Anda di halaman 1dari 51

PRINSIP

PROFESI
ATURAN
ETIKA
Kelompok 6
Vieri 201650372
Michelle Sanjaya 201650488

PROFESI
Muhammad Adly Nurfikriansyah 201650498
Kentneddy 201650517
Muhammad Ramadhan 201650557
Steven Tanjaya 201650604
BAGIAN A
PENERAPAN
UMUM
KODE ETIK
SEKSI 100 - 150
SEKSI 100

PENDAHULUAN
DAN
PRINSIP DASAR
ETIKA PROFESI
PROFESI AKUNTAN PUBLIK
VS
PROFESI LAINNYA

Akuntan Publik bertanggung jawab


KEPENTINGA
N PUBLIK untuk melindungi Kepentingan Publik
MEMPEROLEH IZIN
AKUNTAN PUBLIK
Memiliki Sertifikat Tanda Lulus Ujian Profesi Akuntan Publik
Memiliki Pengalaman Praktik
Menjadi Member Institut Akuntan Publik Indonesia

Mendapat Sebutan Certified Public


Accountant of Indonesia (CPA)
TANGGUNG • Melindungi
Kepentingan Publik
JAWAB terutama berupa
ketersediaan
AKUNTAN informasi keuangan
yang berkualitas.
PUBLIK

• Memperhatikan dan mematuhi


Kode Etik Akuntan Publik
KODE ETIK Bagian
A

Bagian A menetapkan prinsip dasar Etika


professional bagi setiap Akuntan Publik serta
memberikan suatu kerangka konseptual yang harus
Kode
diterapkan untuk:
Bagian Etik Bagian
Identifikasi berbagai ancaman terhadap kepatuhan C B
pada prinsip dasar etika profesi.
Evaluasi signifikansi ancaman yang teridentifikasi.
Penerapan Pengamanan yang diperlukan untuk
memitigasi ancaman tersebut hingga ke tingkat
yang dapat diterima.

Notes: Akuntan Publik (CPA) harus menggunakan Professional Judgement dalam penerapan kerangka konseptual ini
KODE ETIK Bagian
A

Bagian B dan C menjelaskan penerapan kerangka Kode


konseptual pada situasi tertentu.
Bagian Etik Bagian
C B

Bagian B Bagian C
berlaku untuk setiap Akuntan berlaku untuk setiap CPA
Publik/CPA yang berpraktik yang bekerja pada suatu
untuk melayani Publik entitas bisnis.
PRINSIP
Integrity DASAR
ETIKA
PROFESI
Professional
Objectivity
Behavior

Basic
Principle
AKAN DIJELASKAN DI SLIDE BERIKUTNYA

Professional
Confidentiality Competence &
Prudence
PENDEKATAN • Mengharuskan setiap Akuntan Publik/CPA
untuk Mengidentifikasi, Mengevaluasi, dan

KERANGKA Mengatasi berbagai ancaman terhadap


Kepatuhan pada Prinsip Dasar Etika Profesi.

KONSEPTUAL • Ketentuan-ketentuan yang harus dipatuhi


Akuntan Publik/CPA ketika mengidentifikasi
suatu pelanggaran terhadap ketentuan
terdapat diseksi 290 dan 291.
• Akuntan Publik/CPA direkomendasikan
untuk berkonsultasi dengan IAPI atau
regulator terkait ketika menghadapi
berbagai keadaan yang tidak biasa yang
dapat mengakibatkan hasil keluaran yang
tidak sepadan (tidak memenuhi kepentingan
public)
• Kategori Ancaman:
– Self-Interest Threat

ANCAMAN • Ancaman kepentingan keuangan atau lainnya


yang mempengaruhi pertimbangan

DAN – Self-Review Threat


• Ancaman ketika tidak dapat secara tepat

PENGAMANAN
melakukan evaluasi suatu pertimbangan

– Advocacy Threat
• Ancaman ketika CPA mendukung posisi
Clientnya hingga mengurangi objektivitasnya

– Familiarity Threat
• Ancaman Hubungan dekat serta terlalu simpati
antara Client dengan CPA

– Intimidation Threat
• Ancaman ketika CPA dihalangi atau ditekan
dalam bertindak secara objektif
ANCAMAN DAN
PENGAMANAN
• Kategori Pengamanan
– Pengamanan yang ditetapkan oleh Profesi, Perundang-undangan atau Peraturan
– Pengamanan dalam Lingkungan Kerja

• Bebagai pengamanan tertentu dapat meningkatkan kemungkinan pengidentifikasian atau


pencegahan perilaku yang tidak sesuai dengan etika profesi.
BENTURAN Menimbulkan ancaman terhadap objektivitas dan
mungkin menimbulkan berbagai ancaman prinsip

KEPENTINGAN
dasar etika profesi lainnya. Ancaman tersebut
dapat timbul ketika:
– Akuntan Publik melakukan suatu kegiatan
professional dengan suatu masalah tertentu
dengan dua atau lebih pihak dengan
kepentingan yang saling berbenturan atau
– Berbagai kepentingan Akuntan Publik yang
berkaitan dengan permasalahan tertentu dan
berbenturan dengan kepentingan pihak lain.
PENYELE Faktor-Faktor yang Relevan dalam proses penyelesaian
benturan:

SAIAN – Fakta-fakta relevan


– Berbagai permasalahan etika terkait

MASALAH – Prinsip dasar etika profesi terkait

TERKAIT
– Prosedur-prosedur internal yang berlaku
– Berbagai tindakan alternative

DENGAN Setelah mempertimbangkan faktor diatas, Akuntan Publik

ETIKA harus melakukan tindakan yang tepat dengan


mempertimbangkan berbagai konsekuensi dari tindakan

PROFESI yang dilakukan.


Akuntan Publik dianjurkan mendokumenetasikan substansi
masalah, rincian pembahasan, dan berbagai keputusan
terkait masalah tersebut.
KOMUNIKASI DENGAN
PIHAK YANG BERTANGGUNG
JAWAB ATAS TATA KELOLA
• Akuntan Publik harus menentukan orang
yang tepat untuk berkomunikasi di dalam
struktur tata kelola entitas dengan
mempertimbangkan sifat dan pentingnya
keadaan dan permasalahan tertentu yang
akan dikomunikasikan dengan informasi
yang cukup.
CODE OF ETHICS OF CPA
IAPI (ADOPTED FROM IFAC CODE OF
ETHICS)
SECTION 110-150
Integritas

Perilaku Objektivitas
Profesional
Kode Etik
Akuntan
Publik
Kompetensi
Profesional
Kerahasiaan dan Sikap
Cermat
Kehati-
hatian
Integritas
110.1 Prinsip integritas menetapkan kewajiban bagi setiap Akuntan
Publik atau CPA untuk bersikap tegas dan jujur dalam semua
hubungan profesional dan hubungan bisnisnya. Integritas juga berarti
berterus terang dan selalu mengatakan yang sebenarnya.

110.2 Setiap Akuntan Publik atau CPA tidak boleh secara sadar terkait
dengan berbagai laporan, pernyataan, komunikasi atau informasi lain
ketika mereka meyakini bahwa informasi tersebut terdapat:
a) Mengandung suatu kesalahan yang material atau pernyataan
yang menyesatkan;
b) Pernyataan atau informasi yang diberikan secara tidak hati-hati;
atau
c) Penghilangan atau pengaburan informasi yang seharusnya
diungkapkan, sehinggga akan menyesatkan.
110.3 Setiap Akuntan Publik atau CPA dianggap tidak melanggar ketentuan
paragraf 110.2 apabila mereka menyediakan suatu laporan dimodifikasi
terkait dengan permasalahan yang terdapat dalam paragraf tersebut.
Objektivitas 120.1 Prinsip objektivitas menetapkan kewajiban bagi
semua Akuntan Publik atau CPA untuk tidak membiarkan
bias, benturan kepentingan, atau pengaruh yang tidak
layak dari pihak-pihak lain, yang dapat mengurangi
pertimbangan profesional atau bisnisnya.
120.2 Setiap Akuntan Publik atau CPA mungkin dihadapkan
pada situasi-situasi yang dapat mengganggu objektivitasnya.
Namun tidak mungkin mendefinisikan dan memberikan
rekomendasi untuk seluruh situasi yang dihadapi oleh para
Akuntan Publik atau CPA. Setiap Akuntan Publik atau CPA tidak
boleh melakukan suatu kegiatan profesional atau pemberian
jasa jika terjadi bias terhadap suatu keadaan atau hubungan
yang menyebabkan atau dapat memberi pengaruh yang
berlebihan terhadap pertimbangan profesional mereka dalam
kaitannya dengan jasa atau kegiatan tersebut.
Kompetensi 130.1 Prinsip kompetensi profesional dan sikap cermat kehati-hatian
menetapkan berbagai kewajiban berikut ini bagi setiap Akuntan Publik
Profesional dan atau CPA untuk :

Sikap Cermat a) Memelihara pengetahuan dan keahlian profesional pada tingkat


yang dipersyaratkan untuk memberikan keyakinan bahwa para
Kehati-hatian klien atau para pemberi kerja akan menerima jasa profesional yang
kompeten; dan
b) Bertindak dengan penuh perhatian dan ketelitian sesuai dengan
standar profesi dan kode etik profesi yang berlaku ketika
melakukan kegiatan-kegiatan profesional dan memberikan jasa
profesionalnya.

130.2 Jasa profesional yang kompeten mengharuskan penggunaan


pertimbangan yang cermat dalam penerapan pengetahuan dan keahlian
profesional dalam pelaksanaan jasa tersebut. Kompetensi ptofesional
dapat dibagi menjadi dua tahap yang terpisah yaitu:
a) Pemerolehan kompetensi profesional; dan
b) Pemeliharaan kompetensi profesional.
130.3 Peneliharaan kompetensi profesional memerlukan kesadaran yang berkelanjutan dan
pemahaman terhadap perkembangan teknis, profesional, dan bisnis yang relevan. Pengembangan
Pendidikan Profesional Berkelelanjutan (PPL) memungkinkan setiap Akuntan Publik atau CPA dapat
mengembangkan dan memelihara kemampuannya unutk bertindak secara kompeten dalam
lingkungan profesional.

130.4 Perhatian dan ketelitian mencakup tanggung jawab untuk bertindak sesuai dengan persyaratan-
persyaratan suatu penugasan secara hati-hati, menyeluruh, dan tepat waktu.

130.5 Setiap Akuntan Publik atau CPA harus memastikan tersedianya pelatihan dna penyeliaan yang
tepat bagi mereka yang bekerja di bawah wewenangnya dalam kapasitas profesional.

130.6 Bila dipandang perlu, Akuntan Publik atau CPA harus menjelaskan kepada klien, pemberi kerja,
atau pengguna lainnya dari jasa-jasa profesional Akuntan Publik atau kegiatan-kegiatan CPA sehingga
menyadari mengenai keterbatasan yang melekat pada jasa-jasa atau kegiatan-kegiatan tersebut.
Kerahasiaan 140.1 Prinsip kerahasiaan mewajibkan semua Akuntan
Publik atau CPA untuk tidak melakukan hal berikut:
a) Mengungkapkan kepada pihak luar kantor atau
entitas pemberi kerja informasi yang bersifat rahasia;
b) Menggunakan informasi yang bersifat rahasia yang
diperoleh dari suatu hubungan profesional dan
hubungan bisnis untuk keuntungan pribadi atau
pihak-pihak ketiga.

140.2 Setiap Akuntan Publik atau CPA harus menjaga


kerahasiaan informasi, termasuk dalam suatu lingkungan
sosialnya, serta waspada terhadap kemungkinan
pengungkapan yang tidak disengaja terutama kepada
rekan bisnis atau anggota keluarga inti atau anggota
keluarga dekat.
140.3 Setiap Akuntan Publik atau CPA harus menjaga
kerahasiaan informasi yang diungkapkan oleh calon klien atau
pemberi kerja.

140.4 Setiap Akuntan Publik atau CPA harus menjaga


kerahasiaan informasi di dalam kantor atau entitas pemberi
kerja.

140.5 Setiap Akuntan Publik atau CPA harus melakukan


langkah-langkah yang dianggap perlu untuk memastikan bahwa
staf yang berada di bawah pengendaliannya tersebut dan
personel-personel yang memberi saran dan bantuan
profesional, menghormati kewajiban Akuntan Publik atau CPA
tersebut untuk menjaga kerahasiaan informasi.
140.6 Kewajiban untuk memenuhi prinsip kerahasiaan berlanjut, bahkan
setelah berakhirnya hubungan antara Akuntan Publik atau CPA dengan klien
atau pemberi kerja. Ketika CPA berpindah kerja atau Akuntan Publik
mendapatkan klien baru, mereka berhak menggunakan pengalaman yang
diperoleh sebelumnya. Namun demikian, Akuntan Publik atau CPA tersebut
tidak boleh menggunakan atau mengungkapkan setiap informasi rahasia
baik yang diperoleh atau diterima sebagai suatu hasil dari suatu hubungan
profesional aatu hubungan bisnis sebelumnya.

140.7 Berikut ini adalah keadaan-keadaan ketika Akuntan Publik atau CPA
diwajibkan atau dapat diwajibkan untuk mengungkapkan informasi rahasia
atau ketika pengungkapan dianggap tepat:
a) Pengungkapan diizinkan oleh hokum dan disetujui oleh klien atau
pemberi kerja tersebut;
b) Pengungkapan diharuskan oleh hukum;
c) Terdapat kewajiban atau hak professional untuk mengungkapan, jika
tidak dilarang oleh hokum.
140.8 Dalam memutuskan untuk mengungkapkan informasi
rahasia, setiap Akuntan Publik atau CPA mempertimbangkan
factor-factor yang relevan termasuk:
a) Apakah kepentingan semua pihak dirugikan;
b) Apakah semua informasi yang relevan diketahui dan benar
ketika menghadapi situasi bahwa fakta-fakta tidak didukung
bukti yang kuat;
c) Jenis komunikasi yang digunakan dan pihak yang dituju
dalam komunikasi tersebut;
d) Apakah pihak-pihak yang dituju dalam komunikasi tersebut
adalah merupakan penerima yang tepat.
Perilaku 150.1 Prinsip perilaku profesional menetapkan kewajiban
bagi setiap Akuntan Publik atau CPA untuk mematuhi setiap

Profesional
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
serta menghindari setiap tindakan yang diketahui atau
seharusnya diketahui oleh Akuntan Publik atau CPA tersebut
akan mendiskreditkan profesi.

150.2 Dalam memasarkan dan mempromosikan diri dan


pekerjaannya, setiap Akuntan Publik atau CPA dilarang
mencemarkan nama baik profesi. Setiap Akuntan Publik atau
CPA harus bersikap jujur dan dapat dipercaya, serta tidak:
a) Membuat pernyataan yang berlebihan mengenai jasa
professional yang dapat diberikan, kualifikasi yang
dimiliki, atau pengalaman yang diperoleh;
b) Membuat pernyataan yang merendahkan atau
melakukan perbandingan yang tidak didukung bukti
terhadap hasil pekerjaan pihak lain.
BAGIAN B
AKUNTAN PUBLIK
ATAU CPA YANG
BERPRAKTIK
MELAYANI PUBLIK
SEKSI 200 – 291
HANYA MEMBAHAS SEKSI 200 – 240
SEKSI 200

PENDAHULUAN
PENDAHU • Membahas kerangka konseptual pada Bagian A dalam
situasi tertentu bagi Akuntan Publik atau CPA yang

LUAN berpraktik melayani publik.

• Setiap Akuntan Publik atau CPA yang berpraktik


melayani publik tidak boleh terlibat dalam setiap
bisnis, pekerjaan, atau aktivitas yang dapat
mengurangi integritas, objektivitas, atau reputasi yang
baik dari profesi, dan suatu hasil yang tidak sesuai
dengan prinsip dasar etika profesi.
CONTOH • Personel Tim Assurance mempunyai kepentingan
keuangan langsung pada Klien Assurance

ANCAMAN • Ketergantungan yang tidak semestinya oleh suatu


kantor terhadap jumlah total imbalan (fee) dari satu
KEPENTING klien

AN PRIBADI
• Personel TIM Assurance memiliki hubungan bisnis yang
erat dan signifikan dengan Klien Assurance

(SELF- • Kantor Khawatir kehilangan Klien yang signifikan


• Personel Tim Audit melakukan negosiasi hubungan
INTEREST kerja dengan Klien Audit

THREAT) • Kantor melakukan pengaturan imbalan bersifat


kontinjen dengan suatu Perikatan Assurance
• Akuntan Publik menemukan kesalahan signifikan dari
jasa professional sebelumnya yang dikerjakan oleh
kantor tersebut
CONTOH • Menerbitkan Assurance Report atas
efektivitas operasi sistem keuangan setelah
ANCAMAN terlibat dalam

TELAAH
merancang/mengimplementasikannya.
• Menyiapkan data asli yang digunakan untuk
PRIBADI menghasilkan catatan yang merupakan hal
pokok dari suatu perikatan assurance
(SELF- • Terdapat personel dari tim assurance sedang
REVIEW menjabat pada klien

THREAT) • Melakukan jasa pada klien secara langsung


yang memengaruhi informasi suatu hal pokok
dari perikatan assurance
CONTOH • Mempromosikan saham klien audit
• Akuntan Publik atau CPA bertindak sebagai
ANCAMAN penasihat yang mewakili klien audit dalam

ADVOKASI perselisihan dengan pihak ketiga

(ADVOCACY
THREAT)
CONTOH • Personel Tim Perikatan memiliki hubungan
keluarga inti yang menjabat atau memiliki
ANCAMAN pengaruh signifikan pada Klien

KEDEKATAN • Menerima hadiah atau perlakuan istimewa


dari Klien
(FAMILIARITY • Memiliki hubungan lama dengan Klien

THREAT)
CONTOH • Terancam kehilangan Klien Perikatan
• Ancaman Litigasi oleh Klien
ANCAMAN • Ditekan untuk mengurangi ruang
INTIMIDASI lingkup pekerjaan secara tidak tepat
untuk mengurangi imbalan
(INTIMIDATION • Ditekan untuk menyetujui
THREAT) pertimbangan dari yang lebih ahli
CONTOH PENGAMANAN YANG
DIBUAT OLEH PROFESI,
PERUNDANG-UNDANGAN ATAU
• Persyaratan Pendidikan, Pelatihan, dan pengalaman PERATURAN
• Persyaratan Pendidikan professional berkelanjutan
• Peraturan tata kelola korporat
• Standar profesi
• Prosedur pemantauan dan pendisiplinan IAPI
• Penelaahan eksternal oleh pihak ketiga yang
berwenangan oleh hukum atas informasi yang
dihasilkan Akuntan Publik
CONTOH • Kepemimpinan kantor yang menekankan pentingnya
kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi

PENGAMA • Kepemimpinan kantor yang menetapkan ekspektasi


bahwa personel tim assurance akan bertindak

NAN melindungi kepentingan publik


• Kebijakan dan prosedur untuk menerapkan dan
DALAM memantau pengendalian mutu perikatan

LINGKUN • Kebijakan yang terdokumentasi mengenai pendekatan


kerangka konseptual etika profesi.

GAN • Kebijakan dan prosedur internal terdokumentasi yang


mensyaratkan kepatuhan pada prinsip dasar etika

KERJA profesi. Dsb.


CONTOH
PENGAMAN
AN UNTUK • Menugaskan KAP untuk menelaah atau memberi saran

TINGKAT pada pekerjaan yang bukan hasil pekerjaan KAP itu


sendiri (assurance/non-assurance)

PERIKATAN • Berkonsultasi kepada pihak ketiga yang independent

DALAM • Membahas permasalahan etika dengan pihak yang


bertanggung jawab atas tata kelola klien

LINGKUNG • Melibatkan KAP lain untuk mengerjakan atau

AN KERJA
mengerjakan kembali suatu bagian dari perikatan
• Merotasi personel senior tim assurance
CONTOH • Klien meminta pihak selain manajemen untuk

PENGAMANAN mengesahkan penunjukan KAP untuk melakukan


Perikatan

DALAM • Klien memiliki berbagai karyawan yang berkompeten


dengan pengalaman dan senioritas yang cukup untuk
SISTEM DAN membuat keputusan manajerial
• Klien menerapkan prosedur internal untuk memastikan
PROSEDUR pemilihan objektif dalam pelaksanaan perikatan non-

YANG
assurance
• Klien memiliki struktur tata kelola perusahaan untuk

DITETAPKAN melakukan pengawasan dan komunikasi yang memadai


terkait jasa yang diberikan KAP

KLIEN
SEKSI 210.
PENUNJUKAN
PROFESIONAL
Penerimaan
Klien
(Client
Acceptance)
Penerimaan
Perikatan
(Engagement
Acceptance)
Perubahan
dalam Suatu
Penunjukan
Profesional
Audit
Berulang
SEKSI 220.
BENTURAN
KEPENTINGAN
SEKSI 230.
PENDAPAT
KEDUA
SEKSI 240.
IMBALAN DALAM
BENTUK
REMUNERASI LAIN
Thank you!
Any questions?

Anda mungkin juga menyukai