Anda di halaman 1dari 21

Di Susun Oleh:

Dani Ahmad
611.18.016
DEFINISI
Kesehatan masyarakat veteriner adalah segala urusan yang
berhubungan dengan hewan dan produk hewan yang
secara lansung atau tidak lansung mempengaruhi
kesehatan manusia.
 Undang-undang No.6 Tahun 1976 :Ketentuan Ketentuan Pokok
Peteernakan Dan Kessehatan Hewan.
 Peraturan pemerintah Republik Indonesia tahun 95 tahun 2012 tentang
Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Kesejahteraan Hewan.
RANAH KERJA KESMAVET

1. Pengendalian dan penanganan zoonosis


2. Pengawasan sanitasi dan pengawasan priduk
hewan
3. Zoonosis dan kesrawan
Penjabaran ranah kerja lesmavet

• Pengendalian dan penanganan Zoonosis maksudnya


yaitu meningkatkan pemeriksa kesehatan hewan,
melakukan koordinasi dengan pengurusPDHI dengan
dinas peternakan kabupaten dan memberikan
bimbingan dan pengawasan tentang pengendalian
zoonosis

• Pengawasan sanitasi dan pengawasan keamanan produk hewan maksudnya


yaitu pengawasan terhadap produk hewan, pengawasan lalu lintas produk
hewan,
Zoonosis dan Kesawan adalah pembinaan
dan penerapan Kesawan di unit usaha rumah
potong hewan,dan pembinaan dan
pengawasan terhadap pemotongan betina
produktif.
RUMAH POTONG HEWAN

Adalah suatu bangunan atau komplek bangunan dengan


desain dan syarat tertentu yang di gunakan sebagai tempat
memotong hwan bagi konsumsi masyrakat umum.
Syarat Umum pendirian Rumah Potong Hewan

1. Organisasi

Dalam hal ini pendirian RPH harus memenuhi persyaratan


organisasi yaitu pemerintah pusat,departemen
pertanian,direktorat jendral peternakan dan kesehatan hewan
,direktorat kesehatan masyarakat veteriner dinas peternakan
dan kesehatan hewan.

2. Sosial

Pendirian RPH hendaknya juga mempertimbangkan adat dan


kebiasaaan di mana RPH tersebut akan di dirikan serta
kesukaannya,agama khususnya dalam hal metode
penyembelihan dan pnananganan makanan yang tentunya
tidak sama dri satu daerah dengan daerah lainnya
3. Teknis

Pendirian RPH hendaknya dapat menciptakan suatu metode yang


efektif untuk penyimpanan daging,transportasi,logistik dan lain lain
serta memenuhi beberapa persyaratan teknis yang lain seperti area
pendirian,pereediaan air pembuangan limbah dan lain lain.
Fungsi RPH

Fungsi RPH adalah unit pelayanan masyarakat dalam penyediaan daging


yang aman sehat utuh dan halal serta berfungsi sebagai sarana untuk
melaksanakan :

Pemotongan hewan secara benar

Pemeriksaan hewan sebelum di


potong

Pemantauan dan surveilans penyakit hewan dan zoonosis yang di


temukan pada pemeriksaan post mortem dan antemortemguna
pencegahan dan pengendalian dan pemberantasan penyakit
hewan menular dan zoonosis di daerah asal hewan
Kriteria Dasar RPH

Tidak berada di daerah Tidak menimbulkan


rawan banjir tercemar gangguan dan
asap,bau, debu dan pencemaran
kontaminasi lainnya. lingkungan

Mempunyai akses air


bersih yang cukup untuk
Letaknya lebih rendah pelaksanaan
dari pemukiman pemotongan hewqan
dan kegitan pembersihan
dan desinfeksi
Mempunyai lahan yang
Tidak tercemar dengan cukup untuk pengembangan
limbah kimia RPH

Terpisah secara fisik dari lokasi kompleks RPH babi atau


dibatasi dengan pagar
tembok dengan tinggi minimal 3 (tiga) meter untuk mencegah
lalu lintas orang, alat
dan produk antar rumah pemotongan.
Isi SK Menpan No.413/1992 tentang RPH

SK Menpan No.413 tahun 1992, mensyaratkan semua ternak besar dan kecil harus
di potong di RPH dengan maksud:

Menghindari terjadinya gangguan dalam kehidupan


masyarakat, terutama dalam kesehatan.

Menghindari konsumen dari dampak negatif daging.


Misalnya daging dari hewan penyembelihan yang
berpenyakitan.
Hewan yang boleh tidak di sembelih di RPH

1. Ternak betina produksi


2. Ternak yang mengalami gangguan kesehatan yang pada
khususnya dapat membahayakan kesehatan manusia jika di
konsumsi dagingnya
3. Tidak memiliki surat ijin potong
4. Tidak mempunyai surat kepemilikan
5. Tidak dalam keadaan bunting
Perbedaan RPH berdasarkan daerah jangkuan peredaran daging

• EKSPOR

1. memiliki ruang pendingin yang dilengkapi dengan


pintu pengaman tahan karat dan pengatur suhu
2. Ruang pelepasan daging dan tulang bersuhu 10C
3. Ruang pembungkusan
4. Laboratorium memiliki kemampuan untuk
mengidentifikasi residu hormon
5. Memiliki ruang ganti pakaian, istrahat, locker, dan
kantin
• Antar Provinsi
1. Memiliki ruang khusus untuk pencucian dan perebusan
jeroan
2. Ruang pelayuan dengan temperatur 18C
3. Dinding bagian dalam dari bangunan utama terbuat dari
porselin
4. Tersedia sumber air panas untuk pencucian peralatan
5. Tersedia ruang ganti pakaian untuk pekerja , memiliki
alat pengangkut atau kendaraan daging, tanpa atau
dengan alat pendingin sesuai jarak angkut
6. Memiliki tenaga dokter hewan
Perbedaan rumah potong Hewan
(Sapi, Babi, Unggas)

RPH Sapi RPH Babi


1. Penyediaan sapi 1. Penyediaan babi
2. Sanitasi kandang 2. Sanitasi kandang
3. Sterilisasi kandang 3. Sterilisasi kandang
4. Pemeriksaan sapi 4. Menjaga keamanan
5. ASUH kesehatan dan
keutuhan daging.

RPH Unggas
1. Penyediaan Unggas
2. Sanitasi kandang
3. Sterilisasi kandang
4. Pemeriksaan unggas
5. ASUH
• Antar Kabupaten Dalam satu Provinsi
1. Perlengkapan tambahan:
2. Lairage berlantai semen
3. Laboratorium yang mampu
mengidentifikasi kuman
4. Tempat pemotongan ternak darurat
5. Unit pemisah limbah padat
6. Memiliki tempat pelayuan, dinding terbuat
dari bahan kedap air setinggi 2 meter dan
dilengkapi dengan alat penimbang karkas.
Pemeriksaan Daging

• Pemeriksaan sebelum di potong atau yang


lebih di kenal dengan pemeriksaan ante
mortem adalah pemeriksaan untuk
mengetahui ternak ternak yang cedera
sehingga harus di potong secara terpisah atau
di periksa secara khusus.

• Pemeriksaan setelah di potong atau post


mortem adalah untukemeriksa bagian
dalam seperti karkas dan alat alat dalam,
serta produk akhir.
Maksud dari pemeriksaan daging ialah:
1. Untuk melindungi konsumen dari penyakit yang
dapat di timbulkan dari makanan daging yang tidak
sehat atau tidak layak.
ASUH
(Aman, Sehat, Utuh, Halal)

1. Aman : tidak mengandung penyakit dan residu yang dapat


menyebabkan penyakit/mengganggu kesehatan manusia
2. Sehat : Memiliki zat-zat yang berguna bagi kesehatan dan
pertumbuhan tubuh
3. Utuh : Tidak dicampur dengan bagian lain dari hewan tersebut
atau bagian dari hewan lainnya
4. Halal : Adalah dipotong dan ditangani sesuai dengan syariat
agama islam .

Anda mungkin juga menyukai