Anda di halaman 1dari 15

4 PIL AR

BANGSA
INDONESIA KELOMPOK 7
N ATA S YA F A R H A N I E P U T R I 2 0 1 8 1 4 0 1 8 5
NABILA ZAHRA MUZAKKI 2018140191
N U RU L FA I Z A H 2 0 1 8 1 4 0 2 1 3
EMPAT PILAR
Tiang penyangga yang kokoh (soko guru) agar rakyat Indonesia
merasa nyaman, aman, tentram, dan sejahtera, serta terhindar dari
berbagai macam gangguan dan bencana.

Pancasila: Karakter
UUD 1945:
NKRI: Rumah bersama
Bhineka Tunggal Ika :
Kerukunan di dalam kebersamaan
KARAKTER
Commitment

Respect

Study and Try

Ethics and Moral Quality

Brave and Honesty

Reputation
PANCASILA:
VISI & KARAKTER BANGSA
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Pancasila berasal
dari dua kata dari Bahasa Sansekerta: Panca artinya Lima, Sila artinya prinsip
atau asas.

Karakter universal Karakter Kebangsaan

• Ketuhanan Yang • Persatuan Indonesia,


Maha Esa kerakyatan yang
• Perikemanusiaan dipimpin oleh
yang adil dan kebijasanaan dalam
beradab. permusyawaratan
perwakilan
• Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat
Indonesia
RUMAH KITA RUMAH PANCASILA
Asal Mula Bahan
(Causa Materialism)
NILAI INTI/
HAKIKAT
Pancasila PANCASILA
bersumber dari :
Nilai-nilai adat
TUJUAN PANCASILA
istiadat,
kebudayaan (Causa finalis) :
serta nilai GOTONG
religius yang 1. FALSAFAH HIDUP ROYONG
terdapat dalam 2. IDEOLOGI NEGARA
pandangan 3. DASAR NEGARA
hidup
masyarakat
Indonesia
Asal Mula Bentuk ( Causa Formalis )

Pancasila dirumuskan oleh para


pendiri bangsa, dari nilai-nilai hidup
bangsa Indonesia.
KETUHANAN YANG MAHA
ESA
Percaya dan bertakwa

Saling menghormati dan bekerja sama

Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan


kepada orang lain.
KEMANUSIAAN YANG ADIL
DAN BERADAB
Saling mencintai sesama manusia.

Tidak semena-mena terhadap orang lain.

Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.

Berani membela kebenaran dan keadilan.

Sikap hormat-menghormati dan


bekerjasama dengan bangsa lain.
Rela berkorban untuk
kepentingan bangsa dan
negara.

Memajukan pergaulan demi persatuan dan


kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.
Menempatkan kesatuan, persatuan,
kepentingan, dan keselamatan bangsa dan
negara di atas kepentingan pribadi atau
golongan. Bangga sebagai Bangsa Indonesia
dan ber-Tanah Air Indonesia.

Cinta Tanah Air dan Bangsa.

PERSATUAN INDONESIA
KERAKYATAN YANG
DIPIMPIN OLEH HIKMAT
KEBIJAKSANAAN DALAM
PERMUSYAWARATAN /
PERWAKILAN Bertanggung Jawab

Musyawarah

Tidak memaksakan kehendak

Keputusan bersama

Untuk kepentingan negara dan


bersama
Bersikap
adil.
Tidak
boros.dan Mewujudkan
bergaya kemajuan
hidup yang merata
mewah.

KEADILAN
SOSIAL BAGI
SELURUH
Tidak RAKYAT Keseimbangan
merugikan antara hak
kepentingan INDONESIA dan
umum kewajiban.

Bekerja Gotong
keras. royong
UUD 1945
Pengendalian
sosial

Mengubah
Politik
masyarakat

Alat
Ketertiban Mengayomi

Keadilan
sosial
Negara kesatuan berbentuk
republik

HAM berdasarkan pancasila

Sistem Politik berdasarkan


PRINSIP
Pasal 27, Ayat 1 UUD 1945

Sistem ekonomi berdasarkan Pengawasan parlemen


pasal 33, UUD 1945

Sistem sosial budaya


berdasarkan Pasal 32, UUD Supremasi MPR
1945

Sistem pemerintahan Pemerintah bertanggung


berdasarkan sistem demokrasi jawab kepada MPR
dengan ketentuan-ketentuan

Sistem pertahanan keamanan


berdasarkan pasal 30, UUD Presidentil kabinet
1945
NEGARA KESATUAN REPUBLIK
INDONESIA
Alasan utama para pendiri bangsa Indonesia memilih bentuk negara
kesatuan adalah karena sejarah strategi pecah belah (devide et impera) yang
dilakukan Belanda bisa berhasil karena Indonesia belum bersatu pada masa
penjajahan.
Terbukti, setelah negara Indonesia berbentuk negara kesatuan, taktik
pecah belah tersebut dapat dipatahkan. Inilah yang menjadi dasar dalam
membentuk negara kesatuan.
NKRI adalah geostrategi: yang mengaitkan ekonomi, geografi dan
strategi (how to, roadmap) (S.H. Sarundajang 2011:4)..
BHINEKA TUNGGAL IKA
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika diungkapkan pertama kali
oleh Mpu Tantular, pujangga agung kerajaan Majapahit yang hidup
dalam masa pemerintahan Raja Hayamwuruk, di abad ke-14
(1350-1389).
Semboyan tersebut memiliki dalam karyanya, kakawin
Sutasoma yang berbunyi
“Bhinna ika tunggal ika, tan hana dharma mangrwa, ”
“Berbeda-beda itu, satu itu, tak ada pengabdian yang mendua. “
THANK YOU

P E N D I D I K A N PA N C A S I L A

Anda mungkin juga menyukai