Anda di halaman 1dari 11

ANGINA LUDWIG

OLEH:
D I N A N I S YA
FA B I A N U S
MAULIDA

PEMBIMBING:
E VA S U T Y O WAT I P E R M ATA S A R I D R G . , S P B M . , M A R S

K E PA N I T E R A A N K L I N I K I L M U G I G I D A N M U L U T
FA K U LTA S K E D O K T E R A N U N S / R S U D D R . M O E WA R D I
S U R A K A R TA
2019
Pendahuluan
Angina Ludwig merupakan yang selulitis diffusa mengenai dasar mulut dan daerah
submandibular bilateral dan menyebabkan obstruksi jalan nafas.

Merupakan infeksi odontogenik dari gigi molar kedua dan ketiga yang diakibatkan
oleh polimikroba, baik gram positif, gram negatif, aerob ataupun anaerob.

Terapi pada angina Ludwig bertujuan untuk mengamankan jalan nafas, terapi
antimikroba spectrum luas secara agresif, dan dekompresi facial planes dengan
menghilangkan sumber infeksi.

Pada kasus tahap lanjut, mengamankan patensi jalan nafas dan drainase surgical
sangat penting untuk menghindari terjadinya asfiksia.

Prognosis angina Ludwig sangat tergantung kepada seberapa cepat tatalaksana


mengamankan jalan nafas dan pemberian antibiotik dilakukan.
Definisi

Selulitis pada ruang sublingual dan submandibular. Dikenal juga dengan angina
ludovici, yaitu infeksi ruang submandibula berupa selulitis atau flegmon (infeksi
jaringan ikat) yang progresif.

Infeksi dimulai dengan selulitis, kemudian berkembang menjadi fasciitis, dan


akhirnya berkembang menjadi abses

Infeksi menyebabkan indurasi suprahnoid, pembengkakan pada dasar mulut, dan


elevasi serta perubahan letak lidah ke posterior yang dapat menyebabkan
obstruksi jalan napas secarapotensial.
Epidemiologi

Banyak ditemukan pada pasien berusia 20-60 tahun, tetapi ada yang melaporkan
kasus ini terjadi pada rentang usia 12 hari sampai 84 tahun.

Laki-laki lebih sering terkena dibandingkan dengan perempuan dengan


perbandingan 3:1 atau 4:1.

faktor risiko yaitu diabetes mellitus, neutropenia, alkoholisme, anemia aplastik,


glomerulonefritis, dermatomiositis, dan lupus eritematosus sistemik.
Etiologi

Disebabkan oleh infeksi odontogenik pada gigi molar kedua atau ketiga bawah,
berupa infeksi dental primer, infeksi post ekstraksi gigi maupun oral hygiene yang
kurang.
Etiologi

Infeksi biasanya disebabkan oleh polimikroba :


Bakteri aerob, streptokokus (Streptococcus viridians) dan stafilokokus
(Staphylococcus aureus).
Bakteri anaerob juga sering terlibat, yaitu bacteriodes, peptostreptococci, dan
peptococci.
Bakteri gram positif lainnya adalah Fusobacterium nucleatum, Aerobacter
aeruginosa, spirochetes, danVeillonella, Candida, Eubacteria, dan Clostridium
species. Organisme
gram negatif yang dapat ditemukan meliputi Neisseria species, Escherichia coli,
Pseudomonas species, Haemophilus influenzae, dan Klebsiella species.
Etiologi

Penyebab lain dari angina Ludwig yaitu sialadenitis, abses peritonsil, fraktur
mandibula terbuka, kista duktus tiroglossal yang terinfeksi, epiglotitis, injeksi
intravena obat ke leher, bronkoskopi yang menyebabkan trauma, intubasi
endotrakea, laserasi oral, tindik lidah, infeksi saluran nafas bagian atas, dan trauma
pada dasar mulut.
Patofisiologi
Infeksi gigi seperti nekrosis pulpa karena

karies profunda yang tidak terawat dan

deep periodontal pocket, merupakan jalan

bagi bakteri untuk mencapai jaringan

periapikal. Karena jumlah bakteri yang

banyak, maka infeksi akan menyebar ke

tulang spongiosa sampai tulang kortikal.

Jika tulang ini tipis, maka infeksi akan

menembus dan masuk ke jaringan lunak.


Manifestasi Klinis

Gejala lainnya
intra oral
ekstra oral : - suara serak
- pembengkakkan
- Eritema - Stridor
- nyeri dan peninggian
- Pembengkakan - distress pernafasan
lidah
- board-like - Sianosis
- Disfagia
- Perabaan hangat - “sniffing” position.
- drooling
- disfonia
- disarthria
- karies
Daftar Pustaka
Cossio PI, Hinojosa EF, Cruz MAM, Perez LMG. 2010. Ludwig´s angina and
ketoacidosis as a first manifestation of diabetes mellitus. Med Oral Patol Oral Cir
Bucal. 2010 Jul 1;15 (4):e624-7
Grupta AK, Dhulkhed VK, Rudagi BM, Gupta A. 2009. Drainage of Ludwig’ Angina
under Superficial Cervical Plexus Block in Pediatric Patient. Anestesia Pediatrica e
Neonatale, Vol. 7, N. 3
Kulkarni A H, Pai S D, Bhattarai B, Rao S T, Ambareesha M. 2008. Ludwig’s Angina and
airway consideration : a case report;Cases Journal 2008, 1:19. Available from: URL:
http://www.casesjournal.com/content/1/1/19
Moorhead K, Guiahi M. 2010. Case Report: Pregnancy Complicated by Ludwig’s
Angina Requiring Delivery. Infectious Diseases in Obstetrics and Gynecology Volume
2010, Article ID 158264, 3 pages
Srirompotong S. 2003. Ludwig’s angina: a clinical review. Eur Arch Otorhinolaryngol
(2003) 260 : 401–403

Anda mungkin juga menyukai