Anda di halaman 1dari 48

Pile Foundations

Lecture 1 – Introduction

Aksan Kawanda
January, 2013

Soil Mechanics Laboratory, Institut Teknologi Bandung


11 – 13 April 2011
Outline of Lectures:
• INTRODUCTION
• Kapasitas Aksial Tiang
• Penurunan Tiang
• Kelompok Tiang
• Kapasitas Lateral Tiang
• Pergerakan Lateral Tiang
Lecture 1 – Learning Objectives

• Overview of Pile Foundations


• Effects of installation of piles
• Displacement Piles
• Non-Displacement Piles
• Associated Problems
Typical Applications

Struktur Pelabuhan dan Marine:


Jalan & Jembatan
Gedung dan Tanki
Dinding Penahan Tanah
Every design will have to satisfy 3
conditions
1) the factor of safety against failure, both the fabric of the
foundation and of the surrounding soil, has to be
adequate;
2) the settlement of the foundation as a whole and in
particular differential settlements, under the working
load should not be so large as to affect the
serviceability of the structure;
3) the safety and stability of nearby buildings and services
should not be put at risk.
Klasifikasi Tiang
 Classification by material
• Concrete
• Steel
• Timber
 Classification by effect of installation
• Displacement
• Small displacement
• Non displacement
 Classification by method of installation
• Driven
• Jacked
• Bored (drilled)
• Screwed
Effects of Pile Installation

Effect of boring in clay Effect of pile driving in clay Effect of pile driving in sand
 Effects of boring in clay
– Horizontal stress relief
– Softening/remoulding of soil
• absorption of moisture from wet concrete
• migration of water from body of clay to less stressed zone around borehole
• effect of stabilizing fluid for boring
 Effects of pile driving in clay
– Remoulding or partial structural alteration of the soil surrounding the pile
– Alteration of stress state (particularly horizontal stress) in the soil in the vicinity of the pile
– Short-term excess pore water pressure and ground heave
– Long-term dissipation of pore water pressure and strength regain in the soil
 Effects of pile driving in sand
– Compaction and increase of relative density of loose sand – particularly significant in
closely spaced pile groups
– Residual soil stresses – particularly long, flexible piles driven in sand or gravel
– Possible particle breakage at pile tip
Pondasi Dalam
a. Pondasi tiang pancang
(driven pile foundation)

b. Pondasi tiang bor


(bored pile foundation)
Pelaksanaan Tiang Bor (bored
pile)
Pelaksanaan Tiang Bor pada Tanah
Berpasir dan Tiang Bor dengan
Ujung Bell
Turap (sheet pile)
Kapasitas daya dukung tiang

Psu

Ppu
Kapasitas daya dukung tiang
 Kapasitas ultimate (Pu) 1 tiang
Pu = Ppu + Psu

 Kapasitas izin (Pa) 1 tiang

Pu
Pa  Ppu = kapasitas ultimate ujung tiang
FS
Psu = kapasitas ultimate kulit tiang
Ppu  P su
Pa  FS = faktor keamanan (factor of safety)
FS
Kapasitas ultimate ujung tiang

1. Metode Meyerhoff

Ppu  Ap [c.N c  q.N q ]


* *

dimana Ap = luas penampang ujung tiang (m2)


c = kohesi (kN/m2)
q = tegangan vertikal efektif di ujung tiang (kN/m2)
Nc*, Nq* = faktor daya dukung termodifikasi
Kapasitas ultimate ujung tiang
Kapasitas ultimate ujung tiang
Tanah kepasiran ( c = 0)
Ppu  Ap .q.N q
*

Tanah lempung ( f = 0)
Pada kasus ini, digunakan tanah lempung kondisi undrained (cu),
Persamaan umun kapasitas ultimate tiang ujung mengalami
modifikasi sebagai berikut :

Ppu  9,0. Ap .cu


Kapasitas ultimate ujung tiang

2. Metode Vesic (1977)

Ppu  Ap [c.N c  .qN q ]


* *

1  2Ko

3

dimana Ko adalah koefisien tekanan tanah


kondisi diam , Ko = 1-sin f
Kapasitas ultimate kulit tiang

L
Psu   pf .dz

dimana p = lingkaran tiang


f = unit friksi kulit tiang di setiap kedalaman z
L= panjang tiang
Kapasitas ultimate kulit tiang

Friksi pada tanah kepasiran


f  K 'v tan 
dimana : K adalah koefisien tekanan tanah lateral
(K = Ko pada bored pile, K = 1,4 Ko pada tiang pancang,
Ko = 1-sin f )
’v adalah tegangan vertikal efektif pada titik
tinjauan
 adalah sudut friksi antara tanah dan tiang
( biasanya  = 2/3 f)
Friksi (f) meningkat hingga kedalaman 15 D (diameter),
setelah itu konstan.
Kapasitas ultimate kulit tiang
Friksi dalam tanah lempung
a. Metode Alpha (a)

f = a cu
Dimana
a adalah faktor adhesi yang tergantung dari Cu (kuat geser
tanah undrained)
cu adalah kuat geser tanah undrained
kuat geser undrained (kPa) a
0 1,0
50 0,95
100 0,8
150 0,65
200 0,6
250 0,55
300 0,5
Kapasitas ultimate kulit tiang

Friksi pada tanah lempung


b. Metode Lamda (l)

f = l (’ + 2 su)
l adalah koefisien non dimensional yang tergantung dari kedalaman
pemancangan pondasi tiang
’ adalah tegangan tanah efektif di titik tinjauan
Su adalah kuat geser undrained tanah
Kapasitas ultimate kulit tiang
Kapasitas ultimate tiang berdasarkan uji
tanah lapangan
Uji tanah lapangan dalam bentuk data CPT ( cone
penetration test /sondir) dan data SPT (standard
penetration test)
Kapasitas ultimate tiang berdasarkan uji
tanah lapangan
I . Berdasarkan Uji CPT (sondir)
 Kapasitas ultimate ujung tiang

Nottingham dan Schmertmann mengusulkan


kapasitas ujung tiang dari uji CPT (sondir)
Ppu = Ap . qpu
qc1  qc 2
q pu  R1.R2
Ap adalah luas penampang ujung tiang
2
qc1 adalah nilai rata-rata tahanan ujung sondir di atas ujung tiang setinggi 8
kali diameter tiang
qc2 adalah nilai rata-rata tahanan ujung sondir di bawah ujung tiang
sedalam 4 kali diameter tiang
R1 adalah faktor reduksi menurut kualitas kekuatan geser tanah
R2 adalah faktor koreksi bernilai 1 bila menggunakan CPT elektrik dan
bernilai 0,5 bila menggunakan CPT mekanik
Kapasitas ultimate tiang berdasarkan uji
tanah lapangan

 Kapasitas ultimate ujung tiang


Cu (kPa) R1
< 50 1
75 0,64
100 0,53
125 0,42
150 0,36
175 0,33
200 0,30
Kapasitas ultimate tiang berdasarkan uji
tanah lapangan

 Kapasitas ultimate kulit tiang


Psu = As . fs

nilai fs tergantung dari jenis tiang


Jenis tiang fs
Kayu 0,012 qc
Beton precast 0,012 qc
Beton dengan dasar membesar 0,018 qc
Baja 0,012 qc
Baja tabung terbuka ujung 0,008 qc

As adalah luas kulit tiang


Kapasitas ultimate tiang berdasarkan uji
tanah lapangan

II . Berdasarkan Uji SPT (standard


penetration test)
 Tahanan Ujung Tiang
Meyerhoff (1976) mengajurkan formula
Ppu = Ap . 40 Nb

Ppu adalah kapasitas ultimate ujung tiang [ kN ]


Ap adalah luas penampang ujung tiang
Nb adalah nilai SPT di lapisan tanah keras, dengan nilai
batas maksimum 40
Kapasitas ultimate tiang berdasarkan uji
tanah lapangan
 Kapasitas ultimate kulit tiang
Psu = As. fs
dimana
fs = 0,2 N
khusus pada tiang baja :
fs = 0,1 N
As adalah luas kulit tiang
fs adalah satuan friksi tiang
N adalah nilai N SPT rata-rata sepanjang tiang
dengan harga batas 0,2 N sekitar 10 ton/m2
Efisiensi Kelompok Tiang
Seringkali pondasi tiang dipasang beberapa buah
dalam bentuk kelompok tiang untuk menopang
beban yang besar.

Kelompok tiang disatukan oleh kepala tiang (pile


cap) dalam menopang beban.

Akibat jarak yang terlalu dekat antar tiang, terjadi


persinggungan daerah pengaruh kekuatan tiang
sehingga kapasitas tiang tidak tercapai seluruhnya
atau efisiensinya kurang dari 100 %
Efisiensi Kelompok Tiang
Efisiensi Kelompok Tiang
(n  1)m  (m  1)n
Es  1  
90.m.n
Dimana :
s
Es = Efisiensi kelompok tiang
F  arc tan d/s, (derajat)
n = jumlah tiang setiap baris
m = jumlah baris tiang
d = diameter tiang (m)
s = jarak antar tiang dari pusat
ke pusat tiang (m) , atau sama
dengan unit panjang diameter
tiang
Formasi Tiang Kelompok
Kapasitas Tiang Kelompok dengan
asumsi Block Failure
Kapasitas Tiang Kelompok dengan
asumsi Block Failure
Pada tanah kohesif dengan jarak antar tiang
terpendek (s)  3

Pu = 2 D (W + L).f + 1.3 c Nc. W L


Dimana
D = kedalaman tiang kelompok
W = lebar blok tiang kelompok
f = satuan friksi tiang
c = kohesi
Nc = faktor daya dukung
Distribusi Beban pada Tiang
Kelompok
Beban yang diterima oleh tiang pada tiang kelompok dapat
dihitung menurut persamaan elastik berikut :

V M y .x M x . y
m   
n x 2
y 2

Dimana m = beban aksial pada setiap tiang m


V = beban vertikal pada pusat tiang kelompok
n = jumlah tiang dalam tiang kelompok
Mx, My= momen pada masing-masing sumbu x dan sumbu y
x,y = jarak dari masing-masing sumbu x dan sumbu y
Perancangan Kepala Tiang (Pile
Cap)
Asumsi perhitungan :
1. Kepala tiang bersentuhan
dengan tanah
2. Posisi tiang adalah vertikal
3. Beban bekerja di tengah
kepala tiang
4. Kelompok tiang adalah
simetris
Gaya geser dan momen dihitug
dari beban setiap tiang

V M y .x M x . y
m   
n x 2
 y 2
Perancangan Kepala Tiang (Pile
Cap)
Penentuan dimensi dan tulangan kepala tiang mengacu:
1. Momen lentur dihitung sebagaimana perhitungan lentur pada
pondasi ACI pasal 15.4
2. Kepala tiang harus diberi tulangan lentur positif dan negatif.
Tulangan dibuat sedemikian rupa dengan cover beton minimum 75
mm.
3. Kepala tiang harus mampu menahan kuat geser akibat beban yang
bekerja. Gaya geser pada kepala tiang dihitung sebagaimana
asumsi pada gambar.
4. Kepala tiang harus dilebihkan setidaknya 150 mm (lebih baik 250
mm) dari sisi tiang terluar
5. Sebagai fixed pile, tulangan ujung tiang setidaknya dilebihkan
minimal 300 mm kedalam kepala tiang
6. Tebal kepala tiang minimum adalah 300 mm (ACI 318 pasal 15.7)
Penurunan (Settlement) pada
Kelompok Tiang
Penurunan pada tiang kelompok dihitung
dengan persamaan penurunan konsolidasi

H  0  
S c  Cc log
1  e0 0
Dimana :
Sc = besarnya penurunan
H = tebal lapisan yang berpotensi mengalami
penurunan
Cc = koefisien kompressi tanah
e0 = angka pori awal tanah
a. Asumsi pada lempung dalam
b. Asumsi pada lempung lunak
0 = tekanan overburden tanah
mencapai lempung padat
 = pertambahan tekanan tanah akibat beban
pondasi
Contoh Perhitungan Settlement
pada Kelompok Tiang
Friksi Kulit Negatif (Negative Skin
Friction) pada Pondasi Tiang
Friksi kulit tiang negatif terjadi karena tarikan tanah di
sekitar kulit tiang akibat proses konsolidasi dan penurunan
air tanah dll.

Friksi kulit tiang negatif dapat terjadi pada peningkatan


beban di atas lapis kompressif (tanah kohesif) oleh lapis
tanah berbutir kasar.

Friksi kulit tiang negatif akan menurunkan kapasitas daya


dukung tiang
Friksi Kulit Negatif (Negative Skin
Friction) pada Pondasi Tiang

Anda mungkin juga menyukai