merefleksikan secara kritis dan sistematis baik atau buruknya perbuatan manusia • Etika Umum (etikaDasar): Etika yang merefleksikan secara kritis dan sistematis hal-hal umum dan hal-hal yang mendasar yang terkait dengan baik atau buruknya perbuatan manusia. Yang utama adalah suara hati, norma-norma moral sebagai pedoman kolektif untuk bertindak. • Etika khusus: Etika yang merefleksikan secara kritis dan sistematis baik atau buruknya perbuatan manusia di bidang khusus. (profesi) • Empat prinsip etika umum (etika dasar): – Prinsip perikemanusiaan Setiap orang harus diperlakukan secara manusiawi, sesuai dengan martabat manusia. – Prinsip otonomi moral Dalam bertindak tidak boleh memaksa ataupun dipaksa orang lain. – Prinsip perbandingan nilai wajib memilih hal yang lebih baik bila ia harus memilih salah satu dari beberapa hal yang baik, dan wajib memilih hal yang kurang buruk bila ia harus memilih salah satu dari beberapa hal yang buruk. – Prinsip akibat ganda, tidak boleh melakukan tindakan yang dampak negatifnya jelas lebih besar dari dampak positifnya. Etika Tenaga Kesehatan • Bagian dari etika yang secara khusus mereflexikan secara kritis dan sistematis segi moral yang terkait dengan praktek profesional tenaga kesehatan. • Mereflexikan secara kritis dan sistematis baik buruknya perbuatan orang-orang yang bergerak di bidang kesehatan, yang berhubungan dengan kehidupan, kesehatan dan kematian manusia. • Memperhatikan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan profesional tenaga kesehatan dan hal-2 yang berkaitan dengan kegiatan itu.
• Etika tenaga kesehatan merefleksikan
secara kritis dan sistematis baik atau buruknya kegiatan profesional para dokter, perawat, apoteker, analis dan laboran. • Untuk merefleksikan hal di atas tidak hanya berpegang pada pendapat pribadi, tetapi harus memperhatikan pendapat para ahli di bidang yang lain terutama biologi, sosiologi, psikologi, kedokteran dan farmasi, filsafat dan teologi.
• Menurut para ahli tenaga kesehatan tidak
hanya perlu memahami prinsip-prinsip dari etika umum tetapi perlu juga memahami prinsip moral khusus tenaga kesehatan. Prinsip Moral Khusus Tenaga Kesehatan • Prinsip totalitas. Bagian –bagian tubuh manusia diberikan oleh sang pencipta demi kepentingan seluruh pribadinya , bukan sebaliknya. Bagian tubuh adalah demi keseluruhan. Karena itu jika keberadaan bagian tubuh tertentu malah merugikan “pemilik” nya, maka bagian tubuh tersebut boleh diubah, dipotong, dipindah atau bahkan dibuang. • Prinsip proportionalitas, tindakan tenaga kesehatan dapat dinilai secara moral bila tindakan itu bersifat proportional. Artinya, pengorbanan yang harus dicurahkannya diperkirakan lebih kecil atau sama dengan hasil yang dapat diperoleh melalui usaha tersebut, atau dengan kata lain hasil yang dapat diperolehnya lebih besar atau sekurang-kurangnya sama dengan pengorbanan yang harus dicurahkannya. • Prinsip Solidaritas, Orang boleh merelakan sebagian dari tubuhnya untuk menolong orang lain yang sedang menderita, asal hal itu tidak membahayakan hidupnya sendiri Etos dan Kode Etik Tenaga Kesehatan • Sumpah Hippocrates (Yunani) abad 5 SM “Saya bersumpah kepada dewa-dewa Apollo, Asklepion, Hygiela, serta Panakeia, dan saya menyebut semua dewa-dewi sebagai saksi, bahwa saya akan memegang teguh sumpah ini sesuai dengan kesanggupan dan keyakinan saya sepenuhnya: Saya akan mencintai, seperti saya mencintai ibu-bapak saya sendiri, beliau yang telah menuntun saya di bidang seni kedokteran, dan saya akan membagi harta benda saya dengan beliau, dan apabila perlu saya akan menyokongnya dalam keperluan hidup;
Saya akan memperlakukan anak-anaknya
seperti saya memperlakukan saudara kandung saya sendiri; dan saya akan mengajarkan seni kedokteran ini kepada mereka, apabila mereka itu menghendakinya, tanpa menuntut upah …; Saya akan mengajarkan seni kedokteran itu hanya kepada anak-anak saya sendiri, kepada anak-anak guru saya, dan kepada murid- murid yang telah mendaftarkan dan mengikat diri pada peraturan profesi, … dengan mengajarkan peraturan-peraturan dan petunjuk-petunjuk;
Saya akan mempergunakan cara pengobatan
yang, menurut pengetahuan dan pendapat saya adalah yang terbaik untuk pasien-pasien saya dan tidak akan merugikan siapa pun; Saya tidak akan memberikan racun kepada siapa pun untuk menyenangkannya, pun juga saya tidak akan menasehati siapa pun untuk menggunakannya; dan saya tidak akan memberikan obat kepada seorang perempuan untuk menggugurkan buah kandungannya;
Saya akan menjalani hidup saya dan jabatan
saya dalam keadaan suci dan dalam keadaan sopan santun; Saya tidak akan melakukan pembedahan kepada seseorang yang menderita penyakit batu, tetapi saya akan menyarankan orang itu kepada orang yang ahli dalam kepandaian membedah;
Rumah siapa pun juga yang saya datangi,
hanya akan saya masuki demi kepentingan pasienku, dan saya tidak akan melakukan suatu perbuatan yang berbahaya atau menodai, dan saya tidak akan melakukan perbuatan sex dengan wanita atau pria, baik orang yang merdeka atau hamba sahaya; Saya tidak akan menyebarkan sesuatu … yang mungkin saya dengar atau saya lihat, baik di waktu saya menjalankan tugas jabatan saya maupun diluar waktu saya menjalankan tugas jabatan itu; semua itu akan saya pelihara sebagai rahasia;
“Kalau sumpah ini saya pegang teguh, mudah-
mudahan saya menikmati hidup dan mengamalkan jabatan saya sepenuhnya seraya dihormati senantiasa oleh semua orang; tetapi apabila sumpah ini saya nodai, mudah-mudahan kebalikannyalah yang akan menjadi nasib saya!” Nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam sumpah Hippocrates • hubungan baik antara guru dan muridnya; • kesetiaan pada peraturan profesi; • usaha membantu pasien sebaik-baiknya; • penghormatan terhadap hidup manusia, termasuk yang masih di dalam kandungan; • Kesucian dan kesopanan dalam melaksanakan tugas; • Pengendalian diri, hormat thdp rahasia org lain; • Penghormatan pada kemurnian pribadi pasien. Pengembangan sumpah Hippokrates – kode etik, . Kesadaran akan pentingnya kepercayaan timbal balik antara tenaga kesehatan dengan pasien dan keluarganya. . Pemahaman bahwa penderita berada dalam suasana harapan dan kekhawatiran. . Kesadaran bahwa tenaga kesehatan perlu memiliki kebijaksaan, kemurnian niat, kesungguhan kerja, kerendahan hati, integritas ilmiah dan sosial. . Perlunya etos profesional yang mengutamakan penderita berlandaskan wawasan yang sehat tentang manusia. . Semangat pelayanan dan usaha maksimal yang tidak bersifat egoistik dan tidak bersifat materialistik. . Semangat untuk memperlakukan penderita sakit dengan melihat mereka secara holistik. . Kerendahan hati dan kesetiaan pada kebenaran; pengabdian masyarakat. . Kesediaan bekerjasama dengan orang-orang lain; penghormatan terhadap hidup manusia. . Semangat team work dan penghormatan terhadap kejiwaan penderita, yang memerlukan pendampingan dari keluarga. . Hormat terhadaap rahasia pasien, kesediaan bekerja sehingga tidak mudah menghindari atau meninggalkan tugas. . Persaudaraan antar tenaga kesehatan. . Usaha untuk tetap dapat bekerjasama dengan baik, dan mengembangkan keahlian, demi kepentingan para penderita. Kewajiban dan Hak pasien dalam rumah sakit diatur oleh UU No.44 tahun pasal 31 dan 32 Tahun 2009. PerMenKes no 290/MenKes/Per/III/2008 dan UU no 29 th 2004 Pendidikan dan Pembinaan Etos Tenaga Kesehatan • Pendidikan tenaga kesehatan tidak hanya dimaksudkan untuk memberi ketrampilan dalam mengobati orang sakit, melainkan juga untuk memberikan dasar-dasar yang perlu untuk melaksanakan pelayanan di bidang kesehatan dengan etos yang benar. • Awalnya menumbuhkan motivasi yang tepat, yaitu motivasi luhur berupa kerinduan membawa masyarakat dan individu untuk mencapai kesejahteraan yang memadai baik fisik maupun psikis • Motivasi dangkal, seperti untuk mencari nafkah, atau mengejar kedudukan di dalam masyarakat. • Selama studi, calon tenaga kesehatan perlu mewujudkan etos tenaga kesehatan yang benar, diberi kesempatan untuk mendampingi senior yang berpengalaman dan memiliki kepribadian yang layak dicontoh. (sebaiknya dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan). • Melaksanakan nilai-nilai moral dari sudut pandang agama masing-masing • Cara untuk mencapai hal-hal di atas diantaranya, – Mengalahkan godaan untuk memperkaya diri secara tidak wajar melalui kegiatan profesional mereka. – Menjalin hubungan baik timbal balik dengan pasien dengan kejujuran dan kepercayaan. – Kerjasama yang benar antara tenaga kesehatan. Terutama mereka yang bekerja di RS atau daerah yang sama. Harus dicegah persaingan yang tidak sehat. • Memperhatikan masyarakat miskin dan usaha untuk subsidi silang. • Bukan hanya mendidik tenaga spesialis namun perlu juga mendidik tenaga kesehatan di bidang sosial. • Selalu mengembangkan pengetahuan kesehatan yang dimiliki dengan penelitian- penelitian yang selalu mengingat akan harkat dan martabat manusia. Sikap Ilmiah • Jujur • Obyektif • Kritis • Terbuka • Hormat dan santun • Bertanggung jawab • Tanpa pamrih pribadi Kesalahan logika Argumentum ad Hominem – Yakni menyerang pribadi lawan, bukan argumennya. Contoh: A : "Kita harus senantiasa menjaga kerukunan umat beragama di Indonesia." B : "Lho keluarga kamu sendiri berantakan kok, jangan sok ngurusin orang lain deh kalau ngurus anak bini sendiri aja gak bisa!" Kesalahan: Alih-alih mematahkan argumen si A, si B justru langsung "menghunus keris" padanya. Jadi, si B shoots the messenger, not the message. Terima kasih