Anda di halaman 1dari 13

Irritable Bowel Syndrome

ANDI RESKI
JIA117180
PROMOSI KESEHATAN 017
Pendahuluan
Irritable Bowel Syndrome (IBS) adalah kelainan
kompleks dari saluran pencernaan bagian bawah,
1 adanya nyeri perut, distensi dan gangguan pola
defekasi tanpa gangguan organik. IBS merupakan
gangguan fungsional pada defekasi.

Tiga kelompok gejala pokok yang timbul pada


2 penyakit ini biasanya berupa, nyeri perut, kembung,
gangguan BAB.

Diagnosa penyakit ini seringkali didasarkan pada


kriteria eksklusi, yaitu diagnosa ditegakkan setelah
3 menyingkirkan semua kemungkinan adanya penyakit
organik saluran pencernaan lain.
Epidemiologi
• Prevalensi rata-rata secara keseluruhan di
negara maju sebesar 10% atau berkisar antara
9-24%.
• IBS lebih sering terjadi pada wanita
dibandingkan pada pria (2:1), dan 50%
penderita IBS gejalanya dimulai pada usia
kurang dari 35 tahun dan 40% dimulai pada usia
35-50 tahun.
• Tipe konstipasi didapatkan lebih banyak pada
wanita, sedang tipe diare lebih banyak pada
pria.
Etiologi
• Gangguan motilitas
• Intoleransi makanan
• Abnormalitas sensorik (Abnormalitas sistem saraf
otonom)
• Hipersensivitas visceral
• Pasca infeksi usus
• Faktor psikologis
• Faktor makanan
Patofisiologi

Gangguan fungsi motoris Sensoris yang tidak normal


kolon (Hiprsentivitas Visceral)

IBS
Gangguan Fungsi Motoris Ganguan Psikologis
pada Usus Halus
Manifestasi Klinis
Kelompok dengan diare sebagai gejala utama

Kelompok dengan konstipasi sebagai gejala utama

Kelompok dengan nyeri abdominal sebagai gejala


utama

Tipe kolon spastik, biasanya Tipe yang kedua menyebabkan


dipicu oleh makanan, diare atau konstipasi yang relatif
menyebabkan konstipasi berkala tanpa rasa nyeri. Diare dimulai
(konstipasi periodik) atau diare secara tiba tiba dan tidak dapat
disertai nyeri. ditahan.
Penegakan Diagnosis
• Berdasarkan perubahan pola buang air besar
& bentuk tinja, IBS dibagi 4 suptipe:
– IBS Diare
– IBS Konstipasi
– IBS Alternating ( berganti – ganti )
– IBS predominan nyeri perut
Penegakan Diagnosis

Tabel. Kriteria diagnosis Irritable bowel syndrome (IBS) (Kusmobroto, 2003)


Pemeriksaan Penunjang
• pemeriksaan laboratorium berupa darah
perifer lengkap, biokimia darah, dan
pemeriksaan fungsi hati.
• Pemeriksaan endoskopi dan foto kontras
dilakukan untuk melihat apakah ada inflamasi
pada kolon.
• Pasien di atas 50 tahun sebaiknya dilakukan
CT-Scan untuk mendeteksi adanya kanker
kolon.
Diet

Penatalaksanaan
IBS

Nonfarmakologis Farmakologis

Konstipasi Diare
1. Diet Tegaserod suatu Loperamide,
2. Psikoterapi 5-HT4 reseptor Alosetron
agonis

Nyeri perut
Smooth muscle relaxants (mebeverine,
Obat
hiosin N-butilbromida , ,
Psikoterapik
Chlordiazepoksid)
Komplikasi

• Komplikasi – komplikasi dari penyakit –


penyakit fungsional dari saluran pencernaan
secara relatif terbatas. Gangguan pada
aktivitas harian juga dapat menjurus pada
persoalan hubungan antar pribadi, terutama
pada pasangan suami istri.
Prognosis
• Penyakit IBS tidak akan menigkatkan
mortalitas, gejala-gejala pasien IBS biasanya
akan membaik dan hilang setelah 12 bulan
pada 50% kasus, dan hanya kurang dari 5%
yang akan memburuk atau dengan gejala
menetap.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai