PRODUK DARAH
Oleh : YUSNIMAR
PENDAHULUAN
Pemberian transfusi darah merupakan bagian
dari yankes untuk penyembuhan penyakit
/pemulihan kesehatan
PP No. 7 tahun 2011 tentang Pelayanan Darah
◦ Pemberian transfusi darah merupakan tindakan medis
berisiko
◦ Transfusi dibawah tanggung jawab dokter dan perawat
kompeten
◦ Transfusi darah hanya dapat dilakukan di RS
Pemberian transfusi darah meliputi kegiatan
permintaan darah, menyiapkan darah sebelum
transfusi, pengawasan atas adanya reaksi
transfusi serta pencatatan dan pelaporan
kegiatan 2
RISIKO TRANSFUSI
Reaksi transfusi darah terjadi pada sekitar 10% penerima
transfusi
Transfusi hanya dilaksanakan jika keuntungan jelas
melebihi risiko
Pasien harus diberitahu atas kemungkinan reaksi
transfusi yang dapat terjadi, keuntungan, alternatif dan
konsekuensi dari penolakan transfusi.
Persetujuan pasien berupa penanda tanganan informed
consent
Kebanyakan reaksi transfusi yang mengancam nyawa
terjadi pada awal transfusi, oleh karena itu pasien harus
dimonitor dengan seksama selama transfusi
Setiap reaksi transfusi terjadi, perlu dilakukan
penanganan dengan tepat dan pelacakan atas darah dan
komponen darah yang bersangkutan
3
PP No.7/2011 tentang Pelayanan
Darah terkait Pemberian Darah
Merupakan acuan kebijakan dalam melaksanakan
pelayanan darah termasuk di dalamnya tentang
pemberian transfusi darah.
PP No7/2011 menekankan:
◦ bahwa pemberian darah harus dilaksanakan
melalui uji silang serasi sebelumnya
◦ pemberian transfusi harus dilaksanakan oleh
dokter yang memiliki kompetensi
◦ dan kewenangan di fasilitas pelayanan
kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
4
Pasal 16 dari PP No. 7/2011 : tindakan medis
pemberian darah dan/atau komponennya kepada
pasien dilaksanakan sesuai kebutuhan medis
secara rasional
Kebutuhan medis secara rasional adalah :
◦ bahwa pemberian transfusi darah harus atas indikasi
klinis pasien
◦ hanya jenis darah atau komponen darah yang
dibutuhkan yang ditransfusikan
◦ dan volume transfusi yang diberikan harus sesuai
dengan kondisi klinis pasien
5
PENGERTIAN PEMBERIAN
DARAH
PP No. 7/2011 pemberian darah adalah memberikan darah
asal donor darah yang telah ditentukan jenis golongan
darahnya, hasil uji saring infeksinya non reaktif,
penyimpanan dan distribusinya sesuai standar, serta uji
silang serasi kompatibel
Pemberian darah dilaksanakan untuk tujuan
penyembuhan penyakit dan atau pemulihan kesehatan
pasien
Jadi darah donor tidak boleh dipergunakan untuk tujuan
selain tersebut di atas
Pemberian transfusi darah dilaksanakan intravena dengan
mempergunakan blood set sesuai jenis komponennya
dan selama serta sesudah transfusi dilakukan
pengawasan atas ada atau tidaknya reaksi transfusi.
6
Permintaan darah
Tidak
Form permintaan
Ya
ALUR KERJA
PEMBERIAN DARAH
& sampel pasien
lengkap ?
Tidak Ya
Kompatibel ?
Batalkan
Penyiapan pasien
Tidak Ada
Reaksi Transfusi?
trombosit set)
Lakukan dengan higienis dan lakukan desinfeksi lengan pasien
Menghitung jumlah tetesan per-menitnya
Darah harus ditransfusikan maksimal 30 menit setelah keluar
◦ Post-storage leukodepleted
Dilakukan di BDRS (suhu dan kualitas lebih memenuhi
syarat)
Leukosit di filter sesudah penyimpanan (tidak
mengurangi jumlah sitokin)
PRE TRANSFUSION
MEDICATION
Tidak diperlukan
Demam bukan kontraindikasi
transfusi
Transfusi diberikan jika manfaat
mengalahkan risiko
PENGAWASAN
TRANSFUSI
Dilakukan 30 menit pertama transfusi
Pengawasan diulang setiap 30 menit
berikutnya
Yang harus diawasi:
◦ Tanda vital (apakah pasien sesak,
berkeringat dingin, kesadaran menurun,
demam)
◦ Suhu
◦ Keluhan gatal
◦ Keluhan lainnya
REAKSI TRANSFUSI
21
Non- Immunologic Incidence Etiology
Acute Tx associated sepsis Dependent on clinical Inhibited metabolism of bradikinin
(< 24 hour) setting with infusion of bradikinin
(negatively charge filter) or
activators to prokallikrein
22
PENANGANAN
REAKSI TRANSFUSI AKUT
Jika terjadi reaksi transfusi akut:
Hentikan segera transfusi komponen darah.
Nilai:
◦ Waktu terjadinya reaksi transfusi (kurang atau
lebih dari 24 jam setelah transfusi)
◦ Beratnya reaksi transfusi
◦ Lamanya reaksi transfusi
Verifikasi bahwa kantong darah yang benar diberikan
kepada pasien yang benar.
Jaga akses IV dan perhatikan bahwa output urin
harus mencukupi dengan pemberian cairan kristaloid
atay koloid.
Jaga tekanan darah dan nadi
Berikan ventilasi yang mencukupi
Beritahu dokter yang merawat dan Bank Darah
23
TINDAK LANJUT REAKSI
TRANSFUSI
Jika reaksi hemolitik intravaskuler
telah terkonfirmasi:
◦ Monitor status fungsi ginjal: BUN, kreatinin
◦ Lakukan diuresis.
◦ Hindari overload cairan jika terdapat gagal ginjal.
◦ Analisa urin atas kemungkinan hemoglobinurea.
◦ Monitor status koagulasi: PT, aPTT, fibrinogen, jumlah trombosit.
◦ Monitor atas tanda-tanda hemolisis: LDH, bilirubin, haptoglobin,
hemoglobin plasma.
◦ Monitor hemoglobin dan hematokrit
◦ Ulang uji silang serasi
◦ Konsultasi dengan dokter di Bank Darah untuk transfusi
selanjutnya
Jika kontaminasi bakteri dicurigai:
25
PENCATATAN DAN PELAPORAN
REAKSI TRANSFUSI
Lakukan pencatatan:
◦ Waktu terjadinya reaksi transfusi
◦ Beratnya reaksi transfusi
◦ Lamanya reaksi transfusi
◦ Penanganan yang dilakukan
Buat laporan
Jika reaksi transfusi berat bisa
dibahas di dalam sidang klinik
PENUTUP
Transfusi merupakan tindakan medis
penyelamat nyawa namun berisiko
Persiapan darah dan pemberian transfusi harus
tepat
Semua rangkaian pemberian transfusi harus