Anda di halaman 1dari 30

KOREKSI

KESALAHAN
Perdirjen Perbendaharaan
No. PER-69/PB/2006
Ruang lingkup
 Entitas akuntansi di lingkup kementerian
negara/lembaga
 Entitas pelaporan kementerian
negara/lembaga
 Entitas akuntansi di lingkup Bendahara
Umum Negara (BUN)
 Entitas pelaporan BUN
 Entitas pelaporan pemerintah pusat
Entitas Akuntansi dan/atau Entitas
Pelaporan wajib melakukan koreksi atas
kesalahan segera setelah diketahui.

Dalam menyusun dan menyajikan laporan


keuangan, Entitas Pelaporan harus
melaporkan pengaruh kesalahan terhadap
Laporan Keuangan yang disampaikan.
Kesalahan adalah
penyajian pos-pos yang secara signifikan
tidak sesuai dengan yang seharusnya yang
mempengaruhi laporan keuangan periode
berjalan atau periode sebelumnya.

Koreksi adalah
tindakan pembetulan akuntansi agar pos-
pos yang tersaji dalam laporan keuangan
entitas menjadi sesuai dengan yang
seharusnya.
Jenis kesalahan

a. Kesalahan karena perhitungan matematis


dan kelalaian dalam penyiapan dokumen.
b. Kesalahan karena belum memproses
dokumen sumber/bukti transaksi.
c. Kesalahan dalam penerapan kebijakan
dan/atau Standar Akuntansi Pemerintah.
d. Kesalahan klasifikasi dalam pelaporan
Sifat kesalahan

a. Kesalahan tidak berulang


b. Kesalahan berulang dan
sistemik
(Lanjutan)

a). Kesalahan tidak berulang dikategorikan


kedalam 2 kelompok yaitu:
 Kesalahan periode berjalan.
Kesalahan ini terjadi sebelum LKPP
disahkan menjadi Undang-Undang.

 Kesalahan periode sebelumnya


Kesalahan yang terjadi setelah LKPP
disahkan menjadi Undang-Undang.
(Lanjutan)
b). Kesalahan berulang dan sistemik
Kesalahan berulang dan sistemik tidak
memerlukan koreksi, melainkan dicatat
pada saat terjadinya kesalahan yang
bersangkutan.
Waktu terjadinya kesalahan

a. Kesalahan yang ditemukan berdasarkan hasil


pengecekan intern, analisis dan pengujian
oleh unit akuntansi di atasnya.

b. Kesalahan yang ditemukan pada saat


rekonsiliasi antara kementerian
negara/lembaga dengan Direktorat Jenderal
Perbendaharaan.

c. Kesalahan yang ditemukan pada saat


reviu/audit laporan keuangan
Prosedur koreksi kesalahan laporan
keuangan kementerian negara/lembaga
sebelum
diserahkan ke Menteri Keuangan c.q.
Ditjen Perbendaharaan
Prosedur koreksi kesalahan laporan keuangan kementerian
negara/lembaga sebelum diserahkan ke Menteri Keuangan c.q.
Ditjen Perbendaharaan

Unsur Laporan Keuangan Unsur yang perlu dikoreksi


Pendapatan Bagian Anggaran, Eselon 1, Satker,
Mata Anggaran, Jumlah Rupiah
Pembiayaan Unit Organisasi, Mata Anggaran
Penerimaan Pembiayaan, Mata
Anggaran Pengeluaran Pembiayaan,
Jumlah Rupiah

Belanja Bagian Anggaran, Eselon 1, Satker,


Fungsi, Sub Fungsi, Program,
Kegiatan, Sub Kegiatan, Mata
Anggaran, Jumlah Rupiah, Jenis
Kewenangan, Nomor Dokumen,
Tanggal Dokumen, Sumber Dana
dan Cara Penarikan
Aset, Kewajiban dan Ekuitas Akun Neraca dan Jumlah Rupiah
Apabila kesalahan terjadi di tingkat
UAKPA

 Berdasarkan hasil Petugas akuntansi dokumen akan


verifikasi mengembalikan kepada pihak ketiga
bendahara/petugas /pihak terkait.
akuntansi.

 Berdasarkan hasil UAKPA wajib melakukan koreksi melalui


rekonsiliasi. aplikasi SAI dan mengirimkan laporan
setelah koreksi ke UAPPA-W dan KPPN
(untuk keperluan rekonsiliasi).
(Lanjutan)
Apabila kesalahan terjadi di tingkat
UAKPA

 Berdasarkan hasil UAKPA perlu menelusuri


kesalahan tersebut ke dokumen
analisis laporan sumber terkait, melakukan koreksi
keuangan. melalui aplikasi SAI dan
mengirimkan laporan setelah
koreksi ke UAPPA-W dan KPPN
(untuk keperluan rekonsiliasi).

 Berdasarkan hasil UAPA meminta UAKPA terkait


melalui UAPPA-E1/UAPPA-W
reviu/audit laporan untuk melakukan koreksi dan
keuangan. mengirimkan laporan yang telah
dikoreksi secara berjenjang.
Apabila kesalahan terjadi di tingkat
UAPPA-W

 Berdasarkan Hasil UAPPA-W akan meminta UAKPA


Rekonsiliasi. terkait untuk menelusuri sumber
kesalahan tersebut dengan
KPPN.

 Berdasarkan hasil UAPPA-W akan meminta UAKPA


analisis laporan terkait untuk menelusuri sumber
kesalahan tersebut dengan
keuangan KPPN.

 Berdasarkan hasil UAPA meminta UAKPA terkait


reviu/audit laporan melalui UAPPA-E1/UAPPA-W
untuk melakukan koreksi dan
keuangan mengirimkan laporan yang telah
dikoreksi secara berjenjang
Apabila kesalahan terjadi di tingkat
UAPPA-E1/UAPA

 Berdasarkan hasil UAPPA-E1/UAPA akan meminta


rekonsiliasi. UAKPA terkait melalui UAPPA-
W untuk menelusuri sumber
kesalahan tersebut dengan
KPPN.

UAPPA-E1/UAPA akan meminta


 Berdasarkan hasil UAKPA terkait melalui UAPPA-
analisis laporan W untuk menelusuri sumber
keuangan kesalahan tersebut dengan
KPPN.

UAPA meminta UAKPA terkait


melalui UAPPA-E1/UAPPA-W
 Berdasarkan hasil untuk melakukan koreksi dan
reviu/audit aparat mengirimkan laporan yang
pengawasan intern. telah dikoreksi secara
berjenjang
Prosedur koreksi kesalahan laporan
keuangan kementerian negara/lembaga
SETELAH
diserahkan ke Menteri Keuangan c.q.
Ditjen Perbendaharaan

(pada saat konsolidasi LKPP)


Prosedur koreksi kesalahan laporan keuangan kementerian
negara/lembaga setelah diserahkan ke Menteri Keuangan c.q.
Ditjen Perbendaharaan

Unsur Laporan Keuangan Unsur yang perlu dikoreksi


Pendapatan Bagian Anggaran, Eselon 1, Satker,
Mata Anggaran, Jumlah Rupiah
Pembiayaan Unit Organisasi, Mata Anggaran
Penerimaan Pembiayaan, Mata
Anggaran Pengeluaran Pembiayaan,
Jumlah Rupiah

Belanja Bagian Anggaran, Eselon 1, Satker,


Fungsi, Sub Fungsi, Program,
Kegiatan, Sub Kegiatan, Mata
Anggaran, Jumlah Rupiah, Jenis
Kewenangan, Nomor Dokumen,
Tanggal Dokumen, Sumber Dana
dan Cara Penarikan
Aset, Kewajiban dan Ekuitas Akun Neraca dan Jumlah Rupiah
Apabila kesalahan terjadi di tingkat:

 UAKPA UAKPA membuat jurnal koreksi.

 UAPPA-W UAPPA-W akan membuat jurnal koreksi


setelah melakukan konfirmasi ke
UAKPA.

 UAPPA-E1 UAPPA-E1 akan membuat jurnal koreksi


setelah melakukan konfirmasi ke UAKPA
melalui UAPPA-W.

 UAPA
UAPA akan membuat jurnal koreksi
setelah melakukan konfirmasi ke UAKPA
melalui UAPPA-W/UAPPA-E1.

Setiap koreksi yang dilakukan pada unit akuntansi di atasnya harus


juga diproses pada unit akuntansi di bawahnya.
Prosedur Koreksi Kesalahan
Berdasarkan Hasil Audit BPK
 Kesalahan Tidak Berulang

a. Berdasarkan hasil audit BPK terhadap kementerian


negara/lembaga, UAPA terkait akan membuat jurnal
koreksi dan meminta UAPPA-E1, UAPPA-W dan
UAKPA untuk membuat jurnal koreksi yang sama.

b. Berdasarkan hasil audit BPK terhadap LKPP,


Pemerintah Pusat c.q Menteri Keuangan akan
membuat jurnal koreksi terkait dan menelusuri sumber
kesalahan yang terjadi.
Bila sumber kesalahan berasal dari kementerian
negara/lembaga, maka Menteri Keuangan akan
meminta kementerian negara/lembaga terkait untuk
melakukan koreksi dan mengirimkan kembali laporan
keuangan setelah koreksi ke Menteri Keuangan.
 Kesalahan Berulang dan Sistemik

Kesalahan berulang dan sistemik


dibukukan sesuai dengan akun terkait
pada saat terjadinya kesalahan yang
bersangkutan.
Jurnal koreksi kesalahan
terhadap laporan
keuangan yang belum
diterbitkan
Jurnal koreksi kesalahan yang mempengaruhi
posisi kas
Jurnal koreksi yang dilakukan pada SAI (UAKPA, UAPPA-
W, UAPPA-E1 dan/atau UAKPA), contoh:

Pendapatan pajak sebesar Rp 10.000 dicatat sebesar Rp


8.000, maka jurnal koreksi untuk SAI dan SAU adalah:
Dr. Utang kepada KUN Rp 2.000
Cr. Pendapatan Pajak Rp 2.000

Belanja Perjalanan Dinas sebesar Rp 10.000 dicatat


sebesar Rp 8.000, maka jurnal koreksi untuk SAI dan SAU
adalah:
Dr. Belanja Perjalanan Dinas Rp 2.000
Cr. Piutang dari BUN/KPPN Rp 2.000
Jurnal koreksi kesalahan yang tidak
mempengaruhi posisi kas
Jurnal koreksi yang dilakukan pada SAI (UAKPA, UAPPA-W, UAPPA-E1
dan/atau UAKPA)

Belanja untuk membeli peralatan dan mesin sebesar Rp 15.000


dilaporkan sebagai Belanja Barang. Dalam hal demikian, jurnal koreksi
yang perlu dilakukan adalah mendebet pos aset tetap dan mengkredit
pos ekuitas dana investasi pada aset tetap. Selain itu, klasifikasi
belanjanya juga perlu dikoreksi. Jurnal koreksi untuk kesalahan tersebut
adalah:

Dr. Peralatan dan mesin Rp 15.000


Cr. Diinvestasikan dalam aset tetap Rp 15.000

Dr. Piutang dari KUN Rp 15.000


Cr. Belanja Barang Rp 15.000

Dr. Belanja modal Rp 15.000


Cr. Piutang dari KUN Rp 15.000
Jurnal koreksi kesalahan
terhadap laporan keuangan
yang telah diterbitkan
Jurnal koreksi kesalahan yang mempengaruhi
posisi kas

A. Jurnal koreksi kesalahan atas pengeluaran belanja (sehingga


mengakibatkan penerimaan kembali belanja) yang mempengaruhi
secara material posisi aset selain kas

Jurnal koreksi yang dilakukan pada SAI (UAKPA, UAPPA-W, UAPPA-


E1, UAPA)

Contoh:
Hasil pemeriksaan BPK menyatakan bahwa Belanja Peralatan dan
Mesin sebesar Rp 20.000 merupakan hasil mark-up dari nilai yang
sebenarnya sebesar Rp 2.000. Oleh karena itu, kelebihan belanja
tersebut harus dikembalikan ke kas negara dengan bukti setor berupa
Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP). Berdasarkan SSBP tersebut,
koreksi yang harus dilakukan adalah dengan menambah kas dan
pendapatan lain-lain, serta mengurangi pos aset tetap dan pos ekuitas
dana diinvestasikan. Apabila sampai akhir periode pelaporan,
kelebihan belanja tersebut belum disetorkan ke kas negara maka akan
dibukukan sebagai piutang dalam Neraca.
Jurnal koreksi untuk SAI dan SAU adalah:

1) Dr. Utang kepada KUN Rp 18.000


Cr. Pendapatan lain-lain Rp 18.000
2) Dr. Diinvestasikan dalam aset tetap Rp 18.000
Cr. Peralatan dan Mesin Rp 18.000

Jika hanya mempengaruhi kas jurnal koreksi nomor


[ 2)] tidak perlu dilakukan.
Jurnal koreksi kesalahan yang tidak
mempengaruhi posisi kas

1. PERKIRAAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN

Jurnal koreksi yang dilakukan pada SAI (UAKPA, UAPPA-W,


UAPPA-E1 dan/atau UAPA)

Contoh:
Terdapat salah perhitungan gaji dalam belanja pegawai yang
mengakibatkan adanya pengembalian belanja pegawai dimana
belanja pegawai Rp 3.000 dicatat sebesar Rp 5.000, maka jurnal
koreksinya adalah:

Dr. Utang kepada KUN Rp 2.000


Cr. Pendapatan lain-lain Rp 2.000
2. PERKIRAAN NERACA (SELAIN KAS)

Contoh:
Belanja untuk membeli peralatan dan mesin
sebesar Rp 15.000 dilaporkan sebagai Belanja
Barang. Dalam hal demikian, jurnal koreksi yang
perlu dilakukan adalah mendebet pos aset tetap
dan mengkredit pos ekuitas dana investasi pada
aset tetap, yaitu:
Dr. Peralatan dan mesin Rp 15.000
Cr. Diinvestasikan dlm aset tetap Rp 15.000

Semua koreksi kesalahan tersebut diungkapkan


pada Catatan atas Laporan Keuangan.
•Koreksi kesalahan tersebut diungkapkan
diungk pada Catatan atas Laporan Keuangan.

Anda mungkin juga menyukai