Anda di halaman 1dari 27

Elemen Perubahan

Standar Standar Proses


Kompetensi Lulusan

Elemen
Perubahan

Standar Isi Standar Penilaian

2
Permendikbud tentang kurikulum
2013
 Permendikbud n0 54 th 2013 tentang standar
kompetensi lulusan dulu permendiknas no 23 th
2006
 Permendikbud n0 68 th 2013 dan permenag no 912
th 2013 tentang kompetensi dasar dan struktur
kurikulum smp/mts dan permenagno 2 th 2008
dulu Permendiknas No 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi dan permenag no 2 th 2008
 Permendikbud n0 65 th 2013 tentang standar
proses dulu permendiknas no 41 th 2007
 Permendikbud n0 66 th 2013 tentang standar
penilaian dulu permendiknas no 20 th 2007
 Permendikbud n0 81 A th 2013 tentang standar
implementasi kurikulum 2013, ada 5 lampiran
 Lampiran i : pedoman pengembangan KTSP
 Lampiran ii : pedoman pengembangan muatan
lokal
 Lampiran iii : pedoman kegiatan
ekstrakurikuler
 Lampiran iv : pedoman umum pembelajaran
 Lampiran v : pedoman evaluasi kurikulum
Elemen Perubahan

Deskripsi
Elemen
SD SMP SMA SMK
Kompetensi Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard
Lulusan skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan
Kedudukan Kompetensi yang semula diturunkan dari matapelajaran berubah
mata menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi.
pelajaran
(ISI)
Pendekatan Kompetensi dikembangkan melalui:
(ISI) Tematik Mata Mata pelajaran Vokasinal
terpadu dalam pelajaran
semua mata
pelajaran

6
STRUKTUR KURIKULUM MTs
No Komponen 2006 2013
Kelompok A
1 Al-Quran Hadis 2 2
2 Fikih 2 2
3 Akidah Akhlak 2 2
4 SKI 2 2
5 Bahasa Arab 2 3
6 Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan 2 3
7 Bahasa Indonesia 4 6
8 Matematika 4 5
9 Ilmu Pengetahuan Alam 4 5
10 Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4
11 Bahasa Inggris 4 4
Kelompok B
12 Seni Budaya (termasuk mulok)* 2 3
Pend. Jasmani, OR & Kesehatan
13 2 3
(termasuk mulok)
14 Prakarya (termasuk mulok)/tik 2 2
* Muatan lokal dapat memuat Bahasa Daerah
Jumlah 38 46
1.Matapelajaran Seni Budaya dapat memuat Bahasa
Daerah.
2. Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di
dalam struktur kurikulum diatas, terdapat pula kegiatan
ekstrakurikuler Sekolah Menengah Pertama/Madrasah
Tsanawiyah antara lain Pramuka (Wajib), Usaha
Kesehatan Sekolah, dan Palang Merah Remaja
3. Matapelajaran Kelompok A adalah kelompok mata
pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat.
Mata pelajaran Kelompok B yang terdiri atas mata
pelajaran Seni Budaya dan Prakarya serta Pendidikan
Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan adalah kelompok
mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh
pusat dan dilengkapi dengan konten lokal yang
dikembangkan oleh pemerintah daerah.
 4. IPA dan IPS dikembangkan sebagai mata pelajaran
dalam bentuk integrated sciences dan integrated social
studies. Muatan IPA berasal dari disiplin biologi, fisika,
dan kimia, sedangkan muatan IPS berasal dari sejarah,
ekonomi, geografi, dan sosiologi.
 Integrasi berbagai konsep dalam matapelajaran IPA
dan IPS menggunakan pendekatan trans-disciplinarity
di mana batas-batas disiplin ilmu tidak lagi tampak
secara tegas dan jelas, karena konsep-konsep disiplin
ilmu berbaur dan/atau terkait dengan permasalahan-
permasalahan yang dijumpai di sekitarnya
Contoh KD pada mapel IPA dan
IPS
 Mengenal konsep energi, berbagai sumber energi,
energi dari makanan, transformasi energi, respirasi,
sistem pencernaan makanan, dan fotosintesis
 Menelaah perubahan masyarakat Indonesia dari masa
pergerakan kemerdekaan sampai dengan awal
reformasi dalam aspek geografis, ekonomi, budaya,
pendidikan dan politik dalam wawasan kebangsaan
Seni Budaya
 Meliputi :Seni Rupa, Seni Musik, Seni Tari dan Seni
Teater
 Sekolah minimal wajib memilih dua lingkup seni dari
empat lingkup materi seni yang ada (dalam silabus)
 Dari ke-4 aspek mata pelajaran Seni Budaya yang
tersedia, sekolah wajib melaksanakan minimal 2 aspek
seni dengan 2 guru yang berlatar belakang seni yang
sesuai dengan kompetensinya atau satu orang guru
mata pelajaran seni yang menguasai lebih dari satu
bidang seni
Penjaskes
 Materi-materi yang ada merupakan pembelajaran
pilihan yang pelaksanaan pembelajarannya
disesuaikan dengan kondisi dan situasi sekolah.
 Pembelajaran pencak silat dapat digantikan
dengan beladiri yang lainnya, disesuaikan dengan
situasi dan kondisi sekolah
Prakarya
 Meliputi : Kerajinan , Budidaya, Rekayasa, Pengolahan
 ketentuan pemilihan aspek (strand) dari mata pelajaran
Prakarya
 bagi setiap satuan pendidikan diwajibkan untuk
membelajarkan 2 (dua) aspek (strand) dengan
mempertimbangkan ketersediaan kompetensi tenaga
pendidik di satuan pendidikan yang bersangkutan.
Namun, jika satuan pendidikan berkeinginan untuk
menerapkan 4 (empat) aspek (strand) diperkenankan
selama satuan pendidikan mampu menyediakan jam
tambahan. (dalam buku Guru)
 Pertama, Satuan pendidikan diwajibkan untuk membelajarkan
minimal 2 (dua) aspek dengan mempertimbangkan ketersediaan
kompetensi tenaga pendidik di satuan pendidikan yang bersangkutan.
Sebagai contoh jika kelas VII semester 1 mengambil kerajinan, maka
kelas VII semester 1 dan kelas IX semester 1 harus mengambil
kerajinan. Demikian juga kelas VII semester 2 jika mengambil
pengolahan, maka pada kelas VIII semester 2 dan kelas IX semester 2
harus mengambil pengolahan agar peserta didik menguasai
ketuntasan kompetensi secara utuh sesuai kurikulum.
 Kedua, Satuan pendidikan diwajibkan untuk membelajarkan minimal
2 (dua) aspek dengan mempertimbangkan ketersediaan kompetensi
tenaga pendidik di satuan pendidikan yang bersangkutan. Sebagai
contoh, jika kelas VII semester 1 mengambil kerajinan, kelas VII
semester 2 mengambil pengolahan, kelas VIII semester 1 mengambil
budidaya, dan semester 2 mengambil rekayaya, dan pada kelas IX
semester 1 dan semester 2 mengambil 2 aspek yang lain dengan
mempertimbangkan prinsip pemerataan aspek dan ketuntasan
kompetensi sesuai kurikulu
Muatan lokal :
 Lingkup isi/jenis muatan lokal dapat berupa: bahasa
daerah, bahasa Inggris, kesenian daerah, keterampilan dan
kerajinan daerah, adat istiadat, dan pengetahuan tentang
berbagai ciri khas lingkungan alam sekitar, serta hal-hal
yang dianggap perlu untuk pengembangan potensi daerah
yang bersangkutan
 Satuan pendidikan yang mampu mengembangkan standar
kompetensi dan kompetensi dasar beserta silabusnya dapat
melaksanakan mata pelajaran muatan lokal
 Muatan lokal yang berlaku untuk seluruh wilayah provinsi
ditetapkan dengan peraturan gubernur. Begitu pula halnya,
apabila muatan lokal yang berlaku untuk seluruh wilayah
kabupaten/kota ditetapkan dengan peraturan
bupati/walikota.
 Alokasi waktu untuk bahan kajian/pelajaran muatan lokal
perlu memperhatikan jumlah hari/minggu dan minggu
efektif untuk mata pelajaran muatan lokal pada setiap
semester.
 muatan lokal tertentu tidak harus secara terus-menerus
diajarkan mulai dari kelas I sampai dengan kelas VI, atau
dari kelas VII sampai dengan kelas IX, atau dari kelas X
sampai dengan kelas XII. Bahan kajian muatan lokal juga
dapat disusun dan diajarkan hanya dalam jangka waktu
satu semester, dua semester, atau satu tahun ajaran.
 Proses pembelajaran muatan lokal mencakup empat aspek
(kognitif, afektif, psikomotor, dan action).
 Penilaian pembelajaran muatan lokal mengutamakan
unjuk kerja, produk, dan portofolio.
 Satuan pendidikan dapat menentukan satu atau lebih jenis
bahan kajian mata pelajaran muatan lokal.
Bimbingan dan Konseling
 Semua kegiatan mingguan (kegitan layanan dan/ atau
pendukung bimbingan dan konseling)
diselenggarakan di dalam kelas (sewaktu jam
pembelajaran berlangsung) dan/atau di luar kelas (di
luar jam pembelajaran)
 Di dalam jam pembelajaran:
a) Kegiatan tatap muka dilaksanakan secara klasikal
dengan rombongan belajar siswa dalam tiap kelas
untuk menyelenggarakan layanan informasi,
penempatan dan penyaluran, penguasaan konten,
kegiatan instrumentasi, serta layanan/kegiatan lain
yang dapat dilakukan di dalam kelas.
b) Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah 2 (dua) jam per kelas
(rombongan belajar per minggu dan dilaksanakan secara terjadwal.
c) Kegiatan tatap muka nonklasikal diselenggarakan dalam bentuk
layanan konsultasi, kegiatan konferensi kasus, himpunan data,
kunjungan rumah, tampilan kepustakaan, dan alih tangan kasus.
2) Di luar jam pembelajaran:
a) Kegiatan tatap muka nonklasikal dengan siswa dilaksanakan untuk
layanan orientasi, konseling perorangan, bimbingan kelompok,
konseling kelompok, mediasi, dan advokasi serta kegiatan lainnya yang
dapat dilaksanakan di luar kelas.
b) Satu kali kegiatan layanan/pendukung bimbingan dan konseling di
luar kelas/di luar jam pembelajaran ekuivalen dengan 2 (dua) jam
pembelajaran tatap muka dalam kelas.
c) Kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling di luar jam pembe-
lajaran satuan pendidikan maksimum 50% dari seluruh kegiatan
pelayanan bimbingan dan konseling, diketahui dan dilaporkan kepada
pimpinan satuan pendidikan.
Ekstra Kurikuler
 Dalam Kurikulum 2013, Kepramukaan ditetapkan sebagai
kegiatan ekstrakurikuler wajib dari sekolah dasar (SD/MI)
hingga sekolah menengah atas (SMA/SMK), dalam
pendidikan dari sekolah dasar hingga sekolah menengah
atas. Pelaksananannya dapat bekerja sama dengan
organisasi Kepramukaan setempat/terdekat.
 Penilaian perlu diberikan terhadap kinerja peserta didik
dalam kegiatan ekstrakurikuler. Kriteria keberhasilan lebih
ditentukan oleh proses dan keikutsertaan peserta didik
dalam kegiatan ekstrakurikuler yang dipilihnya. Penilaian
dilakukan secara kualitatif.
 Pengembangan diri merupakan kegiatan yang
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri melalui
berbagai kegiatan ekstrakurikuler
KTSP
 Satuan pendidikan dapat menambah beban belajar per
minggu sesuai dengan kebutuhan belajar peserta
didik. Konsekuensi penambahan beban belajar pada
satuan pendidikan menjadi tanggung jawab satuan
pendidikan yang bersangkutan.
 Beban belajar dalam KTSP diatur dalam bentuk sistem
paket atau sistem kredit semester.
Elemen Perubahan

Deskripsi
Elemen
SD SMP SMA SMK
• Standar Proses yang semula terfokus pada Eksplorasi, Elaborasi, dan
Konfirmasi dilengkapi dengan Mengamati, Menanya, Mengolah,
Menyajikan, Menyimpulkan, dan Mencipta.
• Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan
sekolah dan masyarakat
Proses • Guru bukan satu-satunya sumber belajar.
pembelajar- • Sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan
an
• Tematik dan • IPA dan IPS • Adanya mata • Kompetensi
terpadu masing- pelajaran keterampilan yang
masing wajib dan sesuai dengan standar
diajarkan pilihan sesuai industri
secara dengan bakat
terpadu dan minatnya

22
Langkah-Langkah Pembelajaran
Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.

Sikap
(Tahu Mengapa)

Produktif
Inovatif
Kreatif
Afektif
Keterampilan Pengetahuan
(Tahu Bagaimana) (Tahu Apa)

Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif,


inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan
23
pengetahuan yang terintegrasi.
Langkah-Langkah Pembelajaran (lanjutan)

 Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar


agar peserta didik “tahu mengapa.”
 Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau
materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”.
 Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau
materi ajar agar peserta didik “tahu apa.”
 Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara
kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan
manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk
hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi
aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

24
Langkah-Langkah Pembelajaran (lanjutan)

 Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik


modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan
pendekatan ilmiah.

 Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam


pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi
mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk
jejaring untuk semua mata pelajaran.

25
Langkah-Langkah Pembelajaran

Experimen- Networking
Observing Questioning Associating
ting (membentu
(mengamati) (menanya) (menalar)
(mencoba) k Jejaring)

Pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran

26
Elemen Perubahan

Deskripsi
Elemen
SD SMP SMA SMK
• Penilaian berbasis kompetensi
• Pergeseran dari penilain melalui tes [mengukur kompetensi pengetahuan
berdasarkan hasil saja], menuju penilaian otentik [mengukur semua
kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan
Penilaian hasil hasil]
belajar • Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar
didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal)
• Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga kompetensi inti dan SKL
• Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama
penilaian
Ekstrakurikule • Pramuka (wajib) • Pramuka • Pramuka • Pramuka (wajib)
r • UKS (wajib) (wajib) • OSIS
• PMR • OSIS • OSIS • UKS
• Bahasa Inggris • UKS • UKS • PMR
• PMR • PMR • Dll
• Dll • Dll

27

Anda mungkin juga menyukai