation

A, B, C, D dan E merupakan nilai empiris konstan. Nilai empiris konstan ditentukan


dengan best fitting data eksperimental (pada tabel 5). Nilai A, B, C, D dan E
dimasukkan kepersamaan (4).

𝑑 1.1
5.8 𝑑
𝑉𝑐 = 0.35. 𝑓′𝑐 + 132. 𝜌 + 14. 𝐹1 𝑏. ℎ (5)
𝑎 𝑎

Persamaan kapasitas geser ultimate balok UHPC dengan stirrups, Vu,

𝑑 1.1
5.8 𝑑 𝐴𝑠 𝑓𝑦 𝑑
𝑉𝑐 = 0.35. 𝑓′𝑐 + 132. 𝜌 + 14. 𝐹1 𝑏. ℎ + . . (6)
𝑎 𝑎 𝑠
Proposed Equation for Shear Capacity of UHPC Beams
41 2. Best Fitting of Proposed Shear Capacity Equation
Proposed Equation for Shear Capacity of UHPC Beams
42 2. Best Fitting of Proposed Shear Capacity Equation
Conclusions
43

1. Semua balok gagal dalam geser murni, mengkonfirmasikan kecukupan desain


eksperimental spesimens balok gagal dalam geser. tulangan baja longitudinal tidak
leleh pada saat terjadi failure seperti yang ditunjukkan oleh regangan tarik yang
tercatat kurang dari regangan leleh. Contoh pada saat failure, kehancuran beton
tidak terjadi di bagian atas balok UHPC
2. Balok dengan stirrups yang lebih banyak (yaitu, jarak stirrups lebih rendah) fail
dengan formasi retakan diagonal dengan jarak yang lebih dekat. Di sisi lain, balok
dengan stirrups geser yang lebih sedikit (yaitu, jarak stirrup yang lebih tinggi) fail
dengan formasi retakan diagonal dengan jarak yang lebih luas. Selanjutnya, dalam
kasus stirrups dengan jarak yang lebih rendah, kapasitas beban geser dan defleksi
tengah-tengah balok UHPC lebih tinggi
Conclusions
44

3. Kapasitas beban geser dan defleksi tengah bentang meningkat dengan


meningkatnya fraksi volume steel fibers. Retak beton di zona lentur menurun
dengan meningkatnya persentasi steel fibers
4. Kapasitas beban geser sedikit meningkat dengan meningkatnya rasio tulangan
longitudinal
5. Hasil ANOVA menunjukkan bahwa a/d, V, and stirrups spacing s memiliki
pengaruh signifikan terhadap kapasitas beban geser. Namun, seperti yang
diharapkan, rasio tulangan longitudinal ρ (dalam kisaran yang dipertimbangkan
dalam pekerjaan ini, yaitu sekitar 2% ke atas), memiliki efek yang tidak signifikan
pada kapasitas beban geser balok UHPC
Conclusions
45

6. Persamaan yang diusulkan (persamaan 6) untuk kapasitas beban geser dapat


digunakan untuk memprediksi kapasitas geser UHPC pada tingkat akurasi yang
wajar untuk balok UHPC dengan kuat tekan sekitar 20.000 hingga 25.000 psi
(sekitar 140 hingga 170 MPa) dan memiliki shear stirrups.

𝑑 1.1
5.8 𝑑 𝐴𝑠 𝑓𝑦 𝑑
𝑉𝑢 = 0.35. 𝑓′𝑐 + 132. 𝜌 + 14. 𝐹1 𝑏. ℎ + . .
𝑎 𝑎 𝑠
46

Terimakasih
a/d
47
a/d
48
a/d
49
a/d
50

Anda mungkin juga menyukai