Kel 5 - (Ryan Nathaniel - Budiman)
Kel 5 - (Ryan Nathaniel - Budiman)
Kelompok 5
Budiman 1806154500
Ryan Nathaniel 1606878852
Introduction
2 1. Ultra-high-performance concrete (UHPC)
Penelitian yang sudah ada banyak dilakukan oleh banyak peneliti berupa prilaku
geser balok UHPC didasarkan pada key factors individually yang memberi efek pada
prilaku geser balok. Informasi tentang prilaku geser balok UHPC yang diperkuat
dengan tulangan pasif high-strength langka di literature.
Introduction
7 4. Objective and Goal
The objective dari penelitian ini merupakan penelitian kombinasi dari key
variables, seperti Vf, a/d, ρ, and s, pada prilaku geser balok UHPC yang diperkuat
dengan tulangan pasif high-strength.
The goal dari penelitian ini adalah mengajukan rumus empiris untuk kapasitas geser
ultimate balok UHPC dengan stirrups, Vu.
Research Significance
8
Dalam upaya untuk menfasilitasi desain geser balok UHPC yang direinforced
secara pasif, penelitian ini telah mempertimbangkan efek interaktif dari key
variables—a/d, V f, ρ, and s menggunakan tulangan baja mutu tinggi dengan fy= 206
ksi (1420 MPa) sebagai perkuatan pasif untuk UHPC.
Experimental Investigation
9 1. Experimental Variables
The shear span-depth ratio a/d terutama yang mengontrol mode failure flexure-
shear balok. Secara umum bahwa mode failure dari deep beams (dengan a/d =1) dan
short beams (dengan 1 < a/d < = 2.5) selau gagal di geser, meskipun kegagalan geser
yang terakhir dapat dimulai dengan kerusakan lentur. Hasil dari bentuk retak flexure-
shear, yang pada akhirnya mengarah mode failure shear-compression atau shear-
tension [17], [18].
Experimental Investigation
11 2. Material
Semua specimens balok berbentuk kotak dengan penampang lebar 5.91 in. (150
mm), 8.86 in. (225 mm), dan panjangnya 6.562 ft (2000 mm). ACI 318-14 tidak
mempertimbangkan the size effect pada kuat geser balok beton bertulang dengan
tinggi efektif dibawah 15.75 in. (400 mm), the size effect terhadap kuat tekan beton
bertulang tanpa stirrups banyak ditenukan di literature.
Penurunan kapasitas geser beton bertulang dinyatakan dengan meningkatnya
tinggi efektif balok [17], [18]. Kapasitas geser balok UHPC berkurang signifikan dengan
bertambahnya tinggi balok dari 7.09 to 9.45 in. (180 to 240 mm) [18]. Tidak terjadi
pengurangan yang signifikan terhadap kapasitas geser balok UHPC yang mempunyai
tinggi lebih dari 9.45 in. (240 mm). Pada penelitian ini, tinggi efektif balok yang
digunakan sebesar 7.09 in. (180 mm).
Experimental Investigation
13 2. UHPC Beam Specimens
Semua specimens balok menggunakan tulangan baja PSB1080 diameter 0.59 in. (15
mm) sesuai ASTM A722/A722M sebagai tulangan pasif longitudinal. Stirrups dua kaki
menggunakan tulangan baja Grade 60 diameter 0.40 in. (10 mm) sesuai ASTM A615
sebagai tulangan geser untuk semua specimens balok. Fy dan Fu dari tulangan
PSB1080 yaitu 206.0 and 232.1 ksi (1420 and 1600 MPa), sedangkan Fy dan Fu tulangan
baja Grade 60 yaitu 60.9 and 72.5 ksi (420 and 500 MPa).
Experimental Investigation
14 3. UHPC Beam Specimens
Details dari specimens balok yang terbagi dalam lima jenis dapat dilihat pada
gambar 1.
Untuk casting balok UHPC, tulangan longitudinal diikat dengan shear stirrups dan
strain gauges dilekatkan ke tulangan, dapat dilihat pada gambar 2.
Tes tekan dan tes lentur beton UHPC dilakukan pada 6 specimens kubus dengan
ukuran seriap sisi 2 in. (50 mm), silinder ukuran 2.95 x 5.91 in. (75 x 150 mm), dan prisms
ukuran 1.57 x 1.57 x 6.30 in. (40 x 40 x 160 mm), sesuai ASTM C39 dan ASTM C1018.
Setelah 24 jam casting, balok demolded dan dimasukan kedalam the curing tank
untuk moist curing dengan temperatur 71.6°F (22°C) untuk 28 hari. Setelah curing
selesai, strain gauges dilekatkan di permukaan balok di lokasi yang berbeda. Untuk
mengetahui regangan beton selama pengujian specimens balok, seperti gambar 3:
Experimental Investigation
19 4. Preparation and curing of beam specimens
Gambar 3. Details dari strain gauges yang dilekatkan pada permukaan balok UHPC.
Experimental Investigation
20 5. Test setup and procedure
Satu LVDT ditempatkan di bawah balok pada tengah bentang untuk mengukur
defleksi balok di tengah, dua LVDTs ditempatkan di bagian atas balok di lokasi
kedua tumpuan untuk mengetahui support settlements dalam proses pembebanan.
Seperti gambar 4.
Specimens balok dilakukan four-point loading, seperti gambar 5. Jarak antara dua
titik beban diubah untuk mempertahankan nilai shear span ratio (a/d). Beban
diaplikasikan dengan defleksi tengah bentang 0.002 in. (0.05 mm) per detik.
Selama proses pembebanan, defleksi dan regangan dicatat, crack di amati dan
ditandai pada permukaan balok seperti yang muncul saat pembebanan.
Data tegangan dan regangan di peroleh melalui tes tekan yang dilakukan pada
specimens silinder yang terdiri dari campuran UHPC dengan 1% dan 2% stell fibers,
seperti gambar 6.
Gambar 6. Kurva
stress-strain pada
specimens silinder.
Experimental Results and Discussion Investigation
23 1. Mechanical properties of UHPC Mixture
Dari gambar 6, kuat tekan ultimate fiber 1% dan 2% didapat 21,900 dan
silinder sebesar 20,305 dan 21,756 psi (140 22,900 psi (151 dan 158 MPa),
dan 150 MPa) untuk campuran UHPC
dengan 1% and 2% steel fibers.
Experimental Results and Discussion Investigation
24 1. Mechanical properties of UHPC Mixture
Data stress-midspan deflection diperoleh melalui test lentur dilakukan pada prism
specimens UHPC dengan 1% dan 2% steel fibers, seperti gambar 7.
Gambar 12. Mode of failure for beams B-1 & B-2 Gambar 14. Mode of failure for beams E-1 & E-2
Gambar 15. Shear Load midspan deflection Gambar 16. Shear Load midspan deflection
curve for Beams A-1 & A-2 curve for Beams B-1 & B-2
Experimental Results and Discussion Investigation
30 3. Shear Load-midspan deflection and cracking behavior
Gambar 17. Shear Load midspan deflection Gambar 18. Shear Load midspan deflection
curve for Beams C-1 & C-2 curve for Beams D-1 & D-2
Experimental Results and Discussion Investigation
31 3. Shear Load-midspan deflection and cracking behavior
Efek dari stirrup spacing dapat dilihat dari fig 10 – 14 yaitu spacing antara retakan
yang terjadi pada balok A-1 dan A-2 lebih kecil dibandingkan dengan balok
dengan stirrup spacing yang lebih tinggi. Hal tersebut mengindikasikan jarak antara
diagonal crack meningkat dengan meningkatnya jarak antara stirrups.
Efek dari fraksi volume steel fibers bahwa persentase steel fibers yang lebih besar
berguna terhadap crack akibat lentur. . Beam A-1 dan C-1 dengan 1% fibers
memiliki lebih banyak retak lentur daripada Beam A-2 dan C-2 dengan serat 2%
(Gambar 10 dan 11).
Experimental Results and Discussion Investigation
33 3. Shear Load-midspan deflection and cracking behavior
Efek dari shear span to effective depth ratio specimens balok Seri D dan E,
dengan a/d lebih tinggi dari balok Seri A, B, dan C, memiliki Fcr, Vcr, Vu, dan lendutan
tengah tengah Δu (Tabel 3) yang jauh lebih rendah. Ini menunjukkan pengurangan
yang sangat signifikan dalam kapasitas geser balok dengan peningkatan a/d.
Pengurangan dalam kapasitas geser balok dengan kenaikan a/d dapat dikaitkan
dengan fakta bahwa dengan meningkatnya shear span, a, pada tinggi efektif
yang sama, d, momen lentur meningkat pada gaya geser tetap sama pada beban
yang diberikan.
Experimental Results and Discussion Investigation
34 3. Shear Load-midspan deflection and cracking behavior
Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa yang paling menentukan Vu adalah a/d yang
tingkat kepercayaan nya 100%. Vf dan s selanjutnya yang memberikan efek signifikan
terhadap kapasitas geser balok dengan tingkat kepercayaan sebesar 99.6% dan
98.2%. Namun, tidak ada statistical justification yang menyatakan bahwa ρ
mempunyai efek signifikan terhadap kapasitas geser balok.
Proposed Equation for Shear Capacity of UHPC Beams
37 2. Best Fitting of Proposed Shear Capacity Equation
Vu = Vs + Vc (1)
Vs adalah kuat geser nominal yang disumbangkan oleh baja tulangan dan Vc
merupakan kuat geser nominal yang disumbangkan oleh beton.
Persamaan kuat geser tulangan baja,
Vs = As fy d/s (2)
As = luas dari strirrups, fy = kuat leleh baja, d = tinggi efektif balok, dan s = jarak
stirrups.
Proposed Equation for Shear Capacity of UHPC Beams
38 2. Best Fitting of Proposed Shear Capacity Equation
𝑉𝑢 𝑑
𝑉𝑐 = 0.16 𝑓′𝑐 + 17𝜌𝑤 𝑏𝑤 . 𝑑 (3)
𝑀𝑢
fc’ = kuat tekan beton (Mpa), λ = factor modifikasi, bw = lebar balok, dan ρw =
rasio tulangan longitudinal, dan Mu = kapasitas momen ultimate (Mu/Vu merupakan
shear span).
Proposed Equation for Shear Capacity of UHPC Beams
39 2. Best Fitting of Proposed Shear Capacity Equation
𝑑 𝐸
𝐷 𝑑
𝑉𝑐 = 𝐴. 𝑓′𝑐 + 𝐵. 𝜌 + 𝐶. 𝐹1 𝑏. ℎ (4)
𝑎 𝑎
𝑑 1.1
5.8 𝑑
𝑉𝑐 = 0.35. 𝑓′𝑐 + 132. 𝜌 + 14. 𝐹1 𝑏. ℎ (5)
𝑎 𝑎
𝑑 1.1
5.8 𝑑 𝐴𝑠 𝑓𝑦 𝑑
𝑉𝑐 = 0.35. 𝑓′𝑐 + 132. 𝜌 + 14. 𝐹1 𝑏. ℎ + . . (6)
𝑎 𝑎 𝑠
Proposed Equation for Shear Capacity of UHPC Beams
41 2. Best Fitting of Proposed Shear Capacity Equation
Proposed Equation for Shear Capacity of UHPC Beams
42 2. Best Fitting of Proposed Shear Capacity Equation
Conclusions
43
𝑑 1.1
5.8 𝑑 𝐴𝑠 𝑓𝑦 𝑑
𝑉𝑢 = 0.35. 𝑓′𝑐 + 132. 𝜌 + 14. 𝐹1 𝑏. ℎ + . .
𝑎 𝑎 𝑠
46
Terimakasih
a/d
47
a/d
48
a/d
49
a/d
50