Anda di halaman 1dari 18

1. Pradika B.

Prigaulsyah(170811641024)
2. Reditya Gita R. P. (170811641102)
3. Riska Indah Sari (170811641006)
4. Rizky Amaliah P. A (170811641047)
• Remaja (adolescence) berasal dari bahasa Latin (adolescere)
yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”
• Istilah “remaja” memiliki arti luas, mencakup proses
kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik.
• Remaja saat ini banyak yang sedang bertarung dengan
waktu untuk meraih kedewasaan serta memilih dari sekian
banyaknya pilihan gaya hidup. Umumnya, garis pemisah
awal dan akhir masa remaja kira-kira sekitar 17 tahun.
Kesadaran akan status formal yang baru mendorong
sebagian remaja untuk berperilaku lebih matang.
Sifat – Sifat Remaja
 Pada tahun 1904, G. Stanley Hall mengajukan
pandangan “Badai dan Stress (Storm and stress)”
untuk menggambarkan bahwa remaja merupakan
masa bergolaknya konflik dan suasana hati.
 Namun berbeda dengan Stanley, Daniel Offer dan
koleganya justru menemukan melalui survei remaja di
beberapa negara bahwa masa – masa remaja justru
dipenuhi dengan kebahagiaan.
Ciri-ciri Masa Remaja
 Masa remaja sebagai periode yang penting
 Masa remaja sebagai periode peralihan
 Masa remaja sebagai periode perubahan
 Masa remaja sebagai usia bermasalah
 Masa remaja sebagai masa mencari identitas
 Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan
 Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik
 Masa remaja sebagai ambang masa dewasa
Eksternal Internal
Perubahan Eksternal
 Tinggi badan
Untuk perempuan biasanya mencapai maksimal pada usia tujuh
belas dan delapan belas, laki – laki setahun sesudahnya. Bila
sewaktu bayi diberi imunisasi, biasanya akan lebih tinggi daripada
yang tidak, karena sakit memperlambat pertumbuhan
 Berat badan
Terjadi bersamaan dengan pertambahan tinggi badan, menyebar di
bagian – bagian yang mengandung sedikit lemak atau tidak ada
lemak sama sekali
 Proporsi tubuh
Mencapai proporsi tubuh yang pas, tubuh tidak terlihat terlalu
panjang atau terlalu lebar
 Organ seks
Pria maupun wanita mencapai ukuran yang matang namun
fungsinya akan matang beberapa tahun setelahnya
 Ciri – ciri seks sekunder mengalami kematangan pada remaja akhir
Perubahan Internal
 Sistem Pencernaan
Perut menjadi lebih lebar, usus – usus semakin panjang dan besar,
dinding – dinding usus dan otot perus semakin tebal dan kuat, hati
bertambah berat, kerongkongan bertambah panjang
 Sistem Peredaran Darah
Berat jantung 12 kali lebih berat daripada saat baru lahir, panjang
dan tebal pembuluh darah meningkat
 Sistem Pernapasan
Kematangan paru – paru perempuan terjadi pada usi 17 tahun, laki
– laki setahun setelahnya
 Sistem Endokrin
Terjadi ketidak seimbangan sistem endokrin, kelenjar – kelenjar seks
berkembang pesat dan bersungsi meskipun belum matang
 Jaringan Tubuh
Pada usia delapan belas tahun, seluruh jaringan kecuali tulang akan
terus berkembang sampai ukuran matang
Otak
Dalam otak remaja ditemukan bahwa corpus callosum semakin tebal, sehingga
meningkatkan otak remaja dalam mengolah informasi, akan tetapi korteks
prefrontal (meliputi penalaran, kendali diri, pengambilan keputusan) belum
berkembang secara sempurna, amygdala (tempat emosi) berkembang lebih cepat
daripada korteks prefrontal. Akibatnya remaja biasanya kurang bisa mengontrol
emosinya.

Seksualitas Remaja
Remaja mempunyai rasa ingin tahu dan seksualitas yang hampir
tidak bisa dipuaskan. Remaja memikirkan apakah dia secara seksual menarik,
cara melakukan hubungan seks, dan bagaimanakah nasib kehidupan
seksualitas mereka. Sangat penting untuk bisa menguasai perasaan seksual
dan membentuk rasa identitas seksual (minat, gaya perilaku, arah
ketertarikan, dll) supaya terhindar dari konsekuensi yang tidak diinginkan
seperti pergaulan bebas.
Menurut sebagian besar ahli kesehatan, kesehatan remaja terutama
tergantung pada perilaku mereka sendiri. Untuk meningkatkan kesehatan
remaja, orang dewasa sebaiknya meningkatkan perilaku yang dapat
meningkatkan kesehatan (health-enhancing) remaja seperti mengkonsumsi
makanan bergizi, olahraga, dan cukup tidur, serta mengurangi perilaku
yang dapat membahayakan kesehatan (health-compromising) seperti
penyalahgunaan obat, melakukan kekerasan, melakukan hubungan seks
tanpa pelindung, dan mengemudi secara ceroboh
Kesehatan Remaja
Masa remaja merupakan masa kritis untuk
mengembangkan perilaku relevan terhadap kesehatan (Nyaronga
& Wickrama, 2009; Ozer & Irwin ). Banyak perilaku yang
berkaitan dengan buruknya kebiasaan dan kematian dini di masa
dewasa di mulai ketika remaja.
Nutrisi dan olahraga
Masalah nutrisi dan olahraga di masa remaja menjadi
perhatian yang serius (Biro dkk., 2010; frisco, 209; Seo & Sa,
2010). Perbandingan remaja di 28 negara menemukan bahwa
remaja AS dan Inggris cenderung memilih makanan yang di
goreng serta lebih sedikit mengonsumsi buah dan sayur
dibandingkan remaja dari negara lainnya.
Ketika beranjak dewasa, remaja cenderung semakin kurang
aktif (Butcher dkk., 2008). Penelitian nasional terbaru mengungkapkan
bahwa hanya 31% remaja AS usia 15 tahun yang dengan semangat
memenuhi rekomendasi pemerintah mengenai olahraga (minimal 60
menit per hari) dan hanya 17% yang memenuhi rekomendasi pada
akhir minggu (Nader dkk., 2010). olahraga secara teratur berdampak
positif terhadap status berat badan remaja (Van der Heijen dkk., 2010).
Tingkat olahraga yang rendah berkaitan dengan depresi (Sund, Larsson,
& Wichstrom, 2010).

Pola tidur
Seperti halnya nutrisi dan olahraga, tidur memiliki dampak
yang sangat besar terhadap kesehatan seseorang. Remaja akan tidur
malam rata-rata selama 9 jam 25 menit. Namun, kebanyakan remaja
tidur kurang dari 9 jam, terutama selama hari biasa. Kekurangan tidur
ini akan berusaha dibayar pada akhir minggu oleh remaja
Penyebab utama kematian di kalangan remaja
Ada tiga penyebab utama kematian pada remaja, yakni
kecelakaan, pembunuhan, dan bunuh diri (National vital stastistic
reports, 2008). Lebih dari setengah kematian remaja berusia 15-
24 tahun ini disebabkan oleh kecelakaan, yang sekitar tiga
perempatnya disebabkan oleh kecelakaan kendaraan bermotor.
Pembunuhan merupakan penyebab terbesar kedua dari
kematian remaja (National Center for Health Statistic, 2008),
khususnya remaja laki-laki Afrika-Amerika. Perlu juga
diperhatikan, rata-rata bunuh diri di kalangan remaja meningkat
tiga kali lipat sejak tahun 1950-an. Bunuh diri ini menjelaskan
6% penyebab kematian pada kelompok usia 10-14 tahun, serta
12% untuk usia 15 hingga 19 tahun.
Penggunaan dan Penyalahgunaan
Narkoba
Merokok cenderung mulai dilakukan ketika remaja duduk
di masa SMP, meskipun cukup banyak anak muda yang
mempertahankan kebiasaan merokok selama di SMA dan
perguruan tinggi. Faktor-faktor risiko yang menjadikan perokok
tetap di masa remaja adalah memiliki kawan yang merokok,
orientasi akademik yang lemah, dan dukungan orang tua yang
rendah (Tucker, Ellickson, & Klein 2003). Kecenderungan yang
dikhawatirkan akhir-akhir ini adalah penggunaan obat penawar
rasa sakit di kalangan remaja.
Peran perkembangan, orang tua, kawan sebaya, dan
pendidikan
Diperlukan perhatian khusus kepada remaja yang mulai
menggunakan obat terlarang diawal masa remajanya atau bahkan
di masa kanak-kanak (Patrick, Abar, & maggs, 2009)
Gangguan Pola Makan
Terdapat dua bentuk gangguan pola makan (anorexia nervosa
dan bumilia nervosa) yang umumnya dilakukan oleh remaja
perempuan.
Anorexia nervosa
Anorexia nervosa adalah gangguan pola makan dengan ciri-ciri
selalu berusaha untuk kurus yang dilakukan dengan cara menahan
lapar. Anorexia nervosa merupakan sebuah gangguan yang serius yang
dapat menyebabkan kematian. Meskipun sudah sangat kurus, mereka
memandang dirinya terlalu gemuk. Penderitannya tidak menganggap
dirinya cukup kurus, khususnya di bagian perut, pantat, dan paha.
Biasanya mereka sering menimbang berat tubuhnya, sering kali mereka
menggunakan alat pengukur tubuh, dan sering memandang tubuhnya
sendiri dengan kritis di depan cermin.
anorexia nervosa biasanya dimulai diawal hingga pertengahan
masa remaja, sering kali diikuti dengan episose diet dan beberapa tipe
stres hidup. Anorexia nervosa 10 kali lebih banyak dialami oleh wanita
di bandingkan pria. Jika anorexia dialami oleh pria, maka biasanya
simtom dan karakteristik lain (seperti gambaran tubuh yang terdistorsi
dan konflik keluarga) menyerupai simtom dan karakteristik yang
dilaporkan oleh wanita yang mengalami gangguan ini (Arceli dkk.,
2005)
Bulimia nervosa
Bulimia nervosa adalah gangguan makan dimana individu
secara konsisten mengikuti pola makan berlebihan dan
membersihkannya (binge-and-purge). Para penderita blimia ini makan
terus-menerus, kemudian mengkosongkan perut dengan cara membuat
dirinya muntah-muntah atau menggunakan obat pencuci perut.
Sebagian besar penderita bulimiah sering memikirkan makanan, sangat
takut menjadi gemuk, depresi atau cemas, dan memiliki citra tubuh
yang salah.
Piaget menyatakan bahwa pada usia sekitar 7 tahun
anak-anak memasuki tahap operasional kongkret dari
perkembangan kognitif. Mereka dapat bernalar secara logia
mengenai kejadian dan objek kongkret.
Menurut Pieget, ketika anak berusia sekitar 11 tahun,
dimulailah tahap perkembangan kognitif yang keempat dan
final atau tahap operasional formal
Tahap Operasional Formal
Mampu berpikir abstrak dan logis dengan menggunakan pola berpikir
“kemungkinan”. Pengalaman remaja tidak lagi terbatas pada pengalaman-
pengalaman yang aktual atau kongkret

Egosentrisme Remaja
David Elkind (1976) berpendapat bahwa egosentrisme remaja
mengandung dua komponen utama: imaginary audience dan personal fable.
Imaginary audience adalah keyakinan remaja bahwa orang lain
berminat pada dirinya sebagaimana ia berminat pada dirinya sendiri,
termasuk juga tingkah laku menarik perhatian, berusaha untuk
diperhatikan
Personal fable adalah bagian dari egosentrisme remaja yang
mengandung penghayatan bahwa dirinya unik dan tidak terkalahkan.
Remaja sering kali memperlihatkan rasa tidak terkalahkan atau kuat.
Pemrosesan Informasi
Menurut Deanna Kuhn (2009), kognitif terpenting
berlangsung pada remaja adalah peningkatan di dalam fungsi
eksekutif, yang melibatkan aktivitas kognitif dalam tingkat
yang lebih tinggi seperti penalaran, mengambil keputusan,
memonitor cara berpikir kritis, dan memonitor perkembangan
kognitif seseorang.
Mengambil keputusan masa remaja adalah masa di mana
seseorang dihadapkan pada situasi yang lebih banyak
melibatkan pengambilan keputusan (Sunstein, 2008)
Berpikir kritis masa remaja adalah periode transisi yang
penting di dalam perkembangan berpikir kritis (Keating,
1990).

Anda mungkin juga menyukai