Hasil Penelitian
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Kedokteran
Disusun Oleh:
Qoidil Qoimil Chaecar
110 2014 0048
Pembimbing:
dr. Hj. Dahlia, MARS, DPDK
dr. Abdul Mubdi A.
Penguji :
dr. Aryanti R Bamahry, M.Kes., Sp.GK
dr. Sri Wahyu, M.Kes
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2017
BAB I
Pendahuluan
LATAR BELAKANG
Bagaimanakah pengaruh
pemberian kacang merah
(Phaseolus vulgaris L.) dapat
menurunkan kadar glukosa
darah pada Mencit
(mus musculus) ?
TUJUAN PENELITIAN
Epidemiologi
Negara berkembang seperti Indonesia menempati urutan ke 4
jumlah penderita diabetes melitus di dunia setelah India, Cina dan
Amerika Serikat.Pada tahun 2013, proporsi penduduk Indonesia yang
berusia ≥15 tahun dengan diabetes melitus adalah 6,9 persen.
Prevalensi diabetes yang terdiagnosis dokter tertinggi terdapat di DI
Yogyakarta (2,6%), DKI Jakarta (2,5%), Sulawesi Utara (2,4%), dan
Kalimantan Timur (2,3%). Prevalensi diabetes yang terdiagnosis
dokter atau berdasarkan gejala, tertinggi terdapat di Sulawesi Tengah
(3,7%), Sulawesi Utara (3,6%), Sulawesi Selatan (3,4%) dan Nusa
Tenggara Timur (3,3%Di Indonesia sendiri, berdasarkan hasil
Riskesdas (2007) dari 24417 responden berusia > 15 tahun , 10,2%
mengalami toleransi glukosa tergangggu (kadar glukosa 140-200
mg/dl setelah puasa selama 4 jam diberikan beban glukosa sebanyak
75 gram).9
HIPERGLIKEMIA
Klasifikasi
Klasifikasi terbaru tahun 2013 oleh American Diabetes Association lebih
menekankan penggolongan berdasarkan penyebab dan proses
penyakit. Ada 4 jenis diabetes melitus berdasarkan klasifikasi terbaru,
yaitu : 10
1. Diabetes melitus tipe 1: IDDM (Insulin Dependent Diabetes melitus)
Ditandai oleh penghancuran sel-sel beta pancreas, kombinasi faktor
genetik imunologi dan mungkin pula lingkungan (virus)
diperkirakan turut menimbulkan distraksi sel beta
2. Diabetes melitus tipe 2: NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes
melitus) disebabkan oleh resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin
3. Diabetes tipe spesifik lain Misalnya: gangguan genetik pada fungsi
sel beta, gangguan genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas
dan yang dipicu oleh obat atau bahan kimia
4. Gestasional Diabetes mellitus
HIPERGLIKEMIA
Faktor Risiko
Resiko – resiko bagi seseorang yang kemungkinan menderita diabetes melitus
bila ditemukan kondisi-kondisi berikut ini :11
1. Riwayat kedua orangtua yang mengidap diabetes mellitus
2. Riwayat salah satu orang tua atau saudara kandung terkena penyakit
diabetes mellitus
3. Riwayat salah satu anggota keluarga (nenek, kakek, paman, bibi, sepupu)
mengidap penyakit diabetes mellitus
4. Seorang yang gemuk / obesitas (> 20 % BB ideal) atau indeks masa tubuh
(IMT) > 27 kg/m2
5. Umur diatas 40 tahun dengan faktor yang disebutkan diatas
6. Seseorang dengan tekanan darah tinggi (> 140/90 mmHg)
7. Seseorang dengan kelainan profil lipid darah (dislipidema) yaitu kolesterol
HDL < 35 mg/dl, dan / atau trigliserida > 250 mg/dl
8. Seseorang yang sebelumnya dinyatakan sebagai toleransi glukosa
terganggu (TGT) atau gula darah puasa (terganggu) (GDPT)
9. Wanita yang sebelumnya mengalami diabetes kehamilan
10. Wanita yang melahirkan bayi > 4.000 gr
11. Semua wanita hamil 24 – 28 minggu
HIPERGLIKEMIA
HIPERGLIKEMIA
Manifestasi Klinis
A. Gejala dan tanda awal
Penurunan berat badan (BB) dan rasa lemah
Banyak kencing (poliuria)
Banyak minum (polidipsia)
Banyak makan (polifagia)
B. Gejala Kronis
Gangguan penglihatan
Gangguan saraf tepi / kesemutan
Keputihan pada wanita
Gatal-gatal / bisul
Rasa tebal di kulit kaki
HIPERGLIKEMIA
Komplikasi
Komplikasi akut : Diabetes Ketoasidosis, Koma
Hiperosmolar Non Ketotik, Hipoglikemia
Komplikasi kronis :
A. Mikrovaskular :
Penyakit ginjal, Penyakit mata, Neuropati
B. Makrovaskular :
Penyakit jantung koroner, Pembuluh darah kaki
(Gangren), Sumbatan pembuluh darah ke otak
HIPERGLIKEMIA
Penatalaksanaan
A. Edukasi
B. Terapi diet :
- Memberikan semua unsur makanan esensial (misal :
vitamin dan mineral)
- Mencapai dan mempertahankan berat badan yang sesuai
- Memenuhi kebutuhan energi
- Mencegah fluktuasi kadar glukosa darah setiap harinya
- Menurunkan porsi makan pada penderita diabetes melitus
C. Latihan Jasmani
D. Intervensi Farmakologis : Obat–obatan golongan
sulfonilurea, Biguanid, Insulin
KACANG MERAH (Phaseolus vulgaris L.)
Morfologi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Rosales
Famili : Leguminoseae
Sub Famili : Papilionoideae
Genus : Phaseolus
Spesies : Phaseolus vulgaris L.
KACANG MERAH (Phaseolus vulgaris L.)
Hipotesis nol (H 0) :
- Tidak Terdapat penurunan kadar gula darah pada
mencit setelah diberikan kacang merah
Hipotesis alternatif (Ha) :
- Pemberian Kacang merah pada mencit efektif
terhadap penurunan kadar gula darah
BAB III
Metodologi
Penelitian
DESAIN PENELITIAN
POPULASI PENELITIAN
Hewan uji yang dipakai adalah 32 ekor mencit (Mus musculus) dengan
berat badan ± 20-40 gr usia ± 2-3 bulan. Hewan uji berasal dari
Laboratorium Farmasi Universitas Muslim Indonesia yang dipelihara
dan dikembang biakkan.
VARIABEL PENELITIAN
Variabel Independen :
Variabel ini berupa jus kacang merah (Phaseolus Vulgaris L.).
Variabel Dependen :
Variabel ini berupa kadar glukosa darah mencit sebelum dan setelah
pemberian jus kacang merah.
TEKNIK SAMPEL
Sampel penelitian adalah 32 ekor mencit (Mus musculus) dengan berat badan ± 20 - 40
gr usia ± 2-3 bulan. Hewan uji berasal dari Laboratorium Farmasi Universitas Muslim
Indonesia yang dipelihara dan dikembang biakkan.
Kriteria Inklusi
1. Mencit jantan dengan berat 20-40 gram yang dipelihara di laboratorium
2. Mencit jantan umur 2-3 bulan
3. Mencit dengan kadar gula darah puasa <126mg/dl sebelum induksi aloksan dan >126
mg/dl setelah induksi aloksan
4. Mencit Bebas penyakit
Kriteria Eksklusi
1. Mencit yang mati
2. Mencit yang mengalami penurunan berat badan
3. Mencit dengan kadar gula darah normal
4. Mencit mengalami Inflamasi
5. Mencit sakit
JUMLAH SAMPEL
Dosis Aloksan:
32 ekor mencit dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok I dan II (Masing – masing
Hari ke-1 kelompok berjumlah 16 ekor mencit). Kemudian setiap kelompok diadaptasikan dan
diberi minum serta pakan standar.
Alat :
Kandang mencit, Sonde lambung, Timbangan, Strip
+ Glukometer Easy Touch, Spoit, Handschoen,
Blender + Tapis Teh, Nipple Drinker, Silet, Gelas
Beker 250 ml, Botol, Silet, Sekam, Tempat Seukuran
tubuh mencit.
Bahan :
Mencit jantan dengan usia 2 bulan BB 30 gr (32
ekor), Kacang Merah, Aquadest, Larutan glukosa 20
%, Alkohol 96 %, Pakan Mencit Standar, Air Minum,
Aloksan.
PENGUMPULAN DATA
Tiap mencit yang telah ditimbang berat badannya dan dipastikan kadar glukosa darahnya
normal diberikan pakan standar dan diberikan air minum berupa larutan glukosa 20% sebanyak
50 ml untuk menginduksi kondisi hiperglikemia selama satu minggu. Untuk memberikan efek
destruksi sel β pankreas yang lebih efektif agar mencit mengalami Hiperglikemia yang lebih
cepat maka mencit di induksikan dengan Aloksan 33,6 mg/ml grBB mencit. Kadar glukosa darah
kembali diukur satu minggu paska penginduksian glukosa dan Aloksan untuk memastikan
mencit sudah dalam keadaan hiperglikemia. Sebelum diukur kadar glukosa darah, mencit
dipuasakan selama enam jam .Mencit dengan hiperglikemia dibagi menjadi dua kelompok
secara acak sederhana lalu dikandangkan per kelompok .Masing-masing kelompok terdiri dari 16
mencit. Kemudian dari tiap kelompok diberikan perlakuan sebagai berikut:
a. Kelompok I : Diberikan pakan dan minum standar serta plasebo (larutan garam fisiologis 0,9%
sebanyak 0,5 ml/mencit/hari) secara sonde lambung satu kali sehari selama 2 minggu.
b. Kelompok II : Diberikan pakan dan minum standar serta diberikan jus kacang merah (sebanyak
0,26 ml/mencit/hari) secara sonde lambung dengan pemberian dua kali sehari yaitu pada pagi
dan sore hari selama 2 minggu.
Pengolahan data dengan statistik, data yang diperoleh adalah berupa kadar
glukosa darah mencit yang diperiksa .Normalitas data diuji dengan uji Saphiro-
Wilks. Analisis data dilakukan dengan menggunakan SPSS 24.00 for windows
.True confidences uji ini adalah 95%, sehingga jika p < 0,05 maka dapat
disimpulkan terdapat perbedaan bermakna.
ETIKA PENELITIAN
Menggunakan
Laboratorium
Farmakologi
LOKASI PENELITIAN
Tabel 5.1 Kadar Glukosa Darah Mencit Kelompok Kontrol Sebelum Pemberian Aloksan
Tabel 5.2 Kadar Glukosa Darah Mencit Kelompok Perlakuan Sebelum Pemberian Aloksan
Tabel 5.3 Kadar Glukosa Darah Mencit Kelompok Kontrol Setelah Pemberian Aloksan
No Sampel Kadar Glukosa Darah (mg/dL) Keterangan Nilai Normal (mg/dL)
1 198 mg/dl Hiperglikemia 50-126 mg/dL
2 133 mg/dl Hiperglikemia 50-126 mg/dL
3 162 mg/dl Hiperglikemia 50-126 mg/dL
4 152 mg/dl Hiperglikemia 50-126 mg/dL
5 184 mg/dl Hiperglikemia 50-126 mg/dL
6 400 mg/dl Hiperglikemia 50-126 mg/dL
7 128 mg/dl Hiperglikemia 50-126 mg/dL
8 127 mg/dl Hiperglikemia 50-126 mg/dL
9 142 mg/dl Hiperglikemia 50-126 mg/dL
10 254 mg/dl Hiperglikemia 50-126 mg/dL
11 171 mg/dl Hiperglikemia 50-126 mg/dL
12 128 mg/dl Hiperglikemia 50-126 mg/dL
13 131 mg/dl Hiperglikemia 50-126 mg/dL
14 238 mg/dl Hiperglikemia 50-126 mg/dL
15 174 mg/dl Hiperglikemia 50-126 mg/dL
16 177 mg/dl Hiperglikemia 50-126 mg/dL
Sumber: Data Primer Agustus-Oktober 2017
KARAKTERISTIK SUBJEK PENELITIAN
Tabel 5.4 Kadar Glukosa Darah Mencit Kelompok Perlakuan Setelah Pemberian Aloksan
Tabel. 5.5 Kadar Glukosa Darah Mencit Kelompok Kontrol Setelah Pemberian Plasebo
Hari ke-24 setelah Pemberian Plasebo
No Sampel Hari ke-10 setelah Pemberian Aloksan
tanpa pemberian Jus Kacang Merah
1 198 mg/dl 89 mg/dl
2 133 mg/dl 156 mg/dl
3 162 mg/dl 120 mg/dl
4 152 mg/dl 172 mg/dl
5 184 mg/dl 133 mg/dl
6 400 mg/dl 117 mg/dl
7 128 mg/dl 131 mg/dl
8 127 mg/dl 192 mg/dl
9 142 mg/dl 183 mg/dl
10 254 mg/dl 222 mg/dl
11 171 mg/dl 128 mg/dl
12 128 mg/dl 132 mg/dl
13 131 mg/dl 123 mg/dl
14 238 mg/dl 184 mg/dl
15 174 mg/dl 145 mg/dl
16 177 mg/dl 105 mg/dl
Rerata 181,1 mg/dl 145,75 mg/dl
∆ Rerata ↓35.35 mg/dl
Sumber: Data Primer Agustus-Oktober 2017
DATA KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT
Tabel. 5.6 Kadar Glukosa Darah Mencit Kelompok Perlakuan Setelah Pemberian Jus Kacang Merah
160
145.75
140
120
104.5
100
80
60
40
20
0 Kontrol Perlakuan
Hari Ke-10 181.1 182.68
Hari Ke-24 145.75 104.5
UJI NORMALITAS DATA
Pada Tabel 5.7 dapat dilihat bahwa ada beberapa nilai Sig. dari data
yang telah dimasukkan lebih dari nilai signifikan (p>0,05) dan ada yang
kurang dari nilai signifikan (p<0,05). Syarat untuk data dikatakan
berdistribusi normal adalah p>0,05. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa
data tersebut tidak berdistribusi normal
PERBANDINGAN ANTAR KELOMPOK
Berdasarkan data pada Tabel 5.8 hasil uji Friedman tingkat kepercayaan
95 % yang dilakukan di program SPSS 24 didapatkan selisih kadar glukosa
darah dari tiga kelompok berbeda secara signifikan. Perbedaan yang
signifikan ini bermakna adanya potensi Jus Kacang Merah (Phaseolus
vulgaris L.) dalam menurunkan kadar glukosa darah pada mencit. Sehingga
dikatakan perbedaan dari kadar glukosa pada hari pertama, kesepuluh dan
ke dua puluh empat bermakna baik pada kelompok kontrol maupun
perlakuan.
PERBANDINGAN ANTAR KELOMPOK
Berdasarkan data pada Tabel 5.9 hasil uji Wilcoxon yang dilakukan di
program SPSS 24 didapatkan selisih kadar glukosa darah mencit pada
kelompok perlakuan dengan nilai signifikansi 0,000 menunjukkan bahwa
pada kelompok perlakuan terjadi penurunan kadar glukosa darah yang
bermakna (p<0,05). Hal ini berarti kadar glukosa darah kelompok perlakuan
berbeda dengan kelompok kontrol. Perbedaan yang signifikan ini bermakna
adanya potensi jus kacang merah dalam menurunkan kadar glukosa darah
pada mencit.
PERBANDINGAN ANTAR KELOMPOK
Dari tabel diatas, hasil Uji Mann Whitney yang dilakukan pada
program SPSS 24 for Windows pada Tabel 6. menunjukkan nilai rata-
rata kadar glukosa darah darah mencit kelompok yang diberikan jus
kacang merah lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Hal ini
menandakan kadar glukosa darah kelompok kontrol dan perlakuan
berbeda karena (p<0,05).
PEMBAHASAN
Data yang tersedia pada Tabel 5.5 menunjukkan bahwa tikus yang
diberikan Na CMC pada hari ke-24 terjadi penurunan kadar glukosa, dengan
rata-rata 35,35 mg/dl. Penurunan kadar glukosa darah ini diduga sebagai
akibat penghentian induksi aloksan sehingga tidak ada masukan yang
berubah. Hal ini menunjukkan bahwa hanya dengan penghentian induksi
aloksan tidak dapat menurunkan kadar glukosa darah secara efektif, selain itu
pemberian Na CMC pada mencit kelompok kontrol tampaknya hanya sedikit
memberikan efek penurunan glukosa darah dibandingkan mencit pada
kelompok perlakuan dengan pemberian jus kacang merah.
Data pada Tabel 5.6 memperlihatkan mencit pada kelompok perlakuan,
yakni diberikan jus kacang merah pada hari ke-24 tampaknya terjadi
penurunan kadar glukosa darah yang cukup bermakna dengan rata-rata 78,18
mg/dl. Penurunan ini terjadi karena salah satu senyawa aktif yang
terkandung dalam jus kacang merah. Kecenderungan penurunan daya
absorbsi glukosa kemungkinan karena kacang merah mengandung serat yang
tinggi sehingga menghambat absorbsi glukosa kedalam usus halus. Jus
kacang merah pada penelitian ini mempunyai viskositas tertinggi dan sifat
viskus dari serat tersebut dapat menghambat absorbsi glukosa ke dalam usus
halus.
PEMBAHASAN
Dalam keadaan normal, kadar gula dalam darah saat berpuasa berkisar
antara 80 mg%-120 mg%, sedangkan satu jam sesudah makan akan mencapai
170 mg%, dan dua jam sesudah makan akan turun hingga mencapai 140
mg%. Di dalam darah kita didapati zat gula. Gula ini gunanya untuk dibakar
agar mendapatkan kalori atau energi. Sebagian gula yang ada dalam darah
adalah hasil penyerapan dari usus dan sebagian lagi dari hasil pemecahan
simpanan energi dalam jaringan. Gula yang ada di usus bisa berasal dari gula
yang kita makan atau bisa juga hasil pemecahan zat tepung yang kita makan
dari nasi, ubi, jagung, kentang, roti, dan lain-lain.
Pada Tabel 6. dengan uji Mann Whitney, dapat dilihat bahwa
perbandingan kedua sampel setelah masing-masing perlakuan menunjukkan
penurunan kadar glukosa darah mencit kelompok jus kacang merah lebih
rendah daripada penurunan kadar glukosa darah pada kelompok kontrol
(p=0,029). Perbedaan ini semakin membenarkan potensi jus kacang merah
dalam menurunkan kadar glukosa darah
PEMBAHASAN
Hal ini sesuai dengan penelitian Dewi Nurul Cahyani dan Fitri Lestari
(2015) mengenai penggunaan Kombinasi Jus Kacang Panjang dan Jus Tomat
sebagai Antihiperglikemia dalam menurunkan kadar glukosa darah sehingga
merupakan usaha dalam mencegah komplikasi yang diakibatkan oleh
peningkatan kadar glukosa darah itu sendiri.
BATASAN PENELITIAN