Anda di halaman 1dari 29

CARA MENDIAGNOSIS

STROKE HEMORAGIK
ANAMNESA
◦ Pada anamnesa akan ditemukan kelumpuhan
anggota gerak, mulut mengot atau bicara pelo yang
terjadi secara tiba-tiba pada saat sedang beraktivitas.
Selain itu, pada anamnesa juga perlu ditanyakan
penyakit-penyakit terdahulu seperti diabetes mellitus
atau kelainan jantung. Obat-obatan yang dikonsumsi,
riwayat penyakit dalam keluarga juga perlu ditanyakan
pada anamnesa.
Tabel 1. Perbedaan stroke hemoragik
dan stroke infark berdasarkan anamnesis
PEMERIKSAAN KLINIS
NEUROLOGIS
Tabel 2. Perbedaan Stroke Hemoragik
dan Stroke Infark berdasarkan tanda-
tandanya.
PEMERIKSAAN FISIK
◦ Pada pasien stroke perlu dilakukan pemeriksaan fisik
neurologi seperti tingkat kesadaran, ketangkasan
gerakan, refleks patologis.
Pemeriksaan tingkat kesadaran dengan Glasgow Coma
Scale (GCS) yaitu sebagai berikut :
Respon Skor
a. Membuka mata

1) Membuka spontan 4

2) Membuka dengan perintah 3

3) Membuka mata karena rangsang nyeri 2

4) Tidak mampu membuka mata 1

b.Kemampuan bicara

1) Orientasi dan pengertian baik 5

2) Pembicaraan yang kacau 4

3) Pembicaraan tidak pantas dan kasar 3

4) Dapat bersuara, merintih 2

5) Tidak ada suara 1


c. Tanggapan motorik

1) Menanggapi perintah 6

2) Reaksi gerakan lokal terhadap rangsang 5

3) Reaksi menghindar terhadap rangsang nyeri 4

4) Tanggapan fleksi abnormal 3

5) Tanggapan ekstensi abnormal 2

6) Tidak ada gerakan 1

◦ Derajat kesadaran :
◦ Kompos mentis = GCS 15-14
◦ Somnolen = GCS 13-8
◦ Sopor = GCS 7-4
◦ Koma = GCS 3
◦ Gangguan ringan ketangkasan gerakan jari-jari tangan dan kaki
dapat dinilai melalui tes yang dilakukan dengan cara menyuruh
penderita membuka dan menutup kancing bajunya. Kemudian
melepas dan memakai sandalnya.
◦ Refleks patologis dapat dijumpai pada sisi yang hemiparetik.
Refleks patologis yang dapat dilakukan pada tangan ialah
refleks Hoffmann–Tromner. Sedangkan refleks patologis yang
dapat dibangkitkan di kaki ialah refleks Babinsky, Chaddock,
Oppenheim, Gordon, Schaefer.
ALGORITMA DAN
PENILAIAN DENGAN SKOR
STROKE
Penetapan Jenis Stroke berdasarkan Algoritma
Stroke Gadjah Mada
Penetapan jenis stroke berdasarkan Djoenaedi stroke
score
◦ Bila skor > 20 termasuk stroke hemoragik, skor < 20
termasuk stroke non-hemoragik.
Penetapan jenis stroke berdasarkan Siriraj stroke score

Catatan : 1. SSS> 1 = Stroke hemoragik


2. SSS < -1 = Stroke non hemoragik
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. CT Scan
Intracranial Hemorrhage

Pada intracranial hemorrhage, pada fase akut (<24 jam),


gambaran radiologi akan terlihat hyperdense, sedangkan jika
fase subakut (24 jam – 5 hari) akan terlihat isodense, sedangkan
pada fase kronik (> 5hari) akan terlihat gambaran hypodense.
Perdarahan terjadi di intracerebral sehingga gambaran CSF akan
terlihat jernih.
Subarachnoid Hemorrhage

Pada subarachonid hemorrhage, gambaran radiologi akan


memperlihatkan ruangan yang diisi dengan CSF menjadi
isodens.
2. Pemeriksaan MRI

Pemeriksaan ini sangat baik untuk menentukan adanya lesi di batang otak
(sangat sensitif). Secara umum juga lebih sensitif dibandingkan CT scan, terutama untuk
mendeteksi pendarahan posterior.

3. Pemeriksaan Angiografi

Pemeriksaan ini digunakan untuk menentukan apakah lokasi pada sistem karotis
atau vertebrobasiler, menentukan ada tidaknya penyempitan, oklusi atau aneurisma
pada pembuluh darah.
4. Pemeriksaan USG
Pemeriksaan ini untuk menilai pembuluh darah intra dan ekstra kranial, menentukan ada
tidaknya stenosis arteri karotis.
5. Pemeriksaan Pungsi Lumbal
Pemeriksaan ini digunakan apabila tidak ada CT scan atau MRI. Pada stroke perdarahan
intraserebral didapatkan gambaran LCS seperti cucian daging atau berwarna kekuningan. Pada
perdarahan subaraknoid didapatkan LCS yang gross hemorragik. Pada stroke infark tidak didapatkan
perdarahan (jernih).
6. Pemeriksaan Tes Darah
Tes darah seperti sedimentation rate dan C-reactive protein yang dilakukan untuk mencari
tanda peradangan yang dapat memberi petunjuk adanya arteri yang mengalami peradangan. Protein
darah tertentu yang dapat meningkatkan peluang terjadinya stroke karena pengentalan darah juga
diukur. Tes ini dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab stroke yang dapat diterapi atau untuk
membantu mencegah perlukaan lebih lanjut. Tes darah screening mencari infeksi potensial, anemia,
fungsi ginjal dan abnormalitas elektrolit mungkin juga perlu dipertimbangkan.
Perbedaan jenis stroke dengan
menggunakan alat bantu.
Gambaran CT-Scan Stroke Infark
dan Stroke Hemoragik
Referensi
◦ Priguna, Sidharta. 2012. Neurologi Klinis dalam Praktek Umum. Dian Rakyat: Jakarta
◦ Kelompok Studi Stroke Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia.Guideline Stroke
2007. Edisi Revisi. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia: Jakarta, 2007.
◦ Morgenstern, Lewis B., Hemphill J.C., et al. 2010.Guidelines for the Management of
Spontaneous Intracerebral Hemorrhage: A Guideline for Healthcare Professionals From
the American Heart Association / American Stroke Association. Journal of the
American Heart Association. (http://stroke.ahajournals.org/content/41/9/2108. Diakses
Mei 15, 2019).

Anda mungkin juga menyukai