SEBAGIAN DASAR
PENGETAHUAN
KOMPONEN 1
PONDASI BANGUNAN
1. KRITERIA BAHAN PONDASI
Bahan bangunan yang erat kaitannya dengan
pondasi bangunan adalah:
A. Batu Kali / Batu Alam
B. Krikil dan Batu Pecah untuk Beton
C. Besi Beton
A. BATU KALI / BATU ALAM
Batu kali atau batu alam adalah jenis batuan
alami yang berasal dari batu beku, batu
endapan atau batu metamorphosa pada
pegunungan dan sungai-sungai.
Sesuai penggunaannya, batuan ini dibedakan
atas:
– BATU KALI UTUH/BULAT
– BATU KALI BELAK/PECAH
– BETU KALI LEMPENG/TEMPEL
– KORAL BETON
– BATU KARANG
– BATU GOSONG
Standar Normalisasi untuk BATU KALI & BAHAN
AGREGAT KASAR sesuai:
• ASTMC - 131 - 76
• SII - 0088 - 75
• SII - 007975
B. KRIKIL DAN BATU PECAH UNTUK BETON
Krikil alam atau batu pecah adalah jenis
butiran mineral keras yang sebagaian besar
butirannya berukuran 5 – 80 mm (Agregat
kasar). Besar butiran maximum yang
dibutuhkan tergantung dari pemakaian.
Jenis mineral keras ini terdiri atas:
• KRIKIL BIASA
• KRIKIL BETON/SPLIT ukuran:
– 1 – 2 mm
– 3 – 4 mm
– 5 – 7 mm
• KRIKIL ABU/SPLIT ABU/SCREENING
Standar Normalisasi untuk KRIKIL DAN AGREGAT HALUS, sesuai:
• SII – 0079 – 79
• SII – 0087 – 75
• SII – 0075 – 75
• ASTM – C 289/C 227 – 71
C. BESI BETON
Bahan lain yang erat kaitannya dengan
komponen I / Pondasi bangunan adalah besi
beton sebagai bahan bangunan yang
dipergunakan untuk fundasi beton bertulang.
1. ELEMEN BAHAN PENGIKAT
Untuk dapat terlaksananya beberapa
komponen, termasuk komponen 1 tersebut
di atas digunakan elemen bahan pengikat
berikut ini:
A. SEMEN
B. KAPUR
C. PASIR
D. AIR
Campuran elemen bahan ini dalam suatu
perbandingan volume tertentu akan
menghasilkan suatu adukan / plesteran /
spesi.
Sebagai bahan pengikat untuk beberapa keperluan
sebagai berikut:
a. Bahan pengikat atau adukan untuk pemasangan
batu kali menjadi suatu gugusan pondasi kokoh.
b. Bahan pengikat untuk membuat adukan beton bagi
pengecoran beton bertulang maupun tidak.
c. Bahan pengikat atau adukan untuk pemasangan
batu bata menjadi suatu dinding yang berdiri kokoh.
d. Bahan pengikat untuk memplester dinding bata
sehingga tertutup rata sebagaimana bidang luar
dinding atau tembok.
e. Bahan [engikat atau adukan untuk pemasangan
bahan bangunan lainnya pada suatu komponen
untuk suatu tujuan tertentu.
f. Dan lain-lain keperluan yang menggunakan bahan
pengikat ini.
Notasi:
Rusak atau cacatnya suatu bangunan banyak
diakibatkan oleh penggunaan bahan-bahan
dasar (elemen) pembentuk adukan yang tidak
memenuhi syarat.
Oleh karena itu pembuatan adukan perlu
mendapat perhatian khusus, agar persyaratan
yang diperlukan dalam menentukan
perbandingan volume bahan-bahan dasar
tersebut terpenuhi.
Komposisi dan Jenis Elemen Bahan Pengikat
A. SEMEN
Semen yang lazim dikenal sebagai Portland Cement
(PC), adalah bahan pengikat hidrolis yang di hasilkan
dengan menggiling halus melalui klinker beberapa
bahan dasar berikut:
– Kapur (CaO) ………………. 58 – 65 %
– Silika (SiO2) ………………. 20 – 26 %
– Alumina (AI203) ………….. 5–9%
– Axid besi (Fe203) ………... 1–5%
– Magnesia (MgO) …………. 1–4%
Ditambahi:
– Trioxid belerang (SO3) …... 0,5 – 2 %
– Belerang (S) ………………. 0 – 2 %
Standard normalisasi untuk SEMEN PORTLAND, sesuai:
•SII 0013 – 81
•ANSI/ASTM C 150 – 78 a
2. PASIR BETON
Pasir beton adalah jenis pasir yang lebih murni &
halus, merupakan butiran-butiran mineral tajam &
keras dengan ukuran butirnya sebagian besar terletak
antara 0,075 – 5 mm dan kadar bagian yang lebih kecil
dari 0,063 (Lumpur), tidak lebih dari 5%. Pasir ini
digunakan untuk membuat adukan guna pengecoran
konstruksi bertulang ataupun tidak.
3. PASIR URUG
Sesuai namanya, pasir ini banyak digunakan
untuk keperluan pengurugan demi
memperbaiki kontourtanah dasar. Pasir ini pun
berbutir-butir halus, namun lebih banyak
mengandung lumpur. Dari lokasi
pengambilannya, dikenal dua macam pasir
urug yaitu:
1. PASIR URUG DARAT
2. PASIR URUG LAUT (tidak digunakan untuk
struktur)
4. PASIR BATU/SIRTU
Jenis pasir ini lebih kasar dari pasir urug
(mengandung kerikil/batu-batuan kecil). Digunakan
untuk keperluan pengurugan atau sebagai dasar dari
konstruksi jalan rasa.
D. AIR
Air sebagai pencair bahan pengaduk, perlu
dipertimbangkan agar tidak mengandung bahan-bahan
lain seperti garam mineral, alkali dan larutan kimia lain
yang dapat mengganggu atau memperlemah adukan.
Selain sebagai bahan pencair adukan, air juga
digunakan untuk perawatan dalam proses pengeringan
beton.
• PELENGKAP KOMPONEN I (SUPPLEMENT)
A. KELAS DAN MUTU BETON/STANDAR KEKUATAN BETON
Sebagai tolok ukur untuk menentukan mutu beton,
standar normalisasi telah menetapkan klasifikasi serta
mutu beton sesuai daftar tercantum di bawah ini:
Penjelasan:
K = Karakteristik
Tbk = Kekuatan tekan karakteristik kubus uji beton, Kg/cm2
m = Kekuatan tekan rata-rata kubus uji beton Kg/cm2
yang dihitung sebagai jumlah Tbk + 1,64 S, dimana S =
deviasistandary yang besarnya tergantung pada jumlah dan mutu
beton yang dibuat.
B. ADUKAN KEDAP AIR
ADUKAN TRASRAM
Pada bagian-bagian tertentu, sebagai contoh
untuk pasangan dinding pada permukaan tanah,
perlu dipertimbangkan kemungkinan
merembesnya air tanah ke dinding yang berpori
akibat daya kapiler, sehingga dinding tersebut
menjadi lembab. Untuk menanggulangi hal ini,
dipergunakan adukan khusus yang dikenal
sebagai ADUKAN TRASRAAM. Adukan ini
dibuat dengan mencampur 1 bag. PC: 2 bag.
Pasir + Air.
Demikian pula halnya dengan pasangan-
pasangan lantai langsung diatas tanah,
misalnya pasang ubin PC, ubin teraso, ubin
Mozaik, dan lain-lainnya. Untuk pekerjaan beton
bertulang seperti plat atap, balok leufel, bakk=
air dan lain-lain digunakan adukan beton kedap
air yang anti bocor Adukan ini dibuat dengan
mencampur : 2 bag. PC : 3 bag. Pasir : 5 bag.
Krikil. Atau dengan menggunakan bantuan
bahan pencampur khusus (Admix).
1 PEREKAT PONDASI KONSTRUKSI BERAT : 1 Semen Merah : 1 Pasir : 1 Kapur
2 PEREKAT DINDING BATA : 2 Semen Merah : 4 Pasir : 3 Kapur
3 PEREKAT PONDASI BATU KALI : 1 Semen : 4 Pasir :
4 ADUKAN BERTULANG : 1 Semen : 1,5 Pasir : 3 Kerikil