Anda di halaman 1dari 14

BAB VI

BAGAIMANA MEMBUMIKAN
ISLAM DI INDONESIA

Kelompok:
1. Annisa Aulia
2. Sandyfa Syuhada
TRANSFORMASI WAHYU DAN IMPLIKASINYA
TERHADAP CORAK KEBERAGAMAN

Wahyu difirmankan untuk memperpendek proses pembacaan


terhadap alam. Apabila manusia diberi kesempatan untuk
membaca dan memahami alam dengan segenap potensi nalar,
rasa, dan jiwa yang dimilikinya, ia akan membutuhkan waktu yang
lama untuk mencapai jawaban final.

Namun berkat wahyu, proses yang panjang dan berliku


tersebut dapat disingkat sedemikian rupa sehingga manusia tidak
perlu bersusah payah untuk mendapatkan jawaban final kehidupan.
Wahyu Allah yang terbentang dalam alam geografis dan
sosial budaya arab akan ditangkap oleh Nabi berkebangsaan
arab dan dibesarkan dalam tradisi intelektual arab, otomatis
akan menjadi wahyu yang berbahasa arab lengkap dengan
kultur arab pada masa wahyu difirmankan. Contohnya Al-Quran
sangat dipengaruhi oleh kultur arab karna ia diturunkan kepada
Nabi Muhammad yang berkebangsaan arab.

Namun seiring berjalannya waktu dan ruang, wahyu akan


menyesuaikan dengan keadaan budaya pada suatu tempat
dan waktu tertentu sehingga munculnya keberagaman corak
pemahaman beragama.
Contoh Implikasi Corak
Keberagaman
Pada masa klasik pembagian dar-al-islam dan dar al – harb (Al-
Kufir) tentunya sangat tepat dan sesuai dengan kondisi saat dunia masih
dipenuhi dengan konflik antara umat islam dengan pemeluk agama lain
dibagian dunia yang lain. Namun diera globalisasi ketika dunia menjadi
semakin kecil bagaikan sebuah desa kecil, ketika manusia semakin
menyadari arti penting perdamaian maka dar-al-islam dan dar-al-harb
(al-Kufir) sudah tidak sesuai lagi seperti persatuan masyarakat indonesia
yang beragam keyakinan melawan penjajah.

Hadist Nabi SAW mengenai isbal yang dibenci Allah karna pada
zaman nabi orang orang sombong memanjangkan pakaiannya melebihi
mata kaki berbeda dengan masyarakat zaman sekarang yang
menunjukkan kesombongannya dengan cara berbeda.
Alasan Perbedaan Ekspresi dan
Praktik Keberagaman

Perbedaan ekspresi dan praktik keberagaman terjadi


karena 2 hal dominan yang mempengaruhi sistem kehidupan dan
sistem sosial masyarakat yaitu dari budaya dan agama. Suatu
ajaran agama harus menyesuaikan dengan budaya yang berlaku
disuatu tempat agar diterima dengan baik oleh masyarakat.
Indonesia merupakan negara dengan kekayaan budaya yang
tinggi tentulah agama islam sebagai agama asing di indonesia
harus menyesuaikan dengan budaya indonesia yang sangat
dihormati dan dilestarikan sejak lama.
Sejalan dengan itu muncul pertanyaan bagaimana seharusnya
kita mampu memposisikan diri terkait dengan hubungan agama
dan budaya lokal? Hendaknya kita memposisikan keduanya secara
proporsional jangan sampai kita hanya mengakui nilai agama
sebagai satu satunya konsep yang mengarahkan perilaku tanpa
peduli pada nilai nilai lingkungan sekitar. Sebaliknya jangan pula
kita hanya berpaku pada budaya dan tradisi tanpa pertimbangan
pertimbangan yang bersumber dari agama.
Sumber – sumber Mengenai
Pribumisasi Islam

Istilah pribumisasi islam diperkenalkan oleh Gus Dur (KH


Abdurrahman Wahid) sebagai alternatif dalam upaya
pencegahan praktik radikalisme agama. Penghargaan gusdur
terhadap metamorfosis islam nusantara yang menempatkan islam
secara kontekstual sebagai bagian dari proses budaya. Kalau
boleh disadari, meskipun sedikit terlambat tempo itu dapat
ditempatkan sebagai cara pandang futuristik Gus Dur perihal islam
indonesia kedepan agar tidak terperangkap dalam radikalisme
dan teorisme.
Contoh Akulturasi Agama dan
Budaya Yang Dilakukan Wali Songo

• Wayang sebagai media dakwah

Setelah agama hindu, budha, dan islam masuk ke jawa,


wayang menjadi salah satu alat untuk menyebarkan agama. Wali
songo juga menggunaan wayang sebagai media dakwah, karna
itulah kemudian muncul nama pelakon dan cerita yang disesuaikan
dengan agama islam. Seperti layang kalimosodo yang mengajarka
kalimat syahadat atau para tokoh punakawan yang merupakan
penasihan pandawa dan membawa misi agama islam. Jika
dibandikan dengan cerita pandawa dari india maka tidak akan
ditemukan lakon lakon punakawan
• Sumber sosiologi
Penduduk pribumi tampaknya tertarik dengan agama baru
tersebut karna beberapa hal antara lain:

Prinsip egalitarian atau kesejajaran manusia pada satu sisi dan corak
sufistik yang mewarna islam yang dibawa para dai imigran tersebut pada
sisi yang lain. Ketertarikan tersebut semakin bertambah ketika ajaran
ajaran moral tersebut telah disederhanakan dan diformulasikan dalam
budaya lokal sedemikian rupa sehingga tampak sebagai nilai nilai yang
telah diakrabi bangsa indonesia kala itu. Ajaran tentang agama
kesamaan derajat yang dibawa islam tentu menarik kalangan pribumi
terutama dikalangan yang selama ini hidup dalam strata atau kasta
rendah yang sering menjadi objek eksplitasi oleh kasta diatasnya. Pada sisi
lain corak islam sufistik juga menarik perhatian penduduk pribumi karna
adanya titik titik persamaan dengan kepercayaan dan agama mereka.
Teologis dan Fisiologis
• Secara teologis, tauhid bukan sekedar pengakuan atau persaksian
bahwa tiada ilah selain Allah. Tapi pemaknaan terhadap tauhid
melampaui dari sekedar pengakuan atas eksistensinya yang tunggal.
Jika kita tarik pemaknaan tauhid dalam rana realitas ciptaan (makhluk)
maka tauhid berarti pengakuan akan luralitas atas selain dia (makhluk-
Nya). Hanya dia yang tunggal, dan selain dia adalah plural.
• Secara filosofis, pribumisasi islam didasari oleh paradigma sufistik,
agama memiliki dua wajah yaitu aspek esoterism (aspek dalam) dan
aspek eksoterik (aspek luar).
Urgensi Pribumisasi Islam
• Diantar perbedaan praktik ibadah yang kita temukan dimasyarakat ada yang
bersifat perbedaan variatif (ikhtilaf tanawwu) dalam arti tidak harus salah
satunya benar dan yang lain salah, melainkakn kesemuanya boleh jadi benar
dan mempunyai dasar. Perbedaan perbedaan itu seringkali disebabkan
karna perbedaan ulama mengenai suatu teks keagamaan. Adapula yang
memang karena Nabi SAW sendiri pernah melakukan beberapa praktik yang
berbeda, sebagai bentuk pemberian keleluasan dan kelapangan bagi umat.
• Untuk mengubah praktik yang kita anggap salah, sangat diperlukan kehati –
hatian, setiap sikap dan cara bicara yang bijak dan pengetahuan yang
memadai mengenai persoalan, jangan sampai salah menimbulkan
permusuhan atau perpecahan diantara umat.
• Kita tidak perlu terlalu tersibukan dengan perbedaan yang bersifat furu’iyah (
hal hal yang bukan pokok) titik titik persamaan diantara umat jauh lebih
banyak daripada perbedaannya. Dalam sholat kita semua masih
menghadap kiblat yang sama, menyembah tuhan yang sama.
Corak Islam di Indonesia
• Corak islam di JambI
Masyarakat Jambi menerjemahkan aturan aturan dari Al- Quran
dan hadist dengan cara yang sudah dimerngerti olehnya. Pengertian itu
berasal dari nilai nilai yang diajarkan para pemimpinnya.
Kepemimpinan dalam masyarakat Jambi dikategorikan menjadi 3
macam yaitu:
1. Pemangku Syara’
2. Pemangku adat
3. Para pejabat pemerintah
Ketiganya harus kompak, harmonis, bersatu sebagai suatu sistem.
Tampaknya hal ini sebagai manivestasi iman, islam dan ikhsan dalam
ajaran islam.
Pendekatan penegakan syariat islam di NAD harus
mendahulukan pendidikan, sehingga memperoleh simpati
masyarakat.
Corak budaya islam di Indonesia
a) Seni bangunan
Masjid
Dilihat dari segi arsitekturnya, masjid masjid kuno di Iindonesia menampakan
gaya arsitektur asli indonesia. Dengan ciri sebagai berikut:
- Atapnya bertingkat / tumpang dan ada puncaknya (mustaka)
- Pondasinya kuat dan agak tinggi
- Ada serambi didepan atau disamping
- Ada kolam atau parit di bagian depan atau samping
;
Gaya arsitektur bangunan yang mendapat pengaruh islam ialah sebagai
berikut :
- Hiasan kaligrafi
- Kubah
- Bentuk masjid
b) Makam
Makam khusunya untuk para raja bentuknya seperti istana
disamakan dengan orangnya yang dilengkapi dengan
keluarga, pembesar, dan pengiring terdekat.
Budaya asli indonesia terlihat pada gugusan cungkup yang
dikelompokkan menurut hubungan keluarga. Pengaruh budaya islam
terlihat pada huruf dan bahasa, misalnya makan Puteri Suwari di Leran
(gresik) dan makam Sendang Dhuwur diatas bukit (tuban)

c) Seni rupa dan aksara


Akulturasi bidang seni rupa terlihat pada seni kaligrafi atau seni
khot, yaitu seni yang memadukan antara seni lukis dan seni ukir dengan
menggunakan huruf arab yang indah dan penulisannya bersumber
pada ayat ayat suci Al-Quran dan hadist. Adapun Fungsi Seni kaligrafi
adalah untuk motif batik, hiasan pada masjid masjid, keramik, kriss, nisan,
hiasan pada mimbar dsb.

Anda mungkin juga menyukai