Anda di halaman 1dari 24

KRISIS HIPERTENSI

Pembimbing : dr. Heppy Oktavianto, Sp.PD

Disusun oleh :
M Riski Kurniardi G4A016015

SMF ILMU PENYAKIT DALAM


RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NEGERI JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO

2017
STATUS PENDERITA
Nama : Ny. D
Umur : 43 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Arcawinangun RT 01/05
Purwokerto Timur
Agama : Islam
Status : Menikah
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Tanggal masuk : 21 Februari 2017
Tanggal pemeriksaan : 22 Februari 2017
No CM : 00980632
Anamnesis
 Keluhan Utama : Nyeri Kepala

 Keluhan Tambahan
Tengkuk terasa kaku dan kencang, perut tidak nyaman dan mual

 Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke IGD Rumah Sakit Margono Soekarjo dengan keluhan
nyeri kepala. Keluhan dirasakan sejak pagi hari. Keluhan dirasakan nyut-
nyutan atau berdenyut. Pasien mengatakan bahwa nyeri kepala yang
dirasakan cenderung hilang-timbul sejak 1 minggu terakhir ini, dan
cenderung semakin memberat di hari berikutnya. Ketika di puskesmas di
dapatkan tekanan darah pasien 220/120 mmHg, sehingga pasien dirujuk
oleh puskesmas ke Rumah Sakit Umum Daerah Prof. DR. Margono
Soekarjo pada siang harinya
Riwayat Penyakit Dahulu
 Riwayat hipertensi sejak 1 tahun yang lalu, pasien tidak rutin
minum obat hipertensi.
 Riwayat Diabetes Melitus disangkal
 Riwayat penyakit ginjal disangkal
 Riwayat stroke disangkal
 Riwayat penyakit jantung disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga


 Terdapat riwayat penyakit hipertensi pada keluarga.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Vital sign
 Tekanan Darah : 160/100 mmHg
 Nadi : 72 x/menit
 Respiration Rate : 20 x/menit
 Suhu : 36,8 0C

STATUS GENERALIS
Pemeriksaan kepala
 Kepala : mesosefal, venektasi temporal -/-
 Rambut : warna hitam, tidak mudah dicabut
 Mata : ca-/-, si -/-,
 Hidung : nafas cuping hidung (-), discharge (-)
 Telinga : Discharge (-), deformitas (-)
 Mulut : Bibir sianosis (-), lidah sianosis (-)
Pemeriksaan leher
 Deviasi trakea (-), pembesaran kelenjar tiroid (-)
 Palpasi : JVP 5+2 cm
PEMERIKSAAN THORAKS
Paru
 Inspeksi : simetris, retraksi (-)
 Palpasi : Vokal fremitus lobus superior kanan = kiri
Vokal fremitus lobus inferior kanan = kiri
 Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru
Batas paru-hepar SIC V LMCD
 Auskultasi : Suara dasar vesikuler +/+, wh -/-, RBK -/-, RBH -/-

Jantung
 Inspeksi : Ictus Cordis tampak di SICV 2 jari medial LMCS
Pulsasi epigastrium (-), pulsasi parasternal (-).
 Palpasi : Ictus Cordis teraba pada SIC V 2 jari lateral LMCS, kuat angkat (-)
 Perkusi : Batas atas kanan : SIC II LPSD
Batas atas kiri : SIC II LPSS
Batas bawah kanan : SIC IV LPSD
Batas bawah kiri : SIC V 2 jari medial LMCS
 Auskultasi : S1>S2 reguler; Gallop (-), Murmur (-)
PEMERIKSAAN ABDOMEN
 Inspeksi : cembung,
 Auskultasi : bising usus (+) normal
 Palpasi : supel, nyeri tekan (+) regio epigastrik
 Perkusi : timpani
 Hepar : Tidak teraba membesar
 Lien : Tidak teraba membesar

PEMERIKSAAN EKSTREMITAS
 Edema : superior -/- inferior -/-
 Akral hangat : superior +/+ inferior +/+
 Sianosis : superior -/- inferior-/-
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Pemeriksaan Laboratorium 21/02/2017


Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Darah Lengkap
Hemoglobin 13,2 g/dL 12 - 16 gr/dl
Leukosit 8830 U/L 4.800 –10.800/µL
Hematokrit 42 % 37 - 47%
Eritrosit 4,8 x10ˆ6/Ul 4.2 – 5.4 juta/µL
Trombosit 267.000 /uL 150.000 -400.000/µL
MCV 87,4 fL 80 – 96 fL
MCH 27,8 pg 27 – 32 pg
MCHC 31,8 gr/dL (L) 33 – 37 gr/dL
Hitung Jenis
Basofil 0,5 % 0–1%
Eosinofil 1,0 % (L) 1–3%
Batang 0,6 % (L) 2–6%
Segmen 74,2 % (H) 50 – 70 %
Limfosit 18,1 % (L) 20 – 40 %
Monosit 5,5 % 2 -8 %
Kimia Klinik
GDS 104 mg/dL <= 200 mg/dl
Ureum 28,2 mg/dL 14,98 – 38,52 mg/dL
Kreatinin 0,64 mg/dL 0,70 – 1,30 mg/dL
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Pemeriksaan Laboratorium 23/02/2017


Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

Kolesterol total 131 mg/dL (L) MRR

LDL Kolesterol 6,3 mg/dL MRR

Trigliserid 50 mg/dL MRR


DIAGNOSIS KERJA
 Dispepsia
 Hipertensi Urgensi

TERAPI
1. Farmakologis
 IVFD Rl 20 tpm
 Injeksi ranitidine 1 x 10 mg
 P.O. Amlodipine 1 x 10 mg tab
 P.O. Flunarizin 2 x 1 tab
 Micardis 1 x 80 mg

2. Non farmakologis:
 Tirah Baring.
 Edukasi mengenai faktor resiko penyakit.
 Edukasi mengenai pentingnya latihan jasmani yang teratur dan berat badan ideal.
Monitoring keadaan umum.
 Monitoring tanda vital.
 Evaluasi klinis keluhan yang dirasakan pasien dan pemeriksaan fisik.
PROGNOSIS
 Ad vitam : dubia ad bonam
 Ad sanationam : dubia ad bonam
 Ad functionam : dubia ad bonam
PEMBAHASAN
DEFINISI
 Hipertensi urgensi merupakan peningkatan tekanan darah
yang tinggi (> 180/110 mmHg) yang tidak langsung
mengancam nyawa penderita, namun biasanya berhubungan
dengan gejala kerusakan organ target ringan (nyeri kepala
hebat).
KLASIFIKASI
Kategori diagnostik
Sistole Diastole
(mmHg) (mmHg)

Optimal <120 <80


Normal 120-129 80-84

Normal-tinggi 130-139 85-89

Hipertensi grade 1 (ringan) 140-159 90-99

Hipertensi grade 2 (sedang)


160-179 100-109

Hipertensi grade 3 (berat) >180 >110

Hipertensi sistolik terisolasi >140 <90


EPIDEMIOLOGI
 Data epidemiologis menunjukkan bahwa dengan makin
meningkatnya populasi usia lanjut, maka jumlah pasien
dengan hipertensi kemungkinan besar juga akan bertambah,
dimana baik hipertensi sistolik maupun kombinasi hipertensi
sistolik dan diastolik sering timbul pada lebih dari separuh
orang yang berusia > 65 tahun
FAKTOR RISIKO
umur, jenis kelamin, riwayat keluarga, genetik (faktor resiko
yang tidak dapat diubah/dikontrol), kebiasaan merokok,
konsumsi garam, konsumsi lemak jenuh, penggunaan minyak
jelantah, kebiasaan konsumsi minum-minuman beralkohol,
obesitas, kurang aktifitas fisik, stres, penggunaan estrogen.
PATOMEKANISME
MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis krisis hipertensi sangat bervariasi pada setiap
individu, mulai keluhan leher kaku yang sering ditemukan pada
hipertensi hingga keluhan yang berhubungan dengan adanya
kerusakan organ target seperti :
 Perdarahan intrakranial : sakit kepala, penurunan tingkat kesadaran
dan tanda neurologi fokal berupa hemiparesis atau paresis nervus
cranialis.
 Pasien dengan hipertensi ensefalopati didapatkan penurunan
kesadaran dan atau defisit neurologi fokal.
 Pada pemeriksaan fisik pasien juga dapat ditemukan retinopati dengan
perubahan arteriola, perdarahan dan eksudasi maupun papiledema.
 Manifestasi kardiovaskular yang muncul lebih dominan seperti angina,
akut miokardial infark atau gagal jantung kiri akut.
 Beberapa pasien yang lain juga dapat mengalami gagal ginjal akut
dengan oligouria dan atau hematuria.
PENEGAKKAN DX
A. Anamnesa
1. Riwayat hipertensi : Lama dan beratnya.
2. Obat anti hipertensi yang digunakan dan kepatuhannya.
3. Usia
4. Gejala sistem syaraf : Sakit kepala, hoyong, perubahan mental, ansietas.
5. Gejala sistem ginjal : Gross hematuri, jumlah urine berkurang.
6. Gejala sistem kardiovascular : Adanya payah jantung, kongestif dan oedem paru, nyeri dada.
7. Riwayat penyakit : glomerulonefritis, pyelonefritis.
8. Riwayat kehamilan : tanda eklampsi.

B. Pemeriksaan fisik
Lakukan pengukuran TD
Mencari kerusakan organ sasaran

C. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat digunakan antara lain :
 Darah Rutin, ureum, kreatinin, dan elektrolit.
 Urine
 EKG
 Rontgen thorax
TATALAKSANA
1. HIPERTENSI URGENSI
• Tidak membutuhkan obat-obatan parenteral.
• Optimalisasi penggunaan kombinasi obat oral merupakan
pilihan terapi untuk pasien dengan hipertensi urgensi
• Pemberian obat-obatan oral aksi cepat akan memberi
manfaat untuk menurunkan tekanan darah dalam 24 jam
awal.
• Pada fase awal penurunan tekanan darah dapat diturunkan
sampai 160/110 mmHg.
PILIHAN OBAT-OBATAN PADA HT URGENSI
NAMA OBAT DOSIS EFEK SAMPING
(GOLONGAN)
CAPTOPRIL (ACE-I) Awal : 25 mg Batuk, hipotensi,
Tambahkan hingga 50-100mg setelah hiperkalemia, angioedema
90-120 menit
NICARDIPINE (CCB) Awal : 30 mg Palpitasi, berkeringat, nyeri
Ulang setiap 8 jam hingga target TD kepala
tercapai

LABETALOL (β blocker) Awal : 200 mg Mual, Sakit Kepala


Ulangi setiap 3-4 jam
CLONIDINE (α2- Awal : 0,1 - 0,2 mg Sedasi, mulut kering,
receptor agonist) Berikan 0,05 - 0,1 mg tiap jam hingga hipotensi
target TD tercapai, maksimal 0,7mg
PROGNOSIS
 Ad vitam : dubia ad bonam
 Ad fungsionam : dubia ad bonam
 Ad sanationam : dubia ad bonam
KESIMPULAN
 Hipertensi urgensi merupakan peningkatan tekanan darah
yang tinggi (> 180/110 mmHg) yang tidak langsung
mengancam nyawa penderita
 Pengobatan hipertensi terdiri dari terapi nonfarmakologis
dan farmakologis. Terapi nonfarmakologis harus dilaksanakan
oleh semua pasien hipertensi dengan tujian menurunkan
tekanan darah dan mengendalikan factor-faktor resiko
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai