Supaya masyarakat dapat meminta tolong dengan cepat maka dapat dipakai cara :
• Telepon
• Radio
• Perum telekomunikasi sudah menentukan bahwa nomor telepon 118 adalah ”
Common Medical Emergency Number ” untuk seluruh Indonesia.
Radio komunikasi sudah dipakai oleh :
• Polisi
• RAPI
• ORARI
• Dan lain-lain
c. Transportasi
Transportasi gawat darurat dari tempat kejadian ke rumah sakit atau
dari puskesmas ke rumah sakit atau daru rumah sakit ke rumah sakit
sampai sekarang masih dilakukan dengan macam-macam kendaraan,
hanya sebagian kecil saja dilakukan dengan ambulan. Dan
ambulannya bukan ambulan yang memenuhi syarat tetapi biasa.
Syarat transportasi penderita :
Seorang penderita gawat darurat dapat ditransportasikan bila
penderita tersebut siap ditransportasikan, yaitu :
• Gangguan pernapasan dan kardiovaskular telah ditanggulangi
resusitasi bila diperlukan.
• Perdarahan dihentikan.
• Luka ditutup.
• Patah tulang difixasi.
Dan selama transportasi harus dimonitor :
• Kesadaran.
• Pernapasan.
• Tekanan darah dan denyut nadi.
• Daerah perlukaan.
Syarat alat transportasi
Yang dimaksud disini adalah :
1. Kendaraannya.
2. Alat-alat medis.
3. Personal.
Cara transportasi :
Sebagian besar penderita gawat darurat dibawa ke rumah sakit
dengan menggunakan kendaraan darat yaitu ambulan.
Tujuan dari transportasi ini adalah memindahkan penderita dengan
cepat tetapi aman, sehingga tidak menimbulkan perlukaan tambahan
ataupun shock pada penderita.
Jadi semua kendaraan yang membawa penderita gawat darurat harus
berjalan perlahan-lahan dan mentaati semua peraturan lalu lintas.
B. Fase rumah sakit
E. Exposure
Pasien harus ditelanjangi untuk pemeriksaan yang lengkap dan harus
diselimuti untuk menghidar hipotermi.
X Ray
Pembuatan X ray tidak boleh menghambat resusitasi
Ada 3 macam X ray yang boleh dilakukan :
• Lateral dari vertebra spinalis
• AP Thorax
• AP Pelvis
Ketiga X Ray tersebut dapat dilakukan di ruang resusitasi dengan
alat X Ray Portabel.
SECONDARY SURVEY
Secondary survey tidak dimulai apabila Primary Survey belum selesai.
Yang dilakukan dalam Secondary Survey adalah anamnesa yang lengkap termasuk
biomekanik kecelakaan dan pemeriksaan fisik dari kepala sampai ke ujung kaki.
ANAMNESA
Sering kita tidak dapat mendapat informasi mengenai apa yang terjadi karena pasien
tidak sadar.
Informasi ini dapat kita peroleh dari orang yang mengantar pasien atau petugas AGD 118.
Dan dari keluarga kita dapat mencari informasi tentang penyakit terdahulu, dapat juga kita
pakai singkatan AMPLE untuk mengingat informasi apa yang harus kita cari.
A = Alergi
M = Medicine yang dipakai pasien
P = Past illness
L = Last meal
E = Event / Environment yang berkaitan dengan cidera pasien
BIOMEKANIK KECELAKAAN
Dengan meneliti apa yang terjadi pada badan pasien waktu
kecelakaan kita dapat memprediksi cidera apa yang didertia
pasien. Tipe cidera dapat diklasifikasikan sesuai dengan arah
dan besarnya energi yang diterima badan pasien. Misalnya :
Trauma Tumpul
Penyebab terbanyak dari trauma tumpul adalah KLL. Disini kita
dapat memprediksi cidera yang diderita korban KLL.
Pengemudi
Pada saat terjadi kecelakaan dari depan maka pada :
• Fase I pengemudi bergeser di tempat duduknya dan lutut mengenai
dashboard dan dapat terjadi fraktur patela, femur dan dislokasi sendi
panggul.
• Fase II pengemudi dilempar ke atas – depan dan kepala / dahi
mengenai frame kaca dan dapat terjadi fraktur frontalis / cidera kepala
dan vertebra servikalis.
• Fase III pengemudi dilempar ke depan dan toraks mengenai setir dan
dapat terjadi fraktur sternum, iga, “ Traumatic Wt Lung “, pneumotoraks
atau hematotoraks.
• Fase IV pengemudi dilempar ke depan dan muka mengenai kaca dan
dapat terjadi segala macam cidera.
• Fase V pengemudi dilempar kembali ke belakang dan leher mengenai
sandaran kursi.
Bila tidak ada Head Rest maka akan terjadi hiperekstensi servikal lagi
dan dapat terjadi fraktur.
• Hal yang sama dapat terjadi pada penumpang di samping pengemudi
(tanpa trauma toraks).
• Pada penumpang di belakang pengemudi dapat terjadi proses yang
sama, terutama disini dapat terjadi fraktur servikal karena kena sandaran
kursi depan dan terjadi hiperekstensi servikal.
• Pada tabrakan dari samping dapat terjadi :
• Contralateral Neck Strain
• Fraktur vertebra servikal
• Flail chest lateral
• Pneumotoraks
• Ruptur hati / limpa
• Fraktur pelvis atau acetabulum
• Tabrakan dari belakang dapat menyebabkan fraktur vertebra servikal
karena hiprekstensi jika kursi tidak ada Head Rest-nya.
• Kalau penumpang terlempar dari kendaraan akan terjadi cidera multipel.
• Pada pejalan kaki, pengendara sepeda motor bila ditabrak mobil,
bemper akan mengenai kaki dan dilempar ke atas mengenai frame kaca
/ ke samping dan dapat menderita :
• Cidera kepala
• Fraktur vertebra servikal
• Cidera torakal / abdominal
• Fraktur tungkai bawah
Khusus pada pengendara sepeda / sepeda motor dapat menderita “ Handle
Bar Injury “, ( Jejas setang pada abdomen ) dimana setang menjepit usus ke
vertebra.
PEMERIKSAAN FISIK
Pada pemeriksaan fisik kita mencari cidera yang kita duga terjadi sesuai
dengan biomekaniknya.
1. Kepala
Selain cidera sesuai biomekanik pada pemeriksaan kepala harus
diperhatikan mata :
• Besarnya pupil
• Perdarahan dalam fundus
• Dislokasi lensa
• Perdarahan pada konjungtiva
• Luka tembus
• Benda asing
• Lensa kontak ( lepaskan sebelum terjadi odem )
• Periksa visual dengan membaca Snelling Chart atau tulisan pada
botol infus
Yang sering dilupakan pada pemeriksaan kepala :
• Hypema
• Cidera n optikus
• Dislokasi lensa atau luka tembus mata
• Cidera kepala
• Laserasi bagian belakang kepala
2. Maksilofasial
Cidera maksilofasial yang tidak ada gangguan pernapasan ditanggulangi
setelah pasien stabil. Dan penanggulangan dapat dilakukan pada
hari ke-7 atau ke-10.
Yang sering dilupakan pada pemeriksaan maksilofasial :