Regeneration: Non-
Ablative Resurfacing of
Soft Tissues with
FOTONASMOOTH®
Mode Er:YAG Laser
Aliran laser Er:YAG untuk resurfacing jaringan lunak dan terapi penyakit ginekologi
dan genitourinari. Kisaran fluence pada dua kategori yakni ablasif dan non-ablasif
memiliki ambang batas Fabl ≈ 1.5 J/cm2 memisahkan kedua kategori tersebut.
Efek regenerasi yang secara klinis diamati pada prosedur resurfacing laser
Er:YAG dengan mode FotonaSmooth® dapat dijelaskan sebagai pengaruh dari
campuran dua mekanisme yang sama-sama melibatkan proses biokimiawi,
yakni proses 1 dengan paparan yang panjang (long exposure process 1) dan
proses 2 dengan paparan yang pendek (short exposure process 2). Dua
mekanisme yang terlibat di dalam Dual tissue-Remodelling Mechanisme (DTR)
adalah:
1. Cedera thermal yang relatif berlangsung lambat terhadap jaringan ikat
melibatkan proses biokimiawi-1 dengan paparan panjang (long exposure
process 1);
2. Cedera thermal yang berlangsung cepat terhadap jaringan epitel melibatkan
proses biokimiawi 2 dengan paparan pendek (short exposure process 1),
dan selanjutnya memicu regenerasi dari jaringan yang terletak lebih dalam
Dual tissue-Remodelling Mechanisme (DTR) terlibat di dalam resurfacing non-
ablasif laser Er:YAG dengan mode FotonaSmooth®. Peningkatan suhu yang
berlangsung sangat cepat sebagaimana yang dihasilkan pada permukaan jaringan
epitel oleh laser Er:YAG dirubah melalui difusi panas menjadi peningkatan suhu
yang berlangsung lebih lama di jaringan ikat yang lebih dalam. Sebagai akibatnya,
terdapat dua proses regeneratif tambahan yang dipicu selama proses resurfacing
jaringan: i) pengaruh yang dipicu secara tidak langsung oleh peningkatan suhu yang
berlangsung cepat pada jaringan epitel (kiri); dan ii) cedera termal yang
berlangsung lambat pada jaringan ikat (kanan).
mode FotonaSmooth® Er: YAG, jaringan dipanaskan hingga kedalaman SMOOTH =
100-600 µm. Ini bukan kedalaman penetrasi optik Er tetapi kedalaman penetrasi
panas SMOOTH yang menentukan kedalaman jaringan yang dimodelkan secara
termal. Jaringan mukosa digambarkan; namun angka tersebut juga berlaku untuk
kulit
Keuntungan dari kedalaman penetrasi pendek laser Er: YAG
menjadi paling jelas. Yaitu, agar fase pendinginan dari tekanan kejut
suhu panas menjadi singkat, harus ada gradien suhu yang besar di
dalam epitel untuk menghasilkan pendinginan konduksi yang cepat.
Oleh karena itu, semakin pendek kedalaman penetrasi, semakin
cepat konduksi panas dan semakin pendek fase pendinginan ramp-
down. Akibatnya, laser dengan penyerapan air yang tinggi dan
dengan kedalaman penetrasi yang rendah (), menguntungkan
karena ini mampu menghasilkan paparan dengan durasi pendek.
Seperti yang dapat dilihat dari contoh klinis ini, waktu pemaparan yang
lebih lama dihasilkan oleh kedalaman penetrasi yang lebih lama Nd: YAP laser
menghasilkan kerusakan yang jauh lebih tinggi pada jaringan, meskipun suhu
permukaan kulit maksimalnya sama.
Denyut thermal yang sangat pendek yang dapat
secara aman dialirkan ke epitelium menggunakan
radiasi laser Er:YAG merepresentasikan sebuah
tambahan mekanisme aksi tidak langsung untuk
regenerasi epitel dan jaringan ikat yang berada lebih
dalam, yang mana penting dalam stimulasi
konvensional lambat dari fibroblast.
Ketika mempertimbangkan laser dengan tingkat absorbsi tertinggi
selanjutnya, misalnya laser CO2, dapat disimpulkan bahwa suhu kritis untuk
laser jenis ini adalah sekitar 1300C, yang mana jauh lebih rendah
dibandingkan suhu ablasi yaitu Tabl ≈ 2500C. Oleh karena itu, jendela
keamanan panjang gelombang laser CO2 jauh lebih sempit dibandingkan
dengan Er:YAG, membuat prosedur penapisan ablatif atau non-ablatif
dengan CO2 yang bebas komplikasi lebih sulit untuk dilakukan. Hal ini
mungkin menjelaskan kenapa waktu pemulihan yang lebih panjang dan
komplikasi yang lebih sering terjadi telah dilaporkan pada penapisan
dengan laser CO2 jika dibandingkan dengan Er:YAG.
• Telah ditunjukkan bahwa kedalaman penetrasi optik yang unik, dan
sangat pendek dari panjang gelombang Er:YAG membuat laser ini
tidak hanya optimal untuk prosedur penapisan ablatif namun juga
non-ablatif.
• Karakteristik DTR yang luar biasa dari laser Er:YAG
FotonaSmooth® ini mungkin menjelaskan keamanan dan efikasi
yang dilaporkan untuk laser Er:YAG FotonaSmooth® ketika
digunakan untuk pengencangan kulit non-ablatif