Anda di halaman 1dari 20

Diffusion Theory & Social

Learning Theory
Felicia Wonodihardjo 51409091
Halena Stephanie 51410099
Alfita Dewi, SKM, MKes

TEORI DIFUSI-INOVASI
Teori difusi inovasi
• Difusi Inovasi adalah teori tentang bagaimana
sebuah ide dan teknologi baru tersebar dalam
sebuah kebudayaan.
• Teori ini dipopulerkan oleh Everett Rogers pada
tahun 1964 melalui bukunya yang berjudul
Diffusion of Innovations. Ia mendefinisikan difusi
sebagai proses dimana sebuah inovasi
dikomunikasikan melalui berbagai saluran dan
jangka waktu tertentu dalam sebuah sistem
sosial.
• Difusi inovasi sebenarnya didasarkan atas
teori pada abad ke 19 dari seorang ilmuwan
Perancis, Gabriel Tarde. Dalam bukunya yang
berjudul “The Laws of Imitation” (1930), Tarde
mengemukakan teori kurva S dari adopsi
inovasi, dan pentingnya komunikasi
interpersonal.
Tahapan peristiwa yang menciptakan
proses difusi
• Mempelajari Inovasi: Tahapan ini merupakan
tahap awal ketika masyarakat mulai melihat, dan
mengamati inovasi baru dari berbagai sumber,
khususnya media massa.
• Pengadopsi awal biasanya merupakan orang-
orang yang rajin membaca koran dan menonton
televisi, sehingga mereka bisa menangkap inovasi
baru yang ada. Jika sebuah inovasi dianggap sulit
dimengerti dan sulit diaplikasikan, maka hal itu
tidak akan diadopsi dengan cepat oleh mereka.
• Pengadopsian: Dalam tahap ini masyarakat mulai
menggunakan inovasi yang mereka pelajari.
Diadopsi atau tidaknya sebuah inovasi oleh
masyarakat ditentukan juga oleh beberapa faktor.
• Adopsi inovasi juga dipengaruhi oleh nilai yang
dimiliki individu tersebut serta persepsi dirinya.
Jika sebuah inovasi dianggapnya menyimpang
atau tidak sesuai dengan nilai yang ia anut, maka
ia tidak akan mengadopsinya.
• Pengembangan Jaringan Sosial: Seseorang yang
telah mengadopsi sebuah inovasi akan
menyebarkan inovasi tersebut kepada jaringan
sosial di sekitarnya, sehingga sebuah inovasi bisa
secara luas diadopsi oleh masyarakat.
• Difusi sebuah inovasi tidak lepas dari proses
penyampaian dari satu individu ke individu lain
melalui hubungan sosial yang mereka miliki. Riset
menunjukkan bahwa sebuah kelompok yang solid
dan dekat satu sama lain mengadopsi inovasi
melalui kelompoknya.
Lima tahap proses adopsi
• Tahap pengetahuan: Dalam tahap ini,
seseorang belum memiliki informasi mengenai
inovasi baru. Untuk itu informasi mengenai
inovasi tersebut harus disampaikan melalui
berbagai saluran komunikasi yang ada, bisa
melalui media elektronik, media cetak ,
maupun komunikasi interpersonal di antara
masyarakat
• Tahap persuasi: Tahap kedua ini terjadi lebih
banyak dalam tingkat pemikiran calon
pengguna. Seseorang akan mengukur
keuntungan yang akan ia dapat jika
mengadopsi inovasi tersebut secara personal.
Berdasarkan evaluasi dan diskusi dengan
orang lain, ia mulai cenderung untuk
mengadopsi atau menolak inovasi tersebut.
• Tahap pengambilan keputusan: Dalam tahap
ini, seseorang membuat keputusan akhir
apakah mereka akan mengadopsi atau
menolak sebuah inovasi. Namun bukan berarti
setelah melakukan pengambilan keputusan ini
lantas menutup kemungkinan terdapat
perubahan dalam pengadopsian.
• Tahap implementasi: Seseorang mulai menggunakan
inovasi sambil mempelajari lebih jauh tentang inovasi
tersebut.
• Tahap konfirmasi: Setelah sebuah keputusan dibuat,
seseorang kemudian akan mencari pembenaran atas
keputusan mereka. Apakah inovasi tersebut diadopsi
ataupun tidak, seseorang akan mengevaluasi akibat
dari keputusan yang mereka buat. Tidak menutup
kemungkinan seseorang kemudian mengubah
keputusan yang tadinya menolak jadi menerima inovasi
setelah melakukan evaluasi.
Kategori pengadopsi
• Rogers dan sejumlah ilmuwan komunikasi lainnya
mengidentifikasi 5 kategori pengguna inovasi :
• Inovator: Adalah kelompok orang yang berani dan
siap untuk mencoba hal-hal baru.
• Pengguna awal: Kelompok ini lebih lokal
dibanding kelompok inovator. Kategori adopter
seperti ini menghasilkan lebih banyak opini
dibanding kategori lainnya, serta selalu mencari
informasi tentang inovasi.
• Mayoritas awal: Kategori pengadopsi seperti
ini merupakan mereka yang tidak mau
menjadi kelompok pertama yang mengadopsi
sebuah inovasi. Sebaliknya, mereka akan
dengan berkompromi secara hati-hati sebelum
membuat keputusan dalam mengadopsi
inovasi, bahkan bisa dalam kurun waktu yang
lama.
 Mayoritas akhir: Kelompok ini lebih berhati-hati
mengenai fungsi sebuah inovasi. Mereka menunggu
hingga kebanyakan orang telah mencoba dan
mengadopsi inovasi sebelum mereka mengambil
keputusan. Terkadang, tekanan dari kelompoknya bisa
memotivasi mereka.
 Laggard: Kelompok ini merupakan orang yang terakhir
melakukan adopsi inovasi. Mereka bersifat lebih
tradisional, dan segan untuk mencoba hal hal baru.
Kelompok ini biasanya lebih suka bergaul dengan orang-
orang yang memiliki pemikiran sama dengan mereka
3. Ciri-ciri 5 Kelompok Adopter (menurut Gwyn Jones)
a. Inovator (2,5%)
 Status sosial tinggi, lingkup usaha besar, kaya, usia muda,
pendidikan tinggi
 Berani mengambil resiko, kosmopolitan

b. Early Adopter (13,5%)


 Status sosial tinggi, lingkup usaha besar
 Opinion leader yang berpengaruh

c. Inovator (34%)
 Status sosial menengah atas, lingkup usaha sedang
 Mempertimbangkan hak baru dengan mengikuti kelompoknya
d. Late Majority (16%)
 Status sosial menengah bawah, lingkup usaha kecil
 Membutuhkan dorongan kelompok untuk menerima ide baru

e. Laggard (16%)
 Status sosial rendah, lingkup usaha kecil, pendapatan
rendah
 Usia lanjut, pendidikan rendah
Syarat-syarat inovasi (menurut Rogers-
Shoemaker)
a. Manfaat relatif (Relative advantage): Inovasi harus
dinilai masyarakat akan bermanfaat bagi mereka
b. Kesesuaian (Compability): Inovasi harus sesuai dengan
nilai-nilai, tradisi dan adat istiadat setempat
c. Kerumitan (Complexity): Inovasi harus mudah
dimengerti dan dilaksanakan
d. Dapat dicoba (Trialabilit): Inovasi harus dapat dicoba
sehingga masyarakat dapat merasakan kemudahan
dan manfaatnya
e. Dapat diamati (Observability): Inovasi harus dapat
dilihat atau diamati hasilnya
5. Tahapan-tahapan dalam penerimaan suatu inovasi
(menurut Rogers-Shoemaker)

a. Tahapan A-I-E-T-A
Awareness: menyadari adanya informasi baru/ inovasi
Interest: Inovasi dianggap penting, mencari informasi lebih
lanjut
Evaluation: Menimbang-nimbang untung-rugi dari inovasi
Trial: Mencoba hal yang baru/ inovasi
Adoption: Menerima dan mepraktekkan inovasi
b. Tahapan A-I-E-T-A
Knowledge:
Mendapatkan pengetahuan baru (dipengaruhi variabel
penerima seperti karakteristik kepribadian, karakteristik sosial,
kebutuhan terhadap inovasi dan variabel sistem sosial, seperti
norma, toleransi terhadap penyimpangan, keterpaduan
komunikasi)
Persuasion:
Menimbang-nimbang untung-rugi dari inovasi (dipengaruhi sumber
komunikasi dan karakteristik & ciri-ciri inovasi)

Decision:
Pengambilan keputusan (Adoption atau Rejection) Adoption dapat
kemudian berubah menjadi Rejection atau tetap adoption,
sedangkan Rejection dapat kemudian berubah menjadi adoption
atau tetap rejection

Confirmation:
Pemantapan dari keputusan yang telah diambil
• Thank You

Anda mungkin juga menyukai