Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Kata Maha berasal dari bahasa Sansekerta atau Pali yang bisa
berarti mulia atau besar( bukan dalam pengertian bentuk). Kata
Maha bukan berarti sangat. Kata “esa” juga berasal dari bahasa
Sansekerta atau Pali. Kata “esa” bukan berarti satu atau
tunggal dalam jumlah. Kata “esa” berasal dari kata “etad” yang
lebih mengacu pada pengertian keberadaan yang mutlak atau
mengacu pada kata “ini” (this- Inggris).
Sedangkan kata “satu” dalam pengertian jumlah
dalam bahasa Sansekerta atau bahasa Pali adalah
kata “eka”. Jika yang dimaksud dalam sila
pertama adalah jumlah Tuhan yang satu, maka
kata yang seharusnya digunakan adalah “eka”
bukan kata “esa”.
A. Bom Bali I :
Contoh kasus penyimpangan pada sila pertama ini
adalah aksi terorisme yang terkenal yang terjadi
pada tahun 2002 di Bali. Aksi terorisme yang
dijadikan sebagai peristiwa terorisme terbesar
sepanjang sejarah di Indonesia ini terjadi pada 3
peristiwa sekaligus. Membunuh sekitar ratusan
orang yang kebanyakan merupakan warga asing
yang sedang berlibur, dan bom bali itu
didasarkan pada agama sehingga menyalahi
pancasila.
B. Insiden Tanjungbalai :
salah satu contoh kasus penyimpangan kasus pada sila pertama adalah
adanya tragedi kerusuhan pembakaran rumah dan tempat ibadah
etnis tertentu di Tanjungbalai, Sumatera Utara.
Peristiwa ini disebabkan masyarakat telah kehilangan kultur toleransi
antar umat beragama. Tragedi kerusuhan yang awalnya dipicu oleh
protes seorang warga etnis tertentu atas berkumandangnya adzan
di masjid yang berada di depan rumahnya menyebabkan
ketersinggungan dan kemarahan umat Islam yang berujung terjadi
peristiwa pembakaran rumah dan vihara.
Aksi intoleransi di yogyakarta : salah satu contoh penyimpangan kasus
pada sila pertama yaitu ketika sedang khusyuk menjalankan misa
ekaristi, jemaat gereja Santa Lidwina di Bedog, Sleman, Yogyakarta
diserang oleh pria tak dikenal. Pengamat intelijen yang sedang
menempuh studi doktoral di Universitas Indonesia,
StanislausRiyanta menuturkan pembiaran atas kasus-kasus yang terjadi
selama ini, dan penanganan kasus yang cenderung tidak tuntas,
justru memberikan angin segar bagi kelompok intoleran dan radikal
untuk semakin bersemangat melakukan aksinya.