Anda di halaman 1dari 51

ACCOUNTING ANALYSIS

KONSTRUKSI
Agenda
 Analisis Akuntansi / Accounting Analysis
 Recasting

 Konstruksi

 Industri

 Fokus Accounting Analysis


 Recasting
Framework Financial Statement Analysis

3
Business
Environment &
Strategy Analysis

Industry Strategy
Analysis Analysis

Financial
Analysis

Accounting Analysis
of Sources Risk Prospective
Analysis &Uses of Analysis Analysis
Profitability
Analysis Funds

Cost of Capital Estimate Intrinsic Value


Analisis Akuntansi
4

 Analisis akuntansi perlu dilakukan sebelum melakukan


analisis rasio karena :
 Terdapat distorsi sehingga penyesuaian dilakukan
agar laporan keuangan mencerminkan keadaan
ekonomi yang sebenarnya.
 Disesuaikan dengan tujuan khusus analisis laporan
keuangan.
 Laporan keuangan disusun untuk tujuan umum,
sehingga jika ada tujuan khusus dalam
melakukan analisis maka perlu dilakukan
penyesuaian
Sumber Distorsi
5

 Accounting Standards
 Proses penyusunan standar dipengaruhi oleh unsur polik
(tarik menarik kepentingan)
 Asumsi dalam prinsip akuntansi
 Konservatism
 Estimation Errors – estimasi harus dilakukan dalam akuntansi
berbasir akrual, padahal estimasi sangat subyektif
 Reliability vs Relevance – penekanan pada satu aspek dapat
mengorbankan aspek yang lain.
 Earnings Management – window dressing laporan keuangan
untuk tujuan khusus perusahaan atau manajemen.
Estimasi

 Analis harus memastikan bahwa estimasi yang telah


dilakukan sesuai dengan kondisi perusahaan.
 Contoh :
 Apakah masa manfaat aktiva tetap sesuai dengan
kondisi aktiva tersebut (pertimbangan keusangan,
teknologi, kemampuan aktiva)
 Apakah nilai sisa aktiva tetap ditetapkan dengan
tepat
 Apakah estimasi yang piutang telah mencerminkan
potensi kerugian yang
 Jika estimasi yang dilakukan kurang tepat harus
dilakukan penyesuaian.
Accounting Standar

 Accounting standar mengunakan dasar pencatatan historical


cost – transaksi dicatat sebesar nilai pada saat transaksi
tersebut terjadi.
 Pencatatan dengan menggunakan historical cost untuk
beberapa asset menyebabkan nilai asset tidak
mencerminkan kondisi pada tanggal laporan keuangan :
 Tanah
 Bangunan
 Peralatan
 Proses recasting dilakukan dengan menilai ulang aktiva yang
nilainya tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya.
 Analis dapat menggunakan informasi dari penilai atau
melakukan penyesuaian sendiri dengan melihat proyeksi arus
kas dan kondisi asset
Earnings Management – Pengertian
8

 Earning management adalah tindakan yang dilakukan


oleh manajemen untuk mengatur laba perusahaan.
 Menurut Scott (2000): Earnings management is the
choice by a manager of accounting policies so as to
achieve some specific objectives.
 Menurut C Mulford and E Commiskey (2002) : Earnings
management is the active manipulation of accounting
results for the purpose of creating an altered impression
of business performance
 Earning management dapat dilakukan dengan tindakan
yang masih sesuai dengan standar akuntansi ataupun
tindakan yang melanggar standar akuntansi.
Earnings Management – Motivasi
9

 Kontrak – manajer menyesuaikan angka dalam laporan


keuangan untuk memenuhi kontrak dengan pihak lain
(kontrak manajemen - bonus, kreditor)
 Harga Saham – menunjukkan kinerja perusahaan bagus
sehingga harga saham meningkat (merger, stock option,
stock offering)
 Pemerintah – tujuan politik dan kepentingan pemerintah
(pajak, mempertahankan subsidi, UU persaingan usahan)
 Tujuan lain – perubahan manajemen, pasar tenaga kerja,
dampak sosial
Strategi Earning Management
10

Beberapa strategi yang dilakukan:


 Increasing Income – manajer menyesuaikan
akrual untuk meningkatkan laba

 Big Bath – manajer mencatat


penghapusan yang besar
dalam satu periode untuk
menghilangkan beban di
periode lain.
 Income Smoothing – manajer meratakan laba
dengan menaikkan /
menurunkan laba.
Mekanisme Earning Management
11

 Incoming Shifting – Mempercepat atau memperlambat


pengakuan pendapatan atau beban
atau menggeser pendapatan dari
satu periode ke periode lainnya

 Klasifikasi – Melakukan klasifikasi pendapatan


atau beban dalam laporan laba
rugi sehingga mempengaruhi
persepsi analis tentang sifat
pendapatan dan beban tersebut
Proses Analisis Akuntansi
12

Analisis akuntansi meliputi rangkaian proses yang dapat


dikelompokkan menjadi dua:
Evaluasi Kualitas Laba –
Identifikasi dan peroleh kebijakan akuntansi yang penting
Evaluasi fleksibilitas akuntansi yang dapat dilakukan
Tentukan strategi pelaporan keuangan perusahaan
Identifikasikan dan peroleh ‘red flags’
Menyesuaikan laporan keuangan -
Mengidentifikasi,mengukur dan membuat penyesuaian
atas laporan keuangan sehingga analiss dapat
memperoleh data untuk tujuan
Recasting

 Recasting adalah proses untuk menyesuaikan atau


menyusun ulang laporan keuangan.
 Kegiatan ini dilakukan oleh analis laporan keuangan
sebelum melakukan analisis laporan keuangan.
 Jenis penyebab Recasting :
 analisis akuntansi / accounting analysis  laporan
keuangan tidak sesuai dengan kondisi ekonomi
yang ada
 Mengevaluasi persitensi kinerja perusahaan 
data yang ada tidak dapat diandalkan untuk
melakukan proyeksi
Sumber Data Recasting

 Laporan keuangan perusahaan


 Data beberapa tahun terakhir
 Catatan atas laporan keuangan perusahaan
Demand for Accounting Analysis
 Opini audit (terutama yang bukan wajar tanpa
pengecualian)
 Informasi lain :
 Diskusi manajemen dalam laporan tahunan
 Website perusahaan
 Pengumuman perusahaan
Earnings Persistence
15

• Persistensi laba merupakan kunci dalam melakukan analisis


dan valuation
• Analisis tidak dapat dilakukan jika nilai kinerja perusahaan
tidak persisten
• Earnings persistence meliputi :
Stabilitas
Kemampuan untuk dilakukan prediksi
Analisis Variabilitas
Analisis Trend
Analisis potensi Earning management
Earnings Persistence
16

Tujuan recasting dalam persistensi laba :


1. Recasting laba dan komponen laba sehingga mencerminkan
laba yang bersifat :
• Stabil
• Laba yang dihasilkan dalam kondisi Normal
2. Recasting laba sehingga hanya memuat laba dari kegiatan
utama perusahan yang berulang.
• Jika terdapat pendapatan yang harusnya dialokasikan ke
beberapa periode harus dilakukan penyesuaian
• Order khusus atau kejadian luar biasa dikeluarkan dalam
komponen laba perusahaan
3. Dengan recasting maka analis dapat menentukan Earning
power sehingga data dapat digunakan untuk melakukan
proyeksi perusahaan di masa mendatang.
Prosedur Recasting
17

 Income statement dan laporan keuangan dalam beberapa


tahun terakhir (minimal 3 tahun, lebih lama lebih baik)
 Recasting laba untuk menghasilkan klasifikasi dan format yang
lebih tepat sehingga laba menceriminkan persistensi yang
tinggi
 Recasting neraca agar nilai didalamnya mencerminkan
keadaan ekonomi perusahaan
 Komponen laporan keuangan dapat disusun ulang dan harus
diperhatikan pengaruh pajaknya
 Nilai total hasil recasting harus direkonsiliasikan dengan laba
yang telah dilaporkan dan saldo ekuitas
Recasting
 Recasting dari hasil Accounting Analysis :
 Penilaian kembali item dalam neraca, laba rugi dan
laporan arus kas
 Dampak penilaian kembali akan mempengaruhi laporan
keuangan.
 Laporan keuangan mencerminkan kondisi ekonomi
 Recasting dari hasil penilaian atas Earning persisten
 Menghilangkan komponen laporan keuangan yang bersifat
fluktuatif dan kondisional
 Mengetahui kondisi perusahaan dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya
 Meningkatkan kemampuan prediksi laporan keuangan
Dampak Recasting
 Laba rugi
 untuk item pendapatan dan beban  mempengaruhi laba
 Neraca
 Berubah karena penilaian kembali
 Untuk penilaian Neraca:
 Untuk yang terkait dengan kinerja periode tersebut
 laba
 Untuk yang terkait dengan kinerja periode sebelumya
 laba ditahan
 Untuk yang tidak terkait dengan kinerja  ekuitas
 Ekuitas  sebagai dampak dari perubahan item dalam
neraca dan laba rugi (laba ditahan berubah)
Kas

 Item yang tidak sesuai dengan definisi kas :


 Kas titipan dari pihak lain  hapuskan dan
kurangkan kewajiban yang terkait dengan
kas tersebut.
 Kas yang dibatasi penggunaannya 
reklasifikasi menjadi aktiva lain-lain
Piutang

 Jumlah piutang sebesar nilai yang dapat direalisasi:


 Hapuskan piutang yang bermasalah  mengurangi laba
ditahan jika terkait dengan piutang periode sebelumnya.
 Penilaian terhadap kecukupan penyisihan piutang 
meningkatkan beban penyisihan  laba berkurang
 Piutang hubungan istimewa  hak klaim perusahaan jelas
dan terjadi dalam transaksi normal bukan rekayasa. 
piutang dan penjualan disesuaikan
Persediaan

 Persediaan mencerminkan nilai terendah antara harga pasar


dan nilai perolehan.
 Persediaan rusak karena usang, rusak dan ketinggalan
teknologi  persediaan dan laba ditahan berkurang
 Persediaan harganya naik tinggi sekali karena kondisi
khusus  persediaan dan ekuitas bertambah.
 Informasi tentang kondisi persediaan, peninjauan fisik dan hasil
penilaian appraisal sebagai dasar penilaian
Beban dibayar dimuka

 Pastikan nilainya representatif


 Pajak dibayar dimuka
 Lebih bayar  ada potensi tidak dapat diperoleh karena
harus melalui proses pemeriksaan. Data tahun lalu tentang
prosentase lebih bayar dan nilai yang dapat diperoleh
dapat menjadi acuan untuk penyesuaian.
 Kredit pajak  normal, namun pastikan dapat digunakan
 Beban dibayar tidak dapat direalisasikan menjadi kas tetapi
dimanfaatkan untuk operasi, sehingga tidak dapat digunakan
untuk membayar kewajiban perusahaan
Aktiva tetap

 Aktiva tetap dinilai kembali untuk mendapatkan nilai yang mencerminkan


nilai ekonomisnya.
 Revaluasi  kenaikan nilai aktiva tetap.
 Praktek nyata akan dikenakan pajak final 10% setelah kompensasi
kerugian
 Perubahan nilai ekuitas setelah pajak
 Dalam rangka analisis, boleh tidak diperhitungkan dampak pajaknya
 Impairment  penurunan nilai
 Harus dilakukan sesuai dengan PSAK
 Dampak impairment akan mempengarahui laba tahun berjalan
Aktiva lain-lain
 Goodwil  dikurangi atau dihapuskan
 Nilai lebih antara harga perolehan dan nilai wajar aktiva
pada tanggal penggabungan atau akuisisi perusahaan
 Goodwill terkadang tidak memiliki nilai ekonomis jika
dampak akuisisi/penggabungan tidak menimbulkan sinergi.
 IFRS dan US GAAP, goodwill diimpairment jika tidak terbukti
memberikan manfaat ekonomis di masa mendatang.
 Dampak penilaian aktiva lain-lain akan mempengaruhi ekuitas
perusahaan.
Utang
 Utang yang tidak disajikan (off balance sheet)
 Transaksi operating leasing memunculkan potensi
off B/S
 Nilai kontrak leasing dihitung present valuenya
sehingga nilai aktiva dan utang dapat dihitung.
 Analisis, apakah ada potensi utang rekanan yang
tidak dicatat  nilai cogs dan beban, dengan
pengeluaran cash flow from operation
 Utang bertambah  laba ditahan atau utang
bertambah  asset bertambah
Pendapatan
 Review pengakuan pendapatan  sudah peroleh dan
telah direalisasikan.
 Tidak ada pergeseran pendapatan.
 Untuk kepentingan proyeksi :
 Pendapatan khusus yang hanya diterima periode
tersebut dikeluarkan.
 Reklasifikasi pendapatan lain-lain dari nilai
penjualan/pendapatan
Beban
 Metode amortisasi pendapatan
 Kapitalisasi beban
 Semua pengorbanan terkait dengan memperoleh
pendapatan telah diakui
 Klasifikasi beban sebagai harga pokok penjualan,
beban operasi dan beban lain-lain.
 Perubahan estimasi dan metode akuntansi
PERUSAHAAN
KONSTRUKSI
KARAKTERISTIK
 Karakteristik utama dari industri konstruksi ini adalah
pekerjaan yang dilakukan dalam industri konstruksi
didasarkan atas kontrak dengan pemberi kerja.
 Kegiatan yang dilakukan perusahaan pada industri
ini biasanya melebihi dari satu siklus normal operasi
perusahaan.
 Selain itu setiap kontrak biasanya menghasilkan
produk yang spesifik dan bukan merupakan produk
yang sama.
Kontrak konstruksi
 Kontrak yang dibuat dapat berbentuk :
 Kontrak pembangunan sebuah aset tunggal.
 Kontrak untuk pembangunan sejumlah aset yang berhubungan
erat atau saling tergantung satu sama lain dalam hal
rancangan, teknologi dan fungsi atau tujuan dan penggunaan
pokok.
 Kontrak untuk penghancuran atau restorasi aset dan restorasi
lingkungan setelah penghancuran aset.
 Kontrak untuk pemberian jasa dalam bidang perencanaan
konstruksi
 Kontrak untuk pemberian jasa dalam bidang pengawasan
pekerjaan konstruksi sejak awal pelaksanaan pekerjaan
sampai dengan diserahterimakannya kepada pemberi kerja.
RESIKO USAHA
 Terlambatnya penyelesaian pekerjaan atas kontrak konstruksi sebagai
akibat faktor-faktor eksternal:
 perubahan faktor politik
 makro ekonomi yang dapat berupa kenaikan tingkat suku bunga yang tinggi
dan penurunan daya beli.
 Terlambatnya pembayaran-pembayaran yang dilakukan oleh pemberi
kerja karena pemberi kerja mengalami kesulitan secara ekonomis untuk
melakukan pembayaran secara tepat waktu.
 Kemungkinan terjadinya perubahan di dalam kontrak dengan pihak
pemberi kerja sehingga dapat menimbulkan perubahan estimasi dalam
penetapan pendapatan dan biaya atas pekerjaan konstruksi.
 Kenaikan harga bahan baku yang tidak tercantum dalam perjanjian
dengan pemberi kerja dapat menimbulkan perubahan estimasi di dalam
penetapan biaya atas pekerjaan konstruksi dan apabila kenaikan harga
bahan baku tersebut lebih tinggi dari estimasi pendapatan yang diperoleh
maka dapat menurunkan kualitas dari hasil pekerjaan konstruksi tersebut.
AKUN SPESIFIK
 Pengakuan Pendapatan
 Prosentase penyelesaian dengan berdasar prosentase
biaya atau progress fisik
 Proyek selesai

 Beberapa akun khusus :


 Piutang Retensi
 Tagihan bruto kepada pemberi kerja atas pekerjaan
konstruksi dalam pelaksanaan / Piutang Prestasi
PIUTANG RETENSI
 Akun ini merupakan piutang perusahaan kepada
pemberi kerja namun piutang tersebut belum dapat
dibayar oleh pemberi kerja sampai dengan
pemenuhan kondisi yang ditentukan dalam kontrak
untuk pembayaran jumlah tersebut atau hingga
telah diperbaiki.
TAGIHAN BRUTO KEPADA PEMBERI KERJA

 Pos ini adalah piutang perusahaan yang berasal dari


pekerjaan kontrak konstruksi yang dilakukan kepada pihak
pemberi kerja namun pekerjaan yang dilakukan masih dalam
pelaksanaan.
 Nilai dari tagihan bruto ini dapat diperoleh dari selisih antara
biaya yang terjadi ditambah laba yang diakui; dikurangi
dengan jumlah kerugian yang diakui dan termin. Akun ini
dapat timbul untuk semua kontrak dalam proses dimana biaya
yang terjadi ditambah laba yang diakui (dikurangi kerugian
yang diakui) melebihi termin.
 Pos ini disajikan sebesar selisih antara biaya yang terjadi
ditambah laba yang diakui; dikurangi dengan jumlah kerugian
yang diakui dan termin.
Pengakuan Pendapatan sebelum Penyerahan

Pendapatan dapat diakui sebelum penyerahan


dalam keadaan tertentu seperti untuk kontrak
konstruksi jangka panjang.
Dua metode yang tersedia adalah:
 Metode Presentase penyelesaian
 Metode Kontrak Penyelesaian
Pengakuan Pendapatan sebelum Penyerahan

Metode Akuntansi
Konstruksi Jangka Panjang

Metode Presentase
Metode Penyelesaian
Penyelesaian

1) Terms of contract jelas 1) Jika syarat menggunakan


dan dapat dipaksakan. metode percentage of
2) Kejelasan kinerja bagi completion tidak dapat
kedua pihak dipenuhi
3) Perkiraan penyelesaian 2) Untuk kontrak jangka pendek
dapat ditentukan
Presentase Penyelesaian: Tahapan - Tahapan

1 Biaya yang Terjadi hingga tanggal ini = Persentase


Estimasi paling akhir total biaya selesai Penyelesaian

2 Estimasi total pendapatan x persentase penyelesaian


= Pendapatan yang akan diakui hingga tanggal ini

3 Pendapatan yang akan diakui hingga tanggal ini


- pendapatan yang diakui pada periode sebelumnya
= Pendapatan perode berjalan

4 Current Period Revenue less current costs = Gross profit


Presentase Penyelesaian: Contoh Soal

Data: Harga kontrak: $4,500,000 Estimasi Biaya: $4,000,000


Tgl mulai: July, 2007 Selesai: October, 2009
Tanggal neraca : Dec. 31
Data: 2007 2008 2009

Biaya hingga tanggal ini $1,000,000 $2,916,000 $4,050,000


Estimasi biaya hingga selesai $3,000,000 $1,134,000 $ -0-
Termin selama thn berjalan $900,000 $2,400,000 $1,200,000
Kas tertagih selama tahun
Berjalan $750,000 $1,750,000 $2,000,000

Berapa presentase selesai, pendapatan dan laba


kotor yang diakui setiap tahun?
Presentase Penyelesaian: Contoh

2007 2008 2009

% penyelesaian 1,000,000 = 25% 2,916,000= 72% 100 %


4,000,000 4,050,000

Pendapatan yang 4,500,000 * 25% 4,500,000 * 72% 4,500,000


Diakui = 1,125,000 - 1,125,000 - 3,240,000
= 2,115,000 = 1,260,000

Laba kotor yang 1,125,000 - 2,115,000 - 1,260,000


daikui 1,000,000 1,916,000 - 1,134,000
= 125,000 = 199,000 = 126,000
Kontrak Penyelesaian : Contoh
2007 2008 2009

Pendptn Kontrak 4,500,000


Jk.Panjang

Biaya Konstruksi
4,050,000

Laba kotor yang


450,000
daikui
Pengakuan Kerugian Kontrak Jangka Panjang

Metode Presentase :
Kerugian periode Langsung mengakui rugi.
berjalan atas Kontrak
yang menguntungkan
Metode Penyelesaian :
Tidak perlu penyesuaian.

Metode Presentase :
Kerugian atas Mengakui kerugian saat itu.
kontrak yang tidak
menguntungkan
Metode Penyelesaian :
Langsung mengakui rugi.
Pengungkapan dalam Laporan Keuangan

Pengungkapan tambahan yang perlu dibuat oleh


perusahaan konstruksi antara lain:
 Metode Pengakuan Pendapatan
 Dasar untuk klasifikasi aktiva dan kewajiban
lancar
 Dasar mencatat persediaan
 Pengaruh setiap revisi estimasi
 Jumlah pekerjaan dalam kontrak yang belum
selesai
 Dan lain - lain
RECASTING

 Akun yang perlu mendapat perhatian utama


perusahaan :
 Tagihan bruto pemberi kerja
 Piutang Usaha
 Uang muka proyek
 Uang muka pada subkontraktor
 Pajak dibayar dimuka
 Aktiva tetap
 Penjualan
 Harga pokok produksi
Recasting - lanj

 Tagihan bruto pemberi kerja


 Pastikan bahwa saldo tagihan bruto pemberi kerja nilainya
telah sesuai.
 Potensi kecurangan: perusahaan melakukan pengakuan
pendapatan lebih cepat dari yang sebelumnya untuk
meningkatkan laba.
 Tagihan bruto berasal dari proyek yang bermasalah : hak
klaim perusahaan terhadap owner kecil  kegiatan
prefinance.
 Tagihan bruto dengan umur sangat panjang  potensi
proyek bermasalah.
 Tagihan bruto yang muncul karena kenaikan harga yang
tidak mungkin ditagihkan kepada owner karena kesalahan
dalam membuat kontrak awal
Recasting - lanj

 Piutang
 Apakah saldo piutang mencerminkan nilai piutang yang
dapat ditagih oleh perusahaan.
 Pastikan bahwa nilai penyisihan yang dibuat cukup untuk
mengkover resiko tidak tertagih yang muncul.
 Analisa umur piutang  untuk piutang dengan nilai material
dan jumlah cukup besar perlu dianalisis lebih lanjut
penyebabnya.
 Piutang retensi  jangka waktu piutang yang lama
menimbulkan resiko bahwa hak untuk menagih tidak ada
karena komplain dari owner.
 Piutang eskalasi  pastikan bahwa owner telah menyetujui
jumlah eskalasi yang ditagihkan, bukan sekedar pengakuan
perusahaan.
Recasting - lanj

 Uang muka
 Uang muka proyek muncul sebagai kredit artinya uang muka
yang telah diakui perusahaan tetapi pekerjaannya belum
dipastikan.
 Dianalisis apakah perusahaan sudah mulai mengerjakan proyek
tersebut.
 Apakah perusahaan memiliki sumber daya untuk menyelesaikan
proyek tersebut
 Uang muka subkontraktor muncul karena jumlah uang muka
yang diberikan kepada subkontraktor lebih besar
dibandingkan dengan pekerjaan yang telah dilaksanakan.
 Dianalisis apakah kebijakan memberikan uang muka tepat
 Dianalisis apakah subkontraktor bermasalah
Recasting - lanj

 Pajak dibayar dimuka


 Jumlah PPh 23 yang telah dibayarkan oleh perusahaan
lebih besar dibandingkan dengan perhitungan pajak
perusahaan.
 Pastikan PPh 23 dapat ditagih dengan melihat SKP atas PPh
23.
 Contoh jika PPh lebih bayar 2004 sebesar 50 milyar,
kemudian telah dikeluarkan SKP untuk pajak tahun tersebut
sebesar 30 milyar maka selisihnya adalah kerugian yang
harus ditanggung oleh perusahaan.
 Jika setiap tahun nilai PPh 23 dengan SKP selalu terjadi
selisih maka analis dapat mengurangi nilai tercatat pajak
dibayar dimuka tersebut.
Recasting - lanj

 Pendapatan dan beban


 Pengakuan pendapatan sejalan dengan prosentasi
penyelesaian proyek, sehingga perlu ditinjau ulang
pengakuan pendapatannya benar.
 Untuk memastikan adalah dengan melihat proyek secara
langsung dan melihat catatan kemajuan proyek dan
pengakuan pendapatan yang telah dilakukan.
 Pastikan bahwa beban telah dicatat dengan tepat. Ada
kalanya terjadi mismatch, artinya pengakuan
pendapatannya telah dilakukan tetapi beban yang terkait
dengan beban tersebut belum dicatat.
 Perlu dipanstikan metode pengakuan beban terutama untuk
proyek subkontraktor.
RASIO KEUANGAN

 Likuiditas merupakan hal penting yang perlu


diperhatikan terutama jika utang terkait dengan
penyelesaian pekerjaan. Jika perusahaan kesulitan
likuiditas maka supplier tidak akan mau
menyelesaikan pekerjaan
 Net profit margin relatif kecil  dalam menghitung
kontrak menggunakan tingkat bunga, namun jika
proyek tidak sesuai dengan waktu maka marjin bisa
turun
RASIO KEUANGAN

 Tingkat solvabilitas relatif tinggi, karena perusahaan konstruksi sebagian


besar pendanaannya dengan utang.
 Jika solvabilitas tinggi didukung oleh efisiensi pelaksanaan proyek sehingga
target marjin tetap terjaga hal ini bukan merupakan masalah penting.
 Namun demikian tetap harus dilihat kemampuan membayar bunga dari
laba operasi demikian tinggi sehingga kreditur memiliki margin of safety.
 Informasi-informasi mengenai %ketepatan penyelesaian proyek, proyek-
proyek yang telah dimenangkan merupakan hal penting yang harus
dipelajari.
 Sebaiknya kredit dikaitkan dengan spesifik proyek untuk meminimalkan
resiko khususnya untuk perusahaan dengan tingkat solvabilitas tinggi. Harus
dibuat proteksi bahwa kredit digunakan untuk mendanai proyek yang akan
menghasilkan revenue dan kas.

Anda mungkin juga menyukai