Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
RADIOLOGI
Hasil dari pemeriksaan ini dapat menggambarkan anatomi fisiologis dari apendiks dan kelainan pada apendiks berupa
sumbatan pada pangkal apendiks. Hasil pemeriksaan apendikogram dibagi menjadi tiga, yakni:
• filling atau positive appendicogram: keseluruhan lumen apendiks terisi penuh oleh barium sulfat. Gambaran ini
menandakan bahwa tidak ada obstruksi pada pangkal apendiks sehingga suspensi barium sulfat yang diminum oleh
pasien dapat mengisi lumen apendiks hingga penuh.
• partial filling: suspensi barium sulfat hanya mengisi sebagian lumen apendiks dan tidak merata.
• non filling atau negative appendicogram: barium sulfat tidak dapat mengisi lumen apendiks. Ada beberapa kemungkinan
penyebab dari gambaran negatif appendicogram yakni adanya obstruksi pada pangkal apendiks (dapat berupa
inflamasi) yang mengindikasikan apendisitis atau suspensi barium sulfat belum mencapai apendiks karena perhitungan
waktu yang tidak tepat (false negative appendicogram).
Persiapan pasien Persiapan pasien
(secara anal) (secara oral)
• 48 jam sebelum pemeriksaan dianjurkan makan • Malam hari jam 20.00 minum
makanan lunak tidak berserat. Misal : bubur kecap media kontras barium, sebelum
minum dianjurkan buang air besar
• 12 jam atau 24 jam sebelum pemeriksaan pasien
terlebih dahulu
diberikan 2/3 Dulcolac untuk diminum
• Setelah minum Barium pasien
• Pagi hari pasien diberi dulkolac supositoria melalui
harus Puasa, sampai saat
anus atau dilavement
pemeriksaan dilakukan dan tidak
• 4 jam sebelem pemeriksaan pasien harus puasa boleh buang air besar.
hingga pemeriksaan berlangsung
• Pagi harinya sekitar jam 08.00
• Pasien dianjurkan menghindari banyak bicara dan dilakukan pemeriksaan.
merokok
PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
Indikasi
• Curiga apendisitis
Kontraindikasi
• Perforasi pada apendiks
• Hipersensifitas pada kontras
TEKNIK
FOTO POLOS ABDOMEN
Tujuan pemotretan adalah untuk melihat persiapan dari penderita, apakah usus sudah bebas
dari udara dan feses, dan untuk menentukan faktor eksposi pada pengambilan radiograf
selanjutnya
a. Posisi pasien : Pasien dalam posisi tidur terlentang diatas meja pemeriksaan. Kedua tangan
disamping tubuh.
b. Posisi obyek : Mid Sagital Plane (MSP) tubuh pada tengah meja pemeriksaan. Tidak terjadi
rotasi pada tubuh.
c. Central ray : vertikal tegak lurus kaset
d. Central point : pada MSP setinggi krista illiaka
e. FFD : 100 cm
KRITERIA RADIOGRAF :
Dapat menampakkan organ abdomen secara keseluruhan, Kedua crista iliaca simetris
kanan dan kiri dan Gambaran vertebra tampak di pertengahan radiograf.
Gambaran spesifik secara radiologik pada foto polos abdomen dapat berupa bayangan
apendikolit (radioopak).
Foto polos abdomen tampak
apendikolith (panah).
PROYEKSI AP/PA
a. Posisi pasien :
Supine atau prone diatas meja pemeriksaan dengan bantal di kepala.
Mid Sagital Plane (MSP) tubuh pasien berada pada garis tengah meja pemeriksaan.
Kedua kaki lurus, dibawah lutut diberi pengganjal untuk fiksasi.
Kedua tangan diletakkan di samping badan
b. Posisi obyek :
• Abdomen true AP atau PA dengan memastikan kedua crista iliaca kanan dan kiri berjarak sama.
• Pastikan tidak ada rotasi.
• Atur luas lapangan kolimasi secukupnya, batas atas kolimasi mencakup processus xipoideus serta batas bawah ialah simpisis
pubis.
c. Faktor eksposi :
Central Ray(CR) : tegak lurus terhadap kaset
Central point(CP) : pada pertengahan kaset setinggi krista illiaka
FFD : 100 cm
Eksposi : ekspirasi penuh dan tahan nafas
Posisis pasien Posisi pasien
proyeksi AP proyeksi PA
Struktur yang tampak :
• Colon bagian transversum harus diutamakan terisi barium pada posisi PA dan terisi udara pada
posisi AP dengan teknik double contrast
• Seluruh luas usus halus nampak termasuk flexure olic kiri.
• Seluruh kolon mencakup fleksura splenik dan rectum
• Columna Vertebrae berada pada pertengahan shg gambaran mencakup kolon asenden dan
kolon desenden.
PROYEKSI AP OBLIQUE (RPO & LPO)
Posisi Pasien : supine diatas meja pemeriksaan, tubuh dirotasikan ke kanan /kekiri 35-45 derajat terhadap
meja.
RPO : tangan kanan untuk bantal, tangan kiri menyilang didepan tubuh dan kaki
kanan lurus, kaki kiri ditekuk untuk fiksasi
LPO : tangan kiri untuk bantal, tangan kanan menyilang didepan tubuh dan kaki
kiri lurus, kaki kanan ditekuk untuk fiksasi
Posisi Objek : Batas atas : Proc. Xypoideus, Batas Bawah: Simp.pubis
Central point : 1 – 2 inchi ke arah kiri (RPO) kanan (LPO) dari titik tengah kedua Krista iliaka
Central ray : vertical tegak lurus kaset
FFD : 100 cm
Eksposi : ekspirasi dan tahan nafas
POSISI PASIEN POSISI PASIEN
RPOYEKSI RPO RPOYEKSI LPO
KRITERIA RADIOGRAF
• Proyeksi RPO : Colic Flexura lienalis kiri dan desending portions harus tampak terbuka
tanpa superimposisi yang signifikan.
Dengan posisi RPO sangat baik digunakan untuk menunjukkan fleksura colic kiri dan
kolon desenden.
• Proyeksi LPO : Colic Flexura hepatic kanan dan ascending & recto sigmoid portions harus
tampak terbuka tanpa superimposisi yang signifikan.
Dengan posisi LPO sangat baik digunakan untuk menunjukkan fleksura colic kanan,
kolon asenden, dan sigmoid
COLON IN LOOP
PENGERTIAN
1. Metode kontrastunggal
2. Metode kontras ganda
METODE KONTRAS TUNGGAL
• Barium dimasukkan lewat anus sampai mengisi daerah sekum. Untuk keperluan
informasi yanglebih jelas pasien dirotasikan ke kanan dan ke kiri serta dibuat
radiograf full filling. Pasien diminta untuk buang air besar, kemudian dibuat
radiograf post evakuasiposisi antero posterior.
METODE KONTRAS GANDA
1. Posisi Pasien
Pasien berbaring di atas meja pemeriksaan bahu diatur
sejajar dengan jarak yang sama pada permukaan meja
pemeriksaan. Kedua tungkai lurus.
2. Posisi Objek
MSP di pertengahan meja, SIAS berjarak sama dengan
permukaan meja. Kaset dengan ukuran yang sesuai
diletakkan di bawah grid. Batas bawah simpisis pubis.
3. Pengaturan sinar dan eksposi
CR : vertical tegaklurus
CP : pada MSPtubuh setinggi iliac
crests
FFD : 100 cm
Eksposi: ekspirasi tahan nafas
Tujuan : Untukmemperlihatkanfleksuralinealisdanfleksura hepatika
Kriteria Radiograf : Seluruhkolonnampak, termasukflexure danrectum
1. Posisi Pasien
Pasien berbaring miring
keseblah kanan atau kiri.
2. Posisi Objek
Fleksikan kaki pasien agar nyaman, dan tubuh 5
cm kedepan dari pertengahan kaset sehingga
MSPberada di pertengahan kaset
3. Pengaturan sinar dan eksposi
CR : vertical tegaklurus
CP : 5-7 cm kearahsuperior dari batas atas
Krista iliaka
FFD: 100cm
Eksposi: ekspirasi tahan nafas
TUJUAN : UNTUK MEMPERLIHATKANRECTUM
KRITERIA RADIOGRAF : MENAMPAKANRECTOSIGMOID
Double contras
TUJUAN PEMERIKSAAN
• Posisi AP untuk melihat fleksura lienalis dan hepatica
• Posisi lateral untuk melihat rectum
• Posisi AP dg penyudutan 15 – 25 derajat chepalad untuk melihat rectum
• RPO dg penyudutan 15 – 25 untuk melihat fleksuralienalis
• Right Lateral untuk melihat rectum
• Prone untuk melihat fleksura lienalis dan fleksurahepatica
• PAdengan penyudutan 15 – 25 derajat untuk melihat rectum
• LPO dengan sudut 15 – 25 derajat untuk melihat fleksurahepatica
• AP dengan oblique 2 – 3 derajat untuk melihat daerahileosaekal
• AP dg sinar horizontal untuk melihat fleksura lienalis dan hepatica.
OESOPHAGUS, MAAG,
DUODENUM (OMD)
DEFINISI
• Gastritis • Dispepsia
• Divertikula • Hernia esofagus
• Hematemesis
• Neoplasma
• Perforasi
• Ulkus/tukak lambung
KONTRAINDIKASI PEMERIKSAAN
OMD
Obstruksi akut
Susp. Perforasi tidak boleh menggunakan BaSO4 melainkan menggunakan water
soluble contras
Kehamilan
Alergi terhadap zat kontras
PROSEDUR PEMERIKSAAN
• Setelah minum media kontras positif, pasien diberi pil, bubuk carbonat dan
sebagainya Pasien diposisikan recumbent dan diinstrusikan berguling-
guling 4-5 putaran. Dapat di berikan glucagon atau obat lain. Dilakukan
pengambilan foto sesuai yang diinginkan. Bila menggunakan fluoroskopi
di ambil spot foto-foto yang diinginkan
JENIS POSISI FOTO YANG DIAMBIL
• Posisi RAO : melihat kelainan pada pilorus, bulbus duodenum, dan c-loop dari duodenum
• Posisi PA : melihat kelainan korpus dan pilorus
• Posisi lateral kanan : melihat kelainan di bagian anterior dan posterior dari lambung,
pilorus, dan bulbus duodenum
• Posisi LPO : melihat kelainan fundus, pilorus, bulbus duodenum
• Posisi AP : melihat kelainan pada fundus
RAO DAN LPO
RAO
AP
LATERAL
ANTEGRADE
PYELOGRAM
DEFINISI
• Wanita hamil
• Pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau gagal ginjal
• Pasien dengan gangguan pembekuan darah
• Alergi terhadap bahan kontras
PERSIAPAN
• Teknik atau prosedur pemeriksaan sistem urinaria dengan menggunakan sinar-X, &
memasukan media kontras secara retrograde untuk menegakan diagnosa. Melalui sistem
pelviocaliceal dengan memasang kateter
• Retrograde pyelography adalah metode pertama yang dirancang untuk pencitraan urinary
collecting system, dan sampai pengembangan IVU awal pada 1930-an, itu adalah satu-
satunya cara pencitraan dengan collecting system.
INDIKASI
• Injuri Uretra : Jika pada cystoscopy denga ukuran yg besar tidak digunakan lubricant
memungkinkan terjadi injury.
• Bladder Injury : Sangat jarang terjadi, jika diberi tekanan keras dengan paksaan
• Paraphimosis : Terjadi pada pasien yang tidak disirkumsisi
• Stricture Uretra : Karena tidak menggunalan lubricant jelly sehingga menyebabkan luka
• Cystitis : Jika tidak di beri aseptic maka terjadi peradangan
PERSIAPAN PASIEN
• Pesawat sinar-X
• Media kontras iodium 20 cc
• Spuit 20 cc
• Needle 19 G
• Film dan kaset 24 x 30 dan 30 x 40
• Grid atau bucky
• Marker R/L
• Kateter (dipasang dgn bantuan cystoscopy)
• Desinfektan
PROSEDUR PEMERIKSAAN
Baju Pasien
Gonad Shield
Grid
X-Ray marker
Air Masak
Persiapan Pasien
• Mengubah pola makan penderita. Pasien hendaknya makan makanan yang rendah serat
serat dan rendah lemak.
• Pasien diwajibkan puasa 2 hari sebelum pemeriksaan.
• Minum sebanyak-banyaknya.
• Pemberian Pencahar,berikan Pasien garam inggris. Ini bertujuan untuk membersihkan usus
sehingga usus kosong.
• Beritahu juga pasien untuk tidak merokok dan banyak bicara
POSISI PASIEN
• Central Point : Lumbal ke-2 untuk pengambilan menit ke 30 Krista Illiaka untuk pengambilan foto terakhir
• Central Ray :Vertikal/Tegak lurus terhadap kaset
• FFD : 40 inchi/ 100 cm
• Kaset : 30 X 40 (Dengan Grid)
• Eksposi dilakukan pada saat pasien ekspirasi
PADA SAAT PENGAMBILAN FOTO DILAKUKAN 3
KALI PENGAMBILAN YAITU :
• Pada menit ke-15 setelah minum Barium
• Pada menit ke-30 setelah minum Barium
• Pada menit ke-60 setelah minum Barium
STRUKTUR YANG DITAMPAKKAN
• Pada proyeksi PA atau PA menunjukkan usus halus makin terisi Barium hingga klep
Illiocecal. Ketika Barium sudah mencapai daerah illiocecal, Fluoroskopi boleh dilakukan
dan dipersingkat untuk mendapatka gambar. Pemeriksaan biasanya selesai ketika Barium
tampak pada daerah cecum, diperkirakan dalam waktu 2 jam untuk pasien dengan kondisi
usus normal
KRITERIA GAMBAR
Berdasarkan guideline dari American College of Radiology (ACR) and Society for Pediatric Radiology (SPR) indikasi MCU antara lain :
• Infeksi Traktus Urinarius
• Dysuria
• Hidronefrosis/hidroureter
• Hematuria
• Trauma
• Inkontinensia urin
• Disfungsi neurogenik dari VU (spinal dysraphism)
• Anomali kongenital dari traktus genitourinarius
• Evaluasi post operasi traktus urinarius
PERSIAPAN