Anda di halaman 1dari 25

PARTISIPASI DAN PENDIDIKAN POLITIK

BAGI PELAJAR DALAM PEMILU 2019 YANG


DEMOKRASTIS DAN BERMARTABAT

PEMERINTAH KOTA GUNUNGSITOLI


DINAS PENDIDIKAN KOTA GUNUNGSITOLI
TAHUN 2018
1
SOSIALISASI DAN PEMBINAAN POLTIK BAGI MASYARAKAT 1
DAN PELAJAR DI KOTA GUNUNGSITOLI
PEMILU & PARTISIPASI
Pemilu merupakan salah satu perwujudan
pelaksanaan demokrasi yang pada
prinsipnya diselenggarakan sebagai
sarana kedaulatan rakyat, sarana
partisipasi masyarakat,
memilih pemimpin
politik dan sarana
sirkulasi elit

SOSIALISASI DAN PEMBINAAN POLTIK BAGI MASYARAKAT


2
DAN PELAJAR DI KOTA GUNUNGSITOLI
2
Partisipasi dan Pendidikan Politik

 Lazimnya partisipasi diartikan sebagai keterlibatan dan


keikutsertaan dalam suatu kegiatan tertentu.

 Dalam konteks politik, partisipasi politik diartikan sebagai


kegiatan warga negara untuk turut serta atau mengambil
bagian dalam kegiatan-kegiatan atau proses-proses politik.

 Pandangan Huntington tentang pengertian partisipasi politik


yakni kegiatan warga negara preman (private citizen) yang
bertujuan mempengaruhi pengambilan keputusan oleh
pemerintah. Selanjutnya dijelaskan bahwa yang dimaksud
dengan warga negara preman di sini adalah sebagai
perorangan-perorangan sebagai warga negara yang
mempunyai peranan-peranan tertentu.
Bagaimana memperluas partisipasi
Myron Weiner, seperti dijelaskan oleh
Mas’oed dan MacAndrew (2000) yaitu
a. proses modernisasi;
b. perubahan-perubahan struktur kelas sosial;
c. pengaruh kaum intelektual dan komunikasi
massa modern;
d. konflik diantara kelompok-kelompok
pemimpin politik;
e. keterlibatan pemerintah yang meluas dalam
urusan sosial.
Pendidikan Politik
 Alfian (1986) menjelaskan makna pendidikan politik
sebagai usaha sadar untuk mengubah sosialisasi
politik masyarakat sehingga mereka memahami dan
menghayati betul nilai-nilai yang terkandung dalam
suatu sistem politik yang ideal yang hendak
dibangun.
 Sudiharto Djiwandono (1983) mengemukakan
bahwa pendidikan politik merupakan suatu proses
penyampaian budaya politik bangsa, mencakup
cita-cita politik maupun norma-norma operasional
dari sistem organisasi politik yang berdasarkan nilai-
nilai Pancasila, penting bagi seluruh rakyat, bagi
seluruh warga.
Fungsi Pendidikan Politik
Pendidikan politik berfungsi untuk
memberikan isi dan arah serta
pengertian kepada proses penghayatan
nilai-nilai yang sedang berlangsung . Hal
ini berarti bahwa pendidikan politik
menekankan kepada upaya pemahaman
tentang nilai-nilai dan norma-norma yang
merupakan landasan dan motivasi
bangsa Indonesia serta dasar untuk
membina dan mengembangkan diri guna
ikut serta dalam kehidupan
pembangunan bangsa dan negara
(Endang Sumantri, 2003).
Tujuan Pendidikan Politik
 Sadar akan hak dan kewajiban serta tanggungjawab terhadap
kepentingan bangsa dan negara yang diwujudkan melalui
keteladanan.
 Memiliki ketaatan terhadap hukum dan konstitusi yang dilandasi
dengan penuh kesadaran.
 Memiliki disiplin pribadi, sosial, dan nasional.
 Memiliki visi atau pandangan ke depan serta tekad perjuangan
untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dan maju, yang
didasarkan kepada kemampuan objektif bangsa.
 Mendukung sistem kehidupan nasional yang demokratis secara
sadar.
 Aktif dan kreatif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
 Aktif menggalang persatuan dan kesatuan bangsa dengan
kesadaran akan keanekaragaman bangsa.
 Sadar akan pemeliharaan lingkungan hidup dan alam secara
selaras, serasi, dan seimbang.
 Mampu melaksanakan penilaian terhadap gagasan, nilai, serta
ancaman yang bersumber dari luar Pancasila dan UUD 1945 atas
dasar pola pikiran atau penalaran logis.
Kecerdasan Moral
(Moral Intelligence)
 Kecerdasan moral (moral intelligence)
Michelle Borba (2001:8) meliputi : empati,
kesadaran, pengendalian diri, respek,
kebaikan, toleran, dan kejujuran.
 Membangun kecerdasan moral tersebut
berlangsung secara setahap demi setahap,
artinya proses tersebut tidaklah berjalan
dengan mudah melainkan akan dihadapkan
pada banyak kendala dan tantangan.
PEMILIH PEMULA
Merupakan pemilih yang baru memasuki
usia pemilih (17 tahun) atau baru pertama
kali menggunakan hak pilihnya dalam
Pemilu.
Biasanya adalah kaum remaja atau pemuda
yang terdiri dari pelajar, mahasiswa, atau
pekerja muda.
Pada Pemilu 2004, jumlah pemilih pemula
sekitar 29 juta pemilih dan pada Pemilu
2009 sekitar 36 juta pemilih.
9

9
Karakteristik Pemilih
Pemula
~ Kritis ~ Belum memiliki
~ Mandiri pengalaman
~ Mencari jati diri memilih
~ Memiliki rasa ~ Belum memiliki
ingin tahu & jangkauan politik
mencoba hal yang luas
yang baru ~ Haus akan
~ Memiliki perubahan
antusias tinggi ~ Relatif rasional
~ Tipis kadar ~ Semangat &
pragmatisme bergejolak

10

10
Potensi Pemilih Pemula
SECARA SECARA
KUANTITAS KUALITAS

Potensi
besar

CALON
PEMIMPIN

11

11
Potensi Pemilih Pemula
Pembangunan
budaya politik demokrasi
dari awal

Perlu dilakukan agar tercipta kultur


demokrasi:
 Egaliter
 Menghargai perbedaan
 Kesetaraan

12

12
Oleh karena itu, pendidikan pemilih (voter
education) bagi pemilih pemula yang
jumlahnya lebih dari 20 % pemilih di
Indonesia menjadi sebuah keniscayaan.
)

13
Faktor-faktor yang mempengaruhi
budaya politik
1. Tingkat pendidikan WN
2. Tingkat ekonomi
3. Reformasi politik/ political will
4. Supremasi hukum
Makna pemilu dan pentingnya pemilu

5. Media komunikasi yang independen


POLITICAL CULTURE DAN
CIVIC CULTURE

Partikular-terbatas
POLITICAL COMUNITARIAN
CULTURE CULTURE
(Negara, (Keluarga, suku,
Lembaga etnis, kelompok,
Politik) daerah)

Makro - Nasional CIVIC


VIRTUE

CIVIC CULTURE
Psikososial
(Individu, Warga)
DEMOCRACY IS NOT INHERRITED,
(DEMOKRASI TIDAKLAH DIWARISKAN
DENGAN SENDIRINYA)

PENDIDIKAN
DEMOKRASI
DEMOKRASI

BUT IT IS LEARNED
(TETAPI DITANGKAP DAN DICERNA
MELALUI PROSES BELAJAR)
PENDIDIKAN NASIONAL BERTUJUAN
UNTUK BERKEMBANGNYA POTENSI PESERTA DIDIK AGAR
MENJADI MANUSIA YANG BERIMAN DAN BERTAKWA
KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA, BERAKHLAK MULIA,
SEHAT, BERILMU, CAKAP, KREATIF, MANDIRI,DAN MENJADI
WARGA NEGARA YANG DEMOKRATIS DAN BERTANGGUNG
JAWAB
 (Pasal 3 UU RI 20 tahun 2003 ttg Sisdiknas)
BAGAIMANA STRATEGI AKADEMIK DASAR

NILAI-NILAI
PANCASILA SBG
CORE VALUES
P
E
N
D
I TENTANG MELALUI PROSES
D DEMOKRASI DEMOKRATIS
I
K
A
N
UNTUK MEMBANGUN DEMOKRASI

WATAK DAN PERADABAN BANGSA YANG BERMARTABAT


BAGAIMANA PENERAPAN PENDIDIKAN DEMOKRASI
DALAM
PENDIDIKAN MASYARAKAT?

BUILDING DEMOCRACY
DOING DEMOCRACY (MEMBANGUN
KNOWING DEMOCRACY (MELAKUKAN DEMOKRASI)
DEMOKRASI)
(TAHU DEMOKRASI)

Model Pemecahan Masalah Sosial


terkait ide, nilai, konsep, prinsip,instrumentasi,
dan praksis demokrasi

WARGANEGARA
YANG CERDAS, PARTISIPATIF,
DAN BERTANGGUNG JAWAB
KOMPETENSI WARGANEGARA

MAMPU MEMBUAT
KEPUTUSAN

MELALUI PROSES
YANG DEMOKRATIS

SECARA BERNALAR &


BERTANGGUNGJAWAB
21
22
KENDALA DAN PROBLEM YANG MELINGKUPI PEMILIH PEMULA
DEWASA INI DI ANTARANYA

Pemilih pemula yang pada 17 April 2019 berumur 17 tahun


dan ingin mengikuti Pemilu belum memilik e-KTP
Pemilih pemula rawan dipolitisasi dan dijadikan komoditas
politik untuk mendongkrak popularitas dan elektabilitas
kontestan Pemilu
Pemilih pemula rawan didekati, dipersuasi, dipengaruhi,
dimobilisasi, dan sebagainya untuk bersedia mengikuti
kampanye yang dilaksanakan
Pemilih pemula masih banyak mengidap penyakit labilitas
dan emosionalitas
Pemilih pemula sering menjadi sasaran empuk politik
transaksional, atau politik uang
pemilih pemula belum berpengalaman dalam mengikuti
kegiatan Pemilu, khususnya pemberian suara di Tempat
Pemungutan Suara (TPS), dll
LANGKAH PENYELAMATAN

Semua pihak diharapkan terlibat aktif untuk mencarikan


solusi dan terobosan dengan tujuan untuk menyelamatkan
pemilih pemula agar tidak kehilangan hak pilihnya.
 untuk segera melakukan perekaman dan penerbitan e-
KTP kepada pemilih pemula yang pada 17 April 2019
genap berusia 17 atau Surat Keterangan (suket).
 Mensosialisasikannya melalui berbagai bentuk media
massa dan Alat Peraga Sosialisasi (APS Sosialisasi)
secara masif.
 Melakukan literasi politik dengan cara melakukan
pendidikan pemilih kepada pemilih pemula agar menjadi
pemilih cerdas.
Bawaslu dan partai politik harus ikut dalam
mensosialisasikan pemilu kepada pemilih pemula
MEWUJUDKAN PEMILIH MUDA CERDAS DAN
BERTANGGUNG JAWAB SANGAT DITENTUKAN
OLEH LINGKUNGANNYA :

1.Keluarga
2.Sekolah (pendidikan)
3.Kelompok pergaulan
4.Pekerjaan
5.Media massa, dan
6.kontak-kontak politik langsung

Anda mungkin juga menyukai