DIAGNOSIS
Pemeriksaan penunjang tuberkulosis :
a. Pemeriksaan radiologis
Pada kalsifikasi bayangannya tampak sebagai bercak-bercak padat dengan densitas tinggi. Pada atelektasis terlihat
seperti fibrosis yang luas dengan penciutan yang dapat terjadi pada sebagian atau satu lobus maupun pada satu
bagian paru. Gambaran TB milier terlihat berupa bercak-bercak halus yang umumnya tersebar merata pada seluruh
lapangan paru. Pada TB yang sudah lanjut, foto dada sering didapatkan bermacam-macam bayangan sekaligus
seperti infiltrat, garis-garis fibrotik, kalsifikasi, kavitas maupun atelektasis dan emfisema
b. Pemeriksaan bakteriologi
Berdasarkan diagnosis di atas WHO pada tahun 1991 memberikan kriteria pada pasien TB paru menjadi:
Pasien dengan sputum BTA positif adalah pasien yang pada pemeriksaan sputumnya secara mikroskopis
ditemukan BTA, sekurang kurangnya pada 2 kali pemeriksaan/1 sediaan sputumnya positif disertai kelainan
radiologis yang sesuai dengan gambaran TB aktif /1 sediaan sputumnya positif disertai biakan yang positif.
Pasien dengan sputum BTA negatif adalah pasien yang pada pemeriksaan sputumnya secara mikroskopis tidak
ditemukan BTA sama sekali, tetapi pada biakannya positif (Hapsari, 2007).
Bila hanya 1 spesimen yang positif perlu diadakan pemeriksaan lebih lanjut yaitu foto rontgen dada atau
pemeriksaan spesimen SPS diulang.
Kalau hasil rontgen mendukung Tb, maka penderita didiagnosis sebagai penderita TB BTA positif.
Kalau hasil rontgen tidak mendukung TB, maka pemeriksaan dahak SPS diulangi.
Pemeriksaan Darah
Pada saat TB baru mulai (aktif) akan didapatkan jumlah leukosit yang sedikit meninggi
dengan pergeseran hitung jenis ke kiri. Jumlah limfosit masih di bawah normal. Laju endap
darah (LED) mulai meningkat. Bila penyakit mulai sembuh, jumlah leukosit kembali ke
normal dan jumlah limfosit masih tinggi, LED mulai turun ke arah normal lagi. Hasil
pemeriksaan darah lain juga didapatkan: anemia ringan dengan gambaran normokrom
normositer, gama globulin meningkat, dan kadar natrium darah menurun.
Uji Tuberkulin ( Mantoux )
Bila uji tuberkulin positif, menunjukkan adanya infeksi TBC dan kemungkinan ada TBC
aktif pada anak. Namun uji tuberkulin dapat negatif pada anak TBC dengan anergi
( malnutrisi , penyakit sangat berat pemberian imunosupresif, dll )
Reaksi Cepat BcG
Bila dalam penyuntikan BCG terjadi reaksi cepat ( dalam 3-7 hari ) berupa kemerahan dan
indurasi > 5 mm, maka anak tersebut dicurigai telah terinfeksi Mycobacterium tubercolosis
komplikasi
Pekerjaan : Prajurit AD
Agama : islam
- Bronchopneumonia
- Bentuk cor normal
- Iskemia tulang intake
diagnosa dan diagnosa banding
- diagnosis : tb paru millier
- diagnosis banding :
a. CAP
b. bronchitis akut
penatalaksanaan :
- IVFD RL 10 TPM
- ambroxol 3x1
- ceftriaxone 2g/24 jam
- methylprednison 62,5 g/ 24 jam
- combivent / 8 jam
- OAT
prognosis : dubia ada bonam
Pembahasan
Dari anannesis pasien mengeluhkan batuk sejak 3 bulan yang lalu, batuk berdahak berwarna hijau, darah
(-), sesak (+), pasien juga mengeluhkan penurunan berat badan 7 kg sejak munculnya batuk, lemas (+), sakit
kepala (+),demam 2 hari yang lalu sebelum pasien masuk rumah sakit, demam naik turun, BAB cair sebanyak
3 kali, BAK (+) normal. Sebelum munculnya batuk pasien ada riwayat kontak dengan pasien yang didiagnosa
TB saat pengevakuasian korban kecelakaan dikendari. Seseorang diduga menderita TB paru apabila terdapat
batuk lebih dari 2 atau 3 minggu dengan produksi sputum dan penurunan berat badan.
Batuk berdahak terjadi ketika mikroorganisme masuk ke dalam saluran nafas, bereaksi dengan sel mast dan
makrofag sehingga mengeluarkan mediator inflamasi mengakibatkan hipersekresi mukus. Impuls saraf aferen
yang berjalan melalui nervus vagus ke medula otak mengkontraksikan otot abdomen dan diafragma maka
tekanan paru meningkat terjadilah batuk berdahak. Sputum (dahak) berwarna kuning menandakan adanya
proses infeksi yang menimnulkan nanah (pus), sedangkan berwarna hijau menandakan adanya penimbunan
nanah, warna hijau menandakan adany verdoperoksidase yang dihasilkan oleh leukosit PMN dalam sputum.
Sesak napas terjadi ketika infiltrasi sudah meliputisetengah bagian dari paru-paru.
Pada pemeriksaan fisik di dapatkan tanda-tanda vital Tekanan Darah : 110/ 60
mmhg, Pernapasan : 30 x/menit, Nadi : 88 x/menit, Suhu : 36,9 C, konjungtiva
anemis , bibir tampak kering, pada pemeriksaan paru didapatkan auskultasi
rhonki basah halus +/+.
Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit : (14,6 x 10 3/mm3) disini
pasien mengalami leukositosis terjadinya leukositosis disebabkan oleh
peningkatan jumlah neutrofil ( neutrofilia). Neutrofilia ini pada umumnya
berhubungan dengan reaksi imunologis dengan mediator sel limfosit T yang
terjadi karena penyebaran local akut dari infeksi TB yang menyebabkan karena
pecahnya focus perkejuan pada bronkus atau rongga pleura (fathana) , Eritrosit :
(4,61x106/mm3) , Hemoglobin : (11,9 g/dl) disisni pasien mengalami
hemoglobinemia yang berhubungan dengan supresi sumsum tulang, defisiensi
nutrisi, sindrom malabsorbsi dan kegagalan pemamfaatan zat besi.
Anemia pada TB yang disebabkan oleh infeksi kronis seperti TB mempunyai karakteristik
yaitu terganggunya homeostasis zat besi dengan adanya peningkatan ambian dan retensizat besi
dalam sel RES . zat besi merupakan faktor pertumbuhan terpenting untukmycobacterium
tuberculossis. Retensi besi pada sistem retikuloenddotelial merpakan salah satu mekanisme
pertahanan tubuh. Terganggunya hemostasis zat besi menyebabkan terjadinya pengalihan zat besi
dari sirkulasi ketempat penyimpanan sistem retikuloendotelial dan diikuti terbatasnya persediaan
zat besi untuk sel eritroid progenitor. Hal inni menyebabkan terbatasnya proses pembentukan
eritrosit (nasution) , Hematokrit : (38,5 %), Trombosit : ( 162 x 10 3/mm3). Faal hati : SGOT : 49
U/L, SGPT : 53 U/L . Pemeriksaan genexpert : positif ( Mtb detected medium) . Pemeriksaan
foto thorak : Kesan : Bronchopneumonia , Bentuk cor normal, Iskemia tulang intake.
Pada pasien ini pasien diberikan terapi suportif berupa pemberian cairan
ringer laktat. ambroxol adalah obat mukolitik yang dapat mengencerkan
sekret saluran nafas dengan jalan memecah benang-benang mukoprotein dan
mukopolisakarida dari sputum , ceftriaxone merupakan cephalosporin
spektrum luas semisintetik yang dibberikan secara iv atau im, kadar plasma
rata-rata ceftriaxon setelah pemberian secara tunggal infus intravena 0,-1
atau 2 gr dalam waktu 30 menit, ceftriaxon juga serupa dengan seftizoksim
dan sefotaksim, mempunyai waktu paruh yang sangat panjang sehinngga
diberikan sekali/ dua kali sehari. Efek bakterisida ceftriaxon dihasilkan akibat
penghambatan sintesis dinding kuman. Ceftriaxon mempunyai stabilitas yang
tinggi terhadap beta-laktanase, baik terhadap penisiline maupun
sefalosporinase yang dihasilkan oleh kuman gram negatif , gram positif.
Methylprednison merupakan salah satu golongan kortikosteroid, kortikosteroid
telah dibuktikan tidak menyebabkan gejala-gejala laten tuberkulosis menjadi
manifes. Pada populasi yang mempunyai prevalensi tuberkulosis tinggi,
pemakaian kortikosteroid secara signifikan tidak meningkatkan resiko menderita
tuberkulosis, menurut sooely et al. Pemakaian kortikosteroid mempercepat
perbaikan gejala peneumonitis tuberkulosis, pleuritis dan meningitis tuberkulosis
serta menekan reaktivasi infeksi primer.
Dosis OAT
Rifampisin . 10 mg/ kg BB, maksimal 600mg 2-3X/ minggu atau BB > 60 kg :
600 mg, BB 40-60 kg : 450 mgBB , < 40 kg : 300 mg Dosis intermiten 600
mg / kali
INH 5 mg/kg BB, maksimal 300mg, 10 mg /kg BB 3 X seminggu, 15 mg/kg BB
2 X semingggu atau 300 mg/hari untuk dewasa. lntermiten : 600 mg / kali
Pirazinamid : fase intensif 25 mg/kg BB, 35 mg/kg BB 3 X semingggu, 50
mg /kg BB 2 X semingggu atau : BB > 60 kg : 1500 mg BB 40-60 kg : 1 000 mg
BB < 40 kg : 750 mg
Etambutol : fase intensif 20mg /kg BB, fase lanjutan 15 mg /kg BB, 30mg/kg
BB 3X seminggu, 45 mg/kg BB 2 X seminggu atau : BB >60kg : 1500 mg BB 40
-60 kg : 1000 mg BB < 40 kg : 750 mg Dosis intermiten 40 mg/ kgBB/ kali
Streptomisin:15mg/kgBB atau BB >60kg : 1000mg BB 40 - 60 kg : 750 mg
BB < 40 kg : sesuai BB