Anda di halaman 1dari 86

Konsep & implementasi Rekam

Kesehatan Elektronik

Anis Fuad
Minat Utama Sistem Informasi Manajemen Kesehatan (SIMKES)
Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta
Email: anisfuad@ugm.ac.id
http://anisfuad.blog.ugm.ac.id

Mohon maaf, belum semua referensi disebutkan dalam presentasi


Outline

 Pendahuluan
 Konsep
 Implementasi
 Implikasi Hukum
Pendahuluan
Informasi: aset strategis sar yan kes
Sebagian besar staf rumah sakit adalah tenaga kerja yang berperan
menghasilkan, mengolah, mengubah, memadukan,... informasi
Apa jadinya... Jika informasi kesehatan tidak dikelola
menggunakan sistem dan teknologi informasi?
...... maka, sar yan kes mengadopsi
metode dan teknologi untuk
mengelola informasi kesehatan

Efektif
Efisien
Menjamin keselamatan pasien
Konsep
Pengertian RME, RKE, RKP
Fungsi RKE
Personal Health Record
 Rekam medis adalah milik individu
 Dapat diakses kapan saja dan dimana saja
 Data kesehatan dapat diupdate oleh
pemiliknya
 Google dan Microsoft sudah memulainya
kerjasama dengan beberapa rumah sakit
terkemuka
Microsoft HealthVault – telah
diluncurkan pada Oktober 2007
Penerapan
10/29/2019
Atau sudah berupa rekam medis multimedia (filmless)
Status pasien, interaktif dengan
grafik
Grafik perkembangan hasil
laboratorium
Peresepan elektronik (e-
prescribing)
Memberikan peringatan jika
resep berbahaya

Teich et al (1999)
Teknologi penyimpan portabel
Smart Card:

Kartu magnetis yg dapat menyimpan data


Dapat digunakan sebagai kartu pasien/dokter
Bar Code:

Kode batang sebagai pengidentifikasi unik objek tertentu


(suplemen terhadap pengidentifikasi unik atau nomer MR)
Masih memerlukan barcode reader
RFID (radio frequency identifier):

Pengidentifikasi unik menggunakan frekuensi radio


Nomer identifikasi dikirimkan secara otomatis
Wireless Wide
Area Network
Bandwidth max 54 mbps
(bandingkan koneksi
Telkomnet Instant
dengan telpon max 56
kbps)

Inovasi apa lagi utk


meningkatkan kualitas
pelayanan?
Karena 'presiden'-pun
juga fesbukan

RME/RKE
ala
fesbuk?
High Tech atau Low Tech

10/29/2019
Adopsi TI di fasilitas kesehatan
ditentukan oleh para “juara”

Al-Qirim (2007)
Implikasi Hukum
UU 29/2004:
Praktek Kedokteran
Pasal 46
 (1) Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan
praktik kedokteran wajib membuat rekam medis.
 (2) Rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus segera dilengkapi setelah pasien selesai menerima
pelayanan kesehatan.
 (3) Setiap catatan rekam medis harus dibubuhi nama,
waktu, dan tanda tangan petugas yang memberikan
pelayanan atau tindakan.
UU Praktek Kedokteran
(Penjelasan ps 46)
 Ayat (1) : Yang dimaksud dengan "rekam medis" adalah berkas yang
berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,
pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada
pasien.
 Ayat (2) : Dalam hal terjadi kesalahan dalam melakukan pencatatan
pada rekam medis, berkas,dan catatan tidak boleh dihilangkan atau
dihapus dengan cara apa pun. Perubahan catatan atau kesalahan dalam
rekam medis hanya dapat dilakukan dengan pencoretan dan dibubuhi
paraf petugas yang bersangkutan.
 Ayat (3): Yang dimaksud dengan "petugas" adalah dokter atau dokter
gigi atau tenaga kesehatan lain yang memberikan pelayanan langsung
kepada pasien. Apabila dalam pencatatan rekam medis
menggunakan teknologi informasi elektronik, kewajiban
membubuhi tanda tangan dapat diganti dengan menggunakan nomor
identitas pribadi (personal identification number).
Jenis rekam medis
 Rekam medis konvensional
 Rekam medis elektronik

(Manual Rekam Medis, Konsil Kedokteran


Indonesia 2006)
Permenkes no
269/Menkes/Per/III/2008
Bab II Jenis dan isi rekam medis
 (1) Rekam medis harus dibuat secara tertulis,
lengkap dan jelas atau secara elektronik
 (2)Penyelenggaraan rekam medis dengan
menggunakan teknologi informasi elektronik
diatur lebih lanjut dengan peraturan tersendiri
UU 23/2006: Administrasi
Kependudukan
Nomor Induk Kependudukan diterbitkan oleh Instansi
Pelaksana setelah dilakukan pencatatan biodata
penduduk dan dicantumkan dalam setiap dokumen
kependudukan dan dokumen identitas lainnya
Pasal 37
(1) NIK terdiri dari 16 (enam belas) digit terdiri atas:
 6 (enam) digit pertama merupakan kode wilayah provinsi,
kabupaten/kota dan kecamatan tempat tinggal pada saat mendaftar;
 6 (enam) digit kedua adalah tanggal, bulan, dan tahun kelahiran dan
khusus untuk perempuan tanggal lahirnya ditambah angka 40; dan
 4 (empat) digit terakhir merupakan nomor urut penerbitan NIK yang
diproses secara otomatis dengan SIAK.
(2) 16 (enam belas) digit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diletakkan
pada posisi mendatar.
Pasal 38
(1)NIK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 diterbitkan oleh Instansi
Pelaksana.
(2)NIK sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berlaku seumur hidup dan
UU 14/2008:
Keterbukaan Informasi Publik
 Informasi Publik adalah informasi yang dihasilkan,
disimpan, dikelola, dikirim, dan/ atau diterima oleh suatu
Badan Publik yang berkaitan dengan penyelenggara dan
penyelenggaraan negara dan/ atau penyelenggara dan
penyelenggaraan Badan Publik lainnya yang sesuai dengan
Undang-Undang ini serta informasi lain yang berkaitan
dengan kepentingan publik.
 Komisi Informasi adalah lembaga mandiri yang
berfungsi menjalankan Undang-Undang ini dan peraturan
pelaksanaannya, menetapkan petunjuk teknis standar
layanan Informasi Publik dan menyelesaikan Sengketa
Informasi Publik melalui Mediasi dan/ atau Ajudikasi
nonlitigasi.
UU 11/2008: Informasi dan
Transaksi Elektronik
 Dokumen Elektronik adalah setiap Informasi
Elektronik yang dibuat, diteruskan, dikirimkan,
diterima, atau disimpan dalam bentuk analog, digital,
elektromagnetik, optikal, atau sejenisnya, yang dapat
dilihat, ditampilkan, dan/atau didengar melalui
Komputer atau Sistem Elektronik,termasuk tetapi tidak
terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan,
foto atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses,
simbol atau perforasi yang memiliki makna atau arti
atau dapat dipahami oleh orang yang mampu
memahaminya.
UU ITE: Pasal 5

(1)Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil


cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah.

(2) Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil


cetaknya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
perluasan dari alat bukti yang sah sesuai dengan Hukum Acara
yang berlaku di Indonesia.

(3) Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik


dinyatakan sah apabila menggunakan Sistem Elektronik
sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-
Undang ini.
UU ITE:

• Sistem elektronik harus disertifikasi

• Lembaga Sertifikasi Keandalan adalah lembaga


independen yang dibentuk oleh profesional
yang diakui, disahkan, dan diawasi oleh
Pemerintah dengan kewenangan mengaudit
dan mengeluarkan sertifikat keandalan dalam
Transaksi Elektronik.
UU 36/2009: Kesehatan

Pasal 168
(1) Untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif
dan efisien diperlukan informasi kesehatan.

(2) Informasi kesehatan sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) dilakukan melalui sistem informasi dan melalui
lintas sektor.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai sistem informasi


sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
UU 44/2009: Rumah sakit

Pasal 52:
(1)Setiap Rumah Sakit wajib melakukan pencatatan dan
pelaporan tentang semua kegiatan penyelenggaraan
Rumah Sakit dalam bentuk Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit.
UU 44/2009: Rumah Sakit

Pasal 53
(1)Rumah Sakit wajib menyelenggarakan penyimpanan
terhadap pencatatan dan pelaporan yang dilakukan
untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(2) Pemusnahan atau penghapusan terhadap berkas
pencatatan dan pelaporan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Tuntutan lingkungan eksternal
 Pihak pembayar (Askes, Jamsostek, dll)
 Regulator sistem kesehatan (Dinas
Kesehatan Kab/Provinsi, Depkes)
 Pemilik (Pemerintah Provinsi, Gubernur)
 Perhimpunan profesi
 Stakeholder lain (masyarakat, pasien,
penelitian, universitas)
 Industri TI
Database DHF Sleman

Database DHF Kota


•Buka Mata, Ini Nyata
•Hanya ada di *Indonesia

* rumah sakit
Satu operator dengan 2 workstation
Dengan 2 aplikasi berbeda

Ada aplikasi billing system tetapi


Tidak memenuhi kebutuhan rumah sakit
Entry dg software
Entry dg software Askes
Billing system
Privasi, kerahasiaan,
keamanan?
Sering terjadi...
 “Kami sudah memiliki software, tetapi
setelah implementasi, kami tidak bisa
mengubah sendiri perubahan tarif...”
 “Softwarenya dikunci, sedangkan vendor
sudah tidak tahu rimbanya...”
 “Kuncinya bisa dibuka oleh mereka, tetapi
sekarang tidak ada biaya pengembangan
lagi...”
Dampak negatif?
Enam komponen kritis TI di
rumah sakit

1. Pelayanan

3. Kehidupan &
Pengalaman
2. Penelitian
Dokter, perawat,
4. pasien
Keamanan, reliabilitas, akses, privasi

5. Struktur IT, tata kelola, pendanaan

6. Optimisasi keahlian IT bagi SDM rumah sakit


Bagaimana prospek adopsi IT di
RS?
Pendekatan internal force vs external force?

 Internal force:
RS memiliki visi/misi kuat mengenai prospek IT untuk peningkatan
efisiensi, efektivitas, dan keselamatan pasien
Anggaran terbatas tetapi nafsu (baca:motivasi) besar
Keinginan kuat klien internal

 External force:
Lingkungan eksternal lebih berpengaruh mengarahkan RS untuk
mengadopsi IT (regulasi/kebijakan IGOS, konsorsium/asosiasi, komunitas
IT, grant, insentif, dll)
In larger, more complex settings, such as hospitals, EHR
systems are built over many years, often in stages.

Hospital has paperless EMR environment;


Stage 7 0%
Capable of sharing data with a regional network

Stage 6 Full physician documentation and charting; full clinical decision support; full PACS <1%

Stage 5 Closed-loop medication administration <1%

Stage 4 CPOE available for use by any practitioner; clinical protocols 2.0%

Stage 3 Clinical documentation; first-level clinical decision support; PACS available


outside Radiology 8%

Stage 2 Ancillary Clinical Systems feed to a Clinical Data Repository 50%

Laboratory, Pharmacy, Radiology


Stage 1 21%
Ancillary Clinical Systems

Stage 0 Some clinical automation, but all three Ancillary Clinical Systems not installed 19%

Adapted from HIMSS AnalyticsTM database (derived from Dorenfest


IHDS+ DatabaseTM) (2006)
6 Tahapan menuju SIRS berbasis
elektronik (UK – NHS)
Penentu keberhasilan RKE

Adopsi kerangka Prism (Aqil et al)


Kerangka evaluasi SI
Cost benefit RKE
Jenis RKE dan net benefitnya
Kesimpulan (1)
 RME/RKE merupakan salah satu alat untuk
mendorong pencapaian pelayanan kesehatan yang
lebih efektif, efisien dan aman (patient safety).
 RME/RKE sudah diadopsi oleh sebagian fasilitas
kesehatan di Indonesia dengan berbagai tingkatan
implementasi.
 Perundangan khusus belum ada, akan tetapi beberapa
regulasi memberi peluang terhadap RME/RKE.
 PP mengenai sistem informasi
kesehatan dan RKE?
Kesimpulan (2)

 Bola ada pada leadership di fasilitas


pelayanan kesehatan, baik clinical
champion maupun maupun managerial
champion.

Anda mungkin juga menyukai