Anda di halaman 1dari 20

TURUNAN ASAM BARBITURAT

NH
R

R
NH

Nama Substituen
BM
1 R1 R2
Barbital, veronal - Etil etil 184,19
Fenobarbital,
- Etil fenil 232,23
luminal
Butetal, soneril - Etil n-butil 212,24
Pentobarbital,
- Etil 1-metil butil 224,27
nembutal
Allobarbital, alurat - Alil alil 208,21
Aprobarbital - Alil isopropil 210,23
Metarbital,
Metil Etil etil 198,22
gemonil
Mefobarbital
prominal
Tautomerisasi Asam barbiturat
O O
HN N
R1 H+ R1
O HO
R2 R2
HN HN
O O

Betuk Keto Bentuk Enol

Tautomer adalah isomer – isomer struktural yang dapat


mudah berinterkonversi (bertukar bentuk) melalui perpindahan
satu atom atau gugus atom dari suatu molekul ke posisi lain,
dan posisi ini disebut Tutomerisasi.
O O O
R2 NH N
- H+ R2 R2 N
O - - H+
R1 +
O
+
O-
NH +H R1 +H R1
NH N
O O -
O
dalam H2SO4 0,1N dalam dapar pH 9,9 dalam NaOH 1N

Turunan asam barbiturat menujukkan absorbansi


yang spesifik pada daerah ultraviolet.
Ionisasi asam tersebut menyebabkan perubahan
pada spektranya.
Bila suatu kromofor susunan elektronnya berubah
maka tingkat energi elektroniknya berubah
sehingga interaksinya dengan radiasi
elektromagnetik terjadi pada frekuensi yang lain
(perubahan panjang gelombang).
Bila interaksinya terjadi pada tingkat energi lebih
kecil atau panjang gelombang yang lebih besar
disebut terjadi pergeseran merah (bathokromik).
Bila interaksinya terjadi pada panjang gelombang
lebih kecil disebut pergeseran biru (hipsokromik)
Pergeseran batokromik merupakan pergeseran
dari serapan ke panjang gelombang yang lebih
panjang karena sisipan atau pengaruh pelarut
(geseran merah).
Geseran batokromik disertai sisipan alkil
dihasilkan dari konyugasi berlebihan dengan
gugus alkil yang cukup mudah bergerak untuk
berinteraksi dengan gugus kromoforik.
Pergeseran hipsokromik adalah pergeseran dari
serapan ke kepanjang gelombang yang lebih
pendek karena sisipan atau pengaruh pelarut
(geseran biru).
Disebabkan oleh perubahan pelarut atau adanya
konjugasi yang dihilangkan contoh, konjugasi dari
elektron pasangan bebas pada atom nitrogen
anillina dengan sitem ikatan phi cincin benzena
dihilangkan dengan adanya protonasi.
Anillina menyerap pada 230 nm (ε 8600) dalam
larutan asam puncak utamanya hampir sama
dengan benzena yaitu 203nm (ε 7500), terjadi
pergeseran biru
Titik isobestik adalah titik dimana absorbansi
molar yang terukur dari suatu senyawa adalah
sama pada satu panjang gelombang, tidak
terpengaruh oleh konsentrasi dan pH larutan.
Titik isobestik ini digunakan untuk mengukur
absorbansi suatu senyawa yang absorbansinya
berubah-ubah tergantung pH pada titik selain
titik isobestik.
METODE ANALISIS TURUNAN ASAM
BARBiTURAT

1. Metode Spektrofotometri
Pengukuran absorbansi barbiturate pada
daerah untraviolet dapat dilakukan dengan
beberapa cara.
Sampel dilarutkan dalam basa kuat dan
pengukuran dilakuakn pada λ maks 255 nm.
Larutan dalam dapar pH 10 dapat diukur pada
240 nm
2. Metode Kolorimetri dengan Garam Cobalt
• Digunakan untuk analisis Thiopental
menunjukkan absorbansi maks pada 400 nm dan
565 nm.
• Metode kolorimetri yang lain untuk penetapan
asam barbiturate menggunakan Metode Bartzatt
ini bersifat spesifik karena struktur cincin
barbiturate merupakan persyaratan untuk
terbentuknya turunan asam violurat yang
berwarna merah – violet. Metode ini dapat
digunakan untuk analisis sampel, baik dalam
cairan atau dalam padatan.
O O
R2 NH NH
O + NaNO2 + CH3COOH N O + H2O +
R1 HO CH3COONa
NH NH
O O

Warma merah – violet dari turunan asam violurat


hasil reaksi antara asam barbiturate dengan
natrium nitrit dalam suasana asam.
Pembentukan asam violurat berlangsung pada
suhu ruangan dalam waktu kurang dari 2 menit
dan stabil dalam waktu 24 jam pada suhu 25 OC.
3. Metode Asidi – Alkalimetri
Barbiturate dapat ditetapkan sebagai asam
berbasa satu. Sampel tidak dilarutkan dalam air
karena sifat keasaman barbiturate yang lemah
dan kelarutannya dalam air yang kecil sehingga
titrasi dilakukan dengan pelarut campuran air –
alcohol.
O O
R2 NH N
NaOH R2
O ONa + H2O
R1 NH R1 NH
O O
Natrium barbiturate dapat dititrasi dengan baku
asam dengan indicator jingga metil.
Titrasi yang paling cocok untuk barbiturate
dilakukan dalam suasana bebas air.
Natrium barbiturate dapat ditetapkan secara
TBA. Titrasi dilakukan dengan baku asam
perklorat dengan menggunakan pelarut asam
asetat glacial atau campuran propilen glikol –
isopropanol
4. Metode Argentometri
Dalam suasana basa, barbiturate dengan perak
nitrat membentuk garam tidak larut

Pada pH 8 – 9
2 NaHB + Ag+ → {(HB)2Ag}Na + Na+
Kekeruhan pada titik akhir titrasi disebabkan oleh:
[(HB)2Ag]Na + Ag+ → [(HB)2Ag]Ag↓ + Ag+

Reaksi ini dapat terjadi pada N1-metil barbiturate,


misalnya metabarbital.
Pada pH > 11
n NaHB + n Ag+ → [(AgB)n]nNa + nH+
kekeruhan pada titik akhir disebabkan reaksi :
(Metode Budde)

[(AgB)n]nNa + n Ag+ → [(AgB)n]nAg ↓ + n Na+


O O

C C N
NH R1
R1
O Tautomerisasi
C C C O- H+
C
R2
R2 C NH
C NH
O
O

Na

O O
C N C N
R1 + R1
C O Na +H Ag C O Na
C C
R2 R2
CH NAg CH NH
O O

Modifikasi metode Budde dilakukan oleh Schulek dan Rozsa


dengan melarutkan sampel dalam larutan Na tetraborat 5%
dititrasi dengan AgNO3 0,1 N indicator kalium kromat.
Reaksi yang terjadi pada barbiturate yang kedua atom nitrogenya
tidak tersubtitusi (barbital). maka 1 mol barbiturate setara dengan
2 mol perak.
Metode – Metode lain
METODE BUDDE
Termasuk juga metoe argentometri karena memakai
AgNO3 sebagai pentiter tetapi karena hasil reaksi
tidak terjadi endapan dan TA ditunjukkan dengan
terjadinya endapan pertama yang nyata, sehingga
dimasukkan kedalam metoda spesifik.
Dipakai untuk penentuan asam barbiturat, lebih baik
hasilnya untuk penentuann luminal.
Cara:
Sampel (luminal) dalam air + Na2CO3 → titrasi dengan
AgNO3 sampai terjadi kekeruhan pertama yang
nyata.
O O
HN N
R1 H+ R1
O HO
R2 R2
HN HN
O O

Betuk Keto Bentuk Enol

Na

O O
N N

R1 Ag R1
NaO NaO
R2 R2
AgN HN
O O

Reaksi pada TA:


CO32- + H2O → HCO3- + OH-
Ag+ + OH- → AgOH → AgO + H2
METODA PEDLAEY
Untuk penentuan golongan barbiturat
Pereaksi : Hg(ClO4)2 (merkuri perklorat)
Cara:
Sampel + Hg(ClO4)2 berlebih → endapan → saring
Filtrat dititrasi dengan tiosianat, indikator Fe3+
O O O
C NH C N C N
R1 R1 H g+ R1
C O C O - H +
C O
C C C
R2 R2 R2
NAg CH NH CH N Hg
O O O

Luminal
5. Metode Kromatografi
• Pemisahan thiopental dan Phenobarbital dengan KCKT
dilakukan dengan kolom Whatman Parti sphare C8, 11
cm x 0,46 cm). fase gerak asetonitril 50 % dalam buffer
fosfat 120 mM pH 6,2. Waktu retensi Phenobarbital
4,25 menit
• Phenobarbital dan natrium Phenobarbital dalam
sediaan farmasi dianalisis dengan metode KCKT oleh
Morley dan Erlord. Pemisahan dilakukan dengan kolom
Nucleosil C-18 (15 cm x 0,46 cm dengan ukuran partikel
5 mikron). Fase gerak buffer fosfat 0,01 M pH 3,5 –
asetonitril (72:28) yang dihantarkan secara isokratik.
Detector yang digunakan adalah spektrrofotometri UV
pada panjang gelombang 214 nm

Anda mungkin juga menyukai