Energy recovery : transformasi sampah menjadi energi baik energi panas maupun
energi listrik. (Metode ini dinegara maju)
Pembuangan Akhir
• Pembuangan akhir harus memenuhi syarat
kesehatan dan lingkungan.
• Teknik open dumping : sampah yang ada
hanya ditempatkan begitu saja hingga
kapasitasnya tidak lagi terpenuhi. Berpotensi
terhadap gangguan lingkungan
Metode Pembuangan Sampah yang
tidak memuaskan
• Open Dumping
• Dumping in water
• Pembakaran sampah di rumah-rumah
• Pembuangan sampah untuk makanan hewan
• Pemecahan sampah
Metode yang diinginkan/memuaskan
• Pembuangan sampah bersama air kotor
masuk ke instalasi pembersihan air kotor
didahului pemotongan sampah
• Pembuangan sampah dengan maksud untuk
kompos
• Pembakaran sampah melalui dapur-dapur
pembakaran
• Pembuangan sampah dengan maksud
menutup tanah lapang secara sanitasi
Open Dumping
• Suatu metode pembuangan sampah dimana
sampah dibuang saja terbuka diatas suatu
tanah lapang yang kurang dimanfaatkan.
• Banyak digunakan karena mudah dan murah
digunakan tidak banyak membutuhkan
perencanaan.
Dumping In Water
• Suatu metode pembuangan sampah, dimana
sampah-sampah itu dibuang begitu saja dalam
air.
• Metode ini sudah lama ditinggalkan dinegara2
maju. Kerugian : sungai kotor, sungai menjadi
dangkal dan dapat menimbulkan banjir
• Sampah dibuang dilaut dapat menyebabkan
pelabuhan menjadi kotor, pantai rekreasi
menjadi kotor
Pembuangan Sampah dirumah-rumah
(Burning on Promises)
• Dibedakan atas :
• Pembakaran secara terbuka, tanpa bangunan
dapur pembakaran antara lain yakni langsung
diatas permukaan tanah
• Pembakaran sampah dengan menggunakan
bangunan pembakaran secara sederhana dan
terbuka (open incineration)
• Pembakaran sampah dengan menggunakan
dapur pembakaran yang setengah tertutup
Burning On Promises
• Kurang sanitair, karena apabila sampah basah
dibakar suhu tidak cukup tinggi, maka sisa
pembakaran menjadi media bagi
perkembangan lalat atau tikus.
• Untuk sampah kering dapat mengurangi
kuantitas sampah dalam masyarakat.
Open Incinerator
• Suatu bangunan / dapur pembakaran sampah
sederhana yang dapurnya itu sendir-sendiri
merupakan pula cerobong asapnya
• Menurut bentuk dan konstruksinya
seharusnya hanya digunakan secara temporair
saja dan pula seharusnya digunakan pada
daerah kediaman yang tidak padat
Closed Incinerator
• Suatu bangunan / dapur pembakaran sampah
yang mempunyai ruangan pengering dan
ruangan pembakaran dan diperlengkapi
dengan cerobong asap yang cukup tinggi dan
ini ada tipe :
• Dengan suhu rendah : 1400 oF
• Dengan suhu tinggi : 1800 oF
Methode Hot Feeding
• Sampah basah dibeberapa negara dalam
pembuangannya digunakan sebagai pemberi
makan babi/hewan. Belakangan menimbulkan
keberatan dari pihak-pihak penguasa
kesehatan. Merupakan faktor penting bagi
penyebaran penyakit trichinosis diantara
manusia dan binatang
Garbage Reduction
• Metode pembuangan sampah dimana sampah basah diadakan
pemecahan melalui proses pemasakan sehingga diperoleh lemak
dan zat-zat tersisa berbentuk padat sebagai makanan ternak
maupun bahan-bahan penyuburan tanah.
• Cara ini ditinggalkan : tidak memberikan keuntungan dalam
penyelenggaraan dan banyak menimbulkan gangguan yang tidak
sedap.
• Lemak yang dihasilkan umumnya coklat, mempunyai nilai lemak
yang rendah dan biasa dijual untuk pabrik-pabrik glycerine, lilin dan
sabun
• Zat-zat padat dan kering, dijual untuk bahan-bahan pemupukan,
maupun dijual sebagai bahan makanan penambahan untuk ternak
dan unggas
Grinding Sistem
• Metode pembuangan sampah khususnya
sampah basah yang berasal dari sisa makanan
dari dapur-dapur perumahan ataupun
restoran dengan menghancurkannya terlebih
dahulu kemudian dibuang keselokan
pembuangan air kotor.
Grinding ada 2 macam :
• Grinding diselenggarakan di perumahan
• Grinding Kota Praja.
• Kesulitan metode ini :
• Bahwa gas-gas yang dihasilkan dari instalasi makin
bertambah banyak
• Benda-benda terlarut dalam air bertambah meningkat
jumlahnya, hingga makin mengganggu proses
pembersihannya
• Bahwa terdapatnya benda-benda yang sulit
dihancurkan atau dipotong-potong misalnya : tutup
botol, tulang-tulang.
KOMPOS
• Pengolahan sampah organik secara biologis dan berlangsung dalam
suasana aerobik dan aerobik.
• Faktor penting yang harus diperhatikan :
• Besarnya partikel : 1- 3 inchi
• Pengadukan : untuk mecegah pengeringan, pengumpulan dan penyaluran
udara
• Penyemaian : waktu diperpendek dengan menggunakan sampah yang
telah mengalami dekomposisi 5% berat
• Udara : sekurang-kurangnya 50% oksigen
• Kelembababn : kandungan air : 50 – 60% selama pengomposan optimum
55%
• Suhu optimum stabilisasi secara biologik 45 – 55%.
• C/N (dalam berat) 35 – 50%. Setelah nya C-N : 10-20
• pH harus dicegah diatas 8.5 memperkecil hulangnya nitrogen
• Bakteri dan pengawasan bakteri patogen. Suhu harus 60o-70oC
Metode Kompos
• Tradisional : menghancurkan bahan organik tanpa
udara. Caranya sampah di dalam lubang tanah
tanpa dibalik-balik.
• Metode sederhana : peningkatan dari metode
tradisional : caranya memerlukan pengadukan.
• Modern : dikerjakan dalam waktu singkat.
Sampah dipotong dengan alat mekanis,
selanjtnya dimasukkan ke digester/stabilisator
untuk terjadinya komposisi. Pada digester ini
perlu pengaturan suhu, udara dan pengadukan.
Setealh 3 – 5 hari terjadi kompos.
Incinerator
• Alat untuk membakar sampah terkendali melalui pembakaran pada
suhu tinggi.
• Incinerator adalah salah satu metoda disposal yang dapat
diterapkan didaerah perkotaan atau daerah yang sulit mendapatkan
tanah untuk membuang sampah.
• Keuntungan : dapat membakar semua jenis sampah kecuali batu,
logam dan tidak dipengaruhi oleh iklim. Suhu yang masih tinggi
dalam incinerator dimanfaatkan untuk menggerakkan generator
atau menegringkan lumpur pada pengolahan air kotor.
• Residu dapat dimanfaatkan untuk mengisi tanah rendah sebanyak
kurang lebih 20-25% dari berat sampah.
• Kerugian : tidak semua jenis sampah dimusnahkan dan ada
pencemaran udara. Tetapi sekarang ada penangkap debu :
elekrostatik precipitator.
Prinsip Pembakaran
• Mengurangi kelembaban yang terkandung
dalam sampah pada saatnya siap dibakar.
• Pembakaran : setelah sampah cukup kering
telah dikurangi kelembabannya, maka sampah
terbakar habis.
• Mengurangi gangguan/pencemaran :Saringan
kawat, cyclon, bag filter, EP
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan
dalam proses Incinerator :
• Pengaturan suhu di dalam incinerator (1400o-
1800oF)
• Waktu pembakaran, jika suhu belum cukup tidak
bo;eh melakukan pembakaran
• Pengaturan Udara : tanpa adanya supply udara
dalam incinerator, maka pembakaran akan
berhenti, oleh sebab itu perlu penambahan udara
luar.
• Jumlah sampah yang akan dibakar disesuaikan
dengan kapasitas incinerator dan frekuensi
pembakaran
Sanitary Landfill
• Sampah semua jenis diangkut dan dibuang ke
suatu tempat yang jauh danri pemukiman
dengan ditimbun tanah lapis demi lapis,
setelah lebih dahulu sampah dan tanah
tersebut dipadatkan.
Tiga metode Sanitary landfill
• Metoda galian parit (Trench Method) : sampah dibuang
pada galian parit yang memanjang, hasil galian
tanahnya digunakan untuk menimbun kembali.
• Metoda Area : sampah dibuang di atas tanah seperti
pada tanah rendah, rawa-rawa , lereng-lereng
kemudian ditutup dengan tanah yang diperoleh dari
tempat lain
• Metode ramp : adalah gabungan dari dua metoda di
atas , prinsipnya penutupan lapisan tanah dilakuakn
setiap hari setebal 15 cm (sudah dipadatkan).
Aspek Penting penyelenggaraan
Sanitary Landfill
• Luas Tanah lapang : berkaitan dengan umur
sanitary landfill. Faktor yang mempengaruhi
adalah jumlah penduduk, jumlah sampah
yang dibuang, reduksi pemadatan dsb.
• Tidak mencemari lingkungan : tata guna air
permukaan harus terhindar dari pencemaran
oleh buangan sampah tersebut
• Efisiensi jarak tempuh kendaraan pengangkut
sampah antara 22 – 30 km.
Pensyaratan Teknis Sanitary Landfill
• Pemadatan sampah setiap hari dengan
kemiringan 30o
• Penimbunan tanah setiap hari setebal 15 cm
setelah dipadatkan
• Setelah sampai ketinggian tertentu max 250 cm
disesuaikan dengan tata guna tanah, maka
penutup akhir setebal 70 cm setelah dipadatkan.
• Memerlukan ventilasi untuk proses kimiawi,
biologi dan fisik selama pembusukan dan
penstabilan.
Sanitary landfill Sederhana
• Untuk mengatasi sampah dengan kapsitas 30
– 40 ton sehari, dapat direncanakan metoda
sanitary sederhana.
• 1) memilih lokasi SL dengan ketinggian atau
beda tinggi 2 m dari muka tanah sekelilingnya.
Sanitary Sederhana
• Mengeraskan jalan menjadi jalan utama kendaraan menuju ke
lokasi dan memasang pasak untuk mencegah melabrnya timbunan
sampah.
• Sampah dibuang pada ujung jalan utama
• Disediakan penggaruk untuk meratakan sampah dengan tangkai
panjang.
• Tumpukan sampah diratakan secara manual dengan
garpu/penggaruk
• Setiap hari permukaan dan sisi miring sampah ditutup dengan
tanah atau abu atau kompos setebal 15 – 25 cm. Agar dilalui
kendaraan pengangkut, maka landasan/baru perlu diperkeras
dengan tanah.
• Kendaraan pengangkut sampah berjalan pada landasan baru.
Disediakan juga pengganjal ban pada setiap membongkar sampah.
Proses penanganan sampah ada empat fase
(Teknis):