Anda di halaman 1dari 31

PATIENT SAFETY

KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT

Suatu Tantangan Bagi Pelayanan Rumah Sakit

Oleh :
Dr. Endang Ma’ruf R, Sp.OG
• Perkmb Tehnologi Kedokt  pesat  proses Pel Kesehatan komplek
• Sebag besar kemajuan tehnologi  tdk dibarengi perub budaya Pel Kesehatan
• Dlm berbg situasi  pasien sering jadi korban ( meskipun dlm kenyataannya tdk pernah
ada unsur kesengajaan di dlmnya )

Di RS terdapat :
Ratusan Jenis Obat
Ratusan Tes
Banyak Prosedur
Banyak Pasien KOMPLEKS YG PADAT
Banyak Profesi
Banyak Individu Staf
Padat Modal
Padat Tehnologi
Padat Karya
Padat Mutu
Padat Sistem POTENSIAL KESALAHAN
Padat Risiko
Padat Keluhan
Padat Error
• Masalah ME ( dlm 10 th )  menghiasi media ( cetak/elektronik )  merup bukti  Pel
Keseht punya potensi tersembunyi  “ ADVERSE EVENT “ ( ringan, cacat, kematian )
Ad. Proses dalam suatu RS Pelayanan pasien yang lebih
aman
Termasuk :@ Asesmen risiko
@ Identifikasi dan manajemen risiko terhadap
pasien
@ Pelaporan dan analisis insiden
@ Kemampuan belajar dan menindak lanjuti
insiden
@ Terapkan solusi : * mengurangi
Risiko
* minimalisir
a. Medical Error / Kesalahan Medis :
Suatu kesalahan dalam proses pelayanan yang
mengakibatkan cedera pada pasien.
Termasuk kegagalan melaksanakan sepenuhnya suatu
rencana ( tidak lengkap ), atau menggunakan rencana
yang salah.

Kesalahan ini dapat terjadi oleh karena :


Berbuat sesuatu (“ Commission “) atau tidak berbuat
sesuatu yang seharusnya dilakukuan (“ Ommission “).
b. Adverse Event / Kejadian Yang Tidak Diharapkan
• Suatu kejadian yang akibatkan cidera yang tidak
dikehendaki pasien, bukan karena kondisi dan penyakit
pasien
• AE dapat terjadi karena kesalahan medis, bisa juga
bukan suatu kesalahan

c. Near Miss ( NM ) / Nyaris Terjadi


• Suatu kesalahn medis karena berbuat atau karena tidak
berbuat dan yang berpotensi timbulkan cidera, tetapi
tidak terjadi
d. Miss Use :
Pasien tidak mendapat pelayanan yang memadai karena
telah terjadinya komplikasi yang sebenarnya dapat
dihindari

e. Over Use :
Jika resiko yang diterima pasien jauh lebih besar dari
manfaatnya.

f. Under Use :
Gagal untuk menyediakan pelayanan yang seharusnya
dapat lebih memperbaiki outcome pasien
PENELITIAN - PENELITIAN :

IOM ( Institute Of Medicine ), th 2000 di AS :


@ “ TO ERR IS HUMAN “
@ Ditemukan : * Adverse Evenr ( AE ) = 2,9 %
dari padanya meninggal 6,6% ( Utah & Colorado )
* AE = 3,7% meninggal 13,6% ( New York )
@ Kematian akibat AE ( di AS ) dari 33,6 juta
pasien rawat inap / tahun  44000 s/d 98000 / th
Kematian sebab lain : KLL = 43,458,- cancer = 42,297
Aids = 16,516

 NOTE : Di Jember : Th 2003 = 9433 rawat inap  723 meninggal


Th 2004 = 9878 rawat inap  761 meninggal
Th 2007 = 18.405 rawat inap  1344 meninggal
Th 2008 = 17.702 rawat inap  1198 meninggal

NOTE : Di Jember : Th. 2008 Kematian KLL 242 orang


Th. 2009 Kematian KLL 146 orang
PASIEN YG DIRAWAT DI RSD dr. Soebandi
Tahun 2007

No Jenis Pelayanan Px Px keluar Px keluar mati Jumlah


pindahan hidup Jumlah < 48 jam > 48 jam keluar
(H+M)
1 Interna 218 1401 224 104 120 1625
2 Paru 46 290 56 24 32 346
3 Jantung 59 224 36 19 17 260
4 Bedah umum 251 1092 80 36 44 1172
5 Pediatrie 12 1250 130 82 48 1380
6 Obsgyn 1849 1955 30 21 9 1985
7 Rawat Gabung 323 329 0 0 0 329
8 Bedah saraf 268 1132 80 37 43 1212
9 Saraf 100 373 218 104 114 591
10 Jiwa 20 131 4 3 1 135
11 THT 1 96 5 3 2 101
12 Mata 4 375 0 0 0 375
13 Orthopaedi 145 530 17 5 12 547
No Jenis Pelayanan Px pindahan Px keluar Px keluar mati Jumlah
hidup keluar
(H+M)
14 Umum 466 2429 151 65 86 2580
15 HCU 144 23 46 27 19 69
16 ICCU 42 24 46 44 2 70
17 RPO 438 32 28 12 16 60
18 Anggrek - - - - - -
19 Bogenvil - - - - - -
20 Kelas I - - - - - -
22 Perinatologi 16 804 193 98 95 997

TOTAL 4402 12490 1344 684 660 13834


PASIEN YG DIRAWAT DI RSD dr. Soebandi
Tahun 2008

No Jenis Pelayanan Px Px keluar Px keluar mati Jumlah


pindahan hidup Jumlah < 48 jam > 48 jam keluar
(H+M)
1 Interna 199 1406 200 78 122 1805
2 Paru 35 279 47 18 29 361
3 Jantung 70 302 32 14 18 404
4 Bedah umum 74 703 99 58 41 876
5 Pediatrie 26 1181 113 52 61 1320
6 Obsgyn 1909 1738 20 12 8 3667
7 Rawat Gabung 2 329 0 0 0 331
8 Bedah saraf 230 1337 62 18 44 1629
9 Saraf 158 421 214 118 96 793
10 Jiwa 151 145 4 3 1 300
11 THT 6 85 1 0 1 92
12 Mata 1 264 0 0 0 265
13 Orthopaedi 64 639 14 6 8 717
No Jenis Pelayanan Px pindahan Px keluar Px keluar mati Jumlah
hidup keluar
(H+M)
14 Umum 74 703 99 58 41 676
15 HCU 412 12 34 20 14 458
16 ICCU 201 25 45 31 14 271
17 RPO 473 24 23 9 14 520
18 Anggrek 100 1034 63 31 32 1197
19 Bogenvil 42 617 21 8 13 680
20 Kelas I 49 778 51 16 35 878
21 Perinatologi 102 725 155 90 65 982

TOTAL 4304 12044 1198 582 616 17546

Berapa % AE, ME
 Tidak pernah / Belum pernah ada data !
WHO publikasikan ( 2004 ) mengumpulkan angka – angka
penelitian dari RS – RS : * AS
* Inggris
AE = 3,2% - 16,6%
* Denmark
* Australia

Berbagai negara  * Melakukan penelitian


* Mengembangkan sistem keselamatan Px
 KEKERAPAN ERROR DI RS

Di AS : * Kesalahan pemberian obat di dua RS 56% dan 34%


( Bates, 1995 )
* Kesalahan bedah = 1 : 50 pasien rawat
( Gawande, 1999 )

Di Indonesia : * Medication Error di ICU


mencapai 96% ( tidak sesuai indikasi
tidak sesuai dosis, palifarmako tak logis, dll )
* Medication Error di puskesmas = 80%
( Budi Sampurna, Seminar Perumah Sakitan, Surabaya, 24.03.2005 )
 KEKERAPAN TUNTUTAN

Inggris : Tiap hari terjadi kelalaian medis


Australia : Klaim ditujuakan pada 11,8 /
1000 peserta asuransi profesi
Singapore : Klaim ditujuakan kepada 10,7 /
1000 peserta asuransi profesi
Jakarta : Pidana : 48 kasus di Polda Metro
Perdata: 160 kasus di ajukan LBH kesehatan

Ka Dinkes DKI (6.07,’05) : Setiap minggu ada 2 -3 pengaduan Px


( Budi Sampurna, Seminar Perumah Sakitan, Surabaya 24.3.2005 )
 Laporan IOM Menyimpulkan 5 hal pokok :

1. Masalah Accidental Injury adalah serius


2. Penyebabnya bukan hanya kecerobohan
individu, juga kesalahan sistem
3. Perlu Redesign Sistim Pelayanan
4. Patient Safety harus menjadi prioritas
nasional
5. Mengajak ( Challenge ) semua pihak
melibatkan diri.
TIPE – TIPE MEDICAL ERROR
Tipe Error Contoh

Diagnostik - Salah Dx atau lambat tegakkan Dx


- Gagal untuk melakukan prosedur Dx sesuai
indikasi
- Menggunakan alat / prosedur Dx yang usang
- Gagal melakukan pemantauan dan follow up
thd hasil Dx
Terapi - Error dlm melaksanakan tindakan medik /
operasi
- Error dlm pemberian terapi
- Error dlm menetapkan dosis / cara memberi
obat
- Menunda / terlambat tetapkan terapi secara
adekuat, padahal hasil pemeriksaan Dx
mengindikasikan utk segera
- Melakukan tindakan medik secara tidak
adekuat / tdk atas indikasi

Preventive - Gagal melakukan terapi pencegahan sesuai yg


diperlukan
- Pemantauan tindak lanjut terapi yg tdk adekuat

- Kegagalan dlm berkomunikasi


Lain - lain - Equipment Failure
- Other System Failure
Sumber Terjadinya Error Pada Sistem Pelayanan Kesehatan
3 Domain Utama, Yaitu : manusia, Organisasi dan Tehnikal

Sumber Medical Erroe Faktor yang Berperan

Manusia Kelelahan
Kurang Terlatih
Komunikasi yang buruk ( poor communication )
Kekuasaan / Pengendalian
Hostility
Waktu Terbatas ( Time Shortage )
Keputusan Yang Buruk ( Poor Judgement )
Keragu – Raguan
Logic Error

Organisasi Rancang Bangun ruang kerja


Perencanaan / kebijakan
Administrasi / pembiayaan
Insentif / kepemimpinan
Manajemen suplai
Hand off / transfer
Supervisi / umpan balik
Ketidak jelasan tugas
Salah menempatkan personil

Tehnikal Poor Antomation


Peralatan yang buruk
Keterbatasan peralatan
Tidak memiliki decision support
Kompleksitas
Kurang terintegrasi
Tidak terdapat forcing function
Irreversible Error
Terlalu banyak informasi
Tidak menggunakan check list
KOMITE KESELAMATAN PASIEN – RS ( KKP – RS )
LATAR BELAKANG :
Data AE di negara maju tidak sedikit
Di Indonesia data AE ini masih minim
Sejak tahun 2000 berbagai negara mengembangkan dan menerapkan
konsep serta strategi Patient Safety dengan tujuan utama menekan
AE
WHO tahun 2004 membentuk World Aliance For Patient Safety
Menilik akan permasalahan yang terkait dengan keselamatan pasien,
serta maraknya tuduhan “ Malpraktek “ di RS – RS Indonsia dan
perkembangan gerakan – gerakan keselamatan pasien di dunia
internasional tersebut di atas, maka PERSI mengambil inisiatif
membentuk suatu komite yang menggerakkan dan berupaya
mengangkat fokus keselamatan pasien di Indonesia
VISI :
Meningkatnya Pelayanan Pasien dan Mutu Pelayanan RS

MISI :
Mengangkat secara nasional fokus keselamatan pasien
Mendorong terbentuknya kepemimpinan dan budaya
RS yang mencakup keselamatan pasien dan Peningkatan
Mutu Pelayanan
Mengembangkan standart – Pedoman Keselamatan
Pasien berbasis riset dan pengetahuan
Bekerja sama dengan berbagai lembaga yang bertujuan
meningkatkan Keselamatan Pasien dan Mutu Pelayanan
RS
 Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit ( KKP – RS )
diangkat dan bertanggung jawab kepada Pengurus Pusat
PERSI
 Kenggotaan KKP – RS terdiri dari individu – individu :
* Lingkungan Depkes
* RSU pemerintah dan swasta
* Berbagai organisasi antara lain :
- IDI, PDGI, PPNI, IBI, KARS
- Fakultas Kedokteran
- Konsil Kedokteran Indonesia
- Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Ind.
- Mantan anggota DPR / DPRD dst
Pelindung
Penasehat
Pengurus :
* Ketua, Wkl Ketua
* Sekretaris
* Bidang Kajian Keselamatan Pasien
* Bidang Program Keselamatan Pasien
* Bidang Pendidikan Dan Latihan
* Anggota
CAKUPAN TUGAS BIDANG

1. Bidang Kajian Keselamatan Pasien


a. Pengkajian Laporan KP – RS
b. Riset KP – RS
c. Pengembangan Solusi KP – RS
d. Penyusunan Panduan, Pedoman,
Standar KP – RS
e. Penyusunan Takonomi KP
2. Bidang Program Keselamatan Pasien :
a. Perencanaan & Pelaksanaan Program
Komunikasi / Sosial Marketing
b. Perencanaan & Pelaksanaan Program
Kerjasama dengan Pemerintah/Lembaga/
Organisasi LSM Kesehatan
c. Pengembangan sistem Pelaporan KP – RS

3. Bidang Pendidikan Dan Latihan


a. Perencanaan & Pelaksanaan Pelatihan.
Lokakarya, Seminar
b. Penerbitan & Distribusi Dokumen KKP - RS
SIKLUS KEGIATAN POKOK KKP - RS
Pengkajian / Riset
Belajar

PELAPORAN AE / NM
PENGEMBANGAN SOLUSI

IMPLEMENTASI &
“MEASUREMENT”

PADUAN
PATIEN
INVOLVEMENT PEDOMAN
STANDART
PELATIHAN TAXONOMY
SEMINAR ISTILAH
QUALITY QUALITY QUALITY

RS : STRUCTURE PROCESS OF CARE OUT COME : AE

COSTLY

COST INVESMENT “ BLAMING “


-PENGADUAN, TUNTUTAN
-TUDUHAN MALPRAKTEK ( Pid / Perd )
PATIENT SAFETY
-PROSES HUKUMAN POLISI, PENGADILAN
-CULTURE
-BLOW UP MASS MEDIA, 90%
-REPORTING
PUBLIKASI OPINI NEGATIF
-LEARNING / ANALYSIS / RESEARCH
-PERTAHANAN RS :
-IMPLEMENTASI, MONITOR
-PENGACARA
-PASIENT INVOLVEMENT
-RS/Dr : ASURANSI

KEPERCAYAAN MENINGKAT -TUNTUTAN BALIK


-DSB

KECURIGAAN MENINGKAT
MANFAAT RS TERAPKAN KESELAMATAN PASIEN
1. Kecenderungan “ Green Product “ / “ Produk Yang Aman “
dibidang industri lain, antara lain menjadi persyaratan dalam
berbagai proses transaksi, sehingga makin laku / laris, makin
dicari masyarakat.
2. RS yang menerapkan KP akan lebih “ dicari “ 3 rd Party
Payer “. Perusahaan – perusahaan dan Asuransi – asuransi
akan mengutamakan memakai RS tersebut sebagai provider
kesehatan karyawan / klaim mereka, dan kemudian akan
diikuti oleh masyarakat yang akan lebih mencari RS yang
aman.
3. Kegiatan RS dikawasan “ Blaming “ akan menurun karena
Fokus di kawasan “ Patient Safety “

“ PATIENT SAFETY “

“ BLAMING “

2005 2008 2010


REKOMENDASI
 Berbagai studi membuktikanPel Kes masih berisiko
Sewaktu – waktu ancam jiwa pasien
 Bbrp upaya sbg rekomendasi  mengedepankan konsep patient safety
1. Menetapkan Leadership  menjamin patient safety di Pel Kesh
a. Setiap RS, berinisiatif : - sosialisasikan
- melaksanakan Pelaks PS
( mengukur kinerja petugas )
- memantau
b. Setiap RS, pembenahan manajemen yg lebih berorientasi
pada prinsip PS, dgn mengedepankan pencegahan atau
meminimalkan resiko disetiap lini Pel Kesh.
c. Investasi, baik SDM maupun biaya dlm rangka
peningkatan/perbaikan tehnologi, baik medik maupun
informasi, shg terjamin tindakan medik yg bermutu, berdasar
bukti ilmiah terbaru dan valid.
2. Membangun Dan Mengembangkan Budaya Safety
a. Setiap RS : - memperkuat prinsip Pel Kesh yg bermutu,
aman bagi pasien dan petugas
- jika perlu merubah “ perilaku “ petugas dan
“ menghindar “ atas kejadian ME menjadi
suatu proses “ pembelajaran “ yg harus
di hindari di masa datang.
b. Upaya peningkatan mutu berkelanjutan dibarengi
pentingnya rasa aman bagi semua pengguna Pel Kesh
c. PS, menjadi bagian integral dari penilaian kinerja dan
akuntabilitas petugas Pel Kesh.
d. RS perlu mengkomunikasikan berbagai persyaratan PS
serta menetapkan standar - standar safety
3. Menyelenggarakan Pendidikan & Pelatihan Medik Berkelanjutan
a. Setiap RS hrs menjamin standar dan protokal PS yg selalu
up to date
b. Pendidikan utk meminimalkan risiko medik hrs dimulai
sejak pendidikan universitas
c. Perhimpunan profesi dan Per Rumah Sakitan hrs mempro
mosikan konsep PS melalui informasi tentang Best Practices
dan memberikan pelatihan utk manajemen risiko
4. Memperbaiki Sistim Pelaporan Medik
5. Ikut Menetapkan Strategi Nasional utk terciptanya PS
1. Di berbagai negara ( Maju )
AE tidak kecil jumlahnya
Apalagi NM ada 10 – 100 ribuan tiap hari
Disamping : Miss Use, Over Use, Under Use, Variasi
Pelayanan.
2. Di Indonesia Data AE ini masih minim, tetapi
diasumsikan tidak kalah besarnya. Konsep Patient
safety yang koprehensif belum banyak dikenal.
3. AE meningkatkan biaya, proses “ Blaming “ merugikan
semua pihak, kecurigaan meningkat, “ semua pihak
rugi “ : Lose – lose Our Come
4. Keselamatan pasien adalah solusi yang
mengutamakan : “ Win – win Situation “, kepercayaan
meningkat.
Di banyak negara sejak tahun 2000 Patient Safety
sudah diangkat menjadi fokus nasional, partisipasi
luas di berbagai organisasi.

Anda mungkin juga menyukai