• Emboli air ketuban merupakan kegawatdaruratan yg
mengancam nyawa pada proses persalinan, di mana terjadi masuknya air ketuban ke pembuluh darah ibu yg menyebabkan kegagalan kardiorespiratori & perdarahan hebat (koagulopati). • Pasien dg emboli air ketuban 50% meninggal dlm 1 jam pertama setelah onset gejala. Patofisiologi Fase 1
Dipercaya bahwa tersumbatnya
pembuluh darah paru disebabkan oleh sel fetus, namun ternyata sel fetus tdk selalu ditemukan pada sirkulasi ibu dg emboli air ketuban & terkadang ditemukan pula pada ibu yg tdk mengalami emboli air Fase 2 ketuban. Faktor Resiko • Multiparitas • ↑ usia ibu (>35th) • Bayi laki-laki • Trauma • Ibu dg kelainan jantung Tanda dan Gejala • Sesak • Agitasi ibu (adanya rasa impending doom) • Hipotensi • Kejang • Adanya tanda-tanda fetal compromise • Atoni • Koagulopati Diagnosis 1. Cardiorespiratory arrest dg onset tiba-tiba ATAU terjadi hipotensi (SBP<90 mmHg) DAN kompromi respiratori (sesak, saturasi oksigen <90%) 2. Pembuktian adanya DIC yg mengikuti kejadian di atas. 3. ATAU diagnosis postmortem Differential Diagnoses • Abruptio plasenta • Anafilaksis • Myocardial Infarction Tatalaksana • Terapi suportif + pasien masuk ICU Pemberian oksigen CPR jika tdk berhasil perimortem cesarean delivery Tatalaksana hipotensi dg pemberian kristaloid & transfusi darah Hindari pemberian cairan intravena berlebihan Monitor fetus secara terus-menerus Evaluasi status pembekuan darah persiapan untuk transfusi Prognosis • Mortalitas ibu mencapai angka 80% • 50% ibu yg mengalami emboli air ketuban meninggal pada 1 jam pertama setelah onset ibu yg selamat dari fase 1 (fase kardiorespiratorik), 50%nya berlanjut ke fase 2 (fase koagulopati). • Maternal survivor sangat jarang namun fetal survivor dapat mencapai 70%.