Anda di halaman 1dari 19

PENYUSUTAN

Penyusutan adalah alokasi biaya perolehan atau sebagian besar harga


perolehan suatu aktiva tetap selama masa manfaat aktiva itu.
Aktiva Tetap berupa  tanah, bangunan, peralatan, kendaraan
bermotor, mesin, sumberdaya alam dan yang lainnya
Masa Manfaat atau Umur Ekonomis aktiva tetap adalah terbatas,
kecuali tanah

Besar nilai yang dapat disusutkan adalah selisih antara harga perolehan
dengan nilai sisa (nilai aktiva pada akhir masa manfaatnya)
Besar penyusutan untuk setiap periode dapat ditentukan dengan
menggunakan beberapa metode, yaitu :
1. Metode garis lurus (straight line)
2. Metode saldo menurun (declining balance)
3. Metode saldo menurun ganda (double declining)
4. Metode jumlah angka tahun (sum of the years digits)
5. Metode unit produksi (production unit)
Untuk memudahkan pemahaman metode-metode penyusutan, maka
digunakan notasi-notasi sebagai berikut :

C = harga perolehan Rk = biaya penyusutan pada tahun k


S = nilai sisa (residu) Bk = nilai buku pada akhir tahun k
n = masa manfaat Dk = akumulasi penyusutan pada akhir tahun k
W = dasar penyusutan

Harga perolehan adalah jumlah uang yang dikeluarkan atau seluruh


biaya yang timbul untuk memperoleh suatu aktiva
tetap hingga dapat digunakan.

Nilai sisa adalah harga jual aktiva pada akhir masa manfaat
dikurangi dengan biaya-biaya yang timbul untuk
menjual atau menukar aktiva tersebut

Masa manfaat adalah estimasi masa kegunaan dari aktiva tetap


yang dinyatakan dalam satuan waktu, satuan hasil
produksi atau satuan jam pemakaian
Dasar Penyusutan adalah harga perolehan aktiva tetap
dikurangi dengan nilai sisanya.

Akumulasi Penyusutan adalah total biaya penyusutan yang sudah


dialokasikan sehingga periode tertentu

Nilai Buku adalah selisih antara harga perolehan aktiva


tetap dengan akumulasi penyusutan

Jadi penjumlahan nilai buku dan akumulasi penyusutan suatu aktiva


tetap pada suatu waktu tertentu akan selalu sama dengan harga
perolehan aktiva tersebut
Pada awal perolehan aktiva, nilai buku suatu aktiva akan sama dengan
harga perolehannya dan pada akhir umur ekonomisnya nilai buku aktiva
tetap akan sama dengan nilai sisanya
METODE GARIS LURUS
Metode garis lurus adalah metode penyusutan yang paling sederhana dan mudah
sehingga paling sering digunakan dalam praktik. Dalam metode ini diasumsikan
kegunaan suatu aktiva tetap akan mengalami penurunan secara linnier (konstan)
untuk setiap periode selama masa manfaatnya. Merata sepanjang periode asset
masih berfungsi.

Persamaan Biaya Penyusutan per periode :

C -S W
Rk  Rk 
n n
Persamaan Akumulasi Penyusutan & Nilai Buku :

Dk  k x R k Bk  C - k x R k 
Contoh :
Pada tanggal 1 Januari 2006 PT Sukamakmur membeli sebuah
mesin seharga Rp 40.000.000 untuk memperlancar produksi.
Umur ekonomis dari mesin tersebut diperkirakan 5 tahun dan
nilai sisanya Rp 4.000.000. hitunglah biaya penyusutan per
tahun apabila digunakan metode garis lurus dan buat tabel
penyusutan.

C = Rp 40.000.000
S = Rp 4.000.000
W = Rp 36.000.000
n = 5 tahun

W Rp 36.000.000
Rk  Rk 
n 5
R k  Rp 7.200.000
Th Dasar Penyusutan Akm. Nilai buku
Penyusutan penyusutan
Rp 40.000.000

1 Rp 36.000.000 Rp 7.200.000 Rp 7.200.000 Rp 32.800.000

2 Rp 36.000.000 Rp 7.200.000 Rp 14.400.000 Rp 25.600.000

3 Rp 36.000.000 Rp 7.200.000 Rp 21.600.000 Rp 18.400.000

4 Rp 36.000.000 Rp 7.200.000 Rp 28.800.000 Rp 11.200.000

5 Rp 36.000.000 Rp 7.200.000 Rp 36.000.000 Rp 4.000.000


METODE SALDO MENURUN
Metode saldo menurun atau dipercepat akan menghasilkan biaya
penyusutan yang tidak sama untuk setiap periode tetapi menurundari satu
periode ke periode berikutnya

Jika metode saldo menurun digunakan, kita memerlukan tarif penyusutan (d)
yang dapat diperoleh jika diberikan variabel C, S, dan n yaitu :

Bk  1 - d  x C D k  C - 1 - d  x C
k k

S
d 1- n
C R k  d x Bk-1
Biaya penyusutan dengan metode ini semakin lama akan semakin kecil
nilainya. Pada awal tahun pertama, nilai buku suatu aktiva tetap sama
dengan harga perolehannya, dan pada akhir tahun pertama besarnya
biaya penyusutan didapat dari mengalikan tarif penyusutan dengan harga
perolehan. Sedangkan pada akhir tahun kedua, besarnya biaya
penyusutan didapat dari mengalikan tarif penyusutan dengan nilai buku
aktiva tahun pertama.
Contoh :
Sebuah mobil dengan harga perolehan Rp 300.000.000 disusutkan
dengan menggunakan metode saldo menurun dengan tarif penyusutan
30%. Buatlah tabel penyusutan untuk 3 tahun pertama, kemudian hitung
nilai buku pada akhir tahun ke-4 dan biaya penyusutan tahun ke-5

C = Rp 300.000.000
d = 30% = 0,3

Tabel penyusutan dengan metode saldo menurun

Th Penyusutan Akm. penyusutan Nilai buku

Rp 300.000.000

1 Rp 90.000.000 Rp 90.000.000 Rp 210..00.000

2 Rp 63.000.000 Rp 153.000.000 Rp 147.000.000

3 Rp 44.100.000 Rp 197.100.000 Rp 102.900.000


Nilai buku pada akhir tahun ke-4 :

Bk  1 - d  x C
k

B4  1 - 0,3 x Rp 300.000.000
4

B4  Rp 72.030.000
Biaya penyusutan untuk tahun ke-5 :

R k  d x Bk-1
R 5  d x B5-1

R 5  0,3 x B4
R 5  0,3 x Rp 72.030.000
R 5  Rp 21.609.000
METODE SALDO MENURUN GANDA (DDB)

Salah satu variasi metode saldo menurun yang masih digunakan adalah
metode saldo menurun ganda yaitu saldo menurun yang menggunakan
tarif penyusutan dua kali tarif penyusutan garis lurus untuk masa
manfaat yang sama.
Maksudnya, jika masa manfaat suatu aktiva tetap adalah 5 tahun
sehingga tarif penyusutan garis lurusnya 20% maka tarif penyusutan
saldo menurun ganda adalah 40%

Contoh :
Sebuah peralatan dengan harga perolehan Rp 410.000.000 disusutkan
selama 5 tahun. Nilai sisa peralatan setelah akhir masa manfaat
diperkirakan adalah Rp 10.000.000. Buatlah tabel penyusutan lengkap
jika digunakan metode penyusutan saldo menurun ganda.
Tarif penyusutan = 2 X 1/5 X 100% = 40%

Th Penyusutan Akm. penyusutan Nilai buku


Rp 410.000.000
1 Rp 164.000.000 Rp 164.000.000 Rp 246..00.000
2 Rp 98.400.000 Rp 262.400.000 Rp 147.600.000
3 Rp 59.040.000 Rp 321.440.000 Rp 88.560.000
4 Rp 35.424.000 Rp 356.864.000 Rp 53.136.000
3 Rp 43.136.000* Rp 400.000.000 Rp 10.000.000

* Pembulatan untuk mendapatkan nilai sisa Rp 10.000.000


Untuk menghitung biaya penyusutan dengan metode ini, tarif penyusutan
dikalikan dengan nilai buku sedangkan nilai sisa diabaikan; untuk tahun
pertama, tarif penyusutan dikalikan dengan nilai perolehan, untuk
penyusutan tahun terakhir, pembulatan nilai penyusutan harus dilakukan
untuk memastikan kita mendapatkan nilai sisa sesuai dengan yang
sudah ditetapkan.
METODE JUMLAH ANGKA TAHUN
Metode ini akan menghasilkan pola penyusutan yang sama dengan metode saldo
menurun atau menurun ganda dalam arti biaya penyusutan akan semakin kecil dari
tahun ke tahun. Perbedaannya adalah metode ini menggunakan dasar penyusutan
dan tidak menggunakan nilai buku seperti pada metode saldo menurun.
Penetapan tarif penyusutan dalam metode ini adalah merupakan bilangan pecahan
yang semakin lama semakin kecil. Pembilang (numerator) pada angka pecahan ini
merupakan angka tahun yang ada selama masa manfaat aktiva tetap. Sedangkan
untuk penyebut (denominator) adalah jumlah angka tahun yang ada.
Misalnya, sebuah mesin memiliki masa manfaat 5 tahun, maka pembilang untuk
tahun pertama adalah angka tahun terakhir (dalam contoh ini adalah 5). Pembilang
untuk tahun ke dua adalah angka ke dua sebelum tahun terakhir yaitu 4. hal ini
berlaku seterusnya hingga pembilang tahun ke lima adalah angka tahun pertama,
yaitu 1.
Sedangkan untuk bilangan penyebutnya adalah jumlah seluruh masa manfaat,
dalam contoh ini adalah 1 + 2 + 3 + 4 + 5 = 15. apabila n adalah masa manfaat dan
S adalah denominator, maka S = 1 + 2 + 3 + ….. + n. Apabila umur ekonomis
sangat besar, kita dapat menggunakan persamaan S = (n/2)(1 + n)
Untuk mencari besar biaya penyusutan pada tahun k (Rk) dengan
metode jumlah angka tahun dapat digunakan persamaan:

n - k 1
Rk  C - S
S

Contoh :
Pada tanggal 2 Januari 2002 PT Milenium membeli sebuah peralatan
komputer seharga Rp 5.000.000 yang memiliki masa manfaat 5 tahun
dengan nilai sisa Rp 500.000. Apabila perusahaan memakai metode
jumlah angka tahun untuk menghitung biaya penyusutan, hitunglah biaya
penyusutan setiap tahunnya dan tampilkan dalam tabel

C = Rp 5.000.000
S = Rp 500.000
W = C – S = Rp 4.500.000
n = 5 tahun
a. Biaya penyusutan tahun pertama

R1 
5
Rp 4.500.000
15
= Rp 1.500.000

b. Biaya penyusutan tahun kedua

R2 
4
Rp 4.500.000
15
= Rp 1.200.000

c. Biaya penyusutan tahun ketiga

R3 
3
Rp 4.500.000
15
= Rp 900.000
Tabel penyusutan dengan metode jumlah angka tahun

Th Dasar Penyusutan Akm. Nilai buku


Penyusutan penyusutan
Rp 5.000.000

1 Rp 4.500.000 Rp 1.500.000 Rp 1.500.000 Rp 3.500.000

2 Rp 4.500.000 Rp 1.200.000 Rp 2.700.000 Rp 2.300.000

3 Rp 4.500.000 Rp 900.000 Rp 3.600.000 Rp 1.400.000

4 Rp 4.500.000 Rp 600.000 Rp 4.200.000 Rp 800.000

5 Rp 4.500.000 Rp 300.000 Rp 4.500.000 Rp 500.000


METODE UNIT PRODUKSI
Dalam metode unit produksi estimasi masa manfaat aktiva tetap
dinyatakan dengan satuan unit produksi. Unit produksi tersebut
dapat dinyatakan dalam bentuk jam pemakaian, kilometer
pemakaian, jumlah output, dan lainnya.

Persamaan untuk menghitung penyusutan dengan metode unit


produksi adalah :

(C - S) R k  Tarif x (C - S)
Tarif 
n
Contoh :
Sebuah mesin seharga Rp 15.000.000 diestimasikan memiliki masa
manfaat selama 5 tahun dan nilai sisa Rp 2.500.000. mesin tersebut
diperkirakan mampu bekerja selama 20.000 jam. Jika diasumsikan
unit produksi aktual dari mesin tersebut selama 5 tahun adalah 5.000
jam, 4.500 jam, 3.900 jam, 3.500 jam, 3.100 jam dan perusahaan
memakai metode unit produksi dalam menghitung biaya penyusutan
per tahun adalah :

a. Dasar penyusutan
b. Tarif penyusutan per jam
c. Biaya penyusutan per tahun dan tabelnya

C = Rp 15.000.000
S = Rp 2.500.000
n = 20.000 jam
a. Dasar penyusutan :
W =C–S
= Rp 15.000.000 – Rp 2.500.000
= Rp 12.500.000

b. Tarif penyusutan per jam

Tarif = W
n
= Rp 12.500.000
20.000 jam
= Rp 625 per jam
c. Biaya penyusutan per tahun dan tabelnya

Th Produksi Penyusutan Akm. Nilai buku


(jam) penyusutan
Rp 15.000.000

1 5.000 Rp 3.125.000 Rp 3.125.000 Rp 11.875.000

2 4.500 Rp 2.812.500 Rp 5.937.500 Rp 9.062.000

3 3.900 Rp 2.437.500 Rp 8.375.000 Rp 6.625.000

4 3.500 Rp 2.187.500 Rp 10.562.500 Rp 4.437.000

5 3.100 Rp 1.937.500 Rp 12.500.000 Rp 2.500.000

Anda mungkin juga menyukai